Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PERKONSULTANSIAN

IMPLEMENTASI MODERASI BERAGAMA DALAM PELATIHAN


DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO

DIAJUKAN SEBAGAI BAHAN UJI KOMPETENSI


PADA PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG
TINGKAT TINGGI ANGKATAN II
KEMENTERIAN AGAMA

Oleh
M. ALIMASHARIYANTO
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

NDH : 16

KEMENTERIAN AGAMA RI
BADAN LITBANG DAN DIKLAT
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA TEKNIS
PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
BEKERJASAMA DENGAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
JAKARTA
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama Peserta : M. Alimashariyanto


NDH : 16
Instansi : Balai Diklat Keagamaan Manado
Nama Mentor : H. Khaeroni, S.Sos., M.Si.
Jabatan : Kepala Balai Diklat Keagamaan Manado
Nomor HP Mentor : 081356661777
Email Mentor : khaeronibdk@gmail.com
Judul Proposal : Implementasi Moderasi Beragama dalam
Perkonsultansian Pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, bimbingan dan


limpahan rahmat-Nya sehingga penyusunan proposal perkonsultansian
”Implementasi Moderasi Beragama dalam Pelatihan di Balai Diklat
Keagamaan Manado” dapat diselesaikan.

Dengan usaha yang maksimal penulis berupaya untuk kesempurnaan


proposal ini, namun karena keterbatasan yang dimiliki sehingga dalam proses
penyusunan ini, penulis banyak mendapat masukan dan saran serta bantuan,
bimbingan, arahan dan petunjuk dari pihak yang berkompoten pada
perkonsultansian tersebut, sehingga mendapat dukungan dan dapat melengkapi
data awal.

Selanjutnya penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang


tidak dapat disebut satu persatu, yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun material dan atasnya kami hanya dapat mendoakan semoga amal
baiknya dibalas Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda.

Hanya kepada Allah jualah penulis mohon pertolongan dan petunjuk,


semoga proposal ini ada guna dan manfaatnya dan dapat ditindaklanjuti.

Manado, 31 Juli 2020


Penulis

M. Alimashariyanto

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Analisis SOAR terhadap permasalahan di Balai Diklat Keagamaan


Manado ……………………………………………………………….. 10
2. Diagram Stakeholder dengan Pengaruh dan Kepentingannya ………... 16

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jumlah Sasaran Pelatihan pada Balai Diklat Keagamaan Manado Tahun


2020 …………………………………………………………………….. 13
2. Kriteria CARL dalam pemilihan alternatif pemecahan masalah ………. 13
3. Tahapan Jangka Pendek (3 bulan) …………………………………….... 17
4. Tahapan Jangka Menengah (6 bulan) ………………………………….. 18
5. Tahapan Jangka Panjang (1,6 tahun) …………………………………... 19

v
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul …………………………………………………………………. i
Halaman Persetujuan …………………………………………………………... ii
Kata Pengantar …………………………………………………………………. iii
Daftar Gambar …………………………………………………………………. iv
Daftar Tabel ……………………………………………………………………. v
Daftar Isi ……………………………………………………………………….. vi
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………... 1
B. Tujuan dan Manfaat Penulisan ……………………………….. 3
C. Output dan Outcome ………………………………………….. 4
D. Ruang Lingkup ……………………………………………….. 5
BAB II. ANALISIS PERMASALAHAN ……………………………….... 6
A. Visi Misi Tugas Pokok dan Fungsi …………………………… 6
B. Identifikasi Lingkungan Strategis …………………………….. 8
C. Analisis Masalah ……………………………………………... 10
D. Penyelesaian Masalah ………………………………………… 13
BAB III. RENCANA TINDAK LANJUT ………………………………..... 14
A. Jenis Kegiatan ………………………………………………… 14
B. Deskripsi Kegiatan dan Alasan Pemilihan Judul ……………... 14
C. Lokus ………………………………………………………..... 14
D. Waktu ……………………………………………………….... 15
E. Analisis Stakeholder ………………………………………….. 15
F. Tahapan Kegiatan …………………………………………….. 17
G. Dukungan Dana ………………………………………………. 19
H. Kendala dan Alternatif Solusi ………………………………… 20
BAB IV. PENUTUP ……………………………………………………….. 21
A. Simpulan …………………………………………………….... 21
B. Tindak Lanjut ……………………………………………….... 21
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Revisi
Lampiran 2. Lembar Pengesahan Proposal Perkonsultansian
DAFTAR KEPUSTAKAAN

