Anda di halaman 1dari 42

LEMBAR PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipresentasikan dalam Seminar Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai


Dasar PNS yang dilaksanakan pada hari rabu tanggal 23 Oktober 2019 di Kantor BPSDM
Provinsi Jawa Barat.

Oleh:
Nama : Dadi Rusyandi, S. Pd
NIP : 19861218 201903 1 002
NDH :5
Intansi/Sekolah : SMAN 4 Garut
Jabatan : Guru Sejarah Ahli Pertama

Cimahi, 23 Oktober 2019


Peserta Latsar CPNS,

Dadi Rusyandi, S. Pd
NIP. 198612182019031002

Menyetujui,

Coach, Mentor,

IR. Ade Kusmana, MM. Ade Japarudin, M. Pd.


NIP. 196812171995031003 NIP. 197006242007011008

i
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI
Peningkatkan Motivasi Membaca Buku Mata Pelajaran Sejarah Melalui Penerapan Teknik
Make A - Match di Kelas X SMA Negeri 4 Garut

Oleh:
Nama : Dadi Rusyandi, S. Pd
NIP : 19861218 201903 1 002
NDH :5
Intansi/Sekolah : SMAN 4 Garut
Jabatan : Guru Sejarah Ahli Pertama

Cimahi, 23 Oktober 2019


Peserta Latsar CPNS,

Dadi Rusyandi, S. Pd
NIP. 198612182019031002

Menyetujui,
Coach, Mentor,

Ir. Ade Kusmana, MM. Ade Japarudin, S. Pd.


NIP. 196812171995031003 NIP. 197006242007011008

Disahkan,
Penguji/Narasumber,

Dr. Hj. Neneng Kurniasih, MM


NIP. 192

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi
Peningkatkan Motivasi Membaca Buku Mata Pelajaran Sejarah Melalui Penerapan Teknik
Make A - Match di Kelas X di SMA Negeri 4 Garut. Dalam rancangan ini saya telah
mendapat saran, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Ade Kusmana, MM selaku coach yang telah memberikan arahan dan bimbingan
selama penyusunan rancangan aktualisasi.
2. Ade Japarudin, M. Pd selaku mentor yang telah memberikan banyak arahan dan
bimbingan selama proses penyusunan rancangan aktualisasi.
3. Para Widyaiswara yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama pembelajaran
dan kegiatan diklat, terutama nilai-nilai dasar PNS.
4. BPSDM Provinsi Jawa Barat selaku penyelenggara diklat yang telah banyak memberikan
bimbingan dan fasilitas selama kegiatan diklat.
5. Orangtuaku di Surga Insya Alloh, Aniza Maharani Istriku tercinta, Putri-putriku
tersayang Dzakiyah dan Shanum, serta keluarga yang selalu memberikan dukungan dan
semangat serta motivasi selama mengikuti diklat.
6. Keluarga Besar SMAN 4 Garut yang senantiasa memberikan dukungan dalam
perencanaan Rancangan Aktualisasi
7. Seluruh teman-teman peserta Latihan Dasar CPNS Golongan III Gelombang 5
khususnya Angkatan XXIII Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2019.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah terlibat dan
membantu dalam pembuatan rancangan aktualisasi.
Dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang dibuat baik disengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan kita semua. Akhir kata
semoga rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri,
umumnya bagi instansi dan masyarakat luas.

Cimahi, Oktober 2019


Penulis,

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iv
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1
B. Tujuan Rancangan Aktualisasi ....................................................................................... 4
C. Manfaat Rancangan Aktualisasi ..................................................................................... 4
D. Ruang Lingkup Kegiatan ................................................................................................ 4
BAB II...................................................................................................................................... 10
GAMBARAN UMUM ORGANISASI ................................................................................... 10
A. Profil Organisasi ........................................................................................................... 10
B. Visi, Misi dan Tujuan Organisasi ................................................................................. 11
C. Nilai – Nilai Organisasi ................................................................................................ 11
D. Struktur Organisasi ....................................................................................................... 12
E. Fungsi, Tugas dan Peran ASN ...................................................................................... 13
F. Tugas Pokok dan Fungsi Guru ...................................................................................... 13
BAB III .................................................................................................................................... 16
SUBTANSI MATERI PEMBELAJARAN ............................................................................. 16
A. Agenda Sikap dan Bela Negara .................................................................................... 16
B. Landasan Nilai Teori Aneka ......................................................................................... 17
C. Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil ................................................................ 19
BAB IV .................................................................................................................................... 19
RANCANGAN AKTUALISASI............................................................................................. 19
A. Identifikasi Penetapan Isu dan Gagasan Pemecahan Isu .............................................. 19
B. Flow Chart Kegiatan ..................................................................................................... 22
C. Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi ......................................................................... 23
D. Matriks Jadwal Kegiatan Aktualisasi............................................................................ 33
BAB V ..................................................................................................................................... 34
PENUTUP................................................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 35

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan dapat dikatakan sebagai upaya sadar dan terencana dari seorang insan
manusia untuk mengenyam ilmu pengetahuan untuk bekal hidupnya seperti keterampilan
dan pengetahuan berfikirnya. Pendidikan memiliki peranan yang sangat vital dalam
kehidupan manusia, karena pendidikan menjadi modal dasar bagi manusia untuk
menjalani berbagai aktivitas yang bermanfaat dalam kehidupannya. Di samping itu,
manusia sebagai mahluk sosial yang bermasyarakat dan bernegara memiliki peranan
penting dalam pembangunan bangsa. Hal tersebut sepenuhnya dapat diperoleh melalui
pendidikan dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
berdaya saing, dengan mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
ASN khususnya Tenaga Pendidik atau guru sangat penting dalam pengembangan
SDM, karena selain berperan untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik,
guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter. Seorang guru yang berupaya untuk
meningkatkan kualitas dan profesionalitasnya, tidak jarang dituntut untuk menimba ilmu
yang lebih tinggi. Di samping itu, ASN memegang peran strategis dalam penerapan
berbagai kebijakan publik yang ada di Indonesia. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 10
Undang-undang No.5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, ASN sebagai bagian
dari pemerintah mempunyai fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik
dan perekat dan pemersatu bangsa. Dengan demikian sebagai ASN yang profesional,
perlu mengetahui tugas/fungsi dan tanggung jawab sebagai Aparatur Sipil Negara.
Dalam pelaksanaannya ASN berperan menetapkan sejumlah keputusan-keputusan
strategis baik sejak merumuskan kebijakan, perencanaan pembangunan, dan
implementasinya, serta pelayanan pada masyarakat dalam berbagai sektor pembangunan,
terutama pendidikan.
Untuk membentuk figur ASN yang profesional dilakukan pembinaan melalui Diklat
Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Diklat
ini dilaksanakan dalam rangka membentuk karakter pribadi ASN, membentuk
kemampuan bersikap dan bertindak profesional dalam mengelola tantangan dan masalah
keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif whole of government atau one
government, yang didasari nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu, Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Berdasarkan

1
2

kedudukan dan peran ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada
setiap pelaksanaan tugas dan fungsi jabatannya sebagai pelayan masyarakat, serta
sebagai wujud nyata bela negara seorang ASN.
Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan
merujuk pada pasal 63 ayat 3 dan 4, yang menyebutkan CPNS wajib menjalani masa
percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.
Sejarah adalah mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai
proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga
masa kini (Depdiknas, 2003: 1). Lebih lanjut, Ismaun (2001: 114) mengemukakan tujuan
pendidikan sejarah adalah agar peserta didik mampu memahami sejarah, memiliki kesadaran
sejarah, dan memiliki wawasan sejarah yang bermuara pada kearifan sejarah.
Berdasarkan pernyataan di atas, mata pelajaran sejarah memiliki peranan yang penting
dalam membentuk pemahaman, kesadaran dan wawasan sejarah sehingga siswa dapat menyikapi
masalah dalam kehidupan dengan bijak. Oleh karena peranan mata pelajaran sejarah di sekolah
sangat penting, sehingga diharapkan menjadi suatu mata pelajaran yang menarik karena
mengajarkan kepada siswa berbagai peristiwa yang dialami manusia dalam ruang dan waktu
yang berbeda sehingga siswa dapat merasakan secara nyata perubahan yang dialami oleh
manusia dalam kehidupan. Didukung dengan dikeluakan Permendikbud Nomor 59 tahun 2014
tentang kurikulum 2013 (kurtilas) dan direvisi menjadi Permendikbud Nomor 36 tahun2018 yang
menjadikan sejarah menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Akan tetapi kenyataannya di
sekolah-sekolah tidak demikian, banyak siswa yang menganggap bahwa mata pelajaran sejarah
adalah mata pelajaran yang menjenuhkan dan membosankan. Dalam KBM di kelas, suasana
belajar siswa cenderung menegangkan, karena mereka dituntut untuk mengingat fakta, nama
tokoh dan tahun suatu peristiwa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ismaun
(2001:99), yang menyatakan bahwa keluhan para siswa yang kadang-kadang kita dengar pada
umumnya adalah bahwa mereka merasa jenuh atau bosan dalam menerima pelajaran dan
mempelajari materi pelajaran sejarah. Hal itu terjadi karena seakan-akan demikian luas dan
hampir tak terbatasnya materi pelajaran yang harus dipelajari dan dihapalkan. Senada dengan
yang diungkapkan oleh Wiriaatmadja (2002:133):

“Banyak siswa yang mengeluhkan bahwa Pembelajaran sejarah itu sangat membosankan
karena isinya hanya merupakan hafalan saja dari tahun, tokoh, dan peristiwa sejarah.
Segudang informasi dijejalkan begitu saja kepada siswa dan siswa tinggal menghafalnya
di luar kepala. Memang “menghafal” atau “mengingat” adalah salah satu cara belajar,
3

seperti halnya menirukan (imitating atau copying), mencoba-coba dengan trial and error,
kadang-kadang juga kita berpikir atau merenungkan apa yang kita lihat dan kita alami
dengan hasil yang berbeda-beda…”

Hal ini dipengaruhi juga oleh minat membaca siswa terhadap buku-buku
pelajaran terutama buku sejarah yang rendah, sehingga penggunaan perpustakaan di
sekolah tidak berjalan optimal. Laporan rekapitulasi peminjaman buku mata pelajaran
oleh siswa pada bulan Agustus sebanyak 227 buku (Laki-laki 110, Perempuan 117) dan
bulan September sebanyak 419 siswa (Laki-laki 220, Perempuan 199) dari jumlah siswa
SMAN 4 Garut sebanyak 1201 siswa. Ditambah dengan maraknya penggunaan gadget
dalam kehidupan sehari-hari siswa yang sudah terbiasa sejak dini. Dengan
dikeluarkannya permendikbud nomor 71 tahun 2013 tentang buku teks pelajaran,
disetiap sekolah dibarerikan buku teks pelajaran setiap siswa satu eksemplar terkesan
mubadjir. Evidence terbengkalainya buku dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Dari permasalahan tersebut, maka penulis berupaya untuk melakukan inovasi


yang dituangkan dalam sebuah Rancangan Aktualisasi yang berjudul “Peningkatkan
Motivasi Membaca Buku Mata Pelajaran Sejarah Melalui Penerapan Teknik Make A -
Match di Kelas X SMA Negeri 4 Garut”. Make A - Match atau mencari pasangan
merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan oleh guru kepada siswa dalam
pembelajaran. Teknik ini dikembangkan oleh Lorna Curran (Lie, 2008:55). Penerapan
teknik ini berfungsi untuk meningkatkan partisipasi motivasi, dan keaktifan siswa dalam
kelas yang akan berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini berdasarkan
pendapat Lie (2008:55) bahwa salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari
4

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran tersebut diharapkan
dapat merubah pola berfikir siswa selama ini yang beranggapan bahwa pembelajaran
sejarah selama ini menegangkan dan menjenuhkan, menjadi menyenangkan. Sehingga
tujuan dari pendidikan dapat tercapai secara menyeluruh, tanpa ada satu siswapun yang
tertinggal.

B. Tujuan Rancangan Aktualisasi


Adapun Tujuan dari aktualisasi ini antara lain :
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu ANEKA yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi dalam
melaksanakan tugas dan fungsi di lingkungan SMA Negeri 4 Garut
2. ASN dapat merubah mindset di dalam dirinya untuk menjadi lebih
profesional,berkomitmen, beretika, dan berintegritas.
3. Meningkatkan minat belajar khusunya membaca dan menulis siswa yang dapat
dipertanggungjawabkan di masyarakat, sehingga mampu berkontribusi secara
optimal dalam memperkuat visi misi organisasi.

C. Manfaat Rancangan Aktualisasi


1. Bagi Penulis
Mampu menjadi bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional
dalam kinerja. Serta berkomitmen untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagai
seorang Guru Kelas Ahli pertama yang berdasarkan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan dosen.
2. Bagi Organisasi

Menjadi agen perubahan yang membantu organisasi agar lebih baik dan solid.
Mampu bekerja sama serta berkomunikasi dengan baik antar rekan guru sehingga
mampu mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan oleh organisasi. Dan juga
menjadi lembaga pendidikan yang berbudi luhur dan berintegrasi tinggi.

D. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup atau batasan dari aktualisasi ini adalah :
a. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah berpedoman pada Tugas Pokok dan Fungsi
menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 20
5

tentang Guru dan Dosen, tugas dari atasan, serta inisiatif sendiri dengan persetujuan
dari atasan dalam melaksanakan tugas sebagai Guru Sejarah Ahli Pertama. kegiatan
yang sesuai dengan rancangan aktualisasi yaitu Peningkatkan Motivasi Membaca
Buku Mata Pelajaran Sejarah Melalui Penerapan Teknik Make A - Match di Kelas X
SMA Negeri 4 Garut.
b. Waktu pelaksanaan aktualisasi adalah 30 hari kerja, yaitu dari tanggal 28 Oktober
2019 sampai dengan 30 Nopember 2019.
c. Tempat kegiatan aktualisasi adalah di SMA Negeri 4 Garut.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Profil Organisasi
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memberikan
pengajaran dan mendidik para murid/siswa melalui bimbingan yang diberikan oleh para
pendidik/guru. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah jenjang pendidikan menengah
pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama
(SMP).
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Nomor 1814/I.02.1/R.81 tanggal 08-05-1981, SMA Negeri 4 Garut Provinsi Jawa Barat
merupakan salah satu sekolah Negeri yang berada di bawah binaan Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat, dengan SK izin operasional Nomor 0298/0/1982 tanggal 09-10-
1982. SMA Negeri 4 Garut terletak di daerah selatan Kabupaten Garut tepatnya di Desa
Giriawas Kecamatan Cikajang, Nomor Telp. 0262-577164, kode pos 44171. Sebelumnya
SMAN 4 Garut bernama SMAN 1 Cikajang sampai tahun 2009. Atas dasar kebijakan
pemerintah daerah yang menggabungkan serluruh sekolah dengan menginduk kedalam
nama kabupaten berdasarkan tahun berdirinya, maka SMAN 1 Cikajang berganti nama
menjadi SMAN 4 Garut, karena merupakan SMA ke empat tertua di Kabupaten Garut.
SMAN 4 Garut didirikan pada tanggal 9 Oktober 1982 di Areal Perkebunan Teh
Nusantara VIII. Luas areal sekolah yaitu 20000 m² yang terdiri dari 2593 m² bangunan,
1287 m² halaman/taman, 364m² lapangan olahraga, 14800 m² kebun, dan 956 m² lain-
lain. NPSN: 20227463.
Adapun secara rinci data kelembagaan SMAN 4 Garut sebagai berikut:
1. Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Garut
2. Nama Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Cikajang-Garut
3. Alamat : Jalan Perkebunan Giriawas No. 1 Cikajang
4. Kode POS : 44171
5. Desa/Kelurahan : Giriawas RT 01 RW 01
6. Kecamatan : Cikajang
7. Kabupaten/Kota : Garut
8. Provinsi : Jawa Barat
9. Status Sekolah : Negeri
10. SK Terakhir Status Sekolah : Negeri
11. No. Telephone : (0262) 577164
12. Email : sman4garut@gmail.com
13. Website : http://www.sman4garut.sch.id
14. Sertifikat Tanah Nomor :-
15. Luas Tanah : 20.000 m2

10
11

16. Ketinggian : 1.283 m dpl


17. Letak Astronomis : 07,365260LS dan 107,820850B
18. Status Tanah : Hak Guna Pakai Tahun 1982
19. No. Rekening Listrik :-
20. No. Rekening Telephone :-
21. No. Rekening Bank : 0053226027100
Nama Bank : Bank Jabar Banten (BJB)
Kantor : Cabang Garut
Nama Pemegang Rekening : SMAN 4 Garut
22. SK Pendirian Sekolah : 0298/10/1982
23. Tanggal SK : 09 Oktober 1982
24. Nomor induk Sekolah : 301021112004
25. No. Statistik Sekolah : 301021116021
26. NPSN : 20227463
27. Nomor Unit Kerja : 214334
28. Nomor Kode Lokasi : 83
29. Status Terakreditasi : A Th. 2001; A Th. 2009; A Th. 2013; A Th. 2018
30. NO. Sertifikat ISO 9001 : 2000

B. Visi, Misi dan Tujuan Organisasi


1. Visi Sekolah
SMA Negeri 4 Garut memiliki visi : “Terciptanya Lulusan Yang Cerdas, Religius,
Mandiri, Terampil, dan Berkarakter”.
2. Misi Sekolah
Misi dari SMAN 4 Garut adalah :
a. Mengembangkan perangkat kurikulum yang variatif sesuai dengan kebutuhan
peserta didik berkarakter, dan berwawasan depan
b. Mengembangkan penyelenggaraan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan
c. Meningkatkan kemampuan olahraga (sepakbola, badminton, pencak silat, dll)
dan seni yang kompetitif
d. Meningkatkan disiplin warga sekolah sesuai standar yang ditetapkan
e. Menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan lingkungan sekitar
f. Meningkatkan lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan indah
g. Menghasilkan lulusan yang religius, mandiri, terampil dan berkarakter.

C. Nilai – Nilai Organisasi


Nilai-nilai yang dikembangkan dalam sekolah tentunya sangat beragam. Menurut
Depdiknas (2002:14) nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah antara lain
budaya jujur, budaya saling percaya, budaya kerjasama, budaya baca, budaya disiplin
12

dan efisiensi, budaya bersih, budaya berprestasi dan berkompetisi dan budaya memberi
teguran dan penghargaan.
Sumber-sumber nilai budaya sekolah meliputi agama, pancasila, budaya dan
tujuan pendidikan nasional. Dari sumber nilai tersebut dapat ditarik kesimpulan nilai
yang teridentifikasi antara lain religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli social, dan tanggungjawab. Secara rinci
Nilai-nilai yang diambil merupakan Tata Nilai Budaya Kerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan diantaranya memiliki integritas, kreatif dan inovatif,
inisiatif, pembelajar, menjunjung meritrokasi, terlibat aktif, dan tanpa pamrih

D. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi di SMA Negeri 4 Garut Provinsi Jawa Barat dapat
dilihat dari gambar berikut ini.
KEPALA SEKOLAH
Drs. Eli Setia Permana, MM. Pd

KOMITE SEKOLAH TATA USAHA

WK. BID. KURIKULUM WK. BID. KESISWAAN WK. BID. SARANA WK. BID. HUMAS
Ade Japarudin, M.Pd Lilis Imas M., S.Pd.,M.Pd. Maman Sutarman, S.Pd., M.Pd. Away Senjaya, S.Pd, M.Pd.

BP/BK GURU MAPEL PEMBINA EKSKUL

SEJARAH INDONESIA
Dadi Rusyandi, S. Pd.

PESERTA DIDIK
13

E. Fungsi, Tugas dan Peran ASN


Menurut UU ASN No 5 Tahun 2014 Pasal 11, pegawai ASN bertugas:
1. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
3. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain itu, ASN juga memiliki kode etik berdasarkan UU ASN No 5 Tahun 2014
Pasal 5 yaitu.
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;
dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.

F. Tugas Pokok dan Fungsi Guru


Penulis bertugas sebagai guru mata pelajaran sejarah Indonesia di kelas X MIPA-
IPS dan kelas XI IPS. Guru mata pelajaran bertanggung jawab kepada kepala sekolah
dalam mengembangkan tugas mencerdaskan bangsa melalui kegiatan yang efektif dan
efisien. Tugas guru dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 ayat 2 Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20 Undang-Undang No. 14
14

Tahun 2005 ttentang Guru dan Dosen, serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun
2008 tentang Guru. Diantaranya adalah :
1. Merencanakan pembelajaran
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
4. Membimbing dan melatih peserta didik/siswa
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan
Tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam Permendiknas No. 35 Tahun
2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya,
diantaranya adalah :
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan
2. Menyusun silabus pembelajaran
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran
6. Menilai dan mengavaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di kelasnya
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggungjawabnya
(khusus guru kelas)
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah/madrasah dan nasional
11. Membimbing guru pemula dalam program induksi
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler proses pembelajaran
13. Melaksanakan pengembangan diri
14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif
15. Melakukan presentasi ilmiah
Fungsi guru disini sudah termasuk dalam tugas guru yang telah dijabarkan di atas,
namun terdapat beberapa fungsi lain yang terkandung dalam poin d dan e Pasal 20
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta poin a, b, dan c Pasal
15

40 Ayat Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


yakni:
1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa
2. Menjungjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, kode etik guru, serta
nilai-nilai agama dan etika
3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis
dan dialogis
4. Memlihara komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan
5. Member teladan dan menjaga nama baik lembaga profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
16

BAB III
SUBTANSI MATERI PEMBELAJARAN

A. Agenda Sikap dan Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawsan kebangsaan dalam penyelenggaraan
pemerintah dan pembangunan bagi aparatur, pada hakikatnya terkait dengan
pembangunan kesadan pembangunan berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan
tingkah laku PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan
dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada
dalam Pembukaan UUD 1945) melalui:
a. Menumbuhkan rasa kesatuab dan persatuan bangsa dan negara Indonesia yang
terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami banyak pulau yang
membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan adat
istiadat kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat dalam konsep
wawasan nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri
dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan UUD.
b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotism untuk menjaga
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan prilaku yang patriotic dimulai
dari hal-hal yang sederhana yaitu dimulai dari saling tolong menolong,
menciptakan kerukunan beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah
sesuai agama masing-masing, saling menghormati dengan sesame dan menjaga
keamanan lingkungan.
c. Memiliki kesadaran atas tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang
menghormati lambing-lambang negara dan mentaati peraturan perundang-
undangan.
2. Analisis Isu-isu Kontemporer
Tujuan Reformasi Birokrasi pada tahun2025 untuk mewujudkan birokrasi kelas
dunia, merupakan respon atas masalah rendahnya kapasitas dan kemampuan PNS
dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis, yang menyebabkan posisi
Indonesia dalam percaturan global belum memuaskan. Permasalahan lainnya adalah
kepedulian PNS dalam meningkatkan kualitas birokrasi yang masih rendah
menjadikan daya saiung Indonesia dibandingkan negara lain baik ditingkat regional
maupun internasionalnya masih tertinggal. Dengan terbitnya UU No. 5 Tahun 2014
17

tentang ASN, secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan
profesinya sebagai ASN dengan berlandaskan pada:
a. Nilai dasar
b. Kode etik dank ode prilaku
c. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik
d. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. Profesionalitas jabatan.
Implementasi terhadap prinsip tersebut diwujudkan dengan meningkatkan
kepedulian dan partisipasi untuk meningkatkankepedulian dan partisipasi untuk
meningkatkan kapasitas organisasi dengan memberikan penguatan untuk menemu-
kali perubahan lingkungan strategis secara komprehensif pada diri setiap PNS.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara,
demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa
dari segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation and
character building. Proses nation and character building tersebut didasari oleh sejarah
perjuangan bangsa, sadar akan ancaman bahaya nasional yang tinggi serta memiliki
semangat cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila
sebagai ideologi negara, kerelaanberkorban demi bangsa dan Negara.
Kesiapsiagaan Bela Negara merupakan kondisi Warga Negara yang secara
fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan, dan jasmani yang prima serta secra
kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik,
senantiasa memelihara jiwa dan raganya memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, keras, dan
tahan uji, merupakan sikap mental dan prilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila UUD NRI 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
B. Landasan Nilai Teori Aneka
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pelayan masyarakat yang memiliki integritas
dan mengutamakan kepentingan publik harus mampu menerapkan nilai-nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Dari
nilai-nilai dasar profesi ASN memiliki indikator yang akan digunakan untuk menerapkan
kegiatan yang dilakukan ASN adalah sebagai berikut :
1. Akuntabilitas
18

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai bagi


individu, kelompok atau institusi terhadap amanahnya.Akuntabilitas mengacu dalam
beberapa aspek diantaranya, aktualisasi merupakan suatu hubungan, berorientasi
kepada hasil, membutuhkan adanya laporan, memerlukan konsekuensi dan
memperbaiki kinerja.Sub nilai dasar dalam akuntabilitas antara lain:Tanggung
jawab, Amanah, Tertib, Kompeten, Disiplin dan Konsisten.
Dalam pelaksanaan tugas PNS sebagai pelayan masyarakat, nilai
akuntabilitas menjadi penting karena:
a. Sebagai kontrol demokratis (peran demokrasi)
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional)
c. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi (peran belajar)
Apabila nilai akuntabilitas tidak terlaksana maka akan melemahkan
keperrcayaan publik terhadap ASN sebagai pelayan masyarakat dan memberikan
pandangan yang buruk terhadap kinerja aparatur negara.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme memiliki
sub nilai dasar yaitu:Cinta tanah air, Kerja sama, Musyawarah, Tidak diskriminatif,
Pantang menyerah, Semangat dan Gotong royong
Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN diharapkan dapat bersikap adil
dan tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, bersikap
professional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan.
3. Etika Publik
Etika adalah penilaian tentang apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang
benar dan apa yang salah. Kode etik adalah serangkaian aturan yang mengatur
tingkah laku dalam suatu kelompok, ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
ketentuan-ketentuan tertulis. Sedangkan etika publik adalah standar atau norma
yang menentukan baik atau buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk memutuskan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.Etika publik memiliki sub nilai dasar
yaitu:Santun, Sportifitas, Respect, Arif, Peduli, Sabar, Empati.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah perjanjian atau tanggung jawab atas mutu produk
atau jasa tergantung pada persepsi individual dan nilai-nilai yang terkandung di
19

dalamnya dengan kebutuhan dan keinginannya tanpa kesalahan atau tidak ada
cacat.Komitmen mutu memiliki sub nilai dasar yaitu sebagai berikut:Teliti, Inovatif,
Efektif, Efisien, Tepat, Kreatif.
5. Anti Korupsi
Definisi korupsi menurut Amir Hamzah, 2001 adalah segala perbuatan yang
tidak baik seperti perbuatan kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidak jujuran, dapat
di suap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata yang menghina atau
memfitnah. Anti Korupsi memiliki sub nilai dasar yang telah diidentifikasi oleh
KPK bersama para pakar yaitu sebagai berikut: Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin,
Tanggung Jawab, Kerja keras, Sederhana, Berani, Adil.

C. Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil


1. Manajemen Aparatu Sipil Negara
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
a. Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk
dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU
ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun
2014 tentang ASN.
1) Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK
adalah warga negara Indonesia yang memnuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
20

2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai apartur negara yang menjalankan kebijakan


yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan
segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian
pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi pegawai ASN sangat penting,
mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadinya
isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan
birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan
ancaman bagi kesatuan bangsa.

b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan
bertugas sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik
dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
2) Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan
tujuan kepuasan pelanggan.
3) Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunung tinggi martabat
21

ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan


diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam
penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas
persatuan dan kesatuan.

2. Whole of Government
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di lapangan maka
WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap”
yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi
karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, dan menyangkut perubahan perilaku.
a. Praktek whole of government
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan
oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.
1) Penguatan koordinasi antar Lembaga (Kolaborasi, koordinasi, networking)
2) Membentuk lembaga koordinasi khusus (Integrasi)
3) Membangun gugus tugas (Kapaasitas)

b. Tantangan dalam praktek whole of government


Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
sebagai berikut:
1) Kapasitas SDM dan institusi, kapasitas SDM dan institusi-institusi yang
terlibat dalam WoG tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi
kendala serius ketika pendekatan WoG, misalnya mendorong terjadinya
merger atau akuisisi kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDM
dengan kualifikasi yang berbeda.
2) Nilai dan budaya organisasi, nilai dan budaya organisasi menjadi kendala
ketika terjadi upaya kolaborasi sampai dengan kelembagaan.
3) Kepemimpinan, kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam
pelaksanaan WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan
yang mampu mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta
meramu SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
22

3. Pelayanan Publik
a. Pengertian pelayanan publik
Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu diketahui, yaitu
melayani dan pelayanan. Pengertian melayani adalah membantu menyiapkan
(mengurus) apa yang diperlukan seseorang". Sedangkan pengertian pelayanan
adalah "usaha rnelayani kebutuhan orang lain" (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1995).
Adapun menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003, mengenai
pelayanan adalah sebagai berikut:
1) Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
2) Penyelenggara Pelayanan Publik adalah Instansi Pemerintah;
3) Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan kerja satuan
organisasi Kementerian, Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi
dan Tinggi Negara, dan instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat maupun
Daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara
dan Badan Usaha Milik Daerah;
4) Unit Penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada instansi
Pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima
pelayanan publik;
5) Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi pemerintah yang
melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
6) Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah
dan badan hukum yang menerima pelayanan dari instansi pemerintah.

b. Prinsip-prinsip pelayanan publik


Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan
publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1) Partisipatif, dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;
23

2) Transparan, dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai


penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan, prosedur, biaya, dan
sejenisnya.
3) Responsif, dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak
hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
4) Tidak diskriminatif, pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang
lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti: status sosial,
pandangan politik, enisitas, agama, profesi, jenis kelamin, difabel, dan
sejenisnya;
5) Mudah dan Murah, penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat
harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh
layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah, artinya
berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk
dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara.
6) Efektif dan Efisien, penyelenggaraan pelayan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan
mandat konstitusi dan mencapai tujuan-tujuan strategis negara dalam jangka
panjang) dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur
yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;
7) Aksesibel, pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus
dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik
(dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang
ditemukan, dan lain-lain.) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang
terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat
untuk mendapatkan layanan tersebut.
8) Akuntabel, penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan
menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga
24

negara melalui pajak yang mereka bayar. Oleh karena itu semua bentuk
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggung-jawabkan
secara terbuka kepada masyarakat.
9) Berkeadilan, penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah
melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga
negara yang lain.
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Penetapan Isu dan Gagasan Pemecahan Isu


1. Identifikasi Penetapan Isu Aktualisasi
Selama penulis bertugas di SMA Negeri 4 Garut, penulis merasa terdapat
beberapa masalah atau isu yang dapat dipecahkan atau ditingkatkan. Isu tersebut
dapat bersumber dari faktor internal warga sekolah maupun faktor eksternal. Berikut
ini daftar isu atau masalah yang muncul di SMA Negeri 4 Garut:
1) Kurangnya pemahaman siswa terhadap istilah-istilah sejarah
2) Rendahnya minat siswa dalam membaca buku mata pelajaran sejarah
3) Mayoritas siswa menganggap Sejarah adalah mata pelajaran yang menjenuhkan dan
membosankan
IDENTIFIKASI ISU DENGAN TEKNIK USG
Kriteria
No Isu Urgency Seriousness Growth Total PRIORITAS
(U) (S) (G)
Kurangnya
pemahaman siswa
1 4 4 4 12 II
terhadap istilah-
istilah sejarah
Rendahnya minat
siswa dalam membaca
2 4 5 4 13 I
buku mata pelajaran
sejarah
Mayoritas siswa
menganggap Sejarah
3 adalah mata pelajaran 4 4 3 11 III
yang menjenuhkan
dan membosankan

19
20

Keterangan :
Mendesaknya (M) / Gawat (G) / Perkembangan (P) /
Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
Paling Fatal =5 Sangat Cepat =5
Mendesak =5 Sangat Gawat =4 Cepat =4
Sangat Gawat =3 Agak Cepat =3
Mendesak =4 Biasa =2 Biasa =2
Mendesak =3 Tidak Gawat =1 Lambat/ Tetap =1
Biasa =2
Tidak Mendesak = 1
Kesimpulan :
Berdasarkan analisis isu menggunakan teknik USG tersebut, maka prioritas isu
yang dipilih adalah tentang “Rendahnya minat siswa dalam membaca buku mata
pelajaran sejarah”. dengan kerangan sebagai berikut :
a. Urgency (U) : Sangat Mendesak (4)
b. Seriousness (S) : Fatal (5)
c. Growth (G) : Cepat (4)
d. Total : 13
Prioritas Isu :
Rendahnya minat siswa dalam membaca buku mata pelajaran sejarah Teknik USG :
Sangat Mendesak.
Urgency (U) 4 Tersedianya buku mata pelajaran sejarah di perpustakaan yang
banyak, kurang dimanfaatkan oleh siswa.
Fatal.
Seriousness (S) 5
Siswa sulit memahami materi-materi sejarah Indonesia.
Cepat.
Rendahnya minat siswa dalam membaca buku mata pelajaran
Growth (G) 4
sejarah yang tidak segera ditindak lanjuti akan semakin
menghambat ketercapaian standar kompetisi lulusan (SKL).
Usulan Solusi Kreatif :
Solusi yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan rendahnya minat siswa
dalam membaca buku mata pelajaran sejarah adalah dengan pengaplikasian sebuah
teknik pembelajaran baru yang inovatif serta kreatif yaitu Make A - Match sehingga
21

siswa lebih mudah dalam meningkatkan minat membaca buku mata pelajaran sejarah.
Sehingga penulis mengambil judul yaitu Peningkatkan Motivasi Membaca Buku Mata
Pelajaran Sejarah Melalui Penerapan Teknik Make A - Match di Kelas X SMA Negeri 4
Garut Usulan solusi ini pun sejalan dengan Visi dari SMAN 4 Garut yaitu “Terciptanya
Lulusan Yang Cerdas, Religius, Mandiri, Terampil, dan Berkarakter”dan point ke satu
dan dua dalam Misi dari SMAN 4 Garut yaitu “mengembangkan perangkat kurikulum
yang variatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik berkarakter, dan berwawasan depan;
dan mengembangkan penyelenggaraan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan”.
22

B. Flow Chart Kegiatan

Bagan alur atau flow chart dari kegiatan Isu


aktualisasi ini dituangkan pada bagan berikut :

Rendahnya minat siswa dalam membaca buku mata pelajaran sejarah

Gagasan Pemecahan Isu

Peningkatkan Motivasi Membaca Buku Mata Pelajaran Sejarah di Kelas X SMA Negeri 4 Garut

Inovasi
Merancang desain pembelajaran. Penerapan Teknik Make
A - Match

Mempersiapkan bahan ajar dan


membuat media.

Implementasi teknik make a-match


dalam pembelajaran Sejarah
Indonesia.

Evaluasi pelaksanaan program

Meningkatnya Motivasi
Siswa Dalam Membaca
Buku Pelajaran Sejarah
23

C. Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi


Unit Kerja : SMAN 4 Garut
Identifikasi Isu : 1. Banyaknya siswa yang terlambat datang ke sekolah
2. Rendahnya minat siswa dalam membaca buku mata pelajaran sejarah
3. Mayoritas siswa menganggap Sejarah adalah mata pelajaran yang menjenuhkan dan membosankan
4. Kurangnya pemahaman siswa terhadap istilah-istilah sejarah
Isu yang diangkat : Rendahnya minat siswa dalam membaca buku mata pelajaran sejarah
Gagasan pemecahan isu : Upaya Meningkatkan Motivasi Membaca Buku Mata Pelajaran Sejarah Melalui Penerapan Model Cooperative
Learning Tipe Make A - Match Dalam Materi Kehidupan Praaksara di Indonesia Bagi Siswa di Kelas X IPA 5
SMA Negeri 4 Garut

Tabel 4.3
Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi
Output/Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
1. Merancang 1. Berkonsultasi Terlaksananya Akuntabilitas Mendukung Misi Pelaksanaan
desain dengan mentor konsultasi dengan Menunjukkan sikap tanggung jawab sekolah nomor 1, 2, dan kegiatan ini dapat
pembelajaran hasil: dalam melaksanakan tugas 4 yaitu meningkatkan nilai
1. Foto Kegiatan 1. Mengembangkan organisasi sekolah
Etika Publik perangkat yakni berkarakter
Berkoordinasi dengan penuh sopan santun kurikulum yang dan produktif.
variatif sesuai
Komitmen Mutu dengan kebutuhan
Berkonsultasi agar tersusunnya rancangan peserta didik
pembelajaran yang memiliki mutu yang berkarakter, dan
baik berwawasan depan
24

Output/Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
2. Mengembangkan
WoG penyelenggaraan
Berkolaborasi dengan berbagai pihak pembelajaran yang
seperti mentor dan coach. aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan
Pelayanan Publik menyenangkan
Mentor, coach , dan penulis menunjukan 4. Meningkatkan
sikap responsif disiplin warga
sekolah sesuai
Wawasan Kebangsaan standar yang
Menunjukan perilaku disiplin ketika ditetapkan
membuat janji dengan mentor.
2. Menyusun Terbentuknya Akuntabilitas
Rancangan rancangan Menentukan tujuan pembelajaran agar
Pelaksanaan pembelajaran terdapat kejelasan mengenai apa yang akan
Pembelajaran dengan hasil dicapai.
(RPP) berupa: Nasionalisme
1. Lampiran RPP Menunjukkan perlaku kerjakeras demi
yang akan kelancaran kegiatan pembelajaran
dilaksanakan
dalam Komitmen Mutu
pembelajaran Pembelajaran menjadi tepat sasaran
2. Foto kegiatan (efektif) dengan adanya tujuan
pembelajaran
Etika Publik
Memilih materi sesuai dengan KI/KD yang
sedang dipelajari oleh peserta didik dengan
cermat
25

Output/Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
Manajemen ASN
Penulis melakukan pemetaan KI/KD sesuai
dengan tugas dan fungsinya sebagai guru
dengan penuh kesadaran
3. Berkonsultasi Terlaksananya Nasionalisme
dengan rekan konsultasi dengan Menunjukan perilaku senang
kerja terkait hasil: bermusyawarah untuk memutuskan
teknik dan 1. Foto kegiatan sesuatu
aktifitas
pembelajaran Etika Publik
yang akan Berkomunikasi dengan penuh sopan
digunakan. santun

Kesiapsiagaan Bela Negara


Melakukan inisiatif untuk mengadakan
konsultasi agar pekerjaan dapat berjalan
lebih baik.

Anti Korupsi
Berani untuk meminta bantuan kepada
rekan kerja.
Analisis Dampak 1. Apabila nilai ANEKA tidak diaplikasikan dalam pelaksanaan tahapan kegiatan, maka kegiatan konsultasi, merancang tujuan
pembelajaran, penyesuaian KI/KD tidak akan terlaksana dengan penuh tanggung jawab. Pelaksana kegiatan pun tidak akan menunjukkan
perilaku kerja keras dan konsisten. Sikap dan bahasa yang digunakan pun akan luput dari nilai sopan.
2. Apabila nilai WoG tidak diterapkan, maka penulis tidak akan mendapat saran dan masukan untuk memperbaiki rancangan desain
pembelajaran karena tidak adanya kolaborasi antar penulis dengan mentor dan coach.
26

Output/Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
2. Mempersiapk 1. Menelusuri Diperolehnya data Etika Publik Mendukung Misi Pelaksanaan
an bahan ajar informasi secara secara daring Berperilaku cermat dalam mencari sekolah nomor 1, dan 2 kegiatan ini dapat
dan media. daring mengenai terkait media dan informasi yaitu meningkatkan nilai
media dan bahan bahan ajar dengan 1. Mengembangkan organisasi sekolah
ajar yang sesuai hasil: Komitmen Mutu perangkat yakni nilai kreatif
dan menarik 1. Lampiran media Mencari media dan bahan ajar yang kurikulum yang dan inovatif.
terkait teknik dan bahan ajar memiliki mutu yang baik untuk digunakan variatif sesuai
yang digunakan. 2. Foto Kegiatan dalam pembelajaran dengan kebutuhan
peserta didik
Anti Korupsi berkarakter, dan
Mandiri dalam mencari informasi bahan berwawasan depan
ajar dan media 2. Mengembangkan
penyelenggaraan
pembelajaran yang
aktif, inovatif,
2. Membuat media Terlaksananya Akuntabilitas kreatif, efektif, dan
pembelajaran yang pembuatan media Bertanggung jawab meyiapkan media menyenangkan
akan digunakan dengan hasil: yang akan digunakan
1. Foto media dan
proses pembuatan Manajemen ASN
media Melaksanakan kewajiban sebagai guru
untuk mempersiapkan media pembelajaran

Kesiapsiagaan bela negara


Mencerminkan perilaku inovatif dalam
membuat media.
27

Output/Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
3.Berkonsultasi Terlaksananya Wawasan Kebangsaan
dengan bidang konsultasi dengan Menunjukkan mental yang kuat dalam
kurikulum terkait hasil: menjalankan proses konsultasi
media dan bahan 1. Foto kegiatan
ajar yang akan WoG
digunakan. Berkolaborasi dengan bagian kurikulum
dalam mengambil keputusan

Pelayanan Publik
Mewujudkan nilai responsif dalam
berkonsultasi.

Nasionalisme
Menunjukan koordinasi yang penuh
kekeluargaan
Dampak apabila 1. Apabila nilai Akuntabilitas, Etika Publik, dan kesiapsiagaan bela negara tidak diterapkan, maka penelusuran informasi terkait media dan
nilai-nilai dasar bahan ajar akan dilakukan secara sembarang tanpa memperhatikan nilai kreatif dan inovatif karena tidak terwujudnya sikap
ASN tidak bertanggung jawab dan cermat dalam menyelesaikan tugas.
diaplikasikan 2. Apabila nilai wawasan kebangsaan, pelayanan publik, dan WoG tidak diaplikasikan, maka penulis akan merasa takut untuk
dalam tugas dan berkonsultasi dengan bidang kurikulum karena tidak memiliki mental yang kuat dan tidak terjadinya koordinasi dengan bidang
jabatan kurikulum untuk mengembangkan materi dan bahan ajar.
3. Implementasi 1. Menyiapkan Terlaksananya Etika Publik Mendukung Visi Pelaksanaan
teknik dalam peserta didik dan kegiaatn dengan Mengondisikan peserta didik dengan Ssekolah “Terciptanya kegiatan ini dapat
pembelajaran memberikan hasil: percaya diri Lulusan Yang meningkatkan nilai
Sejarah apersepsi 1. Foto kegiatan Cerdas, Religius, organisasi sekolah
Indonesia Wawasan Kebangsaan Mandiri, Terampil, yakni nilai
Menumbuhkan perilaku disiplin pada dan Berkarakter “ dan berkarakter, kreatif,
peserta didik dan mandiri
Misi sekolah nomor 1,
28

Output/Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
Pelayanan Publik 2, dan 4 yaitu
Memperlakukan peserta didik dengan adil 1. Mengembangkan
(non diskriminatif) perangkat
2. Memberikan 1.Terlaksananya Wawasan Kebangsaan kurikulum yang
gambaran terkait pemberian Menunjukan perilaku disiplin ketika variatif sesuai
metode gambaran terkait memberikan gambaran dengan kebutuhan
pembelajaran metode yang peserta didik
yang digunakan digunakan dengan Kesiapsiagaan bela negara berkarakter, dan
kepada peserta hasil: Peduli terhadap kondisi dan kemampuan berwawasan depan
didik. 1. Foto Kegiatan peserta didik 2. Mengembangkan
penyelenggaraan
Pelayanan Publik pembelajaran yang
Memberikan pemaparan terkait metode aktif, inovatif,
dengan penuh sopan kreatif, efektif, dan
menyenangkan
Manajemen ASN 4. Meningkatkan
Bertanggung jawab untuk melaksanakan disiplin warga
kewajiban agar peserta didik paham sekolah sesuai
mengenai apa yang mereka akan pelajari. standar yang
3. Menyampaikan Tersampaikannya Komitmen Mutu ditetapkan
tujuan tujuan Menyampaikan tujuan pembelajaran agar
pembelajaran pembelajaran pembelajaran menjadi efektif.
dengan hasil:
1. Foto kegiatan Akuntabilitas
Tujuan pembelajaran mencerminkan nilai
kejelasan dalam proses pembelajaran

Nasionalisme
Menunjukan sikap tanggung jawab untuk
menentukan target pembelajaran
29

Output/Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
4. Implementasi Terlaksananya Akuntabilitas
kegiatan inti kegiatan dengan Peserta didik tanggung jawab mencari
pembelajaran, hasil: keterkaitan konsep dalam kartu dengan
penerapan teknik 1. Foto/video materi sejarah dalam buku pelajaran sejarah
make a match kegiatan Indonesia
diantaranya:
1) Pembagian Nasionalisme
kartu-kartu Peserta didik peduli terhadap anggota
konsep sejarah kelompoknya yang belum memahami
kepada peserta materi pembelajaran
didik
2) Peserta didik Etika Publik
dipinta untuk Peserta didik berdiskusi dengan disiplin
mencari dan berperilaku sopan
pasangan kartu-
kartu yang Komitmen Mutu
cocok Peserta didik melakukan make a-match
3) Peserta didik dengan teliti, efektif dan efisien
dipinta untuk
membaca buku Anti Korupsi
sejarah Peserta didik membagi dan mengerjakan
Indonesia tugas dengan adil
4) Peserta didik
berdiskusi Whole of Government
setelah Peserta didik berkolaborasi dalam
terbentuknya membuat peta konsep materi dari kartu-
kelompok kartu
melalui make a
match
30

Output/Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
5. Memberikan Terkumpulnya Akuntabilitas
kuisioner untuk kuisioner peserta Peserta didik diarahkan untuk mengisi
mengukur minat didik dengan hasil: kuisioner senga penuh tanggung jawab
awal peserta 1. Lembar
didik dalam kuisioner Komitmen Mutu
kegiatan 2. Foto kegiatan Pemberian kuisioner sebagai alat bantu
membaca buku untuk mengukur mutu pembelajaran
mata pelajaran
sejarah Etika Publik
Mengisi kuisioner dengan cermat dan
disiplin
Dampak 1. Apabila nilai akuntabilitas, nasionalisme, dan etika publik tidak diaplikasikan, maka guru tidak akan mampu mengondisikan peserta didik
apabila nilai- sebelum memulai pembelajaran, peserta didik akan tetap ribut dan tidak memperhatikan instruksi dari guru. Kemudian bahasa yng
nilai dasar digunakan guru dalam mengajar pun sulit dipahami siswa.
ASN tidak 2. Apabila nilai non diskriminatif dalam pelayanan publik tidak diterapkan, maka guru akan membeda-bedakan peserta didik dan
diaplikasikan cenderung berperilaku baik pada peserta didik yang unggul saja.
dalam tugas 3. Apabila fungsi ASN selaku perekat dan pemersatu bangsa tidak diterapkan, maka pembagian kelompok akan dilakukan secara
dan jabatan sembarang.
4. Evaluasi 1. Melakukan Terlaksananya Etika Publik Mendukung Visi Pelaksanaan
pelaksanaan konsultasi konsultasi dengan Berkoordinasi dengan hormat dan sopan Ssekolah “Terciptanya kegiatan ini dapat
program dengan mentor hasil: Lulusan Yang meningkatkan nilai
terkait evaluasi 1. Foto kegiatan Nasionalisme Cerdas, Religius, organisasi sekolah
program Melakukan musyawarah dan menghargai Mandiri, Terampil, yakni nilai
perbedaan pendapat. dan Berkarakter “ dan berkarakter, nilai
produktif, dan nilai
Misi sekolah nomor 1,
WoG mandiri.
2, dan 4 yaitu
Berkoordinasi dengan mentor
31

Output/Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
2. Pengambilan Terkumpulnya Akuntabilitas 1. Mengembangkan
testimoni peserta testimoni peserta Kuisioner disiapkan dengan sejelas-jelas perangkat kurikulum
didik terkait didik dengan hasil: nya agar peserta didik dapat memberikan yang variatif sesuai
teknik yang 1. Kuisioner jawaban yang konsisten. dengan kebutuhan
digunakan dan peserta didik peserta didik
dampaknya pada 2. Interview Manajemen ASN berkarakter, dan
minat membaca dengn peserta Guru bertanggungjawab untuk berwawasan depan
buku mata didik memastikan peserta didiknya nyaman 2. Mengembangkan
pelajaran sejarah 3. Foto kegiatan mengikuti pembelajaran penyelenggaraan
pembelajaran yang
aktif, inovatif,
Komitmen Mutu kreatif, efektif, dan
Pengambilan testimoni peserta didik menyenangkan
sebagai acuan mutu pembelajaran 4. Meningkatkan
disiplin warga
Anti Korupsi sekolah sesuai
Peserta didik mengisi kuisioner dengan standar yang
jujur. ditetapkan
3. Penyususnan Terumuskannya Akuntabilitas
simpulan akhir simpulan akhir Guru membuat simpulan sesuai dengan
tentang dengan hasil: kenyataan dan dibuat dengan jelas.
penggunaan 1. Lampiran
teknik make a- simpulan Kesiapsiagaan bela negara
match untuk 2. Foto kegiatan Membuat simpulan dengan adil dan
menanggulangi tanggung jawab.
isu yang diangkat
Wawasan Kebangsaan
Membutuhkan mental yang kuat untuk
sampai di tahap simpulan akhir.
32

Output/Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
Dampak apabila 1. Apabila nilai akuntabilitas, etika publik, dan nasionalisme tidak diterapkan, maka akan terjadi miskomunikasi dengan mentor terkait
nilai-nilai dasar jadwal konsultasi dan penulis tidak akan menerima saran ataupun kritik dari mentor sebagai hasil dari musyawarah.
ASN tidak 2. Apabila nilai WoG tidak diaplikasikan, maka penulis tidak akan bisa berkoordinasi dengan mentor untuk mendapatkan saran sebagai
diaplikasikan bahan evaluasi, dan juga tidak mampu berintegrasi dengan peserta didik juga tidak akan mengisi angket yang disediakan.
dalam tugas dan 3. Apabila tidak adanya nilai komitmen mutu, maka pelaksanaan program inovasi tidak akan dapat terukur kualitas mutu nya karena
jabatan angket yang tidak jelas dan peserta didik mengisinya dengan sembarang.
33

D. Matriks Jadwal Kegiatan Aktualisasi


Jadwal kegiatan dalam aktualisasi nilai dasar ini dilaksanakan selama 1 Bulan, yaitu dari tanggal 25 Oktober 2019 sampai 30
Nopember 2019 sedangkan pelaporan dilakukan pada tanggal 3 Desember 2019
WAKTU PELAKSANAAN
OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
NO KEGIATAN
25
26
27
28
29
30
31

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
2
3
4
5
6
7
8
9

1
2
3
4
1. Merancang desain
pembelajaran.
2. Mempersiapkan bahan
ajar dan membuat
media.
3. Implementasi teknik
dalam pembelajaran
sejarah Indonesia.
4. Evaluasi pelaksanaan
program
5. Penyusunan laporan
aktualisasi dan Sidang
BAB V
PENUTUP

Nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,


Komitmen Mutu, dan Ati Korupsi menjadi dasar bagi aparatur sipil negara
dalam menjalankan tugas-tugas dan kewajiban dalam intansi kerja. Dengan
adanya pendidikan dan pelatihan latsar pola pola baru yang lebih
menekankan pentingnya internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi
ASN dilingkup kerja, diharapkan adanya aparatur sipil negara yang
professional serta menjadi pelayan masyarakat yang benar-benar
mencerminkan seorang aparatur dalam melaksanakan pelayanan public.
Sehingga citra negatif yang selama ini berkembang secara perlahan hilang
dan menjadikan citra publik yang kembali baik.
Sebagai pelayan public kita harus bekerja dengan memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, dengan menerapkan nilai-nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi kualitas pelayanan akan menjadi semakin baik, karena menjadi
modal dasar unutuk setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan berorientasi
pada perbaikan terhadap mutu pelayanan yang berkesinambungan dan bebas
dari korupsi dan bersama-sama untuk membangun bangsa.

35
DAFTAR PUSTAKA

Ismaun. (2001). Paradigma Pendidikan Sejarah yang Terarah dan


Bermakna, Jurnal Historia IV. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah
UPI.
Lie, Anita. (2008). Cooperative Learnin, Mempraktikkan Cooperative
Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Sejarah. Jakarta: Depdiknas.
Wiriaatmadja, Rochiati. (2002). Pendidikan Sejarah di Indonesia. Bandung:
Historia Utama Press.
_____. (2017). Modul Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III:
Aktualisasi Nilai Dasar. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
_____. (2017). Modul Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III:
Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia
_____. (2017). Modul Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III:
Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia
_____. (2017). Modul Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III: Etika
Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
_____. (2017). Modul Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III:
Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia
_____. (2017). Modul Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III: Anti
Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
_____. (2017). Modul Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III:
Aktualisasi Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia

36
36

_____. (2017). Modul Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III:


Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
_____. (2017). Modul Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III: Whole of
Government. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai