Anda di halaman 1dari 53

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL, KEDUDUKAN DAN PERANNYA


DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGETIK SISWA KELAS VII


MENGGUNAKAN METODE “MENGETIK SEPULUH JARI” DI MADRASAH
TSANAWIYAH NEGERI 1 NGANJUK

OLEH :
KHOIRI HUDA, S.Kom
NIP : 198901212019031010

PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOL. III


ANGKATAN XX

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


BADAN LITBANG DAN DIKLAT
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN SURABAYA
TAHUN 2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS

NAMA : KHOIRI HUDA, S.Kom


NIP : 198901212019031010
UNIT KERJA : MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 NGANJUK

Telah disetujui dan diseminarkan


Pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2019

Coach Mentor

Hj. HENI MARDININGSIH, S.E., M.M. Drs. SUGIYONO


NIP. 19711115 200901 2 002 NIP. 19630302 199303 1 002

Penguji

Dr. H. MUSLIMIN, M.M.


NIP. 19721010 200312 1 011

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil alamin. Puji syukur senantiasa penulis tujukan kehadirat


Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyusun Proposal
Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN di MTsN 1 Nganjuk, dengan tujuan
untuk memenuhi rangkaian kegiatan pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III Angkatan XX Tahun 2019. Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan untuk Baginda Nabi Muhammad SAW, yang mana telah menuntun kita
dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang dalam naungan agama Islam.

Dengan penuh kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Muchammad Toha, M.Si, Kepala Balai Diklat Keagamaan Jawa
Timur;

2. Ibu Hj. Heni Mardiningsih, S.E., M.M selaku Coach yang telah memberikan
banyak masukan dalam penyelesaian rancangan aktualisasi ini;

3. Bapak Drs. Sugiyono selaku Mentor yang telah memotivasi dan membimbing
penulis dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini;

4. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang telah memberikan materi dan berdiskusi
tentang nilai-nilai dasar ANEKA selama diklat ini berlangsung;

5. Rekan-rekan seperjuangan Angkatan XX Latsar CPNS 2019 yang telah berbagi


ilmu, pengalaman, dan kekompakannya;

Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari


kesempurnaan karena terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan yang penulis miliki,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaan proposal ini. Penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi
pembaca dan rekan-rekan seprofesi.

Surabaya, 21 Oktober 2019

Penulis

Khoiri Huda, S.Kom


iii
DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Persetujuan ..................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................ iii
Daftar Isi ....................................................................................................... iv
Daftar Tabel.................................................................................................. v
Daftar Gambar.............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat .............................................................. 2
C. Ruang Lingkup ...................................................................... 3
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI...................................................... 5
A. Deskripsi Organisasi .............................................................. 5
1. Profil MTsN 1 Nganjuk .................................................... 5
a. Sejarah MTsN 1 Nganjuk ......................................... 5
b. Struktur Organisasi MTsN 1 Nganjuk ........................ 7
c. Akreditasi................................................................... 7
d. Pendidik dan Tenaga Kependidikan .......................... 7
2. Visi Misi dan Nilai Organisasi .......................................... 11
B. Deskripsi Isu .......................................................................... 12
C. Analisis Isu ............................................................................. 14
D. Argumentasi terhadap Core Issue ......................................... 17
E. Nilai – Nilai Dasar Profesi CPNS ........................................... 18
F. Matrix Rancangan .................................................................. 29
G. Jadwal Kegiatan ..................................................................... 43
H. Kendala dan Antisipasi........................................................... 46
BAB III SIMPULAN .................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 47

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Bobot Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK .................................. 14


Tabel 2.2 Indeks Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK.................................. 15
Tabel 2.3 Indeks Penilaian Kualitas Isu dengan USG ................................. 16
Tabel 2.4 Matrix Rancangan Aktualisasi ...................................................... 31
Tabel 2.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ................................... 43
Tabel 2.6 Kendala dan Antisipasi Rancangan Aktualisasi ............................ 45

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Taampilan Depan MTsN 1 Nganjuk............................................. 5
Gambar 2 Bagan Struktur Organisasi MTsN 1 Nganjuk .............................. 7
Gambar 3 Mind Mapping ............................................................................. 17
Gambar 4 Tingkatan Akuntabilitas ............................................................... 20
Gambar 5 Faktor-faktor Pendorong WoG .................................................... 29

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah1.
Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memiliki integritas, profesional, netral dan
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta
mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Oleh karena itu dalam perekrutannya, sesuai Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, harus melalui penilaian secara objektif
berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan lain yang dibutuhkan oleh
jabatan, sehingga ASN harus lolos seleksi yang terdiri dari tiga tahap, yakni: seleksi
administrasi, seleksi kompetensi dasar dan seleksi kompetensi bidang2.
Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah warga
Negara Indonesia yang lolos seleksi pengadaan PNS, diangkat dan ditetapkan oleh
PPK, serta mendapatkan persetujuan dan penetapan nomor induk pegawai. 3
Selanjutnya masa prajabatan CPNS harus dijalani selama satu tahun melalui proses
pendidikan dan latihan.
Pelatihan Dasar CPNS dilaksanakan selama 18 (delapan belas) hari secara
klasikal melalui proses pendampingan.4 Selanjutnya CPNS melakukan agenda
habituasi di tempat kerja selama 30 (tiga puluh) hari kerja yang diakhiri dengan
kegiatan evaluasi on campus selama 3 (tiga) hari.
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

1
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
2
Pasal 62 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
3
Pasal 1 Peraturan lembaga Administrasi Negara tentang Pelatihan Dasar calon Pegawai Negeri Sipil
4
Pasal 7 Peraturan lembaga Administrasi Negara tentang Pelatihan Dasar calon Pegawai Negeri Sipil
1
menengah.5 Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga professional dibuktikan
dengan sertifikat pendidik.6
Kedudukan kedudukan guru sebagai tenaga professional berfungsi untuk
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional.7
Maka dengan demikian seorang guru harus berperan aktif dalam meningkatkan
moral, etika, pengetahuan, dan kemampuan belajar siswa sehingga mutu pendidikan
nasional akan meningkat.
Khusus dalam pembelajaran teknologi informasi di tingkat Madrasah
Tsanawiyah, siswa diajari untuk mengoperasikan komputer dengan baik dan benar.
Idealnya ketika sudah lulus, siswa mampu mengoperasikan aplikasi dasar
perkantoran dan internet sehingga bisa menjadi bekal pembelajaran teknologi
informasi di tingkat selanjutnya.
Namun demikian, jauh panggang dari api. Siswa kelas VII di Madrasah
Tsanawiyah masih sangat awam dengan komputer. Bahkan beberapa di antara
siswa tersebut yang belum pernah sekalipun mengoperasikan komputer. Ketika
pelajaran mengetik dimulai pertama kali, sebagian siswa masih takut untuk
menyentuh keyboard karena takut rusak.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, penulis mengajukan judul “Peningkatan
Hasil Belajar Mengetik Siswa Kelas VII Menggunakan Metode Mengetik Sepuluh
Jari Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Nganjuk”.

B. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah mampu mengaplikasikan
nilai-nilai dasar profesi CPNS dalam kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Nganjuk, yaitu:
1. Untuk mendapatkan persetujuan dan bimbingan aktualisasi habituasi di
tempat kerja.
2. Untuk menghasilkan soal pretest dan post test

5
Pasal 1 Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
6
Pasal 2 Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
7
Pasal 4 Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

2
3. Untuk menghasilkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengetik
sepuluh jari
4. Untuk mengasilkan media pembelajaran metode mengetik sepuluh jari
5. Mendapatkan kritik dan saran melalui konsultasi dengan guru yang lebih
senior tentang metode yang digunakan
6. Mendapatkan identifikasi kemampuan mengetik siswa melalui pretest
7. Menerapkan metode pembelajaran mengetik sepuluh jari
8. Mendapatkan hasil peningkatan kemampuan mengetik siswa melalui post test
9. Untuk melengkapi laporan hasil aktualisasi sebagai rangkaian kegiatan Latsar.

Sedangkan manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan ini adalah:


1. Bagi penulis
Kegiatan aktuliasasi ini mampu memberikan pengalaman, gairah, dan
semangat penulis untuk lebih giat dalam mengajar serta meningkatkan
profesionalisme sebagai seorang guru.
2. Bagi siswa
Siswa memperoleh pengetahuan tentang metode mengetik sepuluh jari serta
mampu mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi Unit Kerja
Siswa yang mampu mengetik dengan baik dan benar akan lebih cept dan
efisien saat mengerjakan tugas-tugas pelajaran lain berbasis ketikan. Selain
itu, kemampuan mengetik yang baik akan menunjang pembelajaran di tingkat
selnjutnya.
4. Bagi stakeholder madrasah
Kegiatan aktualisasi ini akan memberikan pengalaman baru dalam kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara aktif sehingga mendapatkan hasil yang
maksimal.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam kegiatan aktualisasi ini dibatasi pada Peningkatan
Hasil Belajar Mengetik Siswa Kelas VII Menggunakan Metode “Mengetik Sepuluh
Jari” di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Nganjuk.
Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada siswa kelas VII di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Nganjuk. Seluruh proses itu akan dikaitkan dengan nilai-nilai
3
dasar PNS yang terangkum dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) serta keterkaitan antara kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI yang terbatas pada tiga nilai dasar yaitu Pelayanan Publik,
Manajemen ASN, Whole of Government. Adapun kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan dalam mengatasi core issue tersebut yakni:
1. Konsultasi dengan pimpinan
2. Membuat soal pretest dan post test
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengetik sepuluh jari
4. Menyusun media pembelajaran metode mengetik sepuluh jari
5. Konsultasi dengan guru yang lebih senior tentang metode yang digunakan
6. Melakukan pretest kemampuan mengetik siswa
7. Menerapkan metode pembelajaran mengetik sepuluh jari
8. Melakukan post test kemampuan mengetik siswa
9. Menyusun laporan aktualisasi

Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 30 hari kerja, dari tanggal 27 Oktober
25 Nopember 2019.

4
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi

1. Profil Organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Nganjuk

Gambar 1. Tampilan Depan MTsN 1 Nganjuk

a. Sejarah Organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Nganjuk

Keberadaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Nganjuk, menjadi bagian


dari sejarah panjang pondok pesantren Miftahul ‘Ula yang berada di Desa
Nglawak Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk. Pondok pesantren
Miftahul Ula adalah salah satu pondok pesantren yang di dirikan dan diasuh
salah satu santri K.H. Hasyim Asy’ari yang bernama K.H. Abdul Fattah.
Sebagaimana pada umumnya pada masa itu, pondok pesantren Miftahul
Ula bercorak salaf dengan mengajarkan kitab-kitab turats dan menjadi salah
satu pusat pergerakan dan perjuangan masyarakat dalam mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Seiring berjalannya waktu dan merespon perkembangan model
pembelajaran, pada tanggal 7 Maret 1968 , Pendidikan Agama Islam
Nglawak mengalami perubahan mendasar. Akibat perubahan itu tingkatan
5
madrasah yang dahulu adalah tingkat sifir (2 tahun), Ibtidaiyah (6 tahun),dan
Tsanawiyah (3 tahun) berubah menjadi tingkat Ibtidaiyah (6 tahun),
Tsanawiyah (3 tahun) dengan nama Madrasah Tsanawiyah Agama Islam
Negeri(MTsAIN). Dan sejak saat itu madrasah di pondok pesantren Mitahul
‘Ula menjadi madrasah negeri dalam naungan Departemen Agama.
Perubahan nama madrasah kembali terjadi pada tahun 1978 ( berdasar
keputusan menteri agama nomor 15, 16, 17 tahun 1978 ) dengan mengubah
kembali nama Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri(MTsAIN) menjadi
MTsN Nglawak. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI nomor 673 tahun
2016 tentang perubahan nama Madrasah Aliyah Negeri, Madrasah
Tsanawiyah Negeri Dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Di Provinsi Jawa Timur,
nama madrasah yang semula MTsN Nglawak Kertosono berubah menjadi
MTsN 1 Nganjuk.
Sejak dinegerikan tahun 1968 hingga saat ini MTsN 1 Nganjuk dipimpin
oleh :
1. KH. Ahmad Al-Fatih 1968 s/d 1975
2. KH. Ma’ruf Kholil 1975 s/d 1990
3. Drs. Ali Shiddiq 1990 s/d 1991
4. Drs. K. Abdul Qodir 1991 s/d 1997
5. Drs. Imam Suhadi 1997 s/d 1999
6. Drs. H. Nur Sajid 1999 s/d 2003
7. Drs. H. M. Arif, M.Pd.I 2003 s/d 2011
8. Drs.Luqman Afif,M.Pd.I 2011 s/d 2016
9. Drs. Sugiyono 2016 s/d sekarang

6
b. Struktur Organisasi

KEPALA KOMITE
MADRASAH MADRASAH

KEPALA
TATA USAHA

STAFF TATA
USAHA

WAKA WAKA WAKA WAKA


KURIKULUM SARPRAS HUMASY KESISWAAN

GURU WALI KELAS BP / BK PEMBINA EKSKUL

SISWA

Gambar 2. Struktur Organisasi MTsN 1 Nganjuk

c. Akreditasi Madrasah

AKREDITASI

Tahun 2011 2016

Nilai A A

7
d. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

a) Rekapitulasi Jumlah Pendidik

Pria Wanita Jumlah Sertifikasi


PNS 13 19 32 26
Non PNS 4 9 13 2
Jumlah 17 28 45 29

b) Nama – Nama Pendidik

JenisKel
amin SERTIFIK
NO NAMA GURU PENDIDIKAN
ASI
L P
Pend.
1 Drs, Sugiyono L Sertifikasi
Matematika
2 Muhammad Kholid,S.Ag L PAI Sertifikasi
Dra.Heni
3 P Teknologi pend Sertifikasi
Handayani,M.M.Pd
Drs. Ali Samsudin,
4 L Teknologi pend Sertifikasi
M.M.Pd
Eny Junaidah,S.Pd,
5 P Teknologi pend Sertifikasi
M.M.Pd
6 Mahfud, S.Pd L IPS/Koprasi Sertifikasi
7 Siti Nurul Hidayati, S.Pd P Pend. Ekonomi Sertifikasi
Amin Sutrisnawati,
8 P Teknologi pend Sertifikasi
M.M.Pd
Sastra/Bhs.Inggri
9 Mustardhiyah,S.S P Sertifikasi
s
Pend.Bhs.Indone
10 Rini Nurul Hidayati,S.PD P Sertifikasi
sia
Mochamad Erfan
11 L PAI Sertifikasi
Setiyawan,S.Pd.I.
12 Mukhlissotin, S.Pd. P Biologi Sertifikasi
13 Moh. Yazid, S.Pd L Tarbiyah / PAI Sertifikasi
14 Moh. Ali Mochtar, A.Md L Biologi
15 Chanafi, S.Pd L Bahasa Inggris Sertifikasi
Sumardiah Nurul Irada,
16 P PAI Sertifikasi
S.Ag
17 Diyan Susana, S.Pd P Ekonomi Sertifikasi
18 Husnul Chotimah, S.Ag P Tarbiyah/ PAI Sertifikasi
19 Nur Salimah, S.Pd.I. P PAI Sertifikasi
20 Siti Zuhriyah, S.Ag P Tarbiyah Sertifikasi

8
Adm.
21 Ibnu Ali Mubarok, S.Pd. L Sertifikasi
Perkantoran
22 Agus Susanto, S.Pd L Bhs.Indonesia
23 Yulik Erawati, S.Pd P MIPA
Pend.
24 Sri Widarti, S.Pd P Sertifikasi
Matematika
25 Dra. BintiNasikah P Matematika Sertifikasi
26 Moh. Rochani, S.Ag L Usuludin/PA Sertifikasi
27 Nur Nadhifah, S.Ag P PAI Sertifikasi
28 Mat Koirun, S.Pd. L Penjaskes Sertifikasi
29 Alfin Istiqomah, S.Pd.I P Tarbiyah/PAI Sertifikasi
30 Wadziatir Rizqi, S.Ssi. P Sains
31 Aminatul Maulidiyah,
P BK
S.Pd.
32 Khoiri Huda, S.Kom. L TeknikInformatika
BadriyahMunawaroh,
33 P PAI Sertifikasi
S.Pd.I
34 Juwariyah, M.Pd.I P Pendidikan Islam Sertifikasi
35 Saiful Bahri, S.Psi L Psikologi
Ika Fajriyatul Khusna, Pend.Bhs.Indone
36 P
S.Pd sia
Pend.
37 Wulan Sri Astutik, S.Pd P
Matematika
38 Yunita Istiani Rohmah P SMA
Dina Husniatul Arifah, P Tarbiyah/PAI
39
S.Pd.I
40 Arina Haq, S.Pd.I P Tarbiyah/PAI
P Pend. Bhs.
41 Ni'maturrohmah, S.Pd.I.
Inggris
42 M. Sabigh Nadhim, S.Psi L Psikologi
43 Silvi Nurul W, S.Pd P Bhs. Jawa
44 HusnulWafa, S.Pd L PPKN
MochamadNasrulloh, L Bahasa Indonesia
45
S.Pd.

d) Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kependidikan

Pria Wanita Jumlah Tukin


PNS 3 3 6 6
Non PNS 6 0 6 0
Jumlah 9 3 12 6

9
e) Nama – Nama Tenaga Kependidikan

JENIS
KELAMI TUNJANGA
NO NAMA GURU N PENDIDIKAN
N KINERJA
L P
1 Silaturrohmi, S.Pd.I P PAI √
2 Imam Hidayatuloh L MA √
3 Panidi L MA √
4 Karwati P MA √
5 Muhamad Ulin Nuha L MA √
6 Niswatul Mu’alimah MA √
Ahmad Kharis Affandi,
7 L Manajemen
A.Md
Moh. Syaifun Najib, Teknologi
8 L
S.Kom. Informatika
9 M. Dhowi Muji Ariantono L MA
10 Juwari L SMP
11 Jaenal L SMP
12 Mohammad Zainul Ma’arif L SMK

f) Perkembangan Jumlah Siswa

JUMLAH SISWA
NO KELAS 2015 2016 2017 2018 2019
L P L P L P L P L P
1 VII 105 108 132 128 116 144 116 134 122 118
2 VIII 106 112 118 142 123 125 110 134 114 134
3 IX 100 131 106 105 114 138 116 118 107 133
311 351 356 375 353 407 342 386 343 380
JUMLAH
662 731 760 728 723

g) Sarana Prasarana

1. Tanah = 6.453 m²
2. Bangunan
JUMLAH
NO SARANA
2015 2016 2017 2018 2019
1 RuangKelas 20 21 21 21 21
2 RuangPerpustakaan * 1 1 1 1 1

10
3 RuangLaboratorium 1 1 1 1 1
IPA
4 RuangLaboratorium - - - - -
IPS
5 RuangLab. Bahasa * 1 1 1 1 1
6 RuangLab. Komputer 1 1 1 1 1
*
7 Ruang Unit Kesehatan 1 1 1 1 1
8 WC 12 16 16 16 16
Keterangan : Ruang yang bertanda bintang (*) masih meminjam Ruang Kelas

2. Visi, Misi dan Nilai-nilai Organisasi

a. Visi, Misi dan Nilai-nilai Organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri 1


Nganjuk

VISI MTSN 1 NGANJUK

“TERWUJUDNYA GENERASI YANG BERKUALITAS,


MENGUASAI IPTEK DAN IMTAQ SERTA BERAKHLAK
MULIA”

MISI MTSN 1 NGANJUK

1. Menciptakan warga madrasah yang beriman dan bertaqwa


kepada Alloh SWT, berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur
dengan mengembangkan sikap dan berperilaku islami baik di
dalam maupun di luar madrasah.
2. Mengembangkan sikap dan kepekaan social terhadap seluruh
warga madrasah
3. Menciptakan suasana belajar yang menantang,
menyenangkan, komunikatif, produktif, dan demokratis untuk
mencapai kompetensi peserta didik.
4. Mengembangkan budaya gemar membaca dalam rangka

11
meningkatkan nilai-nilai kecerdasan, cinta ilmu dan rasa ingin
tahu peserta didik dalam bidang akademik maupun non
akademik.
5. Memanfaatkan sumber daya fisik dan manusia sebagai
sumber belajar untuk memberikan hasil yang terbaik bagi
perkembangan kompetensi peserta didik.
6. Menanamkan sikap kepedulian terhadap lingkungan hidup bagi
seluruh warga madrasah.

b. Nilai Organisasi
Lahirnya 5 (lima) Budaya Kerja Kementerian Agama RI, untuk menjawab
keinginannya yang ingin mengembalikan citra dan kepercayaan baik
Kementerian Agama dimata publik dengan dibuktikan dengan kinerja yang
baik.
Berikut Penjabaran 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama
1. INTEGRITAS : keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan
perbuatan yang baik dan benar
2. PROFESIONALITAS : bekerja secara disiplin, kompeten dan tepat
waktu dengan hasil terbaik
3. INOVASI : menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal
baru yang lebih baik
4. TANGGUNG JAWAB : bekerja secara tuntas dan konsekuen
5. KETELADANAN : menjadi contoh yang baik bagi orang lain
B. Deskripsi Isu
Untuk merancang sebuah kegiatan diperlukan proses penentuan dan
identifikasi terhadap isu yang diambil. Adapun isu-isu yang diajukan adalah sebagai
berikut:

1. Rendahnya kemampuan mengetik siswa


Mengetik merupakan salah satu kemampuan dasar mengoperasikan komputer.
Pada kenyataannya sebagian besar siswa kelas VII belum mampu mengetik
dengan baik dan benar. Sebabnya bervariasi mulai dari kurangnya sarana
prasarana, kurangnya latihan, dan sebagainya.

12
2. Rendahnya kedisiplinan siswa saat masuk madrasah
Jam masuk peajaran di madrasah kami pada pukul 06.45 WIB. Ketika bel
masuk telah berbunyi sebagian siswa terlambat masuk. Setelah ditelusuri,
siswa yang terlambat di satu hari juga masih terlambat di hari lain. Hal ini
menunjukkan rendahnya kedisiplinan.
3. Minimnya kesadaran lingkungan sehat
Sampah berserakan di bebarapa sudut madrasah. Padahal di setiap kelas
sudah ada jadwal piket masing-masing. Selain itu madrasah juga memiliki
tukang kebun yang setiap pagi membersihkan sampah. Namun demikian
kesadaran membuang sampah pada tempatnya masih minim. Padahal jika
memasuki musim penghujan sampah bisa menjadi tempat berkembang biaknya
entik-jentik nyamuk. Keadaan ini berbahaya bagi seluruh warga madrasah.
4. Rendahnya kesadaran memakan makanan sehat
Makanan sehat adalah makanan yang aman dikonsumsi. Makanan sehat harus
bebas dari pewarna, pengawet, dan pemanis buatan. Jajanan yang dijual di
kantin madrasah, sebagian besar mengandung tiga unsur tersebut. Hal ini bisa
menjadi masalah di masa yang akan datang mengingat bahan-bahan tersebut
akan menumpuk di dalam tubuh dan bisa menyebabkan penyakit.
5. Pengumuman dari kantor tidak tersampaikan sempurna kepada warga
sekolah
Pengumuman mengenai kegiatan madrasah harus mencapai audien yang
tepat. Ketika madrasah mengumumkan suatu hal, seluruh warga madrasah
harus bisa mendengar dan memahami maksud dari pengumuman tersebut.
Akan tetapi pengeras suara tidak representative sehingga seringkali
pengumuman tidak mencapai seluruh warga madrasah sehingga terjadi
kesimpangsiuran informasi.
6. Kurang maksimalnya penggunaan pojok baca
Membaca adalah pintu menuju pengetahuan. Dengan membaca maka
bertambah pula pengetahuan kita. Madrasah memfasilitasi peningkatan
kemampuan literasi siswa dengan diadakannya pojok baca. Faktanya siswa
kurang termotivasi untuk membaca.

13
7. Rendahnya kedisiplinan siswa saat sholat dhuhur berjamaah
Ketika adzan sholat dhuhur berkumandang, setiap siswa diwajibkan sholat
dhuhur di mushola sekolah. Namun demikian ada beberapa siswa yang
bermalas-malasan tidur di kelas. Penegak disiplin harus berkeliling untuk
menggiring siswa agar sholat berjamaah. Hal ini menjadi keprihatinan bersama.

C. Analisis Isu
Analisis terhadap isu dilakukan untuk menentukan kriteria isu dan kualitas
isu. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu yang tertinggi. Tidak
semua isu dapat dikategorikan sebagai isu aktual sehingga perlu dilakukan analisis
kriteria isu menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika,
Kelayakan), sedangkan untuk menentukan kualitas isu dengan menggunakan alat
analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).

AKPK:
1) Aktual (A)
Isu yang diangkat benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.
2) Kekhalayakan (K)
Isu yang diambil menyangkut hajat hidup orang banyak
3) Problematik (P)
Isu yang dipilih memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu
dicarikan solusinya sesegera mungkin
4) Kelayakan (K)
Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.
Tabel 2.1 Bobot Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK

Bobot Keterangan

5 Sangat kuat pengaruhnya

4 Kuat pengaruhnya

14
3 Sedang pengaruhnya

2 Kurang pengaruhnya

1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 2.2 Indeks Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK

No ISU A K P K JML PERINGKAT


1 Rendahnya kemampuan
5 5 4 5 19 1
mengetik siswa
2 Rendahnya kedisiplinan
siswa saat masuk madrasah 5 4 4 3 16 3
3 Minimnya kesadaran
lingkungan sehat 4 3 3 4 14 6
4 Rendahnya kesadaran
memakan makanan sehat 4 3 3 3 13 7
5 Pengumuman dari kantor tidak
tersampaikan sempurna 4 4 3 4 15 5
kepada warga sekolah
6 Kurang maksimalnya
4 4 4 4 16 4
penggunaan pojok baca
7 Rendahnya kedisiplinan
siswa saat sholat dhuhur 4 5 4 4 17 2
berjamaah

Dari hasil analisis isu dengan AKPK diperoleh 3 isu dengan peringkat teratas
seperti pada Tabel 2.2 di atas yang selanjutnya akan dilakukan analisis lanjutan
dengan menggunakan alat analisis USG untuk mengetahui kualitas isu yang dipilih.
USG merupakan alat analisis isu yang berprinsip pada:

1. Urgency (U)
Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti
2. Seriousness (S)
Seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan
3. Growth (G)
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.

15
Tabel 2.3 Indeks Penilaian Kualitas Isu dengan USG

ISU U S G JML PERINGKAT


No
Rendahnya kemampuan 5 5 5 15 1
1
mengetik siswa

2 Rendahnya kedisiplinan 4 5 4 13 2
siswa saat sholat dhuhur
berjamaah

3 Rendahnya kedisiplinan 5 4 4 13 3
siswa saat masuk madrasah

Berdasarkan hasil analisis dengan USG seperti pada Tabel 2.3 di atas
ditetapkan isu “Rendahnya kemampuan mengetik siswa” sebagai isu yang terpilih
untuk diselesaikan dan dicarikan alternatif solusi pemecahan masalah.

Untuk lebih memperjelas core issue ini penulis akan mencoba melakukan
analisis kritis dengan Mind Mapping.

16
Baru
mengenal
komputer
Kurangnya
Kurang
sarana
latihan
belajar di
rumah

Rendahnya kemampuan
mengetik siswa

Belum Kurang
terbiasa motivasi

Belum
tahu
metodenya

Gambar 3. Mind Mapping

D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih

Peningkatan Hasil Belajar Mengetik Siswa Kelas VII Menggunakan


Metode “Mengetik Sepuluh Jari” di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Nganjuk
dinilai lebih penting dan perlu dilakukan dengan segera karena bisa
mempengaruhi hasil kualitas pembelajaran. Kemampuan mengetik adalah
kemampun dasar yang harus dimiliki apabila seseorang ingin mengoperasikan
komputer. Apabila siswa bisa menguasai kemampuan ini dengan baik, maka

17
pembelajaran teknologi informasi bisa lebih mudah dilakukan. Hal ini bertujuan
agar siswa mampu menguasai teknologi informasi dengan tepat sehingga sesuai
dengan visi MTsN 1 Nganjuk yaitu “Terwujudnya Generasi yang Berkualitas,
Menguasai Iptek dan Imtaq serta Berakhlak Mulia” dengan menjalankan misi
ketiga yaitu “Menciptakan suasana belajar yang menantang, menyenangkan,
komunikatif, produktif, dan demokratis untuk mencapai kompetensi peserta
didik”.

Umumnya bisa kita katakan apabila seorang guru mampu melakukan


pembelajaran yang efektif maka tujuan pembelajaran bisa dicapai sehingga
seorang guru harus mampu menyiapkan media pembelajaran dengan sebaik-
baiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, proses pembelajaran
dengan mengedepankan pembelajaran teknologi informasi menjawab tantangan
zaman. Oleh karena itu, kegiatan peningkatan kemampuan mengetik siswa kelas
VII ini dijadikan topik yang dibahas dalam rancangan aktualisasi dengan
menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN yang dikenal dengan ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan
peran serta kedudukan PNS dalam NKRI yang meliputi Whole of Government,
Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik. Sebagai seorang ASN yang berperan
memberikan pelayanan publik, adanya pengelolaan pembelajaran yang
menyenangkan akan mampu memberikan kualitas pembelajaran yang baik
sesuai dengan standar. Dengan adanya penyelesaian dalam isu ini diharapkan
bisa membantu penyelesaian isu yang lain yang nantinya diharapkan juga
mampu meningkatkan kemampuan pembelajaran berbasis e learning kepada
siswa yang lain sebagai bentuk Whole of Government.

E. Nilai-nilai Dasar PNS serta Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Nilai-nilai Dasar PNS
Nilai-nilai dasar PNS biasa diakronimkan dengan ANEKA yang
merupakan akronim dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing nilai
dasar PNS:

18
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas berasal dari kata accountability yang merupakan
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai (dapat berupa laporan)
oleh setiap individu maupun organisasi untuk memenuhi tanggung jawab yang
telah diamanahkan. Aspek-aspek akuntabilitas adalah sebagai berikut:

1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is


arelationship);
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented);
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting);
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences);
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance).

Akuntabilitas public terdiri atas dua macam yaitu akuntabilitas vertikal


(vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana
kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas horizontal adalah
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

Terdapat lima tingkatan akuntabilitas sebagai berikut:

1) Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)


2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder

19
Gambar 4. Tingkatan Akuntabilitas

Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas antara lain:

1) Kepemimpinan: pimpinan memberi contoh pada orang lain, adanya


komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
2) Transparansi: keterbukaan informasi akan mendorong tercapainya
akuntabilitas
3) Integritas: mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
4) Responsibilitas: kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa
ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan,
karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang
telah dibuat
5) Keadilan: landasan utama dari akuntabilitas yang harus dipelihara dan
dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan
kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja
tidak optimal.
6) Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan
7) Keseimbangan: keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian
yang yang dimiliki
8) Kejelasan: mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan
kinerja.

20
9) Konsistensi: menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang
akuntabel.8

b. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai
tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional,
dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari
internal maupun ekstern. Nasionalisme dapat dilakukan dengan
mengimplementasikan nilai Pancasila dalam menjalankan tugas dan
kehidupan sehari-hari yang bisa dimulai dari hal-hal kecil.

Nilai-nilai Nasionalisme sesuai dengan lima sila Pancasila, yaitu:

Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya


terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.

8
Tim Penyusun, Modul Akuntabilitas PNS, Surabaya: BDK Surabaya
21
Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan
bangsa lain.

Sila ketiga: Persatuan Indonesia


a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan


dalam Permusyawaratan/Perwakilan

22
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.

23
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.9

c. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang
menentukan baik atau buruknya suatu tindakan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik. Fokus dari etika publik adalah untuk mewujudkan pelayanan publik
yang berkualitas. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni: 10
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik:


1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2. Dimensi Modalitas
3. Dimensi Tindakan Integritas Publik

Indikator etika publik meliputi:


1. Adanya kode etik, yang merupakan aturan-aturan yang mengatur tingkah
laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
2. Keramahan dalam bersikap akan membuat orang lain merasa dihargai
dan dihormati.
3. Sopan santun, merupakan sikap yang berdasarkan pada aspek nilai dan
norma saat melayani publik sehingga meningkatkan kualitas pelayanan
publik.

9
Tim Penyusun, Modul Nasionalisme, Surabaya:BDK Surabaya
10
Tim Penyusun, Modul Etika Publik, Surabaya: BDK Surabaya
24
4. Empati dan simpati, sikap seakan merasakan apa yang dirasakan orang
lain. Simpati akan berlangsung ketika ada sikap saling pengertian dan
saling percaya sehingga memudahkan dalam berkomunikasi.
5. Netralitas.11

d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan suatu komitmen yang tercermin dalam
setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga kualitas kinerja yang
berorientasi pada kualitas hasil berupa produk/jasa yang diberi label baik
atau buruk. Indikator komitmen mutu antara lain:

1. Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan


dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
2. Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa pemborosan sumber daya dan hemat waktu.
3. Efektif adalah berhasil guna, menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja.
4. Inovatif adalah suatu yang baru sebagai perwujudan ide kreativitas untuk
meningkatkan mutu pelayanan.

Adapun nilai–nilai yang terkandung dalam komitmen mutu adalah


sebagai berikut:
a) Tepat waktu
b) Sesuai SOP (Prosedur standar operasional)
c) Akurasi
d) Kerjasama
e) Cepat dan tepat
f) Tanggap
g) Evaluasi
h) Cermat
i) Melakukan yang terbaik
j) Profesional
k) Menerima pembaharuan

11
Tim Penyusun, Modul Etika Publik, Surabaya:BDK Surabaya
25
l) Tidak mempersulit12

e. Anti Korupsi
Anti korupsi merupakan sikap dan perilaku untuk tidak mendukung
adanya upaya untuk merugikan keuangan negara dan perekonomian
negara. Dengan kata lain, antikorupsi merupakan sikap menentang
terhadap adanya korupsi. para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai
dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai
berikut : 1) jujur, 2) peduli, 3) mandiri, 4) disiplin, 5) tanggung jawab, 6)
kerja keras, 7) sederhana, 8) berani, 9) adil.13

2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


a. Pelayanan Publik
Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
pelayanan publik merupakan semua kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah. Unsur-unsur yang harus terpenuhi
dalam pelayanan publik antara lain, penyelenggara yang akuntabel,
kepuasan konsumen dan konsumen atau penerima layanan. Pelayanan
pada masyarakat dimasa datang itu hendaknya: makin lama makin baik
(better), makin lama makin cepat (faster), makin lama makin diperbaharui
(newer), makin lama makin murah (cheaper), dan makin lama makin
sederhana (moresimple).
W. Edwards Derning telah mengembangkan apa yang disebut “Total
Quality Management” (Manajemen Mutu Terpadu) telah berhasil mengatasi
berbagai permasalahan diperusahaan, sehingga dapat meningkatkan mutu
dan sekaligus menekan biaya serta mengatasi permasalah lainnya. TQM
hanya dapat dicapai dengan memperhatikan hal-hal berikut ini (Tjiptono,
1997)14:
1) Berfokus pada kepuasan pelanggan
Kepuasan didefinisikan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan harapannya.
Oleh karena itu, maka tingkat kepuasan adalah perbedaan antara

12
Tim Penyusun, Modul Komitmen Mutu, Surabaya:BDK Surabaya
13
Tim Penyusun, Sadar Anti Korupsi 2, Surabaya: BDK Surabaya
14
Tim Penyusun, Modul Pelayanan Publik Latsar CPNS, Surabaya:BDK Surabaya
26
kinerja yang dirasakan dengan harapan. Dengan demikian apabila
dikaitkan dengan pelanggan, maka pelanggan dapat merasakan hal-hal
sebagai berikut:
a) Kalau kinerjanya di bawah harapan, pelanggan akan merasa kecewa
b) Kalau kinerjanya sesuai harapan, pelanggan akan merasa puas
c) Kalau kinerjanya melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas
2) Obsesi terhadap mutu
Penentu akhir mutu adalah pelanggan internal dan eksternal. Dengan
mutu yang ditentukan tersebut, organisasi harus berusaha memenuhi
atau melebihi yang telah di tentukan.
3) Pendekatan ilmiah
Terutama untuk merancang pekerjaan dan proses pembuatan
keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan
yang dirancang tersebut.
4) Komitmen jangka panjang
Agar penerapan TQM dapat berhasil, dibutuhkan budaya organisasi
yang baru. Untuk itu perlu ada komitmen jangka panjang guna
mengadakan perubahan budaya.
5) Kerjasama tim
Untuk menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan dan hubungan perlu
terus menerus dijalin dan dibina, baik antar aparatur dalam organisasi
maupun dengan pihak luar (masyarakat).
6) Perbaikan sistem secara berkesinambungan
Setiap barang dan jasa dihasilkan melalui proses di dalam suatu
sistem/lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu diperbaiki
secara terus menerusagar mutu yang dihasilkan meningkat.

b. Manajemen ASN
Manajemen ASN merupakan salah satu hal yang diperlukan dalam
memasuki era reformasi dan globalisasi karena memerlukan aparatur
negara yang profesional untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berbagai tantangan yang

27
dihadapi oleh aparatur sipil negara dalam mencapai tujuan tersebut
semakin banyak dan berat, baik berasal dari luar maupun dalam negeri
yang menuntut aparatur sipil negara untuk meningkatkan
profesionalitasnya.
Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi
tantangan-tantangan tersebut, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil
negara menjadi semakin profesional, agar mampu menyelenggarakan
pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
UU ASN mencoba meletakkan beberapa perubahan mendasar
dalam manajemen SDM, yang mengedepankan kompetisi dan kompetensi
ASN dalam promosi dan pengisian jabatan. UU ASN juga menempatkan
pegawai ASN sebagai sebuah profesi yang harus memiliki standar
pelayanan profesi, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku profesi,
pendidikan dan pengembangan profesi, serta memiliki organisasi profesi
yang dapat menjaga nilai-nilai dasar profesi.15

c. Whole of Government
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di
lapangan maka WoG didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan
integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked
problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik
atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi,
menyangkut perubahan perilaku. WoG pada awalnya disebut sebagai
Joined Up Government atau Network Government dan paling akhir diberi
nama Whole of Government. WoG merupakan respon terhadap gejala-
gejala devolusi struktural, disagregasi, fragmentasi dan single purpose
organization sebagai akibat dari implementasi New Public Management
(NPM). Inti dari WoG menurut Haligan (2011) adalah “koordinasi–kolaborasi
secara integratif serta manajemen berbagai tugas dan fungsi-fungsi di
dalam organisasi tanpa adanya kontrol hierarkis di antara sesama

15
Djoko Sutrisno, dalam Modul Manajemen ASN Latsar CPNS, Badan Pengembangan SDM Daerah
Provinsi Jawa Tengah, 2017.
28
partisipan yang ditujukan untuk memperoleh suatu hasil (outcome) yang
tidak dapat dicapai apabila bekerja sendiri”.
Kemunculan WoG didorong oleh sejumlah faktor-faktor pendorong
(drivers) internal maupun eksternal sebagaimana yang diilustrasikan pada
gambar berikut:16

Gambar 5. Faktor-faktor Pendorong WoG

F. Matrix Rancangan
Matrix rancangan aktualisasi adalah sebagai berikut:

Unit Kerja : Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Nganjuk

Identifikasi Isu :

1. Rendahnya kemampuan mengetik siswa kelas VII di Madrasah


Tsanawiyah Negeri 1 Nganjuk

16
Lilin Budiati, dalam Modul WoG Latsar CPNS, Badan Pengembangan SDM Daerah Provinsi Jawa
Tengah, 2017
29
2. Rendahnya kedisiplinan siswa saat masuk Madrasah Tsanawiyah Negeri 1
Nganjuk
3. Minimnya kesadaran lingkungan sehat di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1
Nganjuk
4. Rendahnya kesadaran memakan makanan sehat di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 1 Nganjuk
5. Pengumuman dari kantor tidak tersampaikan sempurna kepada warga
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Nganjuk
6. Kurang maksimalnya penggunaan pojok bacadi Madrasah Tsanawiyah Negeri
1 Nganjuk
7. Rendahnya kedisiplinan siswa saat sholat dhuhur berjamaah di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Nganjuk

Isu yang Diangkat : Rendahnya kemampuan mengetik siswa kelas VII di


Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Nganjuk

Gagasan Pemecahan Isu:


1. Konsultasi dengan pimpinan
2. Membuat soal pretest dan post test
3. Menyusun media pembelajaran metode mengetik sepuluh jari
4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengetik sepuluh jari
5. Konsultasi dengan guru yang lebih senior tentang metode yang digunakan
6. Melakukan pretest kemampuan mengetik siswa
7. Melakukan proses pembelajaran dengan media
8. Melakukan post test kemampuan mengetik siswa
9. Menyusun laporan hasil aktualisasi nilai-nilai dasar PNS

30
Tabel 2.4 Matriks Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Time
Kontribusi Kegiatan
Pemaknaan Nilai Pencapaian Schedule
No Kegiatan Tahapan Output Pencapaian Visi dan
ANEKA Penguatan Nilai- (Penjadw
Misi Organisasi
Nilai Organisasi alan)
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Konsultasi  Menghubungi  Tersampaika  Akuntabilitas Visi : “Terwujudnya  Integritas 2 hari
dengan mentor untuk nnya Meminta persetujuan, generasi yang Menyampaikan (27-28
pimpinan melaksanakan informasi arahan dan bimbingan berkualitas, menguasai informasi secara Oktober
kegiatan kegiatan tentang pelaksanaan iptek dan imtak serta benar kepada 2019)
aktualisasi aktualisasi kegiatan aktualisasi berakhlaq mulia” mentor dan
kepada serta melaksanakan
 Meminta masukan mentor menerima saran sesuai dengan
dan saran mentor perbaikan dari Misi : Menciptakan warga arahan pimpinan
tentang  Mendapatkan pimpinan/mentor madrasah yang beriman
pelaksanaan informasi, tentang dan bertaqwa kepada  Profesionalitas
kegiatan masukan dan pelaksanaan Alloh Swt., berakhlaq Dalam
saran dari mulia dan berbudi pekerti pelaksanaannya
 Meminta mentor terkait  Nasionalisme luhur dengan dilakukan sesuai
persetujuan aktualisasi Menghargai mengembangkan sikap dengan prosedur
pelaksanaan yang akan pendapat pimpinan dan perilaku islam baik di
kegiatan dilakukan untuk musyawarah dalam maupun di luar  Inovasi
aktualisasi mufakat dalam madrasah. Memberikan
 Mendapatkan pelaksanaan perubahan
persetujuan kegiatan sebagai “Dengan melakukan yang lebih baik
pelaksanaan wujud kecintaan kegiatan aktualisasi di dan
kegiatan dari terhadap lembaga tempat habituasi maka bermanfaat bagi
pimpinan akan ada pembiasaan masyarakat
 Etika Publik dalam meningkatkan
Bukti fisik: Menghargai akhlaq dan budi pekerti  Tanggung jawab
 Foto kegiatan komunikasi, yang luhur dalam bersikap Berkomitmen
 Notulensi sopan santun dalam terutama dengan dengan tugas
 Surat menyampaikan pimpinan” yang telah
persetujuan pendapat serta diberikan
menghargai pendapat berdasarkan
pimpinan/mentor rancangan
31
yang telah dibuat
 Komitmen mutu
Menyusun kegiatan  Keteladanan
aktualisasi yang Berperilaku baik,
bermutu dan hormat, santun
berkualitas bagi saat konsultasi.
masyarakat

 Anti Korupsi
Berani menyampaikan
kegiatan dan
tanggung
jawab melaksanakan
tugas yang diemban
Analisis dampak apabila nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi:

1. Jika tidak ada nilai akuntabilitas dalam permintaan persetujuan dengan mentor maka tidak akan ada koordinasi yang baik dalam pelaksanaan kegiatan
aktualisasi.
2. Nilai nasionalisme, jika tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi maka tidak akan tercapai musyawarah mufakat dalam pelaksanaan kegiatan
aktualisasi
3. Nilai etika publik tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi maka pimpinan kurang berkenan dengan ide inovasi dalam kegiatan aktualisasi yang kita
sampaikan
4. Nilai komitmen mutu jika tidak diterapkan dalam kegiatan tersebut maka kegiatan akan dilakukan tidak sesuai dengan standar mutu dan tidak dapat
memuaskan masyarakat.
5. Jilai anti korupsi jika tidak ada dalam kegiatan aktualisasi maka kegiatan aktualisasi tidak akan terselesaikan dengan baik karena tidak ada
tanggungjawab dalam pelaksanaannya.

2. Membuat  Mencari referensi  Terkumpulny  Akuntabilitas Visi :  Integritas 2 hari


soal pretest soal di internet a soal-soal Dalam melaksanakan kegiatan “Terwujudnya Menyusun soal (29-30
dan post pretest dan ini, dilakukan dengan penuh generasi yang secara benar Oktober
test post test tanggung jawab. berkualitas, sesuai indikator. 2019)
 Menyusun soal  Terwujudnya menguasai
yang sesuai soal pretest  Nasionalisme iptek dan  Profesionalitas
kebutuhan dan post test Dalam membuat soal dilakukan imtak serta Dalam
dengan kerja keras sehingga berakhlaq pelaksanaannya
dihasilkan soal-soal yang mulia” dilakukan untuk
berkualitas. mencapai hasil
Bukti fisik :  Etika Publik Misi : terbaik.
32
- dokumentasi Dalam melaksanakan kegiatan ini Menciptakan  Inovasi
dan foto menekankan netralitas di mana suasana Memberikan
- daftar soal soal yang dibuat tidak terlalu belajar yang perubahan
pilihan mudah maupun terlalu sulit. menantang, yang lebih baik
menyenangka dan
 Komitmen Mutu n, komunikatif, bermanfaat bagi
Kegiatan selesai tepat waktu produktif, dan masyarakat
sehingga tidak menghambat demokratis
kegiatan yang lain. untuk  Tanggung jawab
mencapai Berkomitmen
 Anti Korupsi kompetensi menghasilkan soal
diskusi ini menekankan nilai peserta didik berkualitas.
kemandiriandalam berpikir dan
bekerja, serta tanggung jawab “Dengan  Keteladanan
untuk mengumpulkan data yang dibuatnya soal Bekerja keras
akurat. pretest dan dalam pembuatan
post test maka soal.
kompetensi
dasar siswa
bisa diketahui.”
Analisis dampak apabila nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi:

1. Jika tidak ada nilai akuntabilitas dalam pembuatan soal pretest dan post test maka soal tidak akan selesai .
2. Nilai nasionalisme, jika tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi maka tidak akan tercapai soal yang berkualitas.
3. Nilai etika publik tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi maka soal akan terlalu mudah atau terlalu sulit.
4. Nilai komitmen mutu jika tidak diterapkan dalam kegiatan tersebut maka kegiatan tidak akan selesai tepat waktu.
5. Jilai anti korupsi jika tidak ada dalam kegiatan aktualisasi maka kegiatan aktualisasi tidak akan terselesaikan dengan baik karena tidak ada
tanggungjawab dalam pelaksanaannya.

. 3. Menyusun  Mencari referensi  Terkumpulny  Akuntabilitas Visi :  Integritas 2 hari


media tentang media a beberapa Dalam melaksanakan kegiatan “Terwujudnya Bertekad dan (31 Oktober
pembelajar pembelajaran referensi ini, dilakukan dengan penuh generasi yang bekemauan untuk –1
an metode mengetik sepuluh media tanggung jawab. berkualitas, berbuat yang November
mengetik jari pembelajaran menguasai terbaik dalam 2019)
sepuluh jari  Nasionalisme iptek dan menyusun media
 Memilih media  Terpilihnya Dalam membuat soal dilakukan imtak serta pembelajaran
pembelajaran satu media dengan kerja keras sehingga berakhlaq
yang tepat pembelajaran dihasilkan soal-soal yang mulia”

33
berkualitas.  Profesionalitas
Misi : Membuat media
 Mencetak media  Tercetaknya  Etika Publik Memanfaatkan pembelajaran
pebelajaran media Dalam melaksanakan kegiatan ini sumber daya dengan disiplin.
pembelajaran menekankan netralitas di mana fisik dan
soal yang dibuat tidak terlalu manusia  Tanggung Jawab
Bukti Fisik: mudah maupun terlalu sulit. sebagai Menyelesaikan
sumber belajar dengan tuntas.
 Dokumentasi  Komitmen Mutu untuk
dan foto Kegiatan selesai tepat waktu memberikan  Inovasi
 Lembar sehingga tidak menghambat hasil yang Menghasilkan
media kegiatan yang lain. terbaik bagi media yang
pembelajaran perkembangan inovatif.
 Anti Korupsi kompetensi
diskusi ini menekankan nilai peserta didik.  Keteladanan
kemandirian dalam berpikir dan Memberi contoh
bekerja, serta tanggung jawab “Dengan kerja keras
untuk mengumpulkan data yang dibuatnya media kepada rekan
akurat. pembelajaran sejawat saat
maka sumber membuat media
daya fisik pembelajaran.
dimanfaatkan
untuk
perkembangan
kompetensi
peserta didik.”
Analisis Dampak( ANEKA)
1. Jika nilai Akuntabilitas tidak ada dalam kegiatan ini, maka dalam melaksanakan kegiatan ini, tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
2. Jika nilai Nasionalisme tidak ada dalam kegiatan ini, soal-soal yang dihasilkan tidak berkualitas.
3. Jika nilai Etika Publik tidak ada dalam kegiatan ini,maka soal akan terlalu mudah atau terlalu sulit
4. Jika nilai Komitmen Mutu tidak ada dalam kegiatan ini, maka kegiatan ini akan menghambat kegiatan lain.
5. Jika nilai Anti Korupsi tidak ada dalam kegiatan ini, maka tidak ada penekanan nilai kemandirian.

4 Menyusun  Mengumpulkan  Terkumpuln  Akuntabilitas Visi :  Integritas 2 hari


Rencana referensi materi ya materi Dalam melaksanakan kegiatan ini, “Terwujudnya Yaitu dengan (31
Pelaksana RPP dilakukan dengan penuh generasi yang berkemauan kuat Oktober –
an  Membuat materi tanggung jawab. berkualitas, dan berpikiran 1

34
Pembelajar RPP  Terwujudny menguasai positif dalam November
an (RPP) a materi  Nasionalisme iptek dan menyelesaikan 2019)
mengetik  Mencetak RPP RPP Dalam membuat soal dilakukan imtak serta kegiatan
sepuluh jari dengan kerja keras sehingga berakhlaq
 Terwujudny dihasilkan soal-soal yang mulia”  profesional yaitu
a RPP berkualitas. melakukan
dalam Misi : pekerjaan secara
bentuk fisik  Etika Publik Memanfaatkan
terukur dengan
Dalam melaksanakan kegiatan ini sumber daya
fisik dan menepati time
BuktiFisik menekankan netralitas di mana
soal yang dibuat tidak terlalu manusia line, penguatan
 Foto mudah maupun terlalu sulit. sebagai nilai
 Hard copy sumber belajar
RPP  Komitmen Mutu untuk  inovasi tampak
Kegiatan selesai tepat waktu memberikan
hasil yang pada pembuatan
sehingga tidak menghambat
terbaik bagi rencana
kegiatan yang lain.
perkembangan pelaksanaan
 Anti Korupsi kompetensi pembelajaran.
diskusi ini menekankan nilai peserta didik.
kemandiriandalam berpikir dan
“Dengan
bekerja, serta tanggung jawab
dibuatnya
 tanggung jawab
untuk mengumpulkan data yang ditunjukkan dengan
akurat. rencana
pembelajaran menyelesaikan
maka sumber kegiatan dengan
daya fisik baik
dimanfaatkan
untuk  Keteladanan
perkembangan
Bekerja keras dan
kompetensi
peserta didik.” ulet saat membuat
rencana
pelaksanaan
pembelajaran.
Analisis Dampak( ANEKA)
1. Jika nilai Akuntabilitas tidak ada dalam kegiatan ini, maka dalam melaksanakan kegiatan ini, tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
2. Jika nilai Nasionalisme tidak ada dalam kegiatan ini, soal-soal yang dihasilkan tidak berkualitas.

35
3. Jika nilai Etika Publik tidak ada dalam kegiatan ini,maka soal akan terlalu mudah atau terlalu sulit
4. Jika nilai Komitmen Mutu tidak ada dalam kegiatan ini, maka kegiatan ini akan menghambat kegiatan lain.
5. Jika nilai Anti Korupsi tidak ada dalam kegiatan ini, maka tidak ada penekanan nilai kemandirian.

5 Konsultasi  Membuat janji  Terjadwalny  Akuntabilitas Visi :  Integritas 1 hari


dengan koordinasi a Hubungan baik dengan guru “Terwujudnya Baik dan sopan (2
guru yang pertemuan yang lebih senior adalah salah generasi yang saat koordinasi November
lebih senior  Melaksanakan satu komponen akuntabilitas. berkualitas, dengan guru yang 2019)
tentang koordinasi  Terlaksana Responsibilitas yang tinggi menguasai lebih senior.
metode nya dalam pelaksanaan kegiatan iptek dan
yang  Membuat notulensi koordinasi koordinasi sangat diperlukan. imtak serta  profesional yaitu
digunakan hasil kritik dan berakhlaq melakukan
saran  Terwujudny  Nasionalisme mulia”
pekerjaan secara
a notulensi Bekerja keras dalam
Misi : terukur dengan
mewujudkan keberhasilan
pelaksanaan koordinasi. Mengembangk menepati time
Bukti Fisik
an sikap dan line dan mampu
 Foto  Etika Publik kepekaan menyelesaikan
sosial terhadap
 Notulensi Sopan dan santun saat
seluruh warga
kegiatan tepat
kritik dan berkomunikasi dengan senior. waktu.
madrasah.
saran
 Komitmen Mutu
Bersikap professional dlam “Dengan  inovasi tampak
pembuatan notulensi. dilakukannya pada kritik dan
konsultasi maka saran perbaikan
hubungan social
 Anti Korupsi media
sesame warga
Disiplin waktu dalam pembelajaran.
madrasah
melaksanakan koordinasi
sehingga tepat waktu. semakin kuat.”
 tanggung jawab
ditunjukkan dengan
menyelesaikan
kegiatan koordinasi
dengan baik.

 Keteladanan
Berperilaku baik,

36
hormat, santun
saat koordinasi
dengan guru
senior.
Analisis Dampak (ANEKA)
1. Akuntabilitas: Jika dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak mencakup akuntabilitas maka hubugan dengan guru senior akan memburuk
2. Nasionalisme: Jika dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak mencakup nasionalisme maka tidak akan tercapai semangat dan kerja keras dalam melaksanakan
program.
3. Etika Publik: Jika dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak mencakup etika publik maka tidak akan tercipta sopan dan santun saat berkomunikasi dengan guru
senior
4. Komitmen Mutu: Jika dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak mencakup komitmen mutu maka notulensi yang diperoleh tidak mencapai standar mutu.
5. Anti korupsi: Jika dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak mencakup anti korupsi maka tidak tercapai kedisiplinan dalam pelaksanaan koordinasi.

6 Melakukan  Membuat daftar  Terwujudny  Akuntabilitas: Visi :  Integritas: 8 hari


pretest hadir a daftar Dalam penilaian hasil pretest “Terwujudnya Bertekad dan (3 – 10
kemampua hadir dilakukan dengan konsisten generasi yang November
bekemauan untuk
n mengetik  Mencetak soal  Terwujudny sesuai indicator yang telah berkualitas,
berbuat yang baik
2019)
siswa a soal disusun. menguasai
iptek dan dan benar; serta
pretest
 Menilai hasil  Nasionalisme: imtak serta melaksanakan
kemampuan siswa  Terwujudny Proses mencetak soal pretest ini berakhlaq pretest sampai
a daftar nilai memakai prinsip kerja keras, ulet, mulia” selesai..
kemampua telaten, dan cerdas.
Misi :
n mengetik  Profesionalitas:
siswa  Etika Publik: Menciptakan
Melaksanakan
Nilai kejujuran menjadi pedoman suasana
belajar yang sesuai dengan
mutlak dalam penilaian
Bukti Fisik kemampuan siswa. menantang, tupoksi guru,
 Daftar hadir menyenangkan dalam konteks ini,
 Komitmen Mutu , komunikatif,
 Hard copy mengawal proses
Efisiensi waktu dan efektifitas produktif, dan pretest dengan
soal
demokratis
 Lembar kerja sangat ditekankan dalam
untuk
konsisten.
penilaian mencetak soal.
mencapai
 Foto kompetensi  Tanggung Jawab:
 Anti Korupsi
Kegiatan mencetak soal ini peserta didik. Mengatasi masalah
dilakukan berdasarkan asas dengan segera
“Dengan
37
tanggung jawab dan dilakukannya sesuai dengan
kemandirian dengan harapan pretest maka aturan yang
tetap menghasilkan produk yang kompetensi berlaku
berkualitas siswa akan
dapat diukur”
 Inovasi: yaitu
menemukan
terobosan-
terobosan baru
tanpa
meninggalkan
keunggulan yang
sudah ada

 Keteladanan: guru
memberi contoh
etos kerja yang
tinggi untuk
memacu siswa
melakukan hal
yang sama
Analisis Dampak (ANEKA)
1. Jika nilai Akuntabilitas tidak ada dalam kegiatan ini, maka penilaian hasil pretest tidak akan sesuai indicator.
2. Jika nilai Nasionalisme tidak ada dalam kegiatan ini, maka saat mencetak soal pretest ini tidak akan telaten.
3. Jika nilai Etika Publik tidak ada dalam kegiatan ini, maka penilaian siswa tidak valid.
4. Jika nilai Komitmen Mutu tidak ada dalam kegiatan ini, maka pencetkan soal akan tidak efektif.
5. Jika nilai Anti Korupsi tidak ada dalam kegiatan ini, maka hasil pencetakan soal tidak bisa dipertanggungjawabkan
7 Melakukan  Membuat daftar  Tercetakny  Akuntabilitas: Visi :  Integritas 14 hari (11
proses hadir a lembar Guru memberi bimbingan dengan “Terwujudnya Menyampaikan -24
pembelajar daftar hadir jelas sehingga siswa mengerti. generasi yang informasi secara November
an dengan berkualitas, benar kepada 2019)
media  Terlaksana  Nasionalisme: menguasai siswa dalam
 Melakukan nya Guru bekerja keras membimbing iptek dan melakukan
bimbingan kepada bimbingan siswa. imtak serta bimbingan.
siswa berakhlaq
 Etika Publik: Bertanggung mulia”

38
Bukti Fisik jawab dalam melaksanakan tugas  Profesionalitas
 Daftar hadir yang diberikan dengan prosedur Misi : Dalam
siswa yang telah ada Menciptakan pelaksanaannya
 Foto suasana dilakukan sesuai
dokumentas  Komitmen Mutu: Terwujudnya belajar yang dengan prosedur
i layanan yang prima dari proses menantang,
awal hingga akhir menyenangkan  Inovasi
, komunikatif, Memberikan
 Anti korupsi: Peduli terhadap produktif, dan perubahan
keadaan lingkungan serta jujur demokratis yang lebih baik
dalam menyampaikan materi untuk dan
bimbingan. mencapai bermanfaat bagi
kompetensi masyarakat
peserta didik.
 Tanggung jawab
“Media Berkomitmen
pembelajaran menyelesaikan
yang baik akan kegiatan
menantang bimbingan dengan
siswa agar bisa penuh tagging
mendapatkan jawab.
kompetensi
yang lebih baik”  Keteladanan
Memberi contoh
etos kerja yang
baik kepada siswa.
Analisis dampak apabila nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi:

1. Jika tidak ada nilai akuntabilitas, maka penjelasan guru kepada siswa menjadi tidak jelas.
2. Nilai nasionalisme, jika tidak diterapkan dalam kegiatan ini maka guru menjadi tidak semangat membimbing siswa.
3. Nilai etika publik tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi maka tugas tidak sesuai prosedur.
4. Nilai komitmen mutu jika tidak diterapkan dalam kegiatan tersebut maka kegiatan akan dilakukan tidak sesuai dengan standar mutu dan tidak dapat
memuaskan masyarakat.
5. Jika nilai anti korupsi tidak ada dalam kegiatan ini, maka kejujuran guru dipertaanyakan.
8 Melakukan  Membuat daftar  Terwujudny  Akuntabilitas: Visi :  Integritas: 7 hari
post test hadir a daftar Dalam penilaian hasil post test “Terwujudnya Bertekad dan (18-24
kemampua hadir dilakukan dengn konsisten generasi yang November
bekemauan untuk
n mengetik sesuai indicator yang telah berkualitas, 2019)
39
siswa  Mencetak soal  Terwujudny disusun. menguasai berbuat yang baik
a soal post iptek dan dan benar; serta
test  Nasionalisme: imtak serta melaksanakan post
Proses mencetak soal post test ini berakhlaq
test sampai
 Menilai hasil  Terwujudny memakai prinsip kerja keras, ulet, mulia”
selesai..
kemampuan siswa a daftar nilai telaten, dan cerdas.
kemampua
n mengetik  Etika Publik: Misi :  Profesionalitas:
siswa Nilai kejujuran menjadi pedoman Menciptakan Melaksanakan
mutlak dalam penilaian suasana sesuai dengan
kemampuan siswa. belajar yang tupoksi guru,
menantang,
dalam konteks ini,
Bukti Fisik  Komitmen Mutu menyenangkan
mengawal proses
 Daftar hadir Efisiensi waktu dan efektifitas , komunikatif,
produktif, dan post test dengan
 Hard copy kerja sangat ditekankan dalam
soal mencetak soal. demokratis konsisten.
untuk
 Lembar
penilaian  Anti Korupsi mencapai  Tanggung Jawab:
kompetensi
 Foto Kegiatan mencetak soal ini
peserta didik.
Mengatasi masalah
dilakukan berdasarkan asas dengan segera
tanggung jawab dan
“Dengan sesuai dengan
kemandirian dengan harapan
tetap menghasilkan produk yang dilakukannya aturan yang
berkualitas post test maka berlaku
kompetensi
siswa akan  Inovasi: yaitu
dapat diukur”
menemukan
terobosan-
terobosan baru
tanpa
meninggalkan
keunggulan yang
sudah ada

 Keteladanan: guru
memberi contoh

40
etos kerja yang
tinggi untuk
memacu siswa
melakukan hal
yang sama
Analisis Dampak (ANEKA)
1. Jika nilai Akuntabilitas tidak ada dalam kegiatan ini, maka penilaian hasil post test tidak akan sesuai indikator.
2. Jika nilai Nasionalisme tidak ada dalam kegiatan ini, maka saat mencetak soal post test ini tidak akan telaten.
3. Jika nilai Etika Publik tidak ada dalam kegiatan ini, maka penilaian siswa tidak valid.
4. Jika nilai Komitmen Mutu tidak ada dalam kegiatan ini, maka pencetakan soal akan tidak efektif.
5. Jika nilai Anti Korupsi tidak ada dalam kegiatan ini, maka hasil pencetakan soal tidak bisa dipertanggungjawabkan

9 Menyusun  Mengumpulkan  Terkumpuln  Akuntabilitas: Visi :  Integritas 1 hari


laporan hasil pretest dan ya hasil Dalam mengumpulkan hasil pretest “Terwujudnya Menyusun laporan (5
hasil post test pretest dan dan post test dilakukan dengan generasi yang sesuai dengan November
aktualisasi post test integritas. berkualitas, keadaan 2019)
nilai-nilai  Membandingkan  Perbanding menguasai sebenarnya.
dasar PNS hasil pretest dan an hasil  Nasionalisme: iptek dan
post test pretest dan Proses menganalisa hasil pretest imtak serta  Profesionalitas
post test dan post test ini memakai prinsip berakhlaq Dalam
 Menganalisa  Persentase kerja keras, ulet, telaten, dan cerdas. mulia” pelaksanaannya
peningkatan hasil peningkatan dilakukan sesuai
kemampuan belajar hasil  Etika Publik: Misi : dengan prosedur
siswa kemampua Nilai kejujuran menjadi pedoman Menciptakan
n belajar mutlak dalam penilaian kemampuan warga  Inovasi
siswa. madrasah
 Membuat laporan siswa Memberikan
akhir  Terwujudny yang beriman perubahan
 Komitmen Mutu dan bertaqwa yang lebih baik
a laporan
Efisiensi waktu dan efektifitas kerja kepada Alloh dan
akhir
sangat ditekankan dalam membuat Swt., bermanfaat bagi
laporan akhir. berakhlaq masyarakat
Bukti fisik :
 Foto mulia dan
 Anti Korupsi
dokumenta berbudi  Tanggung jawab
Kegiatan membuat laporan akhir ini pekerti luhur
si Berkomitmen
dilakukan berdasarkan asas dengan
 Dokumen menyelesaikan
tanggung jawab dan kemandirian mengembang
41
analisis dengan harapan menghasilkan kan sikap dan tugas sesuai
 Dokumen laporan akhir yang berkualitas perilaku islam rencana.
laporan baik di dalam
akhir maupun di  Keteladanan
luar Mengerjkan
madrasah. laporan dengan
sungguh-sungguh.
“Dengan
disusun
laporan hasil
aktualisasi
dengan jujur
maka menjadi
perwujudan
sikap islami
yaitu siddiq”
Analisis dampak apabila nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi:

1. Jika tidak ada nilai akuntabilitas dalam kegiatan ini, maka pengumpulan hasil pretest dan post test diragukan integritasnya.
2. Nilai nasionalisme, jika tidak diterapkan dalam kegiatan ini maka analisa hasilnya akan keliru.
3. Nilai etika publik tidak diterapkan dalam kegiatan ini maka kejujuran penilaian akan dipertanyakan.
4. Nilai komitmen mutu jika tidak diterapkan dalam kegiatan tersebut maka kegiatan tidak akan efektif dan efisien
5. Jilai anti korupsi jika tidak ada dalam kegiatan aktualisasi maka kegiatan aktualisasi tidak akan terselesaikan dengan baik karena tidak ada
tanggungjawab dan kemandirian dalam pelaksanaannya.

42
G. Jadwal Kegiatan
Tabel 2.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Oktober 2019 November 2019


No Kegiatan
27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Konsultasi
1 dengan
pimpinan
Membuat soal
2 pretest dan
post test
Menyusun
media
pembelajaran
3
metode
mengetik
sepuluh jari
Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
4 Pembelajaran
(RPP)
mengetik
sepuluh jari
Konsultasi
dengan guru
yang lebih
5
senior tentang
metode yang
digunakan
Melakukan
pretest
6 kemampuan
mengetik
siswa
7 Melakukan

43
proses
pembelajaran
dengan media
Melakukan
post test
8 kemampuan
mengetik
siswa
Menyusun
laporan hasil
9 aktualisasi
nilai-nilai
dasar PNS

44
H. Kendala dan Antisipasi
Kendala-kendala yang kemungkinan akan muncul saat aktualisasi dan
antisipasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.6 Kendala Kegiatan dan Antisipasinya

No. Kegiatan Kendala Antisipasi


1. Konsultasi dengan pimpinan Jadwal kerja pimpinan Menyesuaikan
padat sehingga belum kegiatan dengan
bisa dipastikan jadwal mentor dan
langsung bisa membuat janji
konsultasi beberapa hari
sebelumnya
2. Membuat soal pretest dan Bingung memilih soal Soal disaring
yang tepat menurut
post test
kesulitannya
3. Menyusun media Bingung memilih media Media dipilih yang
yang akan digunakan paling komunikatif
pembelajaran metode
mengetik sepuluh jari
4. Menyusun Rencana Waktu yang kurang Dicicil sejak hari
memadai pertama habituasi
Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) mengetik sepuluh jari

5. Konsultasi dengan guru yang Perbedaan persepsi Komunikasi yang


bisa saja muncul lebih intens agar
lebih senior tentang metode
terjadi
yang digunakan kesepahaman

6. Melakukan pretest Siswa lambat Memperjelas


merespon perintah perintah
kemampuan mengetik siswa
memulai engerjaakan
pretest
7. Melakukan proses Siswa malas Guru memberi
mengerjakan instruksi motivasi belajar
pembelajaran dengan media
guru kepada siswa

8. Melakukan post test Hasil tidak akurat Menyiapkan


karena kesalahan peralatan sebelum
kemampuan mengetik siswa
teknis post test dengan
baik
9. Menyusun laporan hasil Dokumen tidak lengkap Mempersiapkan
dokumen sejak
aktualisasi nilai-nilai dasar
awal kegiatan
PNS

45
BAB III
KESIMPULAN

Rancangan aktualisasi ini berawal dari rendahnya kemampuan mengetik


siswa kelas VII karena sebagian besar dari mereka baru mengenal komputer. Di sisi
lain mereka tidak bisa berlatih di rumah karena ketiadaan sarana prasarana. Selain
itu belum ada media pembelajaran dan metode yang tepat bagi mereka. Oleh karena
itu penting untuk dicari penyelesaiannya, bagaimana Peningkatan Hasil Belajar
Mengetik Siswa Kelas VII Menggunakan Metode Mengetik Sepuluh Jari Di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Nganjuk secara bertahap bisa diupayakan.
Persoalan di atas bisa diupayakan dengan beberapa tahapan yaitu: 1)
diawalai konsultasi dengan pimpinan untuk membicarakan upaya-upaya peningkatan
kemampuan mengetik siswa, 2) membuat soal pretest dan post test untuk membuat
indicator keberhasilan, 3) menyusun media pembelajaran agar mempermudah
penyerapan materi oleh siswa, 4) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
agar terarah dan, 5) konsultasi dengan guru yang lebih senior agar mendapatkan
kritik dan saran yang membangun, 6) melakukan pretest untuk mengukur
kemampuan awal peserta didik, 7) melakukan proses pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan mengetik siswa, 8) melakukan post test untuk mengukur
berapa peningkatan kemampuan mengetik siswa, dan yang terkahir sebagai
kewajiban aktualisasi adalah menyusun laporan hasil aktualisasi nilai-nilai dasar
PNS.
Dengan demikian, diharapkan kemampuan mengetik siswa bisa meningkat
signifikan sebagai dasar bagi mereka mempelajari teknologi informasi ke depannya.

46
DAFTAR PUSTAKA

Budiati, Lilin. dalam Modul WoG Latsar CPNS, Badan Pengembangan SDM Daerah
Provinsi Jawa Tengah, 2017
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Pasal 62 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Pasal 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen

Pasal 2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen

Pasal 4 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen

Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru


Dan Dosen
Pasal 1 Peraturan lembaga Administrasi Negara tentang Pelatihan Dasar calon
Pegawai Negeri Sipil

Pasal 7 Peraturan lembaga Administrasi Negara tentang Pelatihan Dasar calon


Pegawai Negeri Sipil

Sutrisno, Djoko, dalam Modul Manajemen ASN Latsar CPNS, Badan


Pengembangan SDM Daerah Provinsi Jawa Tengah, 2017
Tim Penyusun, Modul Akuntabilitas PNS, Surabaya: BDK Surabaya
Tim Penyusun, Sadar Anti Korupsi 2.Surabaya: BDK Surabaya
Tim Penyusun, Modul Etika Publik, Surabaya: BDK Surabaya
Tim Penyusun, Modul Komitmen Mutu, Surabaya: BDK Surabaya
Tim Penyusun, Modul Nasionalisme, Surabaya: BDK Surabaya
Tim Penyusun, Modul Pelayanan Publik Latsar CPNS, Surabaya: BDK Surabaya

47

Anda mungkin juga menyukai