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 59 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Laksana Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan, Balai
Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan mempunyai tugas menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan tenaga administrasi dan tenaga teknis pendidikan
keagamaan. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Manado melaksanakan
pendidikan dan pelatihan tenaga administrasi dan pendidikan dan pelatihan tenaga
teknis pendidikan dan keagamaan di wilayah kerja yang meliputi Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo, dan Provinsi
Sulawesi Tengah, IAKN Manado, IAIN Manado, IAIN Sultan Amai Gorontalo,
dan IAIN Dato Karama Palu.
Menjawab berbagai permasalahan pembangunan bidang agama khususnya
bidang pendidikan dan pelatihan, Balai Diklat Keagamaan Manado telah
melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan
yang meliputi peningkatan kualitas aparatur diklat, pengembangan system, dan
instrumen kediklatan, perluasan dan pemerataan kesempatan diklat, penjenjangan
diklat secara teratur, pembenahan manajemen pengelolaan diklat, pengembangan
budaya kerja aparatur kediklatan, peningkatan sarana dan prasarana diklat, serta
pengembangan jaringan kediklatan. Program kerja unggulan Balai Diklat
Keagamaan Manado yaitu “perluasan dan pemerataan kesempatan diklat terutama
bagi penyuluh agama, penghulu, dan guru di lingkungan Kementerian Agama”.
Presiden Republik Indonesia, H. Joko Widodo menetapkan 5 (lima) arah
utama sebagai strategi dalam pelaksanaan misi nawacita dan pencapaian sasaran
visi Indonesia 2045. Kelima arahan tersebut mencakup pembangunan SDM,
pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi,
dan transformasi ekonomi. Pembangunan SDM meliputi membangun SDM
pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.

1
2

Strategi pembangunan SDM dilaksanakan melalui layanan dasar dan


perlindungan sosial, produktivitas, dan pembangunan karakter. Pembangunan
karakter dilaksanakan melalui:
1. Revolusi Mental dan Pembinaan Ideologi Pancasila;
2. Pemajuan dan Pelestarian Kebudayaan;
3. Moderasi Beragama;
4. Budaya Literasi, Inovasi dan Kreativitas.
Sasaran utama 2024 dalam pembangunan SDM adalah: a) Indeks Capaian
Revolusi Mental: 74,3; b) Indeks Pembangunan Kebudayaan: 62,7; c) Indeks
Pembangunan Masyarakat : 0,65; d) Indeks Kerukunan Umat Beragama: 75,8; e)
Nilai Budaya Literasi: 71,0; Indeks Pembangunan Keluarga: 61,0; dan Median
usia kawin pertama perempuan: 22,1 (Perpres No. 18 Tahun 2020).
Visi dan misi Presiden terkait pembangunan SDM dijabarkan dalam delapan
poin penting program di bidang agama pada periode 2020 - 2024. Delapan poin
tersebut yaitu: 1) Peningkatan kualitas kesalehan umat beragama; 2) Penguatan
moderasi dan kerukunan umat Bergama; 3) Penyediaan layanan keagamaan yang
adil dan merata; 4) Peningkatan pemberdayaan kelembagaan sumber daya
ekonomi umat; 5) Perluasan akses pendidikan umum berciri khas agama,
pendidikan agama dan keagamaan; 6) Peningkatan kualitas pengelolaan dan mutu
pendidikan umum berciri khas agama, pendidikan agama, dan keagamaan; 7)
Penguatan produktivitas dan daya saing pendidikan keagamaan, dan 8)
Peningkatan kualitas tatakelola yang efektif dan akuntabel.
Penguatan moderasi beragama dilakukan dengan tiga strategi utama.
Pertama, sosialisasi gagasan, pengetahuan, dan pemahaman tentang moderasi
beragama kepada seluruh lapisan masyarakat. Kedua, pelembagaan moderasi
beragama ke dalam program dan kebijakan yang mengikat. Ketiga, integrasi
rumusan moderasi beragama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024. Adapun tolok ukur moderasi beragama yaitu 1)
kembali pada inti pokok ajaran agama, yaitu nilai kemanusiaan; 2) kesepakatan
bersama, dan 3) ketertiban umum.
3

Kenyataan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat selama ini masih


muncul perilaku pengamalan agama yang berlebihan dan menjurus ke arah
radikal, sehingga mengancam kerukunan umat beragama baik kerukunan intern
umat beragama maupun kerukunan antar umat beragama serta mengancam
ketahanan nasional secara umum. Munculnya kelompok radikal dalam beragama
menjadi ancaman yang tidak mudah dibendung apalagi dihilangkan di Indonesia.
Mereka selalu muncul tiba-tiba disertai gerakan teror dan kekerasan yang sungguh
biadab dan tidak manusiawi, seperti yang terjadi pada tanggal 10 Oktober 2019 di
Pandeglang, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto
mengalami percobaan pembunuhan yang dilakukan dua orang pasangan suami-
istri. Setelah ditelisik oleh BIN dan Kepolisian mereka berdua termasuk anggota
kelompok jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD).
Secara keseluruhan Balai Diklat Keagamaan Manado dituntut mampu
menjawab berbagai permasalahan dan isu-isu strategis pembangunan bidang
sumber daya manusia. Rancang bangun diklat selain berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan ASN juga harus didasarkan pada kebutuhan stakeholder, sehingga
kegiatan-kegiatan pelatihan tidak kehilangan konteks dan urgensinya.
Berdasarkan uraian di atas maka moderasi beragama sangat urgen untuk
diimplementasikan dalam pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado. Karena
itulah perkonsultansian ini dilakukan untuk memberikan pertimbangan dan solusi
tentang masalah tersebut.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Tujuan perkonsultansian tentang “Implementasi Moderasi Beragama
dalam Pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado” meliputi:
a. Tujuan Jangka Pendek antara 1 - 6 bulan yaitu memasukkan moderasi
beragama sebagai muatan lokal pada pelatihan tertentu yang dilaksanakan
oleh Balai Diklat Keagamaan Manado.
4

b. Tujuan jangka menengah antara 6 bulan - 1 tahun yaitu terimplementasinya


moderasi beragama sebagai muatan lokal dalam kurikulum seluruh pelatihan
yang dilaksanakan oleh Balai Diklat Keagamaan Manado.
c. Tujuan jangka panjang (lebih dari 1 tahun) yaitu terwujudnya ASN
Kementerian Agama di wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan Manado
sebagai agen of change dalam membangun kerukunan umat beragama.
2. Manfaat
Manfaat hasil perkonsultasian tentang “Implementasi Moderasi
Beragama dalam Pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado” meliputi:
a. Manfaat bagi unit organisasi yaitu merupakan bentuk inovasi dalam
melaksanakan tupoksinya dengan menjadikan moderasi beragama sebagai
ciri khas yang mewarinai seluruh jenis pelatihan di Balai Diklat Keagamaan
Manado;
b. Manfaat di luar organisasi yaitu sebagai upaya mewujudkan kerukunan
umat beragama melalui pelatihan bernuansa moderasi beragama bagi ASN
Kementerian Agama di wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan Manado;
c. Manfaat bagi widyaiswara yaitu sebagai salah satu bentuk pengembangan
kompetensi sebagai konsultan pelatihan khususnya pada tahap proses
analisis kebutuhan diklat (AKD) dan perencanaan diklat bernuansa moderasi
beragama di Balai Diklat Keagamaan Manado.

C. Output dan Outcome


Secara umum output adalah produk, sedangkan outcome adalah manfaat,
hasil atau berfungsinya output atau produk tersebut. Adapun output dan outcome
dari perkonsultansian ini yaitu:
1. Output yang akan dicapai dalam jangka pendek (sampai dengan 6 bulan) yaitu
terwujudnya alumni diklat ASN dan Non-ASN Kementerian Agama di
wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan Manado dari Penyuluh, penghulu, dan
guru yang akan menjadi agen perubahan moderasi beragama dalam
menciptakan kerukunan umat beragama di tempat tugas masing-masing;
2. Outcome merupakan output akhir yang akan dicapai dalam jangka panjang
(satu tahun atau lebih) yaitu terciptanya kerukunan intern umat beragama dan
5

kerukunan antar umat beragama di wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan


Manado.

D. Ruang Lingkup
Kementerian Agama terus memprioritaskan program-program terkait
pengarusutamaan moderasi beragama. Agama memerlukan wadah bangsa,
kehidupan kebangsaan memerlukan nilai-nilai agama sebagai panduan dan acuan
di tengah kehidupan yang beragam. Menjaga moderasi beragama pada hakikatnya
juga menjaga Indonesia, karena itu program-program terkait moderasi
beragama adalah upaya agar sikap beragama seluruh warga negara di tanah air
tetap berada pada jalurnya dan tidak berlebihan. Moderasi beragama sebagai
bagian dari pembangunan karakter diharapkan dapat mewujudkan kerukunan
umat beragama.
Perkonsultansian tentang implementasi moderasi beragama dalam
pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado ini mencakup pelaksanaan diklat
bernuansa moderasi beragama dan upaya menjadikan moderasi beragama sebagai
muatan lokal dalam kurikulum seluruh pelatihan yang dilaksanakan oleh Balai
Diklat Keagamaan Manado.
6
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN

A. Visi, Misi, Tugas Pokok dan Fungsi


1. Sejarah Singkat Balai Diklat Keagamaan Manado
Balai Diklat Keagamaan Manado berdiri pada tahun 1981 dan berkantor
di samping Kantor Departemen Agama Kota Manado (sekarang MAN Model
Manado). Untuk efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan diklat maka
pada pertengahan tahun 1985 Balai Diklat Keagamaan Manado pindah ke
gedung Islamic Centre Manado. Tahun 1994 Balai Diklat Keagamaan Manado
pindah ke gedung baru di jalan Mr. A. A. Maramis Km. 9 Paniki Bawah
Manado Kecamatan Mapanget sampai sekarang.
Berdasarkan KMA Nomor 345 tahun 2004 menyatakan bahwa Balai
Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan
Penelitian Pengembangan Agama dan Pendidikan Pelatihan Keagamaan
(Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan), sekarang Badan Litbang dan
Diklat; berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Litbang
dan Diklat.
Susunan Organisasi Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan (Balai
Diklat Keagamaan) sesuai dengan KMA Nomor 345 tahun 2004 adalah:

a. Sub Bagian Tata Usaha; melaksanakan tugas pelayanan dan administrasi


bagi satuan kerja di lingkungan Balai Diklat Keagamaan;
b. Seksi Diklat Tenaga Administrasi; mempunyai tugas melakukan penyiapan
dan pelaksanaan program, kegiatan akademik, kepesertaan dan sarana diklat
struktural, diklat kepemimpinan, fungsional dan teknis administrasi;
c. Seksi Diklat Tenaga Teknis Keagamaan; mempunyai tugas melakukan
penyiapan dan pelaksanaan program, kegiatan akademik, kepesertaan dan
sarana diklat fungsional dan teknis keagamaan;
d. Kelompok Jabatan Fungsional; mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
bidang keahliannya. Termasuk kedalam kelompok jabatan fungsional ini
adalah widyaiswara dan pustakawan.

6
7

Pembinaan teknis terhadap Balai Diklat Keagamaan dilaksanakan oleh


Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi dan Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis
Keagamaan sesuai bidang tugas masing-masing dan pembinaan administrasi
dilakukan oleh Sekretaris Badan Litbang dan Diklat.

2. Visi
Visi Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Manado “Terwujudnya
Aparatur Kementerian Agama yang Profesional dan Berakhlak Mulia”

3. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, Balai Diklat Keagamaan Manado
mempunyai misi sebagai berikut:
a. Meningkatkan Kualitas SDM Penyelenggara Diklat;
b. Meningkatkan Kualitas Manajemen Kediklatan;
c. Meningkatkan Tata Kelola Kepemerintahan yang Bersih dan Penguatan
Citra;
d. Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana Diklat;
e. Meningkatkan Koordinasi dan Kemitraan dengan Instansi Terkait;
f. Meningkatkan Ketersediaan Data dan Informasi Kediklatan Berbasis IT;
g. Meningkatkan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kediklatan;
h. Meningkatkan Pembinaan Akhlak Mulia Aparatur Kementerian Agama.

4. Tugas Pokok dan Fungsi


a. Tugas Pokok
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 59 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Laksana Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan,
Balai Diklat Keagamaan mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan
dan pelatihan tenaga administrasi dan tenaga teknis pendidikan keagamaan
sesuai dengan wilayah kerja masing-masing.

b. Fungsi
1) Perumusan visi, misi, kebijakan Balai Diklat Keagamaan;
8

2) Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Administrasi, dan


Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan;
3) Pelayanan di bidang Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan;
4) Penyiapan dan penyajian laporan hasil pelaksanaan tugas Balai Diklat
Keagamaan;
5) Pelaksanaan koordinasi dan pengembangan kemitraan dengan satuan
organisasi/satuan kerja di lingkungan Departemen Agama, dan
pemerintah daerah, serta lembaga terkait lainnya.

B. Identifikasi Lingkungan Strategis


Pemerintah menggalakkan program moderasi beragama dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dalam hal ini
Kementerian Agama telah menjabarkan moderasi beragama dalam Rencana
Strategis (renstra) pembangunan di bidang keagamaan lima tahun mendatang.
Kementerian Agama terus memperkuat implementasi moderasi beragama yang
diimplementasikan dalam sejumlah program strategis, antara lain review 155 buku
pendidikan agama, pendirian Rumah Moderasi di Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam Negeri (PTKIN), dan penguatan bimbingan perkawinan.
Moderasi beragama akan menjadi bagian dari kurikulum dan bacaan di
sekolah. Nilai-nilai moderasi beragama juga diinternalisasikan oleh Kementerian
Agama melalui program ToT guru dan dosen, penyusunan modul membangun
karakter moderat, serta madrasah ramah anak. Kementerian Agama punya posisi
strategis dalam peningkatan kualitas pemahamanan dan pengamalan ajaran agama
dalam mewujudkan harmoni sosial.
Moderasi beragama adalah terobosan kebijakan yang sangat baik dalam
menerjemahkan amanah oleh RPJMN 2020-2024. Moderasi beragama penting
untuk menguatkan komitmen kebangsaan, toleransi aktif, serta mencegah paham
keagamaan yang ekstrem.
Berdasarkan uraian di atas, Balai Diklat Keagamaan Manado memainkan
peran yang strategis dalam pembinaan kehidupan beragama dan menjadi rujukan
9

bagi Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan di seluruh Indonesia, hal ini
antara lain disebabkan oleh:
1. Manado sebagai bibir pasifik menjadi pintu masuk bagi Warga Negara Asing
terutama yang berasal dari Asia Timur:
a. Meningkatkan pendapatan masyarakat Kota Manado
b. Membawa budaya negatif dari negara asal
c. Mengancam nilai-nilai kehidupan di kalangan masyarakat
2. Manado sebagai pintu keluar/masuk para terorisme menuju Mindanao Philipina
Selatan:
a. Mengancam keutuhan NKRI
b. Mengancam ideologi masyarakat
c. Memicu konflik antar masyarakat
3. Manado sebagai barometer nasional kerukunan umat beragama:
a. Memotivasi masyarakat Kota Manado untuk meningkatktan kerukunan
hidup beragama
b. Menempatkan Kota Manado lebih tinggi dari daerah lain
c. Menjadi contoh daerah lain di Indonesia
4. Wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan Manado mencakup daerah-daerah
pasca konflik bernuansa SARA:
a. Mengancam kerukunan dan keutuhan mesyarakat
b. Membuka peluang terjadinya konflik susulan sebagai balas dendam
c. Meningkatkan kewaspadaan masyarakat
Isu strategis yang menjadi bahan pertimbangan Balai Diklat Keagamaan
Manado dalam pembangunan bidang agama dan pendidikan yaitu:
1. Menurunnya kesadaran berbangsa dan bernegara;
2. Lemahnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama;
3. Terancamnya kerukunan umat beragama.
Dari tiga isu strategis tersebut maka perkonsultansian pelatihan ini
difokuskan pada terancamnya kerukunan umat beragama, hal ini menuntut upaya
serius melalui pengembangan kompetensi ASN Kementerian Agama di bidang
“Moderasi Beragama” yang diharapkan dapat semakin mendorong peran Balai
10

Diklat Keagamaan Manado dalam rencana besar bangsa Indonesia, yaitu


revitalisasi peran agama dalam pemberantasan radikalisme dan terorisme,
pelibatan agama dalam usaha restorasi mental bangsa, penguatan peran
konstruktif agama sebagai perekat NKRI.

C. Analisis Masalah
Berpijak pada identifikasi lingkungan strategis di atas maka dilakukan
analisis masalah dengan menggunakan model SOAR (Strengths, Opportunites,
Aspirations, and Results) sebagai berikut:

Gambar 1. Analisis SOAR terhadap permasalahan di Balai Diklat Keagamaan


Manado
11

Bedasarkan hasil analisis masalah menggunakan model SOAR maka


strategi penyelesaian masalah yang ditawarkan meliputi:
1. Strategi SA:
a. Memetakan ASN dan Non-ASN untuk pemerataan mengikuti pelatihan;
b. Memetakan calon pengawas dan calon kepala madrasah yang akan
mengikuti pelatihan pembentukan jabatan;
c. Memetakan penilai angka kredit jabatan fungsional penyuluh agama dan
penghulu untuk mengikuti pelatihan;
d. Merancang pelatihan berbasis moderasi beragama.

2. Strategi OA:
a. Menyosialisasikan pelaksanaan pelatihan untuk ASN dan Non-ASN
Kementerian Agama Berbasis moderasi beragama;
b. Melaksanakan pelatihan untuk calon pengawas dan calon kepala madrasah;
c. Melaksanakan pelatihan untuk penilai angka kredit jabatan fungsional
penghulu dan penyuluh agama;
d. Melaksanakan pelatihan berbasis moderasi beragama untuk ASN dan Non-
ASN Kementerian Agama.

3. Strategi SR:
a. Melaksanakan pelatihan secara regular;
b. Melaksanakan pelatihan sampai di daerah-daerah seluruh wilayah kerja
Balai Diklat Keagamaan Manado;
c. Melaksanakan pelatihan berbasis SIMDIKLAT;
d. Melaksanakan pelatihan secara online;
e. Melaksanakan pelatihan berbasis “Moderasi Beragama”;
f. Mengikutkan widyaiswara dalam kegiatan sertifikasi;
g. Melaksanakan reakreditasi menjadi bernilai A.

4. Strategi OR:
a. Melaksanakan pelatihan untuk ASN dan Non-ASN Kementerian Agama;
b. Melaksanakan pelatihan pembentukan jabatan bagi calon pengawas dan
calon kepala madrasah;
12

c. Melaksanakan pelatihan bagi penyuluh agama Non-PNS;


d. Melaksanakan pelatihan bagi penilai angka kredit jabatan fungsional
penghulu dan penyuluh agama;
e. Implementasi moderasi beragama dalam pelatihan.
Berdasarkan analisis masalah model SOAR diperoleh gambaran tentang
cara menyelesaikan masalah kerukunan umat beragama yaitu melalui peningkatan
kompetensi moderasi beragama pada ASN dan Non-ASN Kementerian Agama di
wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan Manado. Adapun strategi yang dipilih
yaitu Strategi SR, yaitu a) melaksanakan pelatihan secara online/ daring; b)
melaksanakan pelatihan berbasis SIMDIKLAT, dan c) Strategi OR, yaitu
implementasi moderasi beragama dalam pelatihan.
Balai Diklat Keagamaan Manado akan memperioritaskan peningkatan
kompetensi “Moderasi Beragama” pada ASN Kementerian Agama dari jabatan
Penyuluh Agama, Penghulu dan Guru serta Non-ASN Kementerian Agama dari
unsur Penyuluh Agama Non-PNS. Pemilihan prioritas ini didasarkan pada tugas
dan fungsi mereka yang berhadapan langsung dengan masyarakat.
Peningkatan kompetensi moderasi beragama dilaksanakan melalui pelatihan
Moderasi Beragama bagi Guru Madrasah dan memasukkan mata diklat moderasi
beragama pada Diklat Substansi Guru, Penghulu, Penyuluh Agama serta Penyuluh
Agama Non-PNS. Diklat Moderasi Beragama selama 6 hari dengan durasi
pembelajaran 60 JP dan mata diklat moderasi beragama pada diklat substansi
guru, penghulu, penyuluh agama, dan penyuluh agama Non-PNS dengan durasi 7
JP.
Dalam rencana kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Manado
tahun 2020, diklat moderasi beragama akan dilaksanakan sebanyak 5 angkatan,
diklat substansi guru 20 angkatan, diklat penghulu 3 angkatan, diklat penyuluh
agama 2 angkatan, dan diklat penyuluh Non-PNS 33 angkatan dengan target
peserta sebagai table berikut :
13

Tabel 1. Jumlah Sasaran Pelatihan pada Balai Diklat Keagamaan Manado Tahun
2020

Jumlah
No. Jenis Diklat Angkatan Peserta
Jumlah
1. Diklat Moderasi Beragama 5 30 150
2. Diklat Substansi Guru 20 30 600
3. Diklat Substansi Penghulu 3 30 90
4. Diklat Penyuluh Agama 2 30 60
5. Diklat Penyuluh Agama Non-PNS 33 30 990
JUMLAH 63 30 1.890

Pembelajaran dilaksanakan secara klasikal di kampus Balai Pendidikan dan


Keagamaan Manado (regular), Diklat di Wilayah Kerja (DDWK), dan Diklat
Jarak Jauh (DJJ) melalui zoom meeting, google form dan google classroom.

D. Penyelesaian Masalah
Dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi dan mempertimbangkan
masalah terancamnya kerukunan umat beragama maka masalah prioritas yang
dijadikan bahan pengkonsultasian adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Kriteria CARL dalam pemilihan alternatif pemecahan masalah

Total
No. Daftar Masalah C A R L Urutan
Nilai
Implementasi moderasi beragama
1. 9 8 8 8 4.608 1
dalam pelatihan
Melaksanakan pelatihan secara online/
2. 8 7 7 7 2.744 2
daring
Melaksanakan pelatihan berbasis
3. 8 7 7 6 2.352 3
SIMDIKLAT

Berdasarkan hasil analisis model kriteria CARL dengan mempertimbangkan


kemampuan (capability), kemudahan (accessibility), kesiapan (readiness), dan
pengungkit (leverage) maka prioritas penyelesaian masalah yang diangkat dalam
perkonsultansian yaitu “Implementasi Moderasi Beragama dalam Pelatihan di
Balai Diklat Keagamaan Manado”.
BAB III
RENCANA TINDAK LANJUT

A. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang diangkat dalam perkonsultansian pelatihan yaitu
“Implementasi Moderasi Beragama dalam Pelatihan di Balai Diklat Keagamaan
Manado”.

B. Deskripsi Kegiatan
Perkonsultansian yang akan dilakukan yaitu “Implementasi moderasi
beragama dalam pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado”. Kegiatan ini
sebagai salah satu upaya melembagakan moderasi beragama dalam seluruh
kegiatan pelatihan, sehingga dapat menghasilkan alumni diklat yang mampu
menjadi agen perubahan di tempat kerjanya dalam memperkokoh kerukunan umat
beragama.
Kegiatan perkonsultansian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan dengan
uraian kegiatan sebagai berikut :
1. Jangka pendek, fokus kegiatan yang dilaksanakan yaitu memasukkan moderasi
beragama sebagai muatan lokal pada pelatihan tertentu yang dilaksanakan oleh
Balai Diklat Keagamaan Manado.
2. Jangka menengah, fokus kegiatan yang dilaksanakan yaitu memasukkan
moderasi beragama sebagai muatan lokal dalam seluruh pelatihan yang
dilaksanakan oleh Balai Diklat Keagamaan Manado.
3. Jangka panjang, fokus kegiatan yang dilaksanakan yaitu monitoring dan
evaluasi terhadap alumni diklat output ASN Kementerian Agama di wilayah
kerja Balai Diklat Keagamaan Manado sebagai agen of change dalam
membangun kerukunan umat beragama.

C. Lokus
Balai Diklat Keagamaan Manado, Jl. Mr. A. A. Maramis Km 09 Paniki
Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado.

