Oleh :
Dosen Pengampu :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahNya
Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW
yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Studi Hadits di program
studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Pascasarjana pada UIN Sultan Aji Muhammad
Idris Samarinda.
Bapak Dr. H. Mukhtar, LC, MA. Selaku dosen pembimbing mata kuliah studi Hadits
dan kepada segenap pihak kelompok empat yang telah memberikan bimbingan serta
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................... 27
B. Saran ......................................................................................... 28
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hadis Nabi telah ada sejak awal perkembangan Islam adalah sebuah
kenyataan yang tidak dapat diragukan lagi. Hadis Nabi merupakan sumber ajaran
Islam, di samping Al-qur’an. “Hadis atau disebut juga dengan Sunnah, adalah
segala sesuatu yang bersumber atau didasarkan kepada Nabi SAW., baik berupa
perketaan, perbuatan, atau taqrir-nya. Hadis sebagai sumber ajaran Islam setelah
Al-qur’an, sejarah perjalanan hadis tidak terpisahkan dari sejarah perjalanan Islam
itu sendiri. Akan tetepi, dalam beberapa hal terdapat ciri-ciri tertentu yang spesifik,
Nabi, hadis diterima dengan mengandalkan hafalan para sahabat Nabi, dan hanya
sebagian hadis yang ditulis oleh para sahabat Nabi. Hal ini disebabkan, “Nabi
pernah melarang para sahabat untuk menulis hadis beliau. tetapi Nabi juga pernah
B. Rumusan Masalah
5. Sebutan gelar apakah bagi orang yang berkompeten dalam dunia Hadits?
2
C. Tujuan Penulisan
5. Untuk mengetahui gelar apakah bagi orang yang berkompeten dalam dunia
Hadits
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut bahasa sanad berarti sandaran yang dapat dipercayai atau kaki
bukit. Sedangkan menurut istilah, sanad berarti jalan yang dapat menghubungkan
orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya hingga mencapai Rasulullah,
Disimpulkan bahwa sanad merupakan jalan matan hadits, yaitu silsilah para
perawi yang menuklikkan matan hadits dari sumbernya yang pertama yakni
1
Moh. Matsna, Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an dan Hadits Madrasah Aliyah Kurikulum
2006 Sesuai KTSP, (Semarang : Toha Putra, 2007), 106.
2
Yuliharti dan Shabri Shaleh Anwar, Metode Pemahaman Hadits Takhrij Hadits Manual dan
Digital Mengenai Kitab dan Ulama Hadits, (PT. Indragiri Dot Com, Maret 2018), 3.
3
Budi Pramono dan Agung Pramono, Perbandingan Sistem Hukum dalam Konteks Global,
(Surabaya : Scopindo Media Pustaka, Cet. Pertama, 2023), 199.
4
Ibnu Hujr, mereka berkata telah menceritakan kepada kami Isma’il yaitu Ibnu
Ja’far dari Al ‘Ala dari bapaknya dari Abu Hurairah lalu sampai kepada Rasulullah
Saw.
Dalam bidang ilmu Hadits sanad itu merupakan neraca untuk menimbang
shahih atau dha’ifnya suatu Hadits. Andaikata salah seorang dalam sanad-sanad
itu ada yang fasiq atau yang tertuduh dusta maka dha’if Hadits itu, hingga tidak
Secara garis besar, para ulama hadits membagi sanad menjadi dua, yaitu
sanad ali (tinggi) dan sanad nazil (rendah). Sanad ali adalah sanad yang jumlah
dalam hadits yang diriwayatkan. Diantara sanad ali itu terdapat istilah tsulutsiyat,
Moh. Matsna, Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an dan Hadits…, (Semarang : Toha Putra,
4
2007), 106
5
yaitu antara mukharij dengan Rasulullah Saw hanya terdapat tiga periwayat saja.
