Oleh:
Nama : Dadi Rusyandi, S. Pd
NIP : 19861218 201903 1 002
NDH :5
Intansi/Sekolah : SMAN 4 Garut
Jabatan : Guru Sejarah Ahli Pertama
Dadi Rusyandi, S. Pd
NIP. 198612182019031002
Menyetujui,
Coach, Mentor,
i
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
Peningkatkan Motivasi Membaca Buku Mata Pelajaran Sejarah Melalui Penerapan Teknik
Make A - Match di Kelas X SMA Negeri 4 Garut
Oleh:
Nama : Dadi Rusyandi, S. Pd
NIP : 19861218 201903 1 002
NDH :5
Intansi/Sekolah : SMAN 4 Garut
Jabatan : Guru Sejarah Ahli Pertama
Dadi Rusyandi, S. Pd
NIP. 198612182019031002
Menyetujui,
Coach, Mentor,
Disahkan,
Penguji/Narasumber,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi
Peningkatkan Motivasi Membaca Buku Mata Pelajaran Sejarah Melalui Penerapan Teknik
Make A - Match di Kelas X di SMA Negeri 4 Garut. Dalam rancangan ini saya telah
mendapat saran, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Ade Kusmana, MM selaku coach yang telah memberikan arahan dan bimbingan
selama penyusunan rancangan aktualisasi.
2. Ade Japarudin, M. Pd selaku mentor yang telah memberikan banyak arahan dan
bimbingan selama proses penyusunan rancangan aktualisasi.
3. Para Widyaiswara yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama pembelajaran
dan kegiatan diklat, terutama nilai-nilai dasar PNS.
4. BPSDM Provinsi Jawa Barat selaku penyelenggara diklat yang telah banyak memberikan
bimbingan dan fasilitas selama kegiatan diklat.
5. Orangtuaku di Surga Insya Alloh, Aniza Maharani Istriku tercinta, Putri-putriku
tersayang Dzakiyah dan Shanum, serta keluarga yang selalu memberikan dukungan dan
semangat serta motivasi selama mengikuti diklat.
6. Keluarga Besar SMAN 4 Garut yang senantiasa memberikan dukungan dalam
perencanaan Rancangan Aktualisasi
7. Seluruh teman-teman peserta Latihan Dasar CPNS Golongan III Gelombang 5
khususnya Angkatan XXIII Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2019.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah terlibat dan
membantu dalam pembuatan rancangan aktualisasi.
Dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang dibuat baik disengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan kita semua. Akhir kata
semoga rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri,
umumnya bagi instansi dan masyarakat luas.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iv
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1
B. Tujuan Rancangan Aktualisasi ....................................................................................... 4
C. Manfaat Rancangan Aktualisasi ..................................................................................... 4
D. Ruang Lingkup Kegiatan ................................................................................................ 4
BAB II...................................................................................................................................... 10
GAMBARAN UMUM ORGANISASI ................................................................................... 10
A. Profil Organisasi ........................................................................................................... 10
B. Visi, Misi dan Tujuan Organisasi ................................................................................. 11
C. Nilai – Nilai Organisasi ................................................................................................ 11
D. Struktur Organisasi ....................................................................................................... 12
E. Fungsi, Tugas dan Peran ASN ...................................................................................... 13
F. Tugas Pokok dan Fungsi Guru ...................................................................................... 13
BAB III .................................................................................................................................... 16
SUBTANSI MATERI PEMBELAJARAN ............................................................................. 16
A. Agenda Sikap dan Bela Negara .................................................................................... 16
B. Landasan Nilai Teori Aneka ......................................................................................... 17
C. Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil ................................................................ 19
BAB IV .................................................................................................................................... 19
RANCANGAN AKTUALISASI............................................................................................. 19
A. Identifikasi Penetapan Isu dan Gagasan Pemecahan Isu .............................................. 19
B. Flow Chart Kegiatan ..................................................................................................... 22
C. Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi ......................................................................... 23
D. Matriks Jadwal Kegiatan Aktualisasi............................................................................ 33
BAB V ..................................................................................................................................... 34
PENUTUP................................................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 35
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan dapat dikatakan sebagai upaya sadar dan terencana dari seorang insan
manusia untuk mengenyam ilmu pengetahuan untuk bekal hidupnya seperti keterampilan
dan pengetahuan berfikirnya. Pendidikan memiliki peranan yang sangat vital dalam
kehidupan manusia, karena pendidikan menjadi modal dasar bagi manusia untuk
menjalani berbagai aktivitas yang bermanfaat dalam kehidupannya. Di samping itu,
manusia sebagai mahluk sosial yang bermasyarakat dan bernegara memiliki peranan
penting dalam pembangunan bangsa. Hal tersebut sepenuhnya dapat diperoleh melalui
pendidikan dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
berdaya saing, dengan mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
ASN khususnya Tenaga Pendidik atau guru sangat penting dalam pengembangan
SDM, karena selain berperan untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik,
guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter. Seorang guru yang berupaya untuk
meningkatkan kualitas dan profesionalitasnya, tidak jarang dituntut untuk menimba ilmu
yang lebih tinggi. Di samping itu, ASN memegang peran strategis dalam penerapan
berbagai kebijakan publik yang ada di Indonesia. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 10
Undang-undang No.5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, ASN sebagai bagian
dari pemerintah mempunyai fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik
dan perekat dan pemersatu bangsa. Dengan demikian sebagai ASN yang profesional,
perlu mengetahui tugas/fungsi dan tanggung jawab sebagai Aparatur Sipil Negara.
Dalam pelaksanaannya ASN berperan menetapkan sejumlah keputusan-keputusan
strategis baik sejak merumuskan kebijakan, perencanaan pembangunan, dan
implementasinya, serta pelayanan pada masyarakat dalam berbagai sektor pembangunan,
terutama pendidikan.
Untuk membentuk figur ASN yang profesional dilakukan pembinaan melalui Diklat
Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Diklat
ini dilaksanakan dalam rangka membentuk karakter pribadi ASN, membentuk
kemampuan bersikap dan bertindak profesional dalam mengelola tantangan dan masalah
keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif whole of government atau one
government, yang didasari nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu, Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Berdasarkan
1
2
kedudukan dan peran ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada
setiap pelaksanaan tugas dan fungsi jabatannya sebagai pelayan masyarakat, serta
sebagai wujud nyata bela negara seorang ASN.
Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan
merujuk pada pasal 63 ayat 3 dan 4, yang menyebutkan CPNS wajib menjalani masa
percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.
Sejarah adalah mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai
proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga
masa kini (Depdiknas, 2003: 1). Lebih lanjut, Ismaun (2001: 114) mengemukakan tujuan
pendidikan sejarah adalah agar peserta didik mampu memahami sejarah, memiliki kesadaran
sejarah, dan memiliki wawasan sejarah yang bermuara pada kearifan sejarah.
Berdasarkan pernyataan di atas, mata pelajaran sejarah memiliki peranan yang penting
dalam membentuk pemahaman, kesadaran dan wawasan sejarah sehingga siswa dapat menyikapi
masalah dalam kehidupan dengan bijak. Oleh karena peranan mata pelajaran sejarah di sekolah
sangat penting, sehingga diharapkan menjadi suatu mata pelajaran yang menarik karena
mengajarkan kepada siswa berbagai peristiwa yang dialami manusia dalam ruang dan waktu
yang berbeda sehingga siswa dapat merasakan secara nyata perubahan yang dialami oleh
manusia dalam kehidupan. Didukung dengan dikeluakan Permendikbud Nomor 59 tahun 2014
tentang kurikulum 2013 (kurtilas) dan direvisi menjadi Permendikbud Nomor 36 tahun2018 yang
menjadikan sejarah menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Akan tetapi kenyataannya di
sekolah-sekolah tidak demikian, banyak siswa yang menganggap bahwa mata pelajaran sejarah
adalah mata pelajaran yang menjenuhkan dan membosankan. Dalam KBM di kelas, suasana
belajar siswa cenderung menegangkan, karena mereka dituntut untuk mengingat fakta, nama
tokoh dan tahun suatu peristiwa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ismaun
(2001:99), yang menyatakan bahwa keluhan para siswa yang kadang-kadang kita dengar pada
umumnya adalah bahwa mereka merasa jenuh atau bosan dalam menerima pelajaran dan
mempelajari materi pelajaran sejarah. Hal itu terjadi karena seakan-akan demikian luas dan
hampir tak terbatasnya materi pelajaran yang harus dipelajari dan dihapalkan. Senada dengan
yang diungkapkan oleh Wiriaatmadja (2002:133):
“Banyak siswa yang mengeluhkan bahwa Pembelajaran sejarah itu sangat membosankan
karena isinya hanya merupakan hafalan saja dari tahun, tokoh, dan peristiwa sejarah.
Segudang informasi dijejalkan begitu saja kepada siswa dan siswa tinggal menghafalnya
di luar kepala. Memang “menghafal” atau “mengingat” adalah salah satu cara belajar,
3
seperti halnya menirukan (imitating atau copying), mencoba-coba dengan trial and error,
kadang-kadang juga kita berpikir atau merenungkan apa yang kita lihat dan kita alami
dengan hasil yang berbeda-beda…”
Hal ini dipengaruhi juga oleh minat membaca siswa terhadap buku-buku
pelajaran terutama buku sejarah yang rendah, sehingga penggunaan perpustakaan di
sekolah tidak berjalan optimal. Laporan rekapitulasi peminjaman buku mata pelajaran
oleh siswa pada bulan Agustus sebanyak 227 buku (Laki-laki 110, Perempuan 117) dan
bulan September sebanyak 419 siswa (Laki-laki 220, Perempuan 199) dari jumlah siswa
SMAN 4 Garut sebanyak 1201 siswa. Ditambah dengan maraknya penggunaan gadget
dalam kehidupan sehari-hari siswa yang sudah terbiasa sejak dini. Dengan
dikeluarkannya permendikbud nomor 71 tahun 2013 tentang buku teks pelajaran,
disetiap sekolah dibarerikan buku teks pelajaran setiap siswa satu eksemplar terkesan
mubadjir. Evidence terbengkalainya buku dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran tersebut diharapkan
dapat merubah pola berfikir siswa selama ini yang beranggapan bahwa pembelajaran
sejarah selama ini menegangkan dan menjenuhkan, menjadi menyenangkan. Sehingga
tujuan dari pendidikan dapat tercapai secara menyeluruh, tanpa ada satu siswapun yang
tertinggal.
Menjadi agen perubahan yang membantu organisasi agar lebih baik dan solid.
Mampu bekerja sama serta berkomunikasi dengan baik antar rekan guru sehingga
mampu mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan oleh organisasi. Dan juga
menjadi lembaga pendidikan yang berbudi luhur dan berintegrasi tinggi.
tentang Guru dan Dosen, tugas dari atasan, serta inisiatif sendiri dengan persetujuan
dari atasan dalam melaksanakan tugas sebagai Guru Sejarah Ahli Pertama. kegiatan
yang sesuai dengan rancangan aktualisasi yaitu Peningkatkan Motivasi Membaca
Buku Mata Pelajaran Sejarah Melalui Penerapan Teknik Make A - Match di Kelas X
SMA Negeri 4 Garut.
b. Waktu pelaksanaan aktualisasi adalah 30 hari kerja, yaitu dari tanggal 28 Oktober
2019 sampai dengan 30 Nopember 2019.
c. Tempat kegiatan aktualisasi adalah di SMA Negeri 4 Garut.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Profil Organisasi
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memberikan
pengajaran dan mendidik para murid/siswa melalui bimbingan yang diberikan oleh para
pendidik/guru. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah jenjang pendidikan menengah
pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama
(SMP).
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Nomor 1814/I.02.1/R.81 tanggal 08-05-1981, SMA Negeri 4 Garut Provinsi Jawa Barat
merupakan salah satu sekolah Negeri yang berada di bawah binaan Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat, dengan SK izin operasional Nomor 0298/0/1982 tanggal 09-10-
1982. SMA Negeri 4 Garut terletak di daerah selatan Kabupaten Garut tepatnya di Desa
Giriawas Kecamatan Cikajang, Nomor Telp. 0262-577164, kode pos 44171. Sebelumnya
SMAN 4 Garut bernama SMAN 1 Cikajang sampai tahun 2009. Atas dasar kebijakan
pemerintah daerah yang menggabungkan serluruh sekolah dengan menginduk kedalam
nama kabupaten berdasarkan tahun berdirinya, maka SMAN 1 Cikajang berganti nama
menjadi SMAN 4 Garut, karena merupakan SMA ke empat tertua di Kabupaten Garut.
SMAN 4 Garut didirikan pada tanggal 9 Oktober 1982 di Areal Perkebunan Teh
Nusantara VIII. Luas areal sekolah yaitu 20000 m² yang terdiri dari 2593 m² bangunan,
1287 m² halaman/taman, 364m² lapangan olahraga, 14800 m² kebun, dan 956 m² lain-
lain. NPSN: 20227463.
Adapun secara rinci data kelembagaan SMAN 4 Garut sebagai berikut:
1. Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Garut
2. Nama Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Cikajang-Garut
3. Alamat : Jalan Perkebunan Giriawas No. 1 Cikajang
4. Kode POS : 44171
5. Desa/Kelurahan : Giriawas RT 01 RW 01
6. Kecamatan : Cikajang
7. Kabupaten/Kota : Garut
8. Provinsi : Jawa Barat
9. Status Sekolah : Negeri
10. SK Terakhir Status Sekolah : Negeri
11. No. Telephone : (0262) 577164
12. Email : sman4garut@gmail.com
13. Website : http://www.sman4garut.sch.id
14. Sertifikat Tanah Nomor :-
15. Luas Tanah : 20.000 m2
10
11
dan efisiensi, budaya bersih, budaya berprestasi dan berkompetisi dan budaya memberi
teguran dan penghargaan.
Sumber-sumber nilai budaya sekolah meliputi agama, pancasila, budaya dan
tujuan pendidikan nasional. Dari sumber nilai tersebut dapat ditarik kesimpulan nilai
yang teridentifikasi antara lain religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli social, dan tanggungjawab. Secara rinci
Nilai-nilai yang diambil merupakan Tata Nilai Budaya Kerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan diantaranya memiliki integritas, kreatif dan inovatif,
inisiatif, pembelajar, menjunjung meritrokasi, terlibat aktif, dan tanpa pamrih
D. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi di SMA Negeri 4 Garut Provinsi Jawa Barat dapat
dilihat dari gambar berikut ini.
KEPALA SEKOLAH
Drs. Eli Setia Permana, MM. Pd
WK. BID. KURIKULUM WK. BID. KESISWAAN WK. BID. SARANA WK. BID. HUMAS
Ade Japarudin, M.Pd Lilis Imas M., S.Pd.,M.Pd. Maman Sutarman, S.Pd., M.Pd. Away Senjaya, S.Pd, M.Pd.
SEJARAH INDONESIA
Dadi Rusyandi, S. Pd.
PESERTA DIDIK
13
Tahun 2005 ttentang Guru dan Dosen, serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun
2008 tentang Guru. Diantaranya adalah :
1. Merencanakan pembelajaran
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
4. Membimbing dan melatih peserta didik/siswa
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan
Tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam Permendiknas No. 35 Tahun
2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya,
diantaranya adalah :
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan
2. Menyusun silabus pembelajaran
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran
6. Menilai dan mengavaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di kelasnya
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggungjawabnya
(khusus guru kelas)
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah/madrasah dan nasional
11. Membimbing guru pemula dalam program induksi
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler proses pembelajaran
13. Melaksanakan pengembangan diri
14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif
15. Melakukan presentasi ilmiah
Fungsi guru disini sudah termasuk dalam tugas guru yang telah dijabarkan di atas,
namun terdapat beberapa fungsi lain yang terkandung dalam poin d dan e Pasal 20
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta poin a, b, dan c Pasal
15
BAB III
SUBTANSI MATERI PEMBELAJARAN
tentang ASN, secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan
profesinya sebagai ASN dengan berlandaskan pada:
a. Nilai dasar
b. Kode etik dank ode prilaku
c. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik
d. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. Profesionalitas jabatan.
Implementasi terhadap prinsip tersebut diwujudkan dengan meningkatkan
kepedulian dan partisipasi untuk meningkatkankepedulian dan partisipasi untuk
meningkatkan kapasitas organisasi dengan memberikan penguatan untuk menemu-
kali perubahan lingkungan strategis secara komprehensif pada diri setiap PNS.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara,
demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa
dari segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation and
character building. Proses nation and character building tersebut didasari oleh sejarah
perjuangan bangsa, sadar akan ancaman bahaya nasional yang tinggi serta memiliki
semangat cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila
sebagai ideologi negara, kerelaanberkorban demi bangsa dan Negara.
Kesiapsiagaan Bela Negara merupakan kondisi Warga Negara yang secara
fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan, dan jasmani yang prima serta secra
kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik,
senantiasa memelihara jiwa dan raganya memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, keras, dan
tahan uji, merupakan sikap mental dan prilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila UUD NRI 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
B. Landasan Nilai Teori Aneka
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pelayan masyarakat yang memiliki integritas
dan mengutamakan kepentingan publik harus mampu menerapkan nilai-nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Dari
nilai-nilai dasar profesi ASN memiliki indikator yang akan digunakan untuk menerapkan
kegiatan yang dilakukan ASN adalah sebagai berikut :
1. Akuntabilitas
18
dalamnya dengan kebutuhan dan keinginannya tanpa kesalahan atau tidak ada
cacat.Komitmen mutu memiliki sub nilai dasar yaitu sebagai berikut:Teliti, Inovatif,
Efektif, Efisien, Tepat, Kreatif.
5. Anti Korupsi
Definisi korupsi menurut Amir Hamzah, 2001 adalah segala perbuatan yang
tidak baik seperti perbuatan kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidak jujuran, dapat
di suap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata yang menghina atau
memfitnah. Anti Korupsi memiliki sub nilai dasar yang telah diidentifikasi oleh
KPK bersama para pakar yaitu sebagai berikut: Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin,
Tanggung Jawab, Kerja keras, Sederhana, Berani, Adil.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan
bertugas sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik
dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
2) Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan
tujuan kepuasan pelanggan.
3) Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunung tinggi martabat
21
2. Whole of Government
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di lapangan maka
WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap”
yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi
karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, dan menyangkut perubahan perilaku.
a. Praktek whole of government
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan
oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.
1) Penguatan koordinasi antar Lembaga (Kolaborasi, koordinasi, networking)
2) Membentuk lembaga koordinasi khusus (Integrasi)
3) Membangun gugus tugas (Kapaasitas)
3. Pelayanan Publik
a. Pengertian pelayanan publik
Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu diketahui, yaitu
melayani dan pelayanan. Pengertian melayani adalah membantu menyiapkan
(mengurus) apa yang diperlukan seseorang". Sedangkan pengertian pelayanan
adalah "usaha rnelayani kebutuhan orang lain" (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1995).
Adapun menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003, mengenai
pelayanan adalah sebagai berikut:
1) Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
2) Penyelenggara Pelayanan Publik adalah Instansi Pemerintah;
3) Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan kerja satuan
organisasi Kementerian, Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi
dan Tinggi Negara, dan instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat maupun
Daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara
dan Badan Usaha Milik Daerah;
4) Unit Penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada instansi
Pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima
pelayanan publik;
5) Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi pemerintah yang
melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
6) Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah
dan badan hukum yang menerima pelayanan dari instansi pemerintah.
negara melalui pajak yang mereka bayar. Oleh karena itu semua bentuk
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggung-jawabkan
secara terbuka kepada masyarakat.
9) Berkeadilan, penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah
melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga
negara yang lain.
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
19
20
Keterangan :
Mendesaknya (M) / Gawat (G) / Perkembangan (P) /
Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
Paling Fatal =5 Sangat Cepat =5
Mendesak =5 Sangat Gawat =4 Cepat =4
Sangat Gawat =3 Agak Cepat =3
Mendesak =4 Biasa =2 Biasa =2
Mendesak =3 Tidak Gawat =1 Lambat/ Tetap =1
Biasa =2
Tidak Mendesak = 1
Kesimpulan :
Berdasarkan analisis isu menggunakan teknik USG tersebut, maka prioritas isu
yang dipilih adalah tentang “Rendahnya minat siswa dalam membaca buku mata
pelajaran sejarah”. dengan kerangan sebagai berikut :
a. Urgency (U) : Sangat Mendesak (4)
b. Seriousness (S) : Fatal (5)
c. Growth (G) : Cepat (4)
d. Total : 13
Prioritas Isu :
Rendahnya minat siswa dalam membaca buku mata pelajaran sejarah Teknik USG :
Sangat Mendesak.
Urgency (U) 4 Tersedianya buku mata pelajaran sejarah di perpustakaan yang
banyak, kurang dimanfaatkan oleh siswa.
Fatal.
Seriousness (S) 5
Siswa sulit memahami materi-materi sejarah Indonesia.
Cepat.
Rendahnya minat siswa dalam membaca buku mata pelajaran
Growth (G) 4
sejarah yang tidak segera ditindak lanjuti akan semakin
menghambat ketercapaian standar kompetisi lulusan (SKL).
Usulan Solusi Kreatif :
Solusi yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan rendahnya minat siswa
dalam membaca buku mata pelajaran sejarah adalah dengan pengaplikasian sebuah
teknik pembelajaran baru yang inovatif serta kreatif yaitu Make A - Match sehingga
21
siswa lebih mudah dalam meningkatkan minat membaca buku mata pelajaran sejarah.
Sehingga penulis mengambil judul yaitu Peningkatkan Motivasi Membaca Buku Mata
Pelajaran Sejarah Melalui Penerapan Teknik Make A - Match di Kelas X SMA Negeri 4
Garut Usulan solusi ini pun sejalan dengan Visi dari SMAN 4 Garut yaitu “Terciptanya
Lulusan Yang Cerdas, Religius, Mandiri, Terampil, dan Berkarakter”dan point ke satu
dan dua dalam Misi dari SMAN 4 Garut yaitu “mengembangkan perangkat kurikulum
yang variatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik berkarakter, dan berwawasan depan;
dan mengembangkan penyelenggaraan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan”.
22
Peningkatkan Motivasi Membaca Buku Mata Pelajaran Sejarah di Kelas X SMA Negeri 4 Garut
Inovasi
Merancang desain pembelajaran. Penerapan Teknik Make
A - Match
Meningkatnya Motivasi
Siswa Dalam Membaca
Buku Pelajaran Sejarah
23
Tabel 4.3
Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi
Output/Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
1. Merancang 1. Berkonsultasi Terlaksananya Akuntabilitas Mendukung Misi Pelaksanaan
desain dengan mentor konsultasi dengan Menunjukkan sikap tanggung jawab sekolah nomor 1, 2, dan kegiatan ini dapat
pembelajaran hasil: dalam melaksanakan tugas 4 yaitu meningkatkan nilai
1. Foto Kegiatan 1. Mengembangkan organisasi sekolah
Etika Publik perangkat yakni berkarakter
Berkoordinasi dengan penuh sopan santun kurikulum yang dan produktif.
variatif sesuai
Komitmen Mutu dengan kebutuhan
Berkonsultasi agar tersusunnya rancangan peserta didik
pembelajaran yang memiliki mutu yang berkarakter, dan
baik berwawasan depan
24
Anti Korupsi
Berani untuk meminta bantuan kepada
rekan kerja.
Analisis Dampak 1. Apabila nilai ANEKA tidak diaplikasikan dalam pelaksanaan tahapan kegiatan, maka kegiatan konsultasi, merancang tujuan
pembelajaran, penyesuaian KI/KD tidak akan terlaksana dengan penuh tanggung jawab. Pelaksana kegiatan pun tidak akan menunjukkan
perilaku kerja keras dan konsisten. Sikap dan bahasa yang digunakan pun akan luput dari nilai sopan.
2. Apabila nilai WoG tidak diterapkan, maka penulis tidak akan mendapat saran dan masukan untuk memperbaiki rancangan desain
pembelajaran karena tidak adanya kolaborasi antar penulis dengan mentor dan coach.
26
Pelayanan Publik
Mewujudkan nilai responsif dalam
berkonsultasi.
Nasionalisme
Menunjukan koordinasi yang penuh
kekeluargaan
Dampak apabila 1. Apabila nilai Akuntabilitas, Etika Publik, dan kesiapsiagaan bela negara tidak diterapkan, maka penelusuran informasi terkait media dan
nilai-nilai dasar bahan ajar akan dilakukan secara sembarang tanpa memperhatikan nilai kreatif dan inovatif karena tidak terwujudnya sikap
ASN tidak bertanggung jawab dan cermat dalam menyelesaikan tugas.
diaplikasikan 2. Apabila nilai wawasan kebangsaan, pelayanan publik, dan WoG tidak diaplikasikan, maka penulis akan merasa takut untuk
dalam tugas dan berkonsultasi dengan bidang kurikulum karena tidak memiliki mental yang kuat dan tidak terjadinya koordinasi dengan bidang
jabatan kurikulum untuk mengembangkan materi dan bahan ajar.
3. Implementasi 1. Menyiapkan Terlaksananya Etika Publik Mendukung Visi Pelaksanaan
teknik dalam peserta didik dan kegiaatn dengan Mengondisikan peserta didik dengan Ssekolah “Terciptanya kegiatan ini dapat
pembelajaran memberikan hasil: percaya diri Lulusan Yang meningkatkan nilai
Sejarah apersepsi 1. Foto kegiatan Cerdas, Religius, organisasi sekolah
Indonesia Wawasan Kebangsaan Mandiri, Terampil, yakni nilai
Menumbuhkan perilaku disiplin pada dan Berkarakter “ dan berkarakter, kreatif,
peserta didik dan mandiri
Misi sekolah nomor 1,
28
Nasionalisme
Menunjukan sikap tanggung jawab untuk
menentukan target pembelajaran
29
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
1. Merancang desain
pembelajaran.
2. Mempersiapkan bahan
ajar dan membuat
media.
3. Implementasi teknik
dalam pembelajaran
sejarah Indonesia.
4. Evaluasi pelaksanaan
program
5. Penyusunan laporan
aktualisasi dan Sidang
BAB V
PENUTUP
35
DAFTAR PUSTAKA
36
36