Disusun oleh:
Nama : Bangun Giri Pamungkas, S.Pd.
NIP : 199607162019021005
Gol/Angkatan : III/LXXXVI
No. Presensi : 37
Jabatan : Guru Teknik Instalasi Tenaga
Listrik Ahli Pertama
Unit Kerja : SMK Negeri 1 Semarang
Coach : Diyah Mubarokah A., S.Pi., M.Pi.
Mentor : Drs. Diyana
i
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
Menyetujui,
Coach Mentor
ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
Mengesahkan,
Coach, Mentor,
Narasumber,
iii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah
penulis telah menyelesaikan rancangan aktualisasi ini dengan tepat waktu,
sebagai bagian penting dari Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan
LXXXVI Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD)
Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan yang ada dalam rancangan aktualisasi ini
diharapkan dapat mencerminkan nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil
Negara (ASN), yang meliputi materi tentang Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) yang dapat
diterapkan di tempat kerja.
Pembuatan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN ini
tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Keluarga tercinta, yang terdiri atas Bapak, Mama dan kedua kakak
yang senantiasa memberikan doa, dukungan, dan motivasinya.
2. Bapak Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si. selaku kepala BPSDMD
Provinsi Jawa Tengah yang telah memberikan fasilitas, sarana, dan
prasarana sehingga kegiatan Latihan Dasar CPNS ini berlangsung
dengan baik.
3. Bapak Drs. Diyana, selaku mentor yang telah memberikan arahan,
dukungan, masukan dan bimbingan dalam penyusunan rancangan
aktualisasi ini.
4. Bapak Drs. Siswanta Jaka Purnama, Apt., M.Kes., selaku penguji
atas saran masukan yang diberikan untuk perbaikan rancangan
aktualisasi.
5. Ibu Diyah Mubarokah Akhadiyati, S.Pi., M.Pi., selaku coach yang
telah memberikan inspirasi, dukungan, masukan dan bimbingan
dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.
iv
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perrkuliahan
dan memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi setempat.
7. Seluruh panitia penyelenggara dan Binsuh yang telah membantu
dan memfasilitasi kegiatan latsar.
8. Keluarga besar SMK Negeri 1 Semarang atas dukungan dan
kerjasamanya.
9. Keluarga besar peserta Diklat Prajabatan Golongan III Angkatan
LXXXVI tahun 2019.
Penulis sadar bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya masukan yang
membangun dari berbagai pihak guna membuat rancangan laporan ini
menjadi lebih baik. Sehingga, rancangan aktualisasi ini dapat dijadikan
dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi nilai dasar ASN, serta
memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Identifikasi Isu Dikaitkan Dengan Prinsip Kedudukan ASN ... 6
Tabel 1.2. Identifikasi Isu Dengan Metode APKL ................................... 8
Tabel 1.3. Identifikasi Isu Dengan Metode USG .................................... 10
Tabel 1.4. Dampak Jika Isu Tidak Dipilih ............................................... 11
Tabel 3.1. Data Guru ............................................................................. 45
Tabel 3.2. Jumlah Peserta Didik ............................................................ 49
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi........................................... 56
Tabel 4.2. Jadwal Rancangan Aktualisasi.............................................. 65
Tabel 4.3. Antisipasi Menghadapi Kendala-kendala Aktualisasi ............ 66
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembukaan UUD Republik Indonesia Tahun 1945 telah
mengamanatkan bahwa salah satu tujuan negara adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk memenuhi amanat tersebut,
pemerintah bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan dalam
rangka memenuhi hak dasar setiap warga negara untuk memperoleh
layanan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut selanjutnya
dituangkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”
Dengan berkembangnya teknologi, sehingga pembelajaran dan
dunia kerja pun mengarah kepada penggunaan teknologi yang
mempermudah segala pekerjaan. Salah satunya dalam bentuk aplikasi
(software) komputer. Dalam dunia pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik, mata pelajaran
Gambar Teknik Listrik, dilihat berdasarkan kompetensi dasar dalam
kurikulum 2013 revisi, tercantum bahwa perlu diajarkannya peserta
didik tentang rangkaian listrik dengan menggunakan aplikasi komputer.
Salah satu tujuan dari kompetensi dasar tersebut adalah untuk
menyiapkan para peserta didik SMK supaya mampu beradaptasi dalam
dunia kerja dengan bantuan teknologi tersebut.
1
Saat ini pembelajaran gambar teknik listrik dengan aplikasi
komputer belum terlaksana secara optimal akibat beberapa faktor, yang
diantaranya adalah kurang mampunya guru dalam mangajarkan materi
tersebut dan juga belum tercukupinya fasilitas komputer jurusan untuk
pembelajaran materi tersebut. Sehingga, dalam upaya membawa
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan mengikuti
perkembangan teknologi tersebut, maka pengoptimalan pembelajaran
gambar teknik listrik dengan aplikasi komputer perlu ditingkatkan.
Dalam rangka mewujudkan tujuan negara dan cita-cita bangsa
tersebut, perlu dibangun seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
mempunyai integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Bab I Pasal 1 Ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa Aparatur Sipil Negara
yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya
disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pemerintah dan
diberi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Seorang tenaga pendidik sebagai Aparatur Sipil Negara harus
selalu memegang teguh nilai-nilai dasar ASN dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya. Nilai-nilai dasar tersebut antara lain, yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang
biasa disebut dengan nilai-nilai ANEKA. Nilai-nilai dasar itulah yang
menjadi pedoman bagi seorang tenaga pendidik ASN guna
menciptakan pendidikan yang berkualitas.
Pembentukan ASN yang mampu melaksanakan tugas dan
perannya sebagai pelayan masyarakat secara profesional yang
memiliki nilai-nilai dasar profesi ASN yang dilaksanakan melalui jalur
pendidikan dan pelatihan dasar bagi CPNS Golongan III Pemerintah
2
Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar
tersebut diselengarakan di Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini
berpedoman pada PERLAN Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Di akhir pembelajaran peserta diklat
diwajibkan membuat Rancangan Aktualisasi perihal isu yang ada
ditempat kerja dan nantinya akan diaktualisasikan di tempat kerja
masing-masing peserta yang berlandaskan nilai-nilai dasar profesi ASN
yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, Anti Korupsi) dan agenda ketiga atau berprinsip pada kedudukan
dan peran ASN dalam NKRI yaitu Manajemen ASN, Whole of
Goverment (WoG), dan Pelayanan Publik.
Selama sekitar dua bulan lebih saya di SMK Negeri 1 Semarang,
ditemukan beberapa isu yang perlu diselesaikan. Dengan
menggunakan metode APKL dan USG, selanjutnya penulis menyeleksi
isu-isu tersebut dan menentukan isu utama yang memenuhi kriteris
tertentu. Sehingga, dengan berdasarkan pada salah satu tujuan
negara, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, serta dengan adanya
perkembangan teknologi, ditentukanlah isu yang diangkat sebagai
bahan aktualisasi dan habituasi dengan dibuat rancangan aktualisasi
nilai-nilai dasar profesi ASN dengan judul “Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Telekomunikasi Dalam Proses
Pembelajaran Gambar Teknik Listrik di SMK Negeri 1 Semarang”.
Melalui rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat membawa manfaat
bagi penulis dan para tenaga pendidik sebagai ASN, serta semua
pembaca yang berkaitan dalam bidang yang diangkat tersebut.
B. Identifikasi Isu
Berdasarkan uraian latar belakang, maka diperoleh beberapa
rumusan masalah yang dapat digunakan dalam rancangan aktualisasi
nilai-nilai dasar ASN yang terdiri atas identifikasi isu yang ditemukan di
lingkungan SMK Negeri 1 Semarang, sebagai berikut:
3
1. Identifikasi Isu
Rencana kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan di SMK
Negeri 1 Semarang sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN, yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA) dan sesuai dengan peran dan kedudukan ASN
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rancangan kegiatan
aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan identifikasi isu dengan
mempertimbangkan keaktualan, problematik, kekhalayakan dan
kelayakan isu tersebut (metode APKL).
Aktual memiliki arti bahwa hal tersebut benar-benar terjadi
dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Problematik
artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan segera solusinya. Kekhalayakan artinya isu yang
menyangkut hajat hidup orang banyak, dan Kelayakan artinya isu
yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Dari beberapa kriteria APKL, kemudian menentukan prioritas
isu dengan mengukur tingkat urgensi (urgency), keseriusan masalah
(seriously), dan perkembangan masalah tersebut jika tidak
dipecahkan (growth) yang dikenal dengan metode USG. Prioritas isu
yang telah ditentukan kemudian diidentifikasi berdasarkan sumber
isu, aktor yang terlibat, peran masing-masing aktor yang terlibat dan
keterkaitan dengan mata pelatihan, dan kegiatan-kegiatan yang
digagas untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di SMK
Negeri 1 Semarang.
Selama penulis mulai bekerja dan mengenal kondisi di SMK
Negeri 1 Semarang, penulis menemukan beberapa isu, yaitu:
1. Kurangnya peran guru terhadap kesadaran siswa dalam menjaga
kebersihan di lingkungan SMK Negeri 1 Semarang, karena hal
tersebut masih terlihat pada kondisi kelas yang terkadang kotor,
khususnya kelas untuk praktek. Hal tersebut terjadi karena guru
masih kurang berperan dalam meningkatkan kesdaran siswa
4
untuk segera membersihkan sampah bekas kegiatan praktek,
contohnya potongan kabel.
2. Kurang optimalnya fungsi perpustakaan sebagai sumber belajar
siswa di SMK Negeri 1 Semarang, hal ini terjadi karena
kurangnya ketersediaan buku bacaan tentang kejuruan dan
apabila adapun isi dari buku agak susah untuk dipahami. Selain
itu, guru juga jarang untuk mengajak atau menganjurkan peserta
didik untuk belajar di perpustakaan.
3. Kurang optimalnya pemanfaat teknologi informasi dan
telekomunikasi dalam pembelajaran gambar teknik listrik di SMK
Negeri 1 Semarang. Penggunaan teknologi merupakan salah
satu kompetensi dasar pada mata pelajaran gambar teknik listrik.
Selain itu, dalam dunia usaha dan dunia industri terdapat
kompetensi pekerjaan gambar dengan bantuan sebuah aplikasi,
sehingga peserta didik perlu mengenal hal tersebut sedini
mungkin. Untuk menjalankan kompetensi tersebut perlu adanya
guru yang paham teknologi dan tersedianya fasilitas yang
dibutuhkan. Namun, saat ini kondisi tersebut belum terpenuhi,
sehingga dalam pembelajaran materi tersebut belum dapat
berjalan secara optimal.
4. Kurangnya peran guru dalam mengatasi rendahnya kedisiplinan
peserta didik saat mengikuti upacara bendera di SMK Negeri 1
Semarang, hal ini masih sering terjadi saat kegiatan upacara
masih ada beberapa guru yang memberikan contoh kurang baik,
misalnya berbaris di belakang barisan peserta didik bukan di
barisan guru yang seharusnya dan juga kurangnya guru yang
berperan dalam mengatasi kedisiplinan dalam barisan perserta
didik.
5. Kurangnya peran Guru dalam memberikan motivasi untuk
melanjutkan pendidikan di lingkungan SMK Negeri 1 Semarang,
hal ini dapat dilihat dari banyaknya peserta didik yang
berpendapat pendidikan terakhir cukup setingkat SMK dan
5
kemudian kerja. Kegiatan supaya banyak peserta didik yang
melanjutkan ke jenjang berikutnya memang sudah berjalan,
namun hasilnya masih sedikit atau bisa dikatakan belum optimal.
Daftar isu yang diperoleh dari lingkungan kerja penulis yang
dikaitkan dengan agenda ketiga Pelatihan Dasar CPNS, yaitu
Manajemen ASN, Whole of Government (WoG), dan Pelayanan
Publik dapat dilihat pada tabel 1.1. berikut:
Tabel 1.1. Identifikasi Isu Dikaitkan Dengan Prinsip Kedudukan
dan Peran ASN
Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
6
Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
2. Penetapan Isu
Pentapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan
menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu
ini bertujuan untuk menentukan prioritas isu yang perlu diangkat
untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan menggunakan metode
7
bantu APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan) dan
USG (Urgency, Seriusness dan Growth).
a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan APKL
Analisis isu dengan metode APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan) merupakan metode bantu untuk
menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan
tingkat aktual, problematik, kekhalayakan dan layak dari isu-isu
yang ditemukan di lingkungan unit kerja.
Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat.
Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.
Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Setelah diperoleh analisis APKL, maka dipilih isu yang
menjadi prioritas utama yang selanjutnya akan diidentifikasi.
Berikut ini beberapa isu yang ada di SMK Negeri 1 Semarang
yang akan ditentukan kelayakannya menggunakan metode APKL,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.2. berikut ini:
Tabel 1.2. Identifikasi Isu Dengan Metode APKL
Kriteria
No. Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
1. Kurangnya peran guru terhadap + + + + Memenuhi
kesadaran siswa dalam menjaga Syarat
kebersihan di lingkungan SMK Negeri 1
Semarang
2. Kurang optimalnya fungsi perpustakaan + + + + Memenuhi
sebagai sumber belajar siswa di SMK Syarat
Negeri 1 Semarang
8
Kriteria
No. Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
dalam pembelajaran gambar teknik
listrik di SMK Negeri 1 Semarang
9
Tabel 1.3. Identifikasi Isu Dengan Metode USG
Total Rangking
No. Isu U S G
skor Prioritas
1. Kurangnya peran guru terhadap
kesadaran siswa dalam menjaga
4 4 3 11 III
kebersihan di lingkungan SMK Negeri
1 Semarang
2. Kurang optimalnya fungsi
perpustakaan sebagai sumber belajar 4 4 4 12 II
siswa di SMK Negeri 1 Semarang
3. Kurang optimalnya pemanfaatan
teknologi informasi dan
telekomunikasi dalam pembelajaran 5 5 5 15 I
gambar teknik listrik di SMK Negeri 1
Semarang
(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)
Keterangan: Skala Linkert:
U= Urgent 1= Tidak U/S/G 4= U/S/G
S= Seriousness 2= Kurang U/S/G 5= Sangat U/S/G
G= Growth 3= Cukup U/S/G
10
supaya pembelajaran dan tugas tidak selalu menggunakan media
konvensional.
Setelah dilakukan metode APKL dan USG, maka ditetapkan
bahwa isu yang dipilih dan ditindaklanjuti dengan gagasan rencana
kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi isu tersebut. Hasil
perumusan isu yang terpilih adalah “Kurang optimalnya pemanfaatan
teknologi informasi dan telekomunikasi dalam proses pembelajaran
gambar teknik listrik di SMK Negeri 1 Semarang”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis USG diperoleh isu terpilih, yaitu kurang
optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dan telekomunikasi dalam
pembelajaran gambar teknik listrik di SMK Negeri 1 Semarang. Dari isu
tersebut maka, rumusan masalah kegiatan aktualisasi melalui habituasi
adalah: Bagaimana nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) dapat
11
diimplementasikan dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi informasi dan telekomunikasi dalam proses
pembelajaran Gambar Teknik Listrik di SMK Negeri 1 Semarang?
Gagasan penyelesaian isu pada unit kerja Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Negeri 1 Semarang adalah “Optimalisasi pemanfaatan
teknologi informasi dan telekomunikasi dalam proses pembelajaran
gambar teknik listrik di SMK Negeri 1 Semarang”.
E. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pencapaian aktualisasi nilai-nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi) dalam mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi
dan telekomunikasi dalam proses pembelajaran gambar teknik listrik
di SMK Negeri 1 Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya kegiatan pemanfaatan teknologi informasi dan
telekomunikasi dalam proses pembelajaran gambar teknik listrik.
b. Mengenalkan pemanfaatan teknologi informasi dan
telekomunikasi dalam proses pembelajaran gambar teknik listrik
kepada peserta didik.
c. Untuk melaksanakan kegiatan yang dapat berkontribusi terhadap
visi dan misi SMK Negeri 1 Semarang.
F. Manfaat
Berdasarkan tujuan penulisan ini, maka manfaat dari penulisan
rancangan aktualisasi ini, yaitu:
1. Bagi Peserta
Membiasakan diri untuk mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi informasi dan telekomunikasi dalam proses pembelajaran
dan sekaligus untuk mengimplementasikan habituasi nilai-nilai dasar
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
12
dan Anti Korupsi) sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan
fungsi sebagai ASN.
2. Bagi Instansi
a. Membantu mewujudkan visi dan misi SMK Negeri 1 Semarang
b. Membantu mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan
telekomunikasi dalam proses pembelajaran gambar teknik listrik
di SMK Negeri 1 Semarang.
c. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan di SMK Negeri 1
Semarang.
3. Bagi Masyarakat
a. Mendapatkan pelayanan pendidikan yang prima sebagai wujud
aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi).
b. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas
pendidikan di SMK Negeri 1 Semarang.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
14
Sehingga, bela negara dapat juga diartikan sebagai sikap dan
perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara yang seutuhnya. Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela
negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan
berkorban membela negara.
Di Indonesia proses pembelaan negara sudah diatur secara
formal ke dalam Undang-undang. Diantaranya sudah tersebutkan ke
dalam Pancasila serta Undang-undang Dasar 1945, khususnya pasal
30. Didalam pasal tersebut, dijelaskan bahwa membela bangsa
merupakan kewajiban seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
Dengan melaksanakan kewajiban bela bangsa tersebut, merupakan
bukti dan proses bagi seluruh warga negara untuk menunjukkan
kesediaan mereka dalam berbakti pada nusa dan bangsa, serta
kesadaran untuk mengorbankan diri guna membela negara.
Dalam sikap bela negara, seorang ASN harus mampu
menginternalisasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi di unit kerja masing-masing. Peran
ASN dalam memajukan bangsa dan negara melalui pelayanan di
masing-masing institusi merupakan salah satu wujud dari bela negara.
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran
berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS
harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan
dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai
amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945) melalui:
15
a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami
banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke,
dengan beragam bahasa dan adat istiadat kebudayaan yang
berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat dalam konsep wawasan
nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk
menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu
dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai agama
masing-masing, saling menghormati dengan sesama dan
menjaga keamanan lingkungan.
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara
Indonesia yang menghormati lambang-lambang negara dan
mentaati peraturan perundang-undangan.
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita. Nilai-nilai bela negara yang harus lebih
dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air
Untuk menumbuhkan nilai-nilai rasa cinta tanah air perlu
memahami Indonesia secara utuh meliputi: pengetahuan tentang
sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, potensi sumber daya
alam, potensi sumber daya manusia serta posisi geografi yang
sangat strategis dan terkenal dengan keindahan alamnya. Dengan
tumbuhnya rasa cinta tanah air pada tia warga negara Indonesia
akan lahir sikap bela negara yang kuat sebagai modal dasar
kekuatan bangsa dan negara yang siap berkorban untuk menjaga,
16
melindungi dan membangun bangsa dan negara menuju
terwujudnya cita-cita nasional.
b. Sadar Berbangsa dan Bernegara
Untuk menumbuhkan sikap kesadaran berbangsa dan
bernegara yang merdeka dan berdaulat di antara negara-negara
lainnya di dunia, perlu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam
konsepsi kebangsaan yang meliputi wawasan nusantara, ketahanan
nasional, kewaspadaan nasional, dan politik luar negeri bebas aktif.
c. Setia kepada Pancasila sebagai Ideologi Negara
Untuk membangun kestiaan tiap warga negara terhadap
ideologi Pancasila perlu memahami berbagai faktor yang turut
mempengaruhi berkembangnya pengamalan nilai-nilai Pancasila
tersebut sebagai bagian dari nilai-nilai dasar bela negara yang
meliputi pengakan disiplin, pengembangan etika politik dan sistem
demokrasi serta menumbuhkan taat hukum.
d. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
Untuk membangun sikap rela berkorban untuk bangsa dan
negara tiap warga negara perlu memahami beberapa aspek yang
meliputi konsepsi jiwa, semangat dan nilai juang 45, tanggung jawab
etik, moral dan konstitusi, serta sikap mendahulukan kepentingan
nasional di atas kepentingan pribadi atau golongan.
e. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara
Kemampuan awal bela negara dari tiap warga negara,
diartikan sebagai potensi dan kesiapan untuk melakukan aksi bela
negara sesuai dengan profesi dan kemampuannya di lingkungan
masing-masing atau di lingkungan publik yang memerlukan peran
serta dalam upaya bela negara.
f. Semangat Untuk Mewujudkan Negara Yang Berdaulat, Adil dan
Makmur
Semangat untuk mewujudkan cita-cita bangsa, merupakan
sikap dan tekad kebangsaan yang dilandasi oleh tekad perstuan dan
kesatuan untuk mewujudkan cita-cita bersama. Sikap dan tekad
17
bersama merupakan kekuatan untuk mencapai cita-cita bangsa
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di
zaman sekarang diberbagai lingkungan:
1. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
(lingkungan keluarga).
2. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
3. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan)
Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).
4. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat
(lingkungan masyarakat).
5. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat).
6. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
7. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).
18
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Untuk melatih kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada
beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap
dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan berita gosip yang belum jelas asal-usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang
dan permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi anda
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti
pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan
bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang
paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara
sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang
terbaik bagi bangsa dan negara.
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu
kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer
atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana
menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan
menjaga kelestarian hayati), menjaga aset bangsa, menggunakan
produksi dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang
bersifat fisik dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan
meningkatkan kebugaran fisik saja.
19
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi
CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti:
a. Kegiatan olahraga dan kesehatan fisik.
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental.
c. Kegiatan baris-berbaris, apel dan tata upacara.
d. Kepemimpinan.
e. Kegiatan ketangkasan dan permainan.
20
b. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas: Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab: Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan: Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
g. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi: Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa
lain. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Ada lima nilai dasar dari
nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
21
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
22
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
23
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
24
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik
profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, melalui indikator sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepa, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
25
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan tindakan untuk
menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan kinerja yang
berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang
harus diperhatikan, yaitu:
a. efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai
dengan target;
b. efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
c. inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau
mengandung kebaruan;
d. berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi
individu terhadap produk atau jasa.
e. Perbaikan berkelanjutan, yaitu selalu adanya perbaikan
yang dilakukan untuk mengikuti perkembangan jaman
ataupun permintaan pelanggan
f. Adaptif, yaitu selalu beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi di masyarakat, sehingga selalu bisa mengikuti
perkembangan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan
sebagai kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar
biasa yaitu mampu merusak tatanan kehidupan dalam ranah
26
pribadi, keluarga, masyarakat maupun ranah kehidupan yang lebih
luas lagi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan pakar
telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi. Ada 9
(sembilan) nilai-nilai anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat berkata
jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri
dari perbuatan curang.
b. Peduli
Adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan seseorang
memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi dengan jiwa
sosial yang tinggi tidak akan tergoda untuk mmeperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang untuk
tidak mudah bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan
sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan
tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama
manusia. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak
akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
27
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Adil
merupakan kemampuan seseorang untuk memperlakukan
orang lain sesuai dengan hak dan kewajibannya.
28
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik.
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan tugas umum
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS
pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun sanksi,
semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban kita di
kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010
tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku
PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
29
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem
Merit. Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan
30
kebutuhan; pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan
karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian
dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan
pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen
Aparatur Sipil Negara, 2014).
2. Whole of Goverment
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu, WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan menunjuk sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
31
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.
3. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. Fundamen Pelayanan
Publik yaitu:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi.
32
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga
negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang.
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi.
33
CAD adalah sutu program aplikasi komputer yang berfungsi
sebagai alat bantu penggambaran dan perencanaan. Pada
perkembangan awal, CAD hanya berfungsi sebagai Computer Aided
Drafting, yaitu untuk membantu kita dalam hal penggambaran benda
kerja, tetapi saat ini CAD berfungsi sebagai Computer Aided Design
yaitu untuk membantu kita dalam hal merancang (mendesain) dengan
komputer.
Terdapat beberapa jenis software CAD, yaitu solidwork,
MasterCAM, AutoCAD, Inventor, dan lain sebagainya. AutoCAD adalah
software yang umum digunakan. Dengan AutoCAD, gambar, rencana,
atau model dapat dibangun dengan menggunakan koordinat-koordinat
XYZ.
34
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
35
STM di ubah namanya menjadi SMK. Perubahan nama itu lebih
memberikan keluwesan dalam pengembangan program pendidikannya
sesuai dengan tuntutan zaman. SMK memberikan akses ke depan
untuk mengembangkan program pendidikannya yang tidak terbatas
pada bidang teknologi seperti ketika masih bernama STM Pada tanggal
28 Agustus 2002 melalui surat No. 821.2/23/2002 SMK Negeri 1
Semarang dipimpin oleh Bapak Drs. Bunyamin, M.Pd menggantikan
Bpk. Sentot. Sebelumnya Bpk. Drs. Bunyamin, M.Pd menjabat sebagai
guru Teknik Mesin pada SMK Negeri 7 Semarang.
36
2. Visi, Misi, Nilai, dan Tujuan Sekolah
a. Visi Sekolah
“Mewujudkan lulusan kompeten di bidangnya, berakhlak mulia
dan berwawasan lingkungan”.
b. Misi Sekolah
1. Menghasilkan tenaga terampil dan kompeten sesuai
kompetensi keahliannya.
2. Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia dan berjiwa
kebangsaan.
3. Menghasilkan lulusan yang berwawasan lingkungan dan
berjiwa wirausaha.
c. Tujuan Sekolah
1. Menjadikan lulusan untuk dapat berkarya di Dunia Usaha /
Dunia Industri sesuai kompetensi keahliannya.
2. Menjadikan lulusan yang berakhlak mulia dan berwawasan
kebangsaan.
3. Menjadikan lulusan yang berwawasan lingkungan dan berjiwa
wira usaha.
d. Nilai Organisasi
Nilai-nilai yang diterapkan di SMK Negeri 1 Semarang
mengacu pada tata nilai budaya kerja Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, yaitu:
1) Memiliki Integritas, yaitu adanya keselarasan antara pikiran,
perkataan, dan perbuatan.
Indikator: konsisten dan teguh menjunjung tinggi nilai-nilai
kebenaran dalam tindakan, jujur dalam segala tindakan,
berpikir positif, arif, dan bijaksana dalam melaksanakan tugas
dan fungsi.
37
2) Kreatif dan Inovatif, yaitu memiliki kemampuan untuk
menciptakan hal baru yang berbeda dari yang sudah ada atau
yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).
Indikator: memiliki pola pikir, cara pandang yang variatif
terhadap suatu permasalahan serta mampu menghasilkan
karya baru, selalu melakukan penyempurnaan, bersikap
terbuka, berani mengambil terobosan, memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan efisien.
3) Inisiatif, yaitu kemampuan seseorang untuk bertindak
melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan.
Indikator responsif melayani kebutuhan stakeholder, bersikap
proaktif terhadap kebutuhan organisasi, memiliki dorongan
mengidentifikasi masalah dan mampu mengambil tindakan.
4) Pembelajar, yaitu selalu berusaha untuk mengembangkan
kompetensi dan profesionalisme.
Indikator: berkeinginan memperluas wawasan, mengambil
hikmah dari suatu kesalahan, berbagi pengetahuan dengan
rekan kerja.
5) Menjunjung meritrokasi, yaitu menjunjung tinggi keadilan
dalam pemberian penghargaan bagi karyawan yang
kompeten.
Indikator: berkompetisi secara profesional, memberi
kesempatan yang setara, memberi penghargaan dan
hukuman yang proporsional, tidak sewenang-wenang, tidak
mementingkan diri sendiri.
6) Terlibat aktif, yaitu senantiasa berpartisipasi dalam setiap
kegiatan.
Indikator: terlibat langsung dalam setiap kegiatan untuk
mendukung visi misi organisasi, memberi dukungan kepada
rekan kerja.
7) Tanpa pamrih, yaitu bekerja dengan tulus ikhlas dan penuh
dedikasi.
38
Indikator: penuh komitmen dalam melaksanakan pekerjaan,
rela membantu pekerjaan rekan kerja, menunjukkan sikap 4S
(senyum, sapa, sopan, dan santun).
39
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi
a. Struktur Organisasi
41
2) Wali Kelas
Tugas wali kelas adalah bertanggungjawab kepada kepala
sekolah dalam mengelola kelas masing-masing, meliputi:
a) Melaksanaakan pengelolaan kelas
b) Mengetahui keadaan anak didik
c) Melakukan penilaian
d) Mengambil tindakan bila dianggap perlu
e) Penyelenggaraan adsministrasi kelas
f) Penyusunan dan pembuatan statistik bulanan anak didik
g) Pencatatan mutasi anak didik
h) Pengisian dan pembagian buku laporan hasil belajar anak
didik.
3) Guru Mapel
Tugas guru Mapel adalah bertanggung jawab kepada Kepala
Sekolah dalam melaksanakan KBM, meliputi:
a) Membuat kelengkapan mengajar dengan baik dan
lengkap
b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran
c) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan
harian, ulangan umum, dan ujian akhir
d) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
e) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan
pengayaan
f) Melaksanakan kegiatan pembimbingan, kepada guru lain
dalam proses pembelajaran
g) Membuat alat pelajaran/alat peraga
h) Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
i) Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan
kurikulum
j) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
k) Mengadakan pengembangan program pembelajaran
42
l) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar anak
didik
m) Mengisi dan meneliti daftar hadir sebelum memulai
pelajaran
n) Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya
o) Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk
kenaikan pangkat
4) Komite Sekolah
a) Tugas: menyelenggarakan rapat-rapat komite sesuai
program yang ditetapkan, bersama-sama sekolah
merumuskan dan menetapkan visi dan misi, menyusun
standar pembelajaran, menyusun rencana strategis
pengembangan sekolah, menyusun dan menetapkan
rencana progam tahunan, serta mengembangkan potensi
kearah prestasi unggulan, membahas dan turut
menetapkan pemberian tambahan kesejahteraan,
menghimpun, menggali dan mengelola sumber dana dan
kontribusi lainnya baik materil maupun non-material dari
masyarakat.
b) Fungsi: mengevaluasi program sekolah secara
proporsional, mengidentifikasi masalah serta mencari
solusinya, memberikan respon terhadap kurikulum yang
dikembangkan baik berstandar nasional maupun lokal
Memberikan motivasi dan penghargaan, serta otonomi
profesional kepada staf pengajar, memantau kualitas
pelayanan dan hasil pendidikan di sekolah, mengkaji
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program,
menyampaikan usul/rekomendasi kepada pemda untuk
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan.
43
5) Penjaga sekolah
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam
melaksanakan :
a) Kebersihan Sekolah
b) Keamanan Sekolah
c) Pemeliharaan aset sekolah
d) Ketertiban Sekolah
e) Fungsi Humas sekolah dan masyarakat
f) Menciptakan kenyamanan dalam kegiatan pembelajaran
6) Tenaga Administrasi
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam
melaksanakan :
a) Penertiban dokumen sekolah
b) Pengarsipan dokumen
c) Pembuatan laporan-laporan sekolah
d) Meningkatkan minat baca peserta didik
e) Memperlancar pemanfaatan buku oleh peserta didik
f) Membantu Kepala sekolah di bidang umum sekolah
44
Tabel 3.1. Data Guru
45
No Nama Guru NIP Mata Pelajaran
Bimbingan dan
25 Christina Atik Yulianti 196507071994032007 Konseling/Konselor
(BP/BK)
Pendidikan Jasmani Olah
26 Dadang Permana
Raga dan Kesehatan
Pendidikan Agama
27 Daniel Agus S
Kristen
Pendidikan Pancasila
28 Deny Yuniati 197406262007012013
dan Kewarganegaraan
Teknik Kendaraan
29 Dhewa Exhordig
Ringan
Pendidikan Jasmanai
30 Dodhy Sugiharto Olah Raga dan
Kesehatan
31 Dwi Indra Herbiana 198501042019021002 Teknik Pemesinan
32 Dwi Sriyono 196907032002121004 Matematika
33 Edi Kusbandriyo 196009021987031002 Teknik Pemesinan
Teknik Kendaraan
34 Edy Setyawan 198009052014001003
Ringan
Produksi dan Siaran
35 Eko Ananto
Radio / Televisi
36 Eko Budiyono Simulasi dan Komunikasi
37 Eko Kristiono 196412242005011001 Kimia
38 Eko Nuraini Kh 198303272014062006 Skenario
Bimbingan dan
39 Endang Sri Wartini 196404122002122003 Konseling/Konselor
(BP/BK)
40 Eny Hermawati 196904042002122003 Bahasa Inggris
Produksi dan Siaran
41 Fadhillah Rizka P
Radio / Televisi
42 Harmiati Erstiningrum 196811212008012003 Bahasa Indonesia
43 Harsodiq 197107022002121006 Teknik Pemesinan
44 Hastimurningsih 196301121988032003 Bahasa Inggris
45 Heni Rahmawati Bahasa Jawa
46 Heri Daryono 196111021989031008 Teknik Pemesinan
47 Hermanto 196208221988031005 Teknik Pemesinan
Pendidikan Pancasila
48 Herning Susi Nugrahani 196901042007012014
dan Kewarganegaraan
49 Hery Prabowo Teknik Otomasi Industri
50 Hesthi Purwinasih 197105101994122003 Matematika
51 Hesti Lilia Paraswati 197911192009032001 Bimbingan dan Konseling
46
No Nama Guru NIP Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila
52 Ina Irawati 196711042008012005
dan Kewarganegaraan
53 Kusriyantini Matematika
54 Liliek Ermina Intyastuti 196006101986032005 Sejarah Inronesia
55 Lilik Juliastuti 196607041998022002 Teknik Audio Video
56 Lis Prasetyo Teknik Pemesinan
57 Luftia Hanik 196804292002122002 Matematika (Umum)
Teknik Elektronika
58 Mardiyanto
Industri
59 Marsilah Bahasa Inggris
Teknik Instalasi Tenaga
60 Maryuni 196308042008011004
Listrik
61 Miftahul Huda 198806122019021003 Teknik Pemesinan
62 Mohamad Nadhif Teknik Otomasi Industri
Teknik Kendaraan
63 Mudjio Heri Purnomo 198103192014061002
Ringan
Muhammad Sihabudin
64 196908231995031004 Pendidikan Agama Islam
Lubis
65 Mujib 196306241984031004 Teknik Audio Video
66 Muntamah 197810152002122007 Fisika
Teknik Elektronika
67 Nihayatul Fitriyah 199203302019022009
Industri
Produk Kreatif dan
68 Nini Gayatri 196405122007012011
Kewirausahaan
69 Nur Hidayat Agus S 196308221989031009 Kimia
70 Nurhazis Teknik Otomasi Industri
71 Nyono Hadi Saputro 196009101988031010 Teknik Pemesinan
Teknik Kendaraan
72 Oddie Febriyono
Ringan
Terknik Instalasi Motor
73 Qoniah 196505192002122001
Listrik
Teknik Instalasi Tenaga
74 R. Adi Kuncoro 197507302010011004
Listrik
Teknik Kendaraan
75 Rakhmad Hadiyanto 197305162008011009
Ringan
Teknik Elektronika
76 Rifqi Setiawan 199509302019021004
Industri
Teknik Kendaraan
77 Rizki Kurniawan 198601082010011016
Ringan
Produksi dan Siaran
78 Rony Diesmart
Televisi
47
No Nama Guru NIP Mata Pelajaran
48
No Nama Guru NIP Mata Pelajaran
Bimbingan dan
106 Viva Riwardiastuti 196811302005012005 Konseling/Konselor
(BP/BK)
Teknik Kendaraan
107 Wiler Upik
Ringan
Teknik Kendaraan
108 Yoga Adhi Prasetya 199109192019021003
Ringan
Teknik Kendaraan
109 Yohanes Hari Kurniawan 198611102011011013
Ringan
Teknik Kendaraan
110 Yulius Sinduworo 196009281987031007
Ringan
111 Yunita Suciyati PPKn
(Sumber: Profil Sekolah 2019)
49
UKS, ruang komputer, perangkat komputer, alat praktek, dan alat
olaharaga.
50
menjelaskan bahwa jabatan fungsional guru adalah jabatan
fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab,
dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri
Sipil.
Guru adalah pendidik profesional yang menduduki jabatan
pelaksana teknis fungsional di bidang pembelajaran/bimbingan
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
51
f. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan
pokok yang sesuai dengan beban kerja guru
g. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan.
Tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam
Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, diantaranya:
a. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan
b. Menyusun silabus pembelajaran
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
e. Menyusun alat ukur soal sesuai mata pelajaran
f. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran di kelasnya
g. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran
h. Melaksanakan pembelajaran, perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi
i. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya (khusus guru kelas)
j. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan
hasil belajar tingkat sekolah/madrasah dan nasional
k. Membimbing guru pemula dalam program induksi
l. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler proses
pembelajaran
m. Melaksanakan pengembangan diri
n. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/ atau karya inovatif
o. Melakukan presentasi ilmiah
Lebih lanjut Sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai, tugas
guru di sebutkan:
a. Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
b. Mengevaluasi dan menilai hasil pembelajaran
c. Menganalisis hasil pembelajaran
52
d. Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian.
Fungsi guru yang dimaksudkan di sini juga termasuk dalam
tugas guru yang sudah dijabarkan di atas, namun terdapat beberapa
fungsi lain yang terkandung dalam poin D dan E Pasal 20 Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta poin
a, b, dan c Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni:
a. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa,
b. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan
kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika,
c. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis,
d. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan
mutu pendidikan, dan
e. Memberi teladan dan menjaga nama baik, lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.
C. Role Model
Role model adalah suatu perilaku yang diharapkan oleh orang
lain dari seseorang yang menduduki status tertentu. Peranan atau role
juga memiliki beberapa bagian, salah satunya yaitu model peranan
(Role Model) adalah seseorang yang tingkah lakunya kita contoh, tiru,
diikuti. Penulis akan mengambil role model yang berada di sekitar
penulis.
54
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
55
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil terhadap
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Nilai-Nilai
Kegiatan Visi Misi
Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Membuat RPP a. Konsultasi Format RPP yang ETIKA PUBLIK Dengan membuat Kegiatan ini
tentang baik dan mudah Saya berperilaku sopan dan Rencana mencerminkan
pembuatan RPP untuk digunakan berbahasa yang santun saat Pelaksanaan nilai
dengan format berkonsultasi dengan mentor tentang Pembelajaran organisasi,
yang baik format RPP. (RPP), maka yaitu terlibat
kegiatan ini aktif dalam
NASIONALISME berkontribusi dalam kegiatan yang
Saya membicarakan format RPP nilai misi organisasi mendukung
dengan mentor untuk menghasilkan yang pertama, misi sekolah.
RPP yang baik dan mudah dipahami yaitu:
guru lain, sehingga dalam Menghasilkan
pembicaraan kami menghormati tenaga terampil
dan menjunjung tinggi setiap dan kompeten
keputusan yang dicapai sebagai sesuai
hasil musyawarah kami (Sila kompetensi
keempat). keahliannya.
b. Mengumpulkan Materi ajar dari AKUNTABILITAS
referensi materi beberapa sumber Sebelum membuat RPP, saya
untuk menyusun mengawalinya dengan
isi RPP mengumpulkan beberapa referensi
yang jelas dan dapat dipercaya.
56
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil terhadap
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Nilai-Nilai
Kegiatan Visi Misi
Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
c. Menyusun RPP Tersedianya RPP KOMITMEN MUTU
materi terkait Saya menyusun pembelajaran
dengan mempertimbangkan
penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara efektif dan
inovatif serta berupaya untuk
mengadakan perbaikan
berkelanjutan.
ANTI KORUPSI
Saya mentaati disiplin waktu,
sehingga kegiatan menyusun RPP
tidak mengganggu berlangsungnya
waktu pembelajaran, maka
menyusun RPP saya lakukan di luar
jam mengajar.
d. Meminta RPP disetujui ETIKA PUBLIK
persetujuan ketua jurusan dan Saya berperilaku sopan dan
kepada kepala disahkan kepala berbahasa yang santun saat
jurusan dan sekolah menyampaikan isi dan meminta
disahkan kepala perseujuan serta pengesahan RPP
sekolah yang dibuat.
57
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil terhadap
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Nilai-Nilai
Kegiatan Visi Misi
Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Mensosialisasi a. Membuat materi Tersedianya materi AKUNTABILITAS Dengan Kegiatan ini
kan yang akan yang akan Dalam membuat materi, saya mensosialisasikan mencerminkan
penggunaan disampaikan saat disampaikan mengawalinya dengan penggunaan CAD, nilai
aplikasi CAD sosialisasi mengumpulkan beberapa referensi maka kegiatan ini organisasi,
penggunaan yang dapat dipercaya dan berkontribusi dalam yaitu kreatif
CAD pada menyusunnya dengan jelas supaya nilai misi organisasi dan inovatif
peserta didik mudah dipahami. yang pertama dan dengan mulai
b. Konsultasi Adanya arahan ETIKA PUBLIK kedua, yaitu: memperkenalk
kepada mentor dan saran Saya berperilaku sopan dan 1. Menghasilkan an
mengenai isi berbahasa yang santun saat tenaga pembelajaran
materi dan berkonsultasi dengan mentor tentang terampil dan dengan
pelaksanaan isi materi dan pelaksanaan kegiatan. kompeten teknologi
kegiatan sesuai informasi dan
NASIONALISME kompetensi telekomunikasi
Saat berkonsultasi dengan mentor, keahliannya. kepada
saya menerima arahan dan masukan 2. Menghasilkan peserta didik.
dengan lapang dada tanpa lulusan yang
memaksakan kehendak (Sila berakhlak
keempat). mulia dan
c. Pelaksanaan Peserta didik ETIKA PUBLIK berjiwa
sosialisasi mengenal aplikasi Saya berperilaku sopan dan kebangsaan.
gambar CAD dan berbahasa yang santun, saat
58
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil terhadap
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Nilai-Nilai
Kegiatan Visi Misi
Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kepada peserta dasar menyampaikan materi sosialisasi
didik penggunaannya kepada peserta didik.
AKUNTABILITAS
Saat menyampaikan materi
sosialisasi, saya menyampaikannya
dengan jelas untuk mempermudah
pemahaman peserta.
3. Membuat a. Mengumpulkan Tersedianya materi AKUNTABILITAS Dengan membuat Kegiatan ini
modul referensi materi modul dari Sebelum membuat modul, saya modul dan mencerminkan
penggunaan untuk menyusun beberapa sumber mengawalinya dengan membagikannya nilai
CAD isi modul mengumpulkan beberapa referensi kepada peserta organisasi,
yang jelas dan dapat dipercaya. didik, maka yaitu inisiatif
b. Berkoordinasi Adanya masukan ETIKA PUBLIK kegiatan ini dengan tidak
dengan teman dan saran dalam Saat melakukan koordinasi dengan berkontribusi dalam berhenti hanya
sejawat tentang upaya teman sejawat, saya berkomunikasi nilai misi organisasi pada
materi mendapatkan hasil dengan sopan dan berperilaku yang pertama, pembelajaran
modul yang santun agar tercipta suasana yaitu: dengan
sebaik-baiknya menghargai komunikasi dengan Menghasilkan mencatat,
teman sejawat. tenaga terampil tetapi peserta
dan kompeten didik perlu
sesuai dibuatkan
59
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil terhadap
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Nilai-Nilai
Kegiatan Visi Misi
Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
AKUNTABILITAS kompetensi modul juga,
Saat berkoordinasi dengan teman keahliannya. sehingga
sejawat,i saya menyampaikannya mencerminkan
dengan jelas. bertindak
c. Mencetak modul Modul yang sudah ANTI KORUPSI melebihi yang
yang sudah dicetak Dalam kegiatan pencetakan, saya dibutuhkan.
disiapkan melaporkan jumlah penggunaan
dana secara jujur sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya, dibuktikan
dengan kwitansi/bon/nota/bukti
pembayaran lainnya.
d. Membagikan Peserta didik NASIONALISME
modul kepada memiliki modul Saya membagikan modul kepada
peserta didik peserta didik secara adil dan merata,
serta memastikan semua peserta
didik di dalam kelas mendapatkan
modul tersebut, sehingga
terwujudnya sikap adil terhadap
sesama (Sila kelima).
4. Menyiapkan a. Menyusun daftar Daftar peralatan AKUNTABILITAS Dengan Kegiatan ini
fasilitas peralatan yang yang dibutuhkan Saya menyusun daftar peralatan menyiapkan mencerminkan
dibutuhkan yang dibutuhkan dengan jelas. fasilitas praktek nilai
60
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil terhadap
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Nilai-Nilai
Kegiatan Visi Misi
Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
praktek b. Konsultasi Saran dan ETIKA PUBLIK gambar, maka organisasi,
gambar dengan mentor masukan dari Saya berperilaku sopan dan kegiatan ini yaitu memiliki
mentor berbahasa yang santun saat berkontribusi dalam integritas
berkonsultasi dengan mentor. nilai misi organisasi dengan
yang pertama, melakukan
NASIONALISME yaitu: kegiatan
Saat berkonsultasi dengan mentor, Menghasilkan sesuai dengan
saya menerima arahan dan masukan tenaga terampil yang
dengan lapang dada tanpa dan kompeten direncanakan,
memaksakan kehendak (Sila sesuai sehingga
keempat). kompetensi terwujudnya
c. Meminta Persetujuan kepala ETIKA PUBLIK keahliannya. keselarasan
persetujuan sekolah untuk Saya menjelaskan kegiatan dan anatar pikiran
kepala sekolah melakukan meminta persetujuan dari kepala dan perbuatan.
kegiatan sekolah dengan perilaku sopan dan
berbahasa yang santun.
d. Koordinasi Bersedianya AKUNTABILITAS
dengan bagian bagian sarpras Saat berkoordinasi dengan teman
sarana prasarana dalam membantu sejawat saya menyampaikan
kegiatan rencana apa yang akan dilakukan
dengan jelas.
61
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil terhadap
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Nilai-Nilai
Kegiatan Visi Misi
Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
e. Menyiapkan Peralatan dan AKUNTABILITAS
peralatan dan aplikasi siap Saya terlibat dalam bertanggung
instalasi aplikasi digunakan jawab menyiapkan peralatan dan
instalasi aplikasi untuk pembelajaran
peserta didik.
ANTI KORUPSI
Saya mentaati disiplin waktu,
sehingga kegiatan menyiapkan
peralatan tidak mengganggu
berlangsungnya waktu
pembelajaran, maka kegiatan ini
saya lakukan di luar jam mengajar.
5. Melakukan a. Menyampaikan Peserta didik ETIKA PUBLIK Dengan melakukan Kegiatan ini
kegiatan kegiatan belajar mengetahui materi Saya berperilaku sopan dan kegiatan mencerminkan
GANDENG yang diajarkan berbahasa yang santun saat GANDENG SICAD, nilai
SICAD menyampaikan materi. maka kegiatan ini organisasi,
(Gambar b. Memberikan Peserta didik AKUNTABILITAS berkontribusi dalam yaitu
Dengan contoh dalam mendapat Dalam kegiatan pembelajaran ini nilai misi organisasi pembelajar
Aplikasi CAD) pembuatan gambaran apa saya bertanggungjawab untunk yang pertama, dengan
sebuah gambar yang akan memberikan contoh kepada peserta yaitu: melakukan
dilakukan didik. Menghasilkan kegiatan ini
62
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil terhadap
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Nilai-Nilai
Kegiatan Visi Misi
Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
c. Mendampingi Peserta didik dapat KOMITMEN MUTU tenaga terampil saya
peserta didik menggambar Dalam kegiatan pembelajaran, saya dan kompeten berkeinginan
dalam didampingi guru mendampingi peserta didik supaya sesuai untuk
pembuatan mencapai target untuk dapat kompetensi memperluas
gambar membuat gambar dengan aplikasi. keahliannya. wawasan
peserta didik.
6. Mengadakan a. Membuat soal Tersedianya soal AKUNTABILITAS Dengan melakukan Kegiatan ini
evaluasi dan jawaban dan jawaban untuk Saat membuat soal dan jawaban kegiatan SOSIS SI mencerminkan
dengan SOSIS untuk kuis kuis kuis, saya menyusunnya dengan HOT, maka nilai
SI HOT (Soal materi yang berasal dari beberapa kegiatan ini organisasi,
Kuis Berbasis referensi yang jelas dan dapat berkontribusi dalam yaitu
Kahoot!) dipercaya. nilai visi organisasi, menjunjung
b. Membuat kuis Tersedianya kuis KOMITMEN MUTU yaitu: Mewujudkan meritrokasi
berbasis Kahoot! berbasis Kahoot! Saya membuat kuis dengan berbasis lulusan kompeten dengan
Kahoot! untuk membuat suasana di bidangnya, melakukan
belajar yang berbeda dari biasanya, berakhlak mulia, kegiatan ini
hal tersebut menunjukkan inovasi dan berwawasan saya
untuk melakukan perubahan. lingkungan. menjunjung
c. Mengerjakan kuis Peserta didik ETIKA PUBLIK tinggi
oleh peserta didik mengerjakan kuis Saya berperilaku sopan dan keadilan
di kelas berbahasa yang santun saat dalam
berbicara dengan peserta didik. pemberian
63
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil terhadap
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Nilai-Nilai
Kegiatan Visi Misi
Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
ANTI KORUPSI penghargaan
Saya melakukan kegiatan ini, untuk bagi peserta
mengajarkan sikap jujur pada diri didik.
peserta didik tanpa harus menyontek
karena pengerjaan soal dibatasi
waktu tertentu.
d. Menampilkan Adanya skor hasil NASIONALISME
skor hasil kuis kuis Saya membuat kuis dan
menampilkan skor berbasis Kahoot!
sehingga tidak ada kecurangan
dalam pengerjaan soal dan
pemberian nilai, sehingga
terwujudnya sikap adil dalam
penilaian kuis (Sila kelima).
e. Pemberian Pemenang kuis NASIONALISME
hadiah kepada mendapatkan Saya memberikan hadiah kepada
pemenang kuis hadiah peserta didik yang memenangkan
kuis sebagai bentuk menghormati
hak orang lain (Sila kelima).
64
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Tabel 4.2. Jadwal Rancangan Aktualisasi
No. Juli
Kegiatan Bukti Kegiatan
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 Membuat RPP Foto kegiatan dan
dokumen RPP
2 Mensosialisasikan penggunaan Foto kegiatan dan daftar
CAD hadir peserta didik
3 Membuat modul penggunaan Foto kegiatan dan
CAD dokumen modul
4 Menyiapkan fasilitas praktek Foto kegiatan
gambar
5 Melakukan kegiatan GANDENG Foto kegiatan dan daftar
SICAD (Gambar Dengan Aplikasi hadir peserta didik
CAD)
6 Mengerjakan SOSIS SI HOT Foto kegiatan, daftar hadir
(Soal Kuis Berbasis Kahoot!) dan skor kuis peserta didik
No. Agustus
Kegiatan Bukti Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Membuat RPP Foto kegiatan dan
dokumen RPP
2 Mensosialisasikan penggunaan Foto kegiatan dan daftar
CAD hadir peserta didik
3 Membuat modul penggunaan Foto kegiatan dan
CAD dokumen modul
4 Menyiapkan fasilitas praktek Foto kegiatan
gambar
5 Melakukan kegiatan GANDENG Foto kegiatan dan daftar
SICAD (Gambar Dengan Aplikasi hadir peserta didik
CAD)
6 Mengerjakan SOSIS SI HOT Foto kegiatan, daftar hadir
(Soal Kuis Berbasis Kahoot!) dan skor kuis peserta didik
65
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN akan dilaksanakan
pada hari-hari kerja dimulai dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Agustus 2019 yang dilaksanakan pada institusi tempat kerja. Dalam
pelaksanaannya dimungkinkan terjadinya kendala-kendala yang
berisiko menghambat kegiatan yang telah direncanakan menjadi
kurang optimal. Oleh karena itu diperlukan antisipasi untuk menghadapi
kendala-kendala tersebut, sehingga dampak yang menghambat
kegiatan tersebut dapat diminimalisir. Antisipasi dalam menghadapi
kendala-kendala selama aktualisasi dapat dijelaskan lebih lanjut pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.3. Antisipasi Menghadapi Kendala-Kendala Aktualisasi
Antisipasi dan Strategi
No. Kegiatan Kendala
Menghadapi Kendala
1. Membuat RPP Waktu pengerjaan Melakukan kegiatan di luar
yang terbatas jam dan atau hari kerja
karena jadwal dengan meminta
mengajar yang persetujuan
cukup padat
2. Mensosialisasikan Peserta didik Mempersilahkan peserta
penggunaan CAD merasa bingung didik untuk mencoba dasar
tentang aplikasi penggunaannya
CAD
3. Membuat modul Kemungkinan Memberi pesan untuk
penggunaan CAD peserta didik membaca modul, karena
malas membaca pentingnya untuk
modul memahami materi tersebut
4. Menyiapkan Waktu pengerjaan Melakukan kegiatan di luar
fasilitas praktek yang terbatas jam dan atau hari kerja
gambar karena jadwal dengan meminta
mengajar yang persetujuan
cukup padat
66
5. Melakukan Peserta didik Berkeliling dan mendekati
kegiatan kurang paham peserta didik satu persatu
GANDENG menggunakan untuk membimbingnya
SICAD (Gambar komputer dan secara perlahan
Dengan Aplikasi aplikasi CAD
CAD)
6. Mengerjakan Masih ada peserta Berkeliling dan
SOSIS SI HOT didik yang memperingati peserta didik
(Soal Kuis menyontek untuk mengerjakan sendiri
Berbasis Kahoot!) dan mengembangkan sikap
jujur
67
BAB V
PENUTUP
68
menggambar teknik listrik, serta saat kegiatan praktek kerja industri,
pengetahuan peserta didik masih kurang dalam penggunaan teknolgi di
bidang kelistrikan.
Rancangan aktualisasi ini penulis merasa masih jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis mohon dukungan dari segala pihak yang
terkait dengan rancangan aktualisasi dan habituasi agar kegiatan
aktualisasi ini dapat terlaksana dengan baik dan maksimal. Dan penulis
berharap penulisan ini dapat terwujud sebaik mungkin dengan bantuan dari
berbagai pihak terkait dan juga dapat bermanfaat bagi diri penulis pribadi,
instansi, serta masyarakat.
69
DAFTAR PUSTAKA
71
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
No. Tingkat Nama Sekolah / Tempat Jurusan Lulus
Perguruan Tinggi
1 SD SD N Delik 1 Semarang - 2008
Tuntang
2 SMP SMP N 106 Jakarta Jakarta - 2011
3 SMA SMA N 105 Jakarta Jakarta IPA 2014
4 S1 Universitas Negeri Jakarta Pendidikan 2018
Jakarta Teknik Elektro
72