Adapun sanad nazil (rendah) adalah sanad yang jaraknya jauh karena jumlah
perawinya banyak. Sanad ini berbeda dengan sanad ali karena pada sanad ali
jumlah periwayat di dalamnya sedikit, bahkan ada yang hanya terdiri dari tiga
2. Seluruh periwayat dalam hadits itu harus bersifat adil, artinya semua
periwayat hadits itu dari awal sanad sampai akhir sanad tetap konsisten dalam
beragama, terhindar dari segala bentuk kefasikan serta terjaga dari hal-hal
3. Seluruh periwayat hadits itu harus bersifat dhabit, artinya semua periwayat
dalam sanad hadits itu memiliki ingatan yang kuat dan tajam, tidak pelupa,
mempunyai hafalan yang kuat, cermat dan teliti dalam periwayatan hadits
secara tertulis
4. Sanadnya terhindar dari syadz (kejanggalan), artinya sanad hadits itu bila
5
Idri, Hadis dan Orientalis, (Depok : Kencana, Cet. Pertama, 2017), 116-117.
6
5. Sanadnya terhindar dari illat (cacat), artinya sanad hadits tersebut terhindar
tidak shahih6
Disinilah letak urgensi dari sanad, seandainya umat Islam tidak memiliki
sistem sanad, tentulah ajaran-ajaran Rasulullah Saw yang terdapat dalam hadits-
hadits beliau sudah mengalami nasib seperti ajaran para Nabi sebelumnya. Sanad-
sumber kedua ajaran Islam. Allah memuliakan umat ini dengan sanad, sanad
adalah keistimewaan yang tidak dimiliki oleh agama lainnya sebelumnya. Sebagai
contoh, umat masihi yang tidak dikaruniai Allah tradisi atau perintah untuk
klarifikasi sebuah berita terutama periwayatan kitab suci mereka. Sehingga mereka
kehilangan otentitas kitab suci mereka. Namun Islam sebagai agama penyempurna
dan penutup bagi risalah-risalah sebelumnya telah Allah bekali dengan tradisi
Menurut bahasa matan berarti punggung jalan atau tanah yang keras dan
tinggi. Sedangkan menurut istilah, matan adalah penghujung sanad, yakni sabda
6
Muhsin Hariyanto dan Rozikan, Takhij Hadits, (PT Lima Jari, 2023), 116-117.
7
Hedri Nadhiran, Kritik Sanad Hadits : Tela’ah Metodologis, Jurnal Ilmu Agama, 2014, 2.
7
Nabi Muhammad Saw, yang di sebut sesudah Hadits disebutkan sanad. Atau
Matan menurut Yuliharti dan Shabri Shaleh Anwar adalah sebuah redaksi (isi)
dari pembicaraan dalam sebuah Hadits. Matan selalu terletak setelah sanad, matan
hadits dapat berupa ungkapan yang asli dari Nabi (riwayat bi al-lafzi) dan kadang
kala berupa riwayat secara makna (bil ma’na).9 Sedangkan menurut Budi Pramono
dan Agung Pramono, matan berarti lafadz Hadits dengan kandungan makna
suatu hadits.
Matan hadits dapat berupa ungkapan yang asli dari Nabi (Riwayat bil al-
lafdzi) dan kadang kala berupa riwayat secara makna (Riwayat bil ma’na). hadits
tentang tata cara beribadah yang dipraktekan oleh Nabi yang disaksikan oleh
perintah yang diucapkan oleh Nabi sendiri, lalu di catat atau dihafal oleh para
sahabat kemudian disampaikan kepada orang lain, kemudian ditulis oleh para
8
Moh. Matsna, Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an dan Hadits…, (Semarang : Toha Putra,
2007), 107.
9
Yuliharti dan Shabri Shaleh Anwar, Metode Pemahaman Hadits…, (PT. Indragiri Dot Com,
Maret 2018), 3.
10
Budi Pramono dan Agung Pramono, Perbandingan Sistem…, (Surabaya : Scopindo Media
Pustaka, Cet. Pertama, 2023), 199.
8
Maka matan dari Hadits tersebut yakni barang siapa mengajak kepada
barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak
sedikitpun.
dua yakni matan hadits itu terhindar dari syadz (kejanggalan), matan hadits itu
terhindar dari illat (cacat), dengan demikian suatu hadits yang tidak memenuhi
unsur-unsur tersebut baik dari segi sanad maupun dari segi matan, maka hadits
Dari segi bentuknya, matan hadits dapat dibagi menjadi lima yakni :
pertama, hadits qawli yakni hadits yang matannya berupa perkataan yang pernah
diucapkan oleh Nabi baik berkenaan dengan ibadah, akhlak, akidah, muamalah
11
Muhsin Hariyanto dan Rozikan, Takhij…, (PT Lima Jari, 2023), 8.
9
dan lain-lain dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, hadits fi’li, yakni hadits yang
matannya berupa perbuatan yang disandarkan kepada Nabi seperti cara Nabi
melaksanakan shalat, wudhu, dst yang disampaikan kepada umat Islam melalui
sahabat. Ketiga, hadits taqriri, yakni hadits yang matannya berupa taqrir, kesan
atau peristiwa, sikap atau keadaan mendiamkan, tidak mengadakan tanggapan atau
menyetujui apa yang telah dilakukan atau diperkatakan seorang (sahabat). Atau
dapat dikatakan bahwa hadits ini merupakan ketetapan Nabi terhadap apa yang
datang atau yang dilakukan oleh para sahabatnya. Kemudian keempat, hadits
ahwali, yakni hadits yang matannya berupa keadaan atau sifat-sifat Nabi Saw
(kondisi fisik, akhlak, kepribadiannya). Kelima yakni, hadits hammi, yakni hadits
yang kandungan matannya berupa keinginan atau cita-cita Nabi Muhammad Saw
yang belum dikerjakan, matan hadits kategori ini sangat sedikit bila dibanding
pertentangan antara matan dengan dalil syariat, dan adanya pertentangan akal
logika, beberapa aktivitas tersebut bisa disebut dengan checking its content.
dengan kesahihan riwayat tersebut, hal tersebut dilakukan karena terdapat banyak
umat Islam yang menganggap bahwa tidak seluruh hadis memiliki status valid.
Kaidah-kaidah tersebut merupakan suatu alat untuk membedah suatu riwayat yang
12
Muhsin Hariyanto dan Rozikan, Takhij Hadits, (PT Lima Jari, 2023), 126-128.
10
diterima dari seseorang atau beberapa narrator dalam periwayatan hadits. Tujuan
digunakannya kaidah tersebut dalam menyeleksi otentisitas matan hadis tiada lain
Selain sebagai sumber hukum kedua bagi umat Islam atau sebagai penjelas
atau penguat bagi Al-Qur’an, tanpa adanya matan, sanad dan rawi tentunya tidak
akan ada artinya, pada dasarnya yang terpenting dari hadis Nabi adalah kandungan
matannya yang dapat dijadikan sebagai pedoman oleh ummat Islam sehingga bisa
1. Pengertian Sanad
Sanad memiliki dua arti dalam segi bahasa dan segi istilah. Sanad
menurut bahasa berarti sandaran, tempat kita bersandar, dan arti yang lain yaitu
sesuatu yang dapat di pegangi atau di percaya. Dalam istilah ilmu hadist sanad
ialah rangkaian urutan orang-orang yang menjadi sandaran atau jalan yang
kepada matan hadist”. Atau dalam istilah lain “Mata rantai para periwayat
yang menerangkan sanad suatu hadist disebut Musnid. Sedangkan hadist yang
13
Moh. Matsna, Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an dan Hadits…, (Semarang : Toha Putra,
2007), 106
11
disebut Musnad.14
2. Isnad
meriwayatkan hadis secara musnad. Di samping itu, isnad dapat juga diartikan
3. Musnad
Musnad adalah bentuk isim maf’ul dari kata kerja asnada, yang berarti
nya dari perawinya sampai kepada akhir sanadnya. Dengan pengertian ini
kepada tabi’in). Kedua: kitab yang menghimpun hadits-hadits nabi saw yang
Bakar r.a. dan lainnya. Contohnya, adalah Kitab Musnad Imam Ahmad. Ketiga:
14
Adnan Rahmadi, 17 Menit Sehari Bisa Hafal Hadis dan Artinya, (Jakarta : PT.Alex Media
Komputindo, 2018), 205.
