Dosen Pengampu:
Dr. Abdulloh Ubet, M.Ag
Disusun oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala hidayah dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini. Shalawat serta salam penulis panjatkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman yang lebih cerah.
ii
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asbabul Wurud
B. Faktor Kemunculan Suatu Hadis
C. Macam-Macam Asbabul Wurud
D. Urgensi dan Manfaat Asbabul Wurud
E. Contoh Hadis
F. Hadis Dari Segi Datangnya
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
iii
Latar Belakang
Ilmu Asababul Wurud ini merupakan ilmu yang membahas tentang sebab
lahirnya suatu hadis yang dalam Al-Qur’an dikenal sebagai Asbabun Nuzul. Ilmu
ini juga dapat membantu para pengkaji dan peneliti hadis untuk memahami hadis
secara kontekstual. Untuk mendapatkan pemahaman hadis secara sempurna, maka
diperlukan mengetahui peristiwa yang melatarbelakangi hadis tersebut1.
Rumusan Masalah
1. Definisi Asbab Wurud Al-Hadith menurut beberapa ulama Hadis?
2. Tujuan dan Manfaat mempelajari Asbab Wurud Al-Hadith?
3. Fungsi Asbab Wurud Al-Hadith dalam ilmu hadis?
4. Urgensi Asbab Wurud al-Hadith?
5. Contoh-contoh hadis yang memiliki Asbab Wurud?
Tujuan
1. Menjelaskan Definisi Asbab Wurud Al-Hadith menurut beberapa ulama Hadis.
2. Untuk mengetahui Tujuan dan Manfaat mempelajari Asbab Wurud Al-Hadith.
1
Idri dkk, Studi Hadits ( Surabaya: UIN Sunan Ampel Press
2015) hal 130-131 2 Ibid.
3. Untuk mengetahui urgensi Asbabul Wurud.
4. Untuk mengetahui Fungsi Asbab Wurud Al-Hadith dalam ilmu hadis.
5. Contoh-contoh hadis yang memiliki Asbab Wurud.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asbabul Wurud Menurut Ulama Hadis
Asbabul wurud berasal dari dua kata yaitu asbab yang merupakan bentuk
jama’ dari sebab yang memiliki arti sebab. Para ahli bahasa mengartikan ini
dengan al-habl (tali). Yang artinya disini dijelaskan sebagai segala sesuatu yang
menghubungkan benda dengan benda lain2. Sedangkan kata wurud merupakan
bentