Oleh:
Coach Mentor
i
LEMBAR PENGESAHAN
Coach, Penguji
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. sehingga “Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
ASN” ini dapat terselesikan. Sholawat beserta salam selalu tercurah limpahkan pada
junjungan kita yakni Nabiyana Wahabibana Muhammad SAW.
Penyusunan rancangan aktualisasi ini sebagai pijakan dalam mengimplementasi
aktualisasi diri pasca mengikuti Diklatsar Golongan III Gelombang 3. Adapun seluruh
kegiatan yang terdapat dalam rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat mencerminkan nilai-
nilai dasar profesi ASN yang dapat diterapkan di tempat kerja.
Penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan,
arahan, dan masukan dari berbagai pihak. Sebagai bentuk penghargaan, penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. H. Arief Santosa,SE, M. Sc selaku coach yang senantiasa dengan sabar dan teliti
dalam proses bimbingan penyusunan rancangan aktualisasi diri ini;
2. Drs. Dedeng Ahmad Rahmani selaku Plt Kepala SMAN 1 Wanayasa yang memberi
motivasi;
3. Asep Sudrajat, S.Pd selaku Mentor yang selalu membimbing dalam penyusunan
rancangan ini;
4. Keluarga tercinta, yang terdiri dari kedua orang tua, adik dan saudara yang
senantiasa memberikan dukungan moril dan materil dalam menyelesaikan seluruh
rangkaian kegiatan dan kewajiban pada masa Diklatsar;
5. Rekan-rekan seperjuangan peserta Diklatsar CPNS Golongan III Angkatan XII
Tahun 2019 tanpa terkecuali yang selama ini telah banyak berbagi bersama selama
proses Diklatsar CPNS Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Penulis menyadari bahwa rancangan ini masih jauh dari sempurna, masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang
membangun penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Besar harapan
penulis agar rancangan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Cimahi, Agustus 2019
iii
DAFTAR ISI
iv
B. Identifikasi Isu ........................................................................................................................... 17
C. Penetapan Isu ........................................................................................................................... 18
D. Gagasan Pemecahan Isu ........................................................................................................... 19
E. Chart Flow Kegiatan .................................................................................................................. 20
F. Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi ...................................................................................... 21
G. Jadwal Kegiatan Aktualisasi ...................................................................................................... 34
BAB IV PENUTUP .............................................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 37
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR BAGAN
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan
bahwa salah satu cita-cita bangsa Indonesia adalah “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”.
Untuk mewujudkan cita-cita Indonesia tersebut diperlukan sistem pendidikan Indonesia yang
mumpuni dan mampu mewujudkan pendidikan bagi seluruh bangsa Indonesia.
1
membuat proses pembelajaran kurang dapat merangsang keaktifan siswa untuk lebih
berperan dalam proses pembelajaran.
Kurangnya peran aktif peserta didik dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
Sejarah juga dirasakan di SMAN 1 Wanayasa. Kurangnya keaktifan peserta didik masih
menjadi salah satu masalah pada proses pembelajaran yang dilakukan. Rendahnya
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran menjadikan proses yang hanya satu arah dan
cenderung teachers center. Maka dari itu, diperlukan penerapan proses pembelajaran yang
lebih kreatif guna meningkatkan keaktifan peserta didik.
2
5. Ruang Lingkup
Penulisan rencana kegiatan aktualisasi ini dibatasi pada kegiatan yang mengandung
nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi (ANEKA) yang akan diimplementasikan di kelas XII SMA Negeri 1 Wanayasa,
Kab. Purwakarta, Jawa Barat. Kegiatan aktualisasi berpedoman pada Tugas guru ini
dijelaskan dalam bab XI pasal 39 Ayat 2 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen serta pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang guru, yakni
Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu. Adapun masalah yang soroti adalah
“Peningkatan Keaktifan Peserta Didik Dengan Pembuatan Media Penokohan Dalam
Pembelajaran Sejarah Di Sman 1 Wanayasa, Kab. Purwakarta”. Kegiatan dilakukan pada
masa aktualisasi latihan dasar CPNS Jawa Barat 26 Agustus- 27 September 2019.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Profil SMAN 1 Wanayasa
SMA Negeri 1 Wanayasa merupakan satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas
Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang beralamat di jl. Wanasari-
Wanayasa Km.20 Wanayasa-Purwakarta. Sekolah ini memiliki Sekolah ini memiliki 27
ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang Tata Usaha, 1 ruang Bimbingan
dan Konseling, 2 ruang laboratorium, 1 Masjid, 1 ruang perpustakaan dan dan fasilitas
sekolah lainnya. SMA Negeri 1 Wanayasa memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN)
20217360 dengan alamat e-mail info@smanwanayasa.sch.id.
2. Misi
a. Meningkatkan prestasi akademik lulusan untuk diterima diperguruan tinggi negeri.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan baik dalam bidang akademik maupun non
akademik.
c. Mengembangkan Potensi keterampilan siswa secara optimal melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
d. Optimalisasi sumber daya manusia , sarana dan prasarana sekolah untuk
meningkatkan kualitas pendidik
e. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui penguasaan Bahasa
Asing.
f. Mengembangkan budaya belajar , gemar membaca dan menulis sebagai bekal dalam
memupuk kemandirian.
g. Menjalin hubungan yang harmonis antara warga sekolah , Komite , Orang Tua Siswa,
Masyarakat dan lembaga terkait.
h. Meningkatkan lingkungan sekolah bersih, sehat dan nyaman sebagai perwujudan
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
i. Meningkatkan pembinaan, keimanan dan ketaqwaan melalui bimbingan kegiatan
keagamaan.
4
j. Meningkatkan sikap Akhlak Mulia terhadap prestasi peserta didik.
k. Mengamalkan nilai - nilai keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan sehari hari.
C. Tujuan Organisasi
a. Terdapat peningkatan keimanan dan ketaqwaan siswa dalam beribadah
b. Menghasilkan lulusan yang peduli terhadap kesulitan hidup orang lain
c. Menghasilkan lulusan yang memiliki sikap moral yang baik
d. Mempertahankan tingkat kelulusan ujian nasional 100%
e. Memiliki rata-rata nilai Ujian Nasional 7.00
f. Tingkat keberhasilan siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri
g. Meraih kejuaraan olimpiade sains tingkat lokal dan nasional
h. Memiliki keterampilan yang dapat menjadi menjadi pendukung untuk
i. Meraih prestasi dalam bidang non akademik sampai tingkat nasional
j. Meraih prestasi dalam kejuaraan karya tulis ilmiah tingkat nasional
k. Mempu berbahasa asing aktif sebagai bekal modal dasar untuk keperguruan tinggi
negeri atau bekerja
l. Memiliki jalur kerjasama dengan masyarakat sekitar atau insvestor
m. Meraih prestasi sebagai sekolah wawasan Wiayata Mandala atau berbudaya
lingkungan
D. Nilai-nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi yang dijadikan sumber acuan dalam rancangan aktualisasi ini
bersumber dari nilai-nilai budaya kerja yang terdapat di SMAN 1 Wanayasa sebagai berikut:
a. Disiplin (menciptakan lingkungan belajar yang kondusif)
b. Inovatif (pembelajaran berbasis IPTEK dan pengembangan kemampuan personel guru di
bidang IT)
c. Religius (mengembangkan nilai-nilai keagamaan pada diri siswa)
d. Cinta Lingkungan (pengkondisian lingkungan sekolah yang hijau, bersih, indah, dan
nyaman)
e. Profesionalisme (peningkatan kemampuan personel guru, pemenuhan sarana dan fasilitas
sekolah, dan pembelajaran yang sesuai dengan tantangan zaman).
5
E. Tugas Pokok dan Fungsi Guru
Tugas pokok guru ini dijelaskan dalam bab XI pasal 39 Ayat 2 Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 20 Undang-Undang No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun
2008 tentang guru, yakni:
1. Merencanakan pembelajaran.
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu.
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
4. Membimbing dan melatih peserta didik/ siswa.
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai.
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan.
Lebih lanjut, tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam Permendikbud No. 15
Tahun 2018 pasal (4) tentang Pemenuhan beban kerja guru, Kepala Sekolah dan
Pengawas Sekolah, diantaranya:pendidikan di satuan pendidikan.
6
5.Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) huruf c merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik pada aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
6. Membimbing dan melatih peserta didik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) huruf d dapat dilakukan melalui kegiatan kokurikuler dan/atau kegiatan
ekstrakurikuler.
7. Tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan beban
kerja Guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e meliputi:
a. wakil kepala satuan pendidikan;
b. ketua program keahlian satuan pendidikan;
c. kepala perpustakaan satuan pendidikan;
d. kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi teaching factory satuan
pendidikan;
e. pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
inklusif atau pendidikan terpadu; atau
f. tugas tambahan selain sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf e
yang terkait dengan pendidikan di satuan pendidikan.
8. Tugas tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a sampai dengan huruf e
dilaksanakan pada satuan administrasi pangkalnya.
Adapun, fungsi guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk dalam tugas guru
yang telah dijabarkan diatas, namun terdapat beberapa fungsi lain yang terkandung
dalam poin d dan e Pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen serta poin a, b dan c Pasal 40 Ayat 2 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yakni :
1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta
nilai-nilai agama dan etika.
3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis
dan dialogis.
4. Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
7
F. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI SMAN 1 WANAYASA
KEPALA SEKOLAH
KOMITE SEKOLAH
Drs. Dedeng Ahmad
Rahmani Makmur Hidayat,S.Pd
8
BAB III
AGENDA AKTUALISASI ASN
A. Agenda Sikap Bela Negara
a) Menumbuhkan rasa kesatuan, dan persatuan. Negara Indonesia yang terdiri dari berbagai
suku bangsa dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam bahasa, dan adat istiadat
kebudayaan, tetapi tetap bersatu sampai saat ini. Kemajemukan itu diikat dalam konsep
Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, dan UUD 1945.
b) Menumbuhkan rasa memiliki, jiwa besar, dan patriotisme untuk menjaga kelangsungan,
dan kedaulatan Indonesia. Sikap dan perilaku yang patriotik dapat dimulai dari hal-hal
yang sederhana, di antaranya saling tolong menolong, menciptakan kerukunan beragama,
dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai agama masing-masing.
c) Memiliki kesadaran, dan tanggung jawab sebagai warga Indonesia yang menghormati
lambing negara, dan segala peraturan di dalamnya.
9
B. Nilai-Nilai Dasar Aneka
Fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat
pemersatu bangsa. Untuk dapat menjalankan fungsi tersebut dengan maksimal, ASN harus
menerapkan nilai-nilai dasar ASN yang kemudian dikenal dengan nilai ANEKA yang terdiri
dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik dan Anti Korupsi. Berikut merupakan
penjabaran nilai-nilai ANEKA tersebut:
1) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Setiap ASN
dituntut untuk akuntabel dalam pelaksanaan tugas – tugasnya demi terciptanya pemerintahan
yang dipercaya oleh masyarakat. Adapun akuntabilitas memiliki fungsi diantaranya
menyediakan kontrol demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, dan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Nilai – Nilai Dasar Akuntabilitas:
a) Kepemimpinan (memberikan contoh pada orang lain, adanya komitmen yang tinggi
dalam melakukan pekerjaan);
b) Transparansi (mendorong komunikasi dan kerjasama, meningkatkan kepercayaan dan
keyakinan kepada pimpinan);
c) Integritas (kewajiban untuk mematuhi undang – undang, kontrak, kebajikan, dan
peraturan yang berlaku);
d) Tanggungjawab/Responsibilitas;
e) Keadilan (ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas
organisasi);
f) Kepercayaan (lingkungan akuntabilitas akan lahir dari hal – hal yang dapat
dipercaya);
g) Keseimbangan (keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas);
h) Kejelasan (mengetahui kewenangan dan tanggungjawab); dan
i) Konsistensi (konsistensi menjamin kestabilan).
2) Nasionalisme
Nilai-nilai ANEKA selanjutnya yang harus diamalkan oleh seorang ASN adalah
Nasionalisme. Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta terhadap negara yang
tidak melewati batas dan juga tetap bisa menghormati bangsa lain. Nilai-nilai Nasionalisme
bias dijabarkan dalam nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, diantaranya:
10
a). Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Mempunyai keimanan dan kepercayaan yang kuat terhadap Tuhan YME dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kepercayaan yang dianut
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b). Nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, menerapkan rasa keadalin dan menunjukkan
sikap beradab. Menunjukkan sikap saling menghargai, menghormati dengan persamaan
derjat.
c). Nilai-nilai Persatuan Indonesia
Menerapkan slogan dasar Bhineka Tunggal Ika yang menyatakan keberagaman
sebagai suatu anugerah jika kita bisa mempersatukan segala jenis keberagaman tersebut.
4). Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang lahir melalui kesepakatan para pendiri bangsa,
bukan atas usul perseorangan ataupun suatu golongan. Musyawarah, mufakat, saling
menghargai pandangan orang lain merupakan ciri bangsa Indonesia.
5). Nilai-nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Tanpa memandang latar belakang, ras, agama, suku dan bahasa seseorang harus bisa
menempatkan keadilan dalam berbagai aspek kehidupan secara menyeluruh. Adapun nilai-
nilai Pancasila secara rinci dapat tergambar dalam sikap sebagai berikut:
3) Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Sebagai seorang pelayan publik menjalankan
seorang ASN harus mempunyai etika baik, Setiap ASN terutama guru mempunya kode etik
11
yang harus dijalankan. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam pasal 4
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yakni:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945 serta pemerintah yang sah;
c. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia;
d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.
Kode etik dan kode perilaku sesuai dengan pasal 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN, bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik
mengatur perilaku agar pegawai ASN:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif,
dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
12
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;
dan
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai
ASN.
4) Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas, efisiensi,
inovasi, dan mutu penyelenggaraan Pemerintah. Ekeftivitas merupakan sejauh mana sebuah
organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara efisien merupakan jumlah
sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisien ditentukan oleh
berapa banyak bahan baku, biaya, dan tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah
tujuan. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakterisitik utama yang
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat
memberikan kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu,
tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Sementara inovasi, muncul karena adanya
dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan
yang terjadi disekitarnya. Di sisi lain, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan
dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen atau pengguna.
5) Anti Korupsi
Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Sedangkan pada UU No. 20 Tahun 2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi antara lain: (1) Kerugian Keuangan Negara, (2) suap-menyuap, (3)
pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan
dalam pengadaan, dan (7) gratifikasi.
13
Nilai-Nilai dasar Anti Korupsi adalah sebagai berikut :
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggungjawab
f. Kerja keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil
1. Pelayanan Publik
Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Pasal 1 Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pengertian pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas jasa, barang, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara publik.
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur negara
No.63/KEP/M.PAN/7/2003, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Adapun
menurut Ridwan dan Sudrajat (2009:19), pelayanan publik merupakan pelayanan yang
diberikan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara terhadap masyarakatnya guna
memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu sendiri, dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.Terdapat empat unsur penting dalam proses pelayanan publik,
yaitu :
a) Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada
konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan, dan penyerahan barang
(goods) atau jasa-jasa (services).
b) Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen (costumer), atau
costumer yang menerima berbagai layanan dari penyedia layanan.
c) Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan kepada pihak
yang membutuhkan layanan.
14
d) Kepuasan pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia layanan harus mengacu pada
tujuan utama layanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini sangat penting dilakukan karena
tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu biasanya sangat berkaitan erat
dengan standar kualitas barang dan atau jasa yang mereka nikmati.
Sebab begitu pentingnya profesionalisasi pelayanan publik ini bagi setiap organisasi
pemerintahan di Indonesia, pemerintah melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara telah mengeluarkan suatu kebijakan Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman
Tatalaksana Pelayanan Umum yang perlu dipedomani oleh setiap birokrasi publik dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat berdasar prinsip-prinsip pelayanan
kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisiensi, ekonomis,
keadilan dan pemerataan, serta ketepatan waktu.
a) Berfokus pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh kementrian atau lembaga sektoral
secara masing-masing
b) Implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan satu instansi namun melibatkan lintas
instansi
c) WoG membuat pemerintah lebih mampu menangani tantangan kebijakan yang kompleks
d) WoG mendorong pencegahan terhadap masalah yang mungkin berkembang lebih jauh
15
3. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kontrak (PPPK). ASN berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Untuk itu, ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang
berorientasi pada kepentingan publik.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggaraan pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, ASN
dituntut untuk profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
ASN berfungsi sebagai perekat persatuan, dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang, dan
golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya adalah asas persatuan dan kesatuan. ASN harus
senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
16
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH DAN RANCANGAN AKTUALISASI
A. Analisis Latar Belakang Isu
NO Kondisi Sekarang Kondisi yang diharapkan Masalah
B. Identifikasi Isu
Berdasarkan hasil pengamatan dan konsultasi yang dilakukan penulis dengan mentor
yang merupakan guru senior dan juga wakil kepala sekolah bagian kurikulum penulis
menemukan beberapa isu menjadi prioritas untuk diupayakan solusi dalam rangka mencapai
nilai-nilai dan tujuan organisasi. Isu tersebut diantaranya:
17
C. Penetapan Isu
Penulis melakukan penetapan isu dengan analisa USG (Urgency, Seriousness, and
Growth). USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus
diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu
dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi
merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth
dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan system atau tidak.
3) Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Penggunaan USG dalam menentukan isu prioritas dilakukan penulis dengan membuat
tabel seperti berikut ini:
18
Adapun keterangan pemberian skor dijelaskan pada tabel di bawah ini:
Seriousness= Growth =
Urgency = Mendesak Pertumbuhan
Kegawatan
5 = Sangat Penting 5 = Sangat Gawat 5 = Sangat Cepat
Berdasarkan tabel 3.2 mengenai penetapan isu prioritas ditemukan isu / permasalahan
pokok yang menjadi prioritas yakni kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran di
SMAN 1 Wanayasa, Kab. Purwakarta.
19
E. Chart Flow Kegiatan
Konsultasi
kepada coach,
mentor dan
pimpinan/kepala
sekolah
Penyusunan
laporan dan
Observasi dan pelaporan
Kegiatan Hasil
arahan pada
Pembelajaran I Kegiatan
Peserta didik
Gambar 3.1
Alur Kegiatan
20
F. Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi
Isu yang di Angkat : Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan keaktifan Peserta didik dengan pembuatan media penokohan dalam pembelajaran Sejarah
21
Kontribusi
Keterkaitan
N terhadap Visi Penguatan nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Substansi Mata
O Misi organisasi
Pelatihan
Organisasi
22
pertemuan cocok untuk kedua Komitmen meningkatkan
5. Melakukan tahap yang belah pihak Mutu : kualitas
sama ketika akan 3. Terlaksananya pendidik
Efektifitas dan
berkonsultasi dengan diskusi mengenai
efesiensi
Coach permasalahan serta
pemaparan Misi 7:
23
4. Tidak disiplin dalam waktu menyebabkan kurangnya kepercayaan dan menunjukkan sikap kurang bertanggungjawab
2. Melakukan 1. Menentukan Tersusunnya RPP, Akuntabilitas : Kegiatan yang Profesionalisme:
perencanaan kompetensi dasar dan lembar observasi, dilaksanakan dalam penyusunan
Jelas
pembelajaran inti yang tepat untuk lembar penilaian, dan sesuai dengan RPP secara
Transparan
melaksanakan tindakan kelengkapan lainnya Misi profesional sesuai
2. Menyusun RPP yang dibuat dengan kaidah- organisasi, dengan bidang yang
memuat Lembar Kerja kaidah yang telah Komitmen yaitu: diampu
Peserta didik untuk ditentukan secara Mutu :
Misi 4:
mengaplikasikan transparan, jelas, Inovasi
rencana yang sudah dengan menggunakan Optimalisasi
nilai kualitas
pendidik
Analisis Dampak : Apabila nilai-nilai ANEKA tidak diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini akan berdampak :
1. Pembuatan rencana kegiatan yang tidak akuntabel akan mendatangkan kegagalan pada proses pelaksanaan
2. Perencaan yang monoton akan membuat peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
24
3. Observasi dan 1. Peserta didik 1. Terciptanya Akuntabilitas : Kegiatan yang Profesionalisme:
arahan pada melakukan kegiatan suasana kelas yang Transparan, teliti dilaksanakan dalam observasi
Peserta didik pembelajaran diawali kondusif, religious sesuai dengan secara profesional
dengan berdoa dan tepat waktu Misi sesuai dengan bidang
pembekalan 2. Terlaksananya Komitmen organisasi, yang
Kompetensi Dasar observasi dilakukan Mutu : yaitu:
yang akan dipelajari secara transparan efektif , inovatif
Misi 2:
2. Peserta didik mencari dan efektif.
berbagai informasi 3. Terbentuknya Meningkatkan
Nasionalisme
mengenai materi kelompok peserta kualitas
Kerjasama pendidikan Inovatif :
tersebut didik
3. Peserta didik diberi memunculkan Religius baik dalam Menggunakan media
25
secara berkelompok dilakukan secara menulis
7. Memberikan arahan teliti sebagai bekal
kepada Peserta didik 5. Terencananya dalam
untuk membawa bahan kegiatan memupuk
berupa kardus bekas pembelajaran yang kemandirian.
dan alat-alat lainnya inovatif
yang akan digunakan
untuk membuat media
penokohan yang ramah
lingkungan pada
kegiatan pada
pertemuan berikutnya
8. Menutup pembelajaran
Analisis Dampak : Apabila nilai-nilai ANEKA tidak diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini akan berdampak :
1. Pelaksanaan yang tidak transparan dan efektif akan menghambat dalam pelaksanaan pembelajaran
2. Tidak adanya pembiasaan berdoa akan membuat siswa lupa akan ketaqwaannya
3. Tanpa musyawarah peserta didik diajarkan untuk bersikap otoriter
4. Korupsi waktu bisa menghambat proses pembelajaran
4. Kegiatan 1. Guru memulai 1. Terlaksannya Nasionalisme Kegiatan yang Disiplin:
Pembelajaran I pembelajaran dengan pembelajaran dilaksanakan
Religius Masuk kelas tepat
(Pembuatan berdo’a dilakukan dengan sesuai dengan
bekerjasama
26
media 2. Guru melakukan sistematis sesuai saling Misi waktu
pembelajaran) apersepsi materi dengan RPP yang menghargai organisasi,
pertemuan sebelumnya dibuat, rasa musyawarah yaitu:
3. Peserta didik diarahkan tanggung jawab Profesionalisme:
Misi 2:
berkumpul dengan yang tinggi serta dalam observasi
Akuntabilitas:
kelompoknya dan bahasa yang baik Meningkatkan secara profesional
27
peserta didik pembelajaran media memupuk
6. Ketika jam pelajaran merupakan salah kemandirian.
habis, guru menutup satu inovasi dalam
pembelajaran. Apabila proses Anti Korupsi:
Misi 11:
Mengamalkan
nilai - nilai
keimanan dan
ketaqwaan
dalam
kehidupan
sehari hari.
28
Analisis Dampak : Apabila nilai-nilai ANEKA tidak diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini akan berdampak :
1. Pelaksanaan yang tidak transparan dan efektif akan menghambat dalam pelaksanaan pembelajaran
2. Tidak adanya pembiasaan berdoa akan membuat siswa lupa akan ketaqwaannya
3. Tanpa musyawarah peserta didik diajarkan untuk bersikap otoriter
4. Korupsi waktu bisa menghambat proses pembelajaran
5. Kegiatan 1. Guru membuka pelajaran 1. Pembelajaran Nasionalisme Kegiatan yang Disiplin:
pembelajaran dengan berdo’a dilakukan dengan dilaksanakan
Religius Masuk kelas tepat
II (Presentasi 2. Guru melakukan rasa tanggung sesuai dengan
Bekerjasama waktu
dengan media apersepsi jawab serta bahasa Misi
Saling
penokohan) 3. Peserta didik diberi yang baik serta organisasi,
menghargai
arahan untuk duduk ramah yaitu: Profesionalisme:
perbedaan
berkelompok dalam observasi
pendapat.
4. Guru menanyakan terkait 2. Kegiatan siswa secara profesional
tugas yang telah berkelompok Misi 2:
sesuai dengan bidang
ditugaskan sebelumnya memunculkan Akuntabilitas: Meningkatkan yang
5. Setiap kelompok tampil semangat gotong
Bertanggung kualitas
kedepan royong serta sifat pendidikan
jawab
6. mempresentasikan saling menghargai baik dalam
penilaian
materi dan media yang antar sesama
yang adil dan bidang
telah dibuat 3. Penilaian akademik
transparan.
7. Guru melakukan dilakukuan dengan maupun non
Ditunjukan
29
penilaian adil dan Tidak akademik. Inovatif :
8. Setelah waktu transparan. diskriminatif
Misi 6: Menggunakan media
pembelajaran habis, 4. Penggunaan media
dan metode
peserta didik dan guru berbasis Etika Publik: Mengembangk
pembelajaran yang
sama-sama lingkungan dalam an budaya
Penggunaan meningkatkan peserta
9. menyimpulkan hasil pembelajaran belajar , gemar
bahasa yang didik
diskusi. merupakan salah membaca dan
baik
satu inovasi dalam menulis
Ramah sebagai bekal
proses
pembelajaran dalam
Komitmen memupuk
Mutu: kemandirian.
Inovasi dalam
penggunaan
media
Anti Korupsi:
Ketepatan
waktu
Keadilan
dalam
penilaian
30
Analisis Dampak : Apabila nilai-nilai ANEKA tidak diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini akan berdampak :
1. Pelaksanaan yang tidak transparan dan efektif akan menghambat dalam pelaksanaan pembelajaran
2. Tidak adanya pembiasaan berdoa akan membuat siswa lupa akan ketaqwaannya
3. Tanpa musyawarah peserta didik diajarkan untuk bersikap otoriter
4. Korupsi waktu bisa menghambat proses pembelajaran
6. Evaluasi 1. Guru melakukan dan 1. Penulis melakukan Kegiatan yang Profesionalisme:
menilai kegiatan evaluasi dengan dilaksanakan dalam evaluasi secara
pembelajaran transparan, dan sesuai dengan profesional sesuai
2. Guru mendiskusikan dapat Misi dengan bidang yang
tentang proses dipertanggungjawab organisasi,
pembelajaran kan yaitu:
3. Guru mencatat hasil Akuntabilitas :
Misi 2:
evaluasi - Transparan
Meningkatkan
- Tanggung
kualitas
jawab
pendidikan
baik dalam
bidang
akademik
maupun non
akademik.
31
Analisis Dampak : Apabila nilai-nilai ANEKA tidak diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini akan berdampak :
1. Kecurangan yang terjadi pada proses evaluasi, sehingga hasil evaluasi tidak valid dan tidak dapat dipertanggungjawabkan
7. 1. Pengumpulan data dan 1. Memperoleh Akuntabilitas : Kegiatan yang
dokumentasi foto data dan Tanggung dilaksanakan
yang telah dibuat dokumentasi sesuai dengan
jawab
2. Penyusunan laporan kegiatan yang valid Misi
kegiatan yang telah dan dapat organisasi,
dilakukan dipertanggungjawab Etika Publik: yaitu:
3. Konsultasi kepada kan
Sopan
mentor dan coach 2. Konsultasi
tentang laporan dilakukan dengan Santun Misi 2:
Laporan Hasil
4. Penjilidan hasil bahasa yang baik Meningkatkan
Kegiatan Komitmen
laporan yang sudah dan santun serta kualitas
Mutu:
disusun terbuka dalam pendidikan
5. Pembuatan berpendapat. Penyusunan
baik dalam
powerpoint untuk 3. Hasil laporan laporan secara
bidang
presentasi hasil aporan yang bisa efektif, efisien
akademik
6. Penyerahan hasil dipertanggungjawab dan berinovasi.
32
laporan mudah dipahami Anti Korupsi:
Jujur dalam
menyampaikan
laporan kegiatan
Analisis Dampak :Apabila nilai-nilai ANEKA tidak diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini akan berdampak :
33
G. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Alokasi Waktu
2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3
2 3 4 5 6 9 1 2
6 7 8 9 0 0 1 2 3 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 0
Konsultasi kepada
1 Kepala sekolah,
Mentor dan Coach
Melaksanakan
2 Perencanaan
pembelajaran
Observasi
3 pembelajaran dan
persiapan
Pembelajaran I
4
(Pembuatan Media)
34
Pembelajaran II
(Presentasi
5
menggunakan
media)
6 Evaluasi
Penyusunan
7
Laporan Kegiatan
35
BAB IV
PENUTUP
Setelah laporan Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN ini dibuat, penulis
berharap agar bisa melaksanakan seluruh rencana kegiatan yang telah penyusun rencanakan
dan menjadi habituasi di instansi tempat mengabdi, yaitu SMA Negeri 1 Wanayasa, Kab.
Purwakarta. Penggunaan media penokohan dalam pembelajaran sejarah merupakan salah satu
inovasi untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sejarah. Oleh karena itu,
seluruh rencana kegiatan yang penulis susun sebaik dan seoptimal mungkin akan dijalankan.
Dengan selalu berpegang pada prinsip dasar nilai-nilai ASN yaitu ANEKA (Akuntabel,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) penyusun akan memberikan
arahan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi penyusun sebagai guru.
Penulis tidak memungkiri banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam laporan ini.
Dengan bimbingan dari coach saat penyusunan laporan ini dan mentor di lapangan yang akan
membimbing penulis, penulis berharap hasil akhir laporan nanti bisa sesuai dengan harapan
penulis. Semoga laporan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini dapat berguna
khusus nya bagi penyusun, dan umum nya bagi instansi tempat penulis bekerja yaitu SMA
Negeri 1 Wanayasa, kab.Purwakarta Serta dapat digunakan untuk menerapkan pelayan
kesehatan yang lebih baik untuk masyarakat.
36
DAFTAR PUSTAKA
Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Anonim. 2019. Diakses 21 Agustus 2019 14:20 dari Kemenag. Simpuh. Kemenag.go. id
tentang: Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 15 2018. Kemenag. Simpuh. Kemenag.go. id
37