15
Idri, Hadis…, (Depok : Kencana, Cet. Pertama, 2017), 111.
16
Idri, Hadis…, (Depok : Kencana, Cet. Pertama, 2017), 112.
12
4. Musnid
Kata musnid adalah isim fa’il dari asnada-yusnidu, yang berarti “orang
dalam istilah ilmu hadis adalah: “Musnid adalah setiap perawi hadits yang
rangkaian urutan Sanad suatu hadist disebut Isnad. Orang yang menerangkan
sanad suatu hadist disebut Musnid. Sedangkan hadist yang di terangkan dengan
1. Pengertian Hadist
dari bahasa Arab “al-hadist” yang berarti baru, berita. Ditinjau dari segi
b. Dekat (Qarib), tidak lama lagi terjadi, lawan dari jauh (ba’id)
17
Idri, Hadis…, (Depok : Kencana, Cet. Pertama, 2017), 113.
18
Muhammad Ahmad dan M. Mudzakir, Ulumul Hadits, (Bandung: Pustaka Setia, 2004),11.
13
كل ماصدر عن النبي صلى هللا عليه وسلم غيرالقرأن الكريم من قول او فعل اوتقرير مما يصله ان
يكون دليَل لحكم شرع
كل ما أثرعن النبي صلى هللا عليه وسلم من قول او فعل اوتقرير اوصفة خلقية او خلقية
Terjemahan : “Segala sesuatu yang diberikan dari Nabi SAW baik berupa
sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi”.20
19
Mudasir, Ilmu Hadits, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 12.
20
Endang Soetari, Ulumul Al-Hadits, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 60.
14
sebagaimana perbedaan antara ahi ushul dan ahli hadits dalam memberikan
a) Ahli Hadits:
biografi Nabi SAW, sifat-sifat yang melekat padanya, baik berupa fisik
maupun hal-hal yang terkait dengan masalah psikis dan akhlak keseharian
b) Ahli Ushul
َ علَ ْي ِه َوسلَّ َم َوا ْف َعالُهُ َوت َ ْق ِري َْر اَتُهُ اَلَّتِى تُثَبَّتُ اَلَ َحك
َ َام َوتُقَ َّر ُرها َ صلَّى هللا َ اقوال النَّ ِب
َ ي
sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW, baik ucapan, perbuatan, maupun
atau fardlu, sebab hadits masuk kedalam suatu pekerjaan yang setatus
sunnah, khabar, dan atsar. Ahli hadits dan ahli ushul berbeda pendapat
masing.
penisbatan sahabat yang meriwayatkan atau tema hadits atau tema hadits
kuat dari pada hadits Wail ibn Hujr, maksudnya adalah hadits yang
21
Asep Herdi, Memahami Ilmu Hadis, (Bandung :Tafakur, 2014), 3.
16
2. As-Sunnah
dengan cara:
setelah Al- Qur’an. Hal ini diterapkan dalam sabda Nabi Muhammad SAW
sebagai berikut:
تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما تماسكتم بهما كتاب هللا و سنة نبيه
perkara; kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang padakeduanya, yaitu
yang bersumber dari Nabi SAW, sedangkan Sunnah segala yang bersumber
dari Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabiat, budi pekerti,
22
Munzier Suparta, Ilmu Hadits, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 4.
18
sesudahnya.
secara istilahi makna hadits dan assunah adalah sama, namun ulama berbeda
lainnya, seperti yang dikutip albani dalam kitab muqoddimah ulumul hadits,
bahwa hadits itu hakikatnya sama dengan assunah, dalam semua arti.
Hadits itu bisa shohih, do’if atau maudhu’, dan memungkinkan untuk
tertolak sedang Assunah adalah hadits yang istidlal (dijadikan rujukan dalil)
oleh ulama menjadi ketetapan atau hukum. Demikian dikatakan alauza’i, ibnu
sirrin, dan albani sendiri. Tapi mereka sepakat, di antara keduanya terdapat
4. Khabar
Secara etimologis khabar berasal dari kata :khabar, yang berarti berita.
Adapun secara terminologis, para ulama Hadits tidak sepakat dalam menyikapi
hadits dan sebagian lagi tidak demikian. Karena Khabar adalah berita, baik
berita dari Nabi SAW, maupun dari sahabat atau berita dari tabi’in. 23
sesuatu yang diberitakandan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain atau
sesuatu yang disandarkan kepada nabi dan para sahabat, dilihat dari sudut
pendekatan bahasa ini kata khabar sama artinya dengan hadits. Jadi setiap hadits
diantaranya adalah:
selain dari nabi SAW, sedangkan yang dari nabi SAW disebut hadits.
b. Ulama lain mengatakan bahwa hadits lebih luas dari pada khabar, sebab
setiap hadits dikatakan khabar dan tidak dikatakan bahwa setiap khabar
adalah hadits.
c. Ahli hadits memberikan definisi sama antara hadits dengan khabar, yaitu
segala sesuatu yang datangnya dari nabi SAW, sahabat, dan tabi’in, baik
23
Hasbi Ash Shiddieqy, Ilmu-ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1972), 221-222.
20
berita yang diterima dari selain Nabi Muhammad SAW. Orang yang
Disamping itu pula yang berpendapat bahwa khabary itu sama dengan
hadits, keduanya dari Nabi SAW. Sedangkan atsar dari sahabat. Karenanya,
5. Atsar
pengertian istilah, para ahli berbeda-beda sesuai dengan latar belakang disiplin
a. Jumhur berpendapat bahwa atsar sama dengan khabar, yaitu sesuatu yang
b. Menurut ulama lain, seperti ulama Kharasan atsar untuk hadits mauquf dan
c. Ahli hadits lain mengatakan tidak sama, yaitu khabar, berasal dari nabi,
dipergunakan untuk maksud yng sama, yaitu bahwa hadits disebut juga dengan
sunnah, khabar atau atsar. Begitu juga sunnah bisa disebut dengan hadits,
khabar, atsar. Maka hadits mutawatir disebut juga sunnah mutawatir, begitu
juga hadits shahih dapat juga disebut dengan sunnah shahih, khabar shahih dan
atsar shahih.
Dari keempat tema tersebut dapat ditarik bahwa tema tersebut sangat
Khabar dan Atsar. Para ulama juga membedakan antara hadits, sunnah, khabar
pada Nabi SAW, sedangkan sunnah segala yang bersumber dari Nabi SAW
baik berupa perkataan, perbuatan, takrir, tabiat, budi pekerti atau perjalanan
yang berasal atau disandarkan kepada selain nabi SAW., hadits sebagai
khabar dan hadits. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa atsar sama
dengan khabar, yaitu sesuatu yang disandarkan pada Nabi SAW, sahabat
dan tabiin.
Keenam gelar tersebut memiliki kriteria masing-masing, sehingga para ahli hadis
masing-masing.
1. Amir al-Mu’minin
Gelar ini merupakan gelar tertinggi untuk ahli hadis. Pengertian ini
semula digunakan untuk para khalifah setelah Abu Bakar as-Shiddiq r.a.24
24
Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 15.
23
Para khalifah digelari Amir al-Mu’minin karena suatu ketika Nabi pernah
istilah ini diterapkan untuk para ulama hadis yang memenuhi syarat, seolah-
olah mereka berfungsi sebagai khalifah, karena sepeninggal Nabi. Ada pula
yang mengatakan bahwa Amr al-Mu’minin adalah orang yang paling tinggi
Adapun ulama hadis yang berhak menerima gelar Amr al-Mu’minin ini
3. Sufyan Atsauri,
6. Al-Bukhori,
7. Ad-Daruquthny,
8. Imam Muslim.
25
M. Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis, (Bandung: Angkasa, 1991), 37.
26
M. Mizan Asrori dan Iltizam Syamsuddin, Mustholah Hadits, (Surabaya: Al-Ihsan,tt)
24
2. Al-Hakim
d. Imam Asy-Syafi’i.
3. Al-Hujjah
Gelar ini diberikan kepada ahli hadis yang sanggup menghafal 300.000
27
Kufah learning, Makalah Tentang Gelar Ulama Hadis, 2.
28
Kufah learning, Makalah…, 2.
29
Abdullah Karim, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, 71.
25
hadis sebagai argument kepada orang-orang tertentu dan orang umum. Ulama
4. Al-Hafiz
Gelar ini diberikan kepada ahli hadis yang sanggup menghafal 100.000
hadis, berikut sanad, matan, maupun seluk beluk rawinya serta mampu
mengemukakan bahwa definisi lain dari al-Hafiz yaitu orang yang sibuk
dengan hadis riwayah dan dirayah serta memahami secara komprehensif para
yang mana pengetahuannya tentang generasi periwayat itu lebih besar dari
a. Al-Iraqiy,
30
Muhammad Ali Fabbad, Metodologi Penetapan Kesahehan Hadis, (Bandung: Pustaka
Setia, 1998), 97.
31
Abdullah Karim, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, (Banjarmasin: Condes Kalimantan, 2005),
37.
32
Abdullah Karim, Membahas…,(Banjarmasin: Condes Kalimantan, 2005), 72.
26
5. Al-Muhaddis
1.000 hadis, baik sanad, matan, maupun seluk beluk periwayatnya, jarh dan
Mu’jam at-Tabraniy.
b. Az-Zabidiy.
6. Al-Musnid
Gelar ini diberikan kepada ulama ahli hadis yang meriwayatkan hadis
dihafalkannya saja, tetapi juga diukur dari segi penguasaan dan kemahiran di
33
Abdullah Karim, Membahas…,(Banjarmasin: Condes Kalimantan, 2005), 72.
34
Abdullah Karim, Membahas…,(Banjarmasin: Condes Kalimantan, 2005), 72.
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut bahasa sanad berarti sandaran yang dapat dipercayai atau kaki bukit.
Sedangkan menurut istilah, sanad berarti jalan yang dapat menghubungkan matan
Menurut bahasa matan berarti punggung jalan atau tanah yang keras dan tinggi.
Sedangkan menurut istilah, matan adalah penghujung sanad, yakni sabda Nabi
Muhammad Saw, yang di sebut sesudah Hadits disebutkan sanad. Atau dengan
atau tidak mempunyai pengetahuan tentang sanad tersebut, tetapi hanya sekadar
Isnad. Orang yang menerangkan sanad suatu hadist disebut Musnid. Sedangkan
Hadits terbatas pada perkataan, perbuatan, takrir yang bersumber pada Nabi
SAW, sedangkan sunnah segala yang bersumber dari Nabi SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, takrir, tabiat, budi pekerti atau perjalanan hidupnya, baik
berpendapat bahwa khabar sebagai suatu yang berasal atau disandarkan kepada
28
selain nabi SAW., hadits sebagai sesuatu yang berasal atau disandarkan pada Nabi
SAW. Jumhur ulama berpendapat bahwa atsar sama artinya dengan khabar dan
hadits. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa atsar sama dengan khabar, yaitu
Para ulama telah memberikan gelar-gelar kepada ahli hadis, sebab keahliannya
di bidang hadis serta ilmu hadis, dan kemampuannya dalam menghafal dan
menguasai hadis-hadis Nabi. Adapun gelar-gelar tersebut ialah Amir al- Mu’minin,
B. Saran
Adapun saran dari penulis mengenai materi yang sudah dijabarkan yaitu
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
JURNAL
Hedri Nadhiran, Kritik Sanad Hadits : Tela’ah Metodologis, Jurnal Ilmu Agama, 2014.
Kufah learning, Makalah Tentang Gelar Ulama Hadis.