14
15

D. Waktu
Perkonsultansian pelatihan ini dilaksanakan dalam tiga tahapan dengan
perkiraan waktu yang dibutuhkan sebagai berikut:
1. Jangka pendek : 3 bulan (September - November 2020)
2. Jangka menengah : 6 bulan (Desember 2020 - Mei 2021)
3. Jangka panjang : 1,5 tahun (Juni 2021 - November 2022)

E. Analisis Stakeholder
Dalam perkonsultansian pelatihan tentang “implementasi moderasi
beragama dalam pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado” ini melibatkan
stakeholder internal dan eksternal sebagai berikut:
1. Stakeholder Internal
a. Kepala Balai Diklat Keagamaan Manado;
b. Kasubag Tata Usaha;
c. Kepala Seksi Diklat Tenaga Admkinistrasi;
d. Kepala Seksi Diklat Tenaga Teknis pendidikan dan Keagamaan;
e. Pejabat Pembuat Komitmen;
f. Perencana Keuangan;
g. Koordinatoriat Widyaiswara.
2. Stakeholder Eksternal
a. Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi
Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Tengah;
b. Pimpinan PTKN di wilayah kerja BDK Manado;
c. Kepala Badan Kesatuan Bangsa Provinsi se wilayah kerja Balai Diklat
Keagamaan Manado;
d. Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi se wilayah kerja Balai Diklat
Keagamaan Manado;
e. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten / Kota se wilayah kerja
Balai Diklat Keagamaan Manado;
f. Kepala Badan Kesatuan Bangsa Kabupaten / Kota se wilayah kerja Balai
Diklat Keagamaan Manado;
16

g. Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten / Kota se wilayah kerja Balai


Diklat Keagamaan Manado;
h. Kasubag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten / Kota;
i. Kepala KUA Kecamatan
j. Kepala Madrasah.
Untuk memudahkan komunikasi kepada stakeholder dalam pelaksanaan
perkonsultansian ini maka perlu dilakukan pemetaan sebagai berikut:

Gambar 2. Diagram Stakeholder dengan Pengaruh dan Kepentingannya

Berdasarkan pemetaan di atas, stakeholders yang mempunyai pengaruh dan


kepentingan yang tinggi berada pada quadran promoters, yaitu Kepala Balai
Diklat Keagamaan Manado, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo, dan Provinsi Sulawesi Tengah,
Kepala Badan Kesbang Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo, dan Provinsi
Sulawesi Tengah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten / Kota se
wilayah kerja BDK Manado dan Kepala Badan Kesbang Kabupaten / Kota se
wilayah kerja BDK Manado.
17

Stakeholders yang mempunyai pengaruh rendah tetapi kepentingannya


tinggi berada pada quadran deffender, yaitu Pimpinan PTKN di wilayah kerja
BDK Manado, Kepala Seksi Diklat Teknis, Koordinatoriat Widyaiswara, FKUB
Provinsi, FKUB Kabupaten / Kota, Kepala KUA Kecamatan, dan Kepala
Madrasah.
Adapun stakeholders yang mempunyai pengaruh tinggi tetapi
kepentingannya rendah berada pada quadran latens, yaitu Kepala Subbabgian Tata
Usaha BDK Manado, Pejabat Pembuat Komitmen, dan perencana keuangan BDK
Manado. Sedangkan stakeholders yang mempunyai pengaruh dan kepentingan
yang rendah berada pada quadran apathetics, yaitu Kepala Seksi Diklat Tenaga
Administrasi BDK Manado, dan Kepala Subbagian Tata Usaha Kemenag
Kabupaten / Kota.

F. Tahapan Kegiatan
1. Tahapan Jangka Pendek
Tabel 3. Tahapan Jangka Pendek (3 bulan)

Waktu
No. Tahapan Jenis Kegiatan Output Pelaksana
Kegiatan
1. Perancangan a. Menetapkan Proposal widyaiswara 2 minggu
tujuan;
b. Merumuskan
keadaan saat ini;
c. Mengidentifikasi
kekuatan dan
peluang;
d. Menentukan
prioritas.
2. Pembuatan a. Melapor kepada Penyesuaian Widyaiswara 2 minggu
program pimpinan kurikulum dan Kasi
b. Mengadakan Tenaga
koordinasi dengan Teknis
administrator Pendidikan
penyelenggara; dan
c. Mengumpulkan Keagamaan
bahan/data.
d. Menetapkan
program
3. Uji coba a. Menyosialisasikan Tim Work Widyaiswara 1 bulan
rencana kerja
b. Memberbaiki
konsep
c. Mengolah
bahan/data
18

4. Implementasi a. Melaksanakan Stakeholder Widyaiswara 1 bulan


kegiatan sesuai
prosedur;
b. Mencatat dan
melakukan
kegiatan
5. Monitoring dan a. Memonitor Tim Work Widyaiswara 1 bulan
Evaluasi kegiatan;
b. Mengevalusi
pelaksanaan
kegiatan;
c. Membuat laporan
kegiatan.

2. Tahapan Jangka Menengah


Tabel 4. Tahapan Jangka Menengah (6 bulan)

Waktu
No. Tahapan Jenis Kegiatan Output Pelaksana
Kegiatan
1. Pemantapan a. Melapor Revisi widyaiswara 1 bulan
program kepada Kurikulum
pimpinan;
b. Mengadakan
koordinasi
dengan
administrator
penyelenggara;
c. Mengumpulkan
bahan/data;
d. Menetapkan
program.
2. Implementasi a. Melaksanakan Alumni Widyaiswara 4 bulan
kegiatan sesuai Pelatihan
prosedur;
b. Mencatat dan
melakukan
kegiatan
3. Monitoring dan a. Memonitor Tim Work Widyaiswara 1 bulan
Evaluasi kegiatan;
b. Mengevalusi
pelaksanaan
kegiatan;
c. Membuat
laporan
kegiatan.
19

3. Tahapan Jangka Panjang


Tabel 5. Tahapan Jangka Panjang (1,5 tahun)

Waktu
No. Tahapan Jenis Kegiatan Output Pelaksana
Kegiatan
1. Implementasi a. Melaksana Alumni Widyaiswara 1,3 tahun
kan kegiatan Pelatihan
sesuai dan
prosedur; kerukunan
c. Mencatat umat
dan beragama
melakukan
kegiatan
2. Monitoring dan b. Memonitor Tim Work Widyaiswara 3 bulan
Evaluasi kegiatan;
c. Mengevalusi
pelaksanaan
kegiatan;
d. Membuat
laporan
kegiatan.

G. Dukungan Dana
Pelaksanaan perkonsultansian pelatihan tentang implementasi moderasi
beragama dalam pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado didukung secara
penuh oleh DIPA Balai Diklat Keagamaan Manado.

I. Potensi Kendala dan Alternatif Solusi


1. Potensi Kendala
a. Keterbatasan waktu dari unsur pimpinan untuk menjadi prioritas kegiatan
perkonsultansian;
b. Keterbatasan waktu widyaiswara menyelesaikan tugas mengajar pada
diklat di masa pandemi covid-19;
c. Kesediaan manajemen dalam bersegera mengeksekusi program yang
harus dilaksanakan sesuai rencana;
d. Koordinasi dengan Pemprov, Pemkab, dan pemkot untuk menyelaraskan
langkah dalam meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.

2. Alternatif Solusi
a. Memanfaatkan waktu luang pimpinan dalam situasi tertentu;
20

b. Membuat Schedule kegiatan yang disepakati bersama;


c. Berkoordinasi dengan manajemen agar implementasi kegiatan dapat
terlaksana dengan tuntas;
d. Memanfaatkan pelaksanaan Diklat Di Wilayah Kerja (DDWK) untuk
berkoordinasi dengan pemprov, pemkab, dan pemkot untuk membangun
jejaring kerja dalam perkonsultansian.
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Dari seluruh uraian proposan perkonsultansian implementasi moderasi
beragama dalam pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado dapar disimpulkan
sebagai berikut :
1. Moderasi beragama merupakan strategi pembangunan karakter dalam
pembangunan sumber daya manusia yang bertujuan memantapkan kerukunan
umat beragama;
2. Implementasi moderasi beragama dalam pelatihan merupakan salah satu cara
melembagakan strategi pembangunan karakter ke dalam kebijakan yang
mengikat;
3. Implementasi moderasi beragama dalam pelatihan merupakan bagian dari
rancang bangun pelatihan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan ASN
dan stakeholder, agar kegiatan-kegiatan pelatihan tidak kehilangan konteks
dan urgensinya.

B. Tindak Lanjut
Perkonsultansian pelatihan ini akan menjadi bagian dari perencanaan
pelatihan secara integral dan sebagai ciri khas pelatihan di Balai Diklat
Keagamaan Manado, yaitu bernuansa “Moderasi Beragama”.

21
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Rencana Strategis Badan


Penelitian dan Pengembangan dan Diklat Kementerian Agama. Jakarta:
2015

Basaeng, M.Ed, Dr. Modul Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Tinggi


Inovasi Sistem Diklat. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Notoatmojo, Sukidjo. Pengantar Ilmu Perilaku. FKM UI, Jakarta. 1985

Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan


Pelatihan Sumber Daya Manusia pada Kementerian Agama

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang


Manajemen Pegawai Negeri Sipil

Purwastuti, MBA, Dra. Modul Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat


Tinggi Teknik Perkonsultasian Diklat. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Sri Ratna, MM. 2016. Modul Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat


Tinggi Perancangan Sistem Diklat. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara

Soetrisno, Sugema Bambang. 2006: Pengembangan Kurikulum Diklat.


Lembaga Administrasi Negara; Modul diklat Kewidyaiswaraan
Berjenjang Tingkat Utama; Jakarta.

Sugiyanto, Effendy Nasri. 2006: Metode Penelitian Kualitatif. Lembaga


Administrasi Negara; Modul diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat
Utama; Jakarta.

Supriyanto dan Damayanti. 2007. Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya:


Airlangga University Press

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara

22
LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Revisi

No. Tanggal Ujian Saran dan Masukan Paraf

23
Lampiran 2. Lembar Pengesahan Proposal Perkonsultansian

24

Anda mungkin juga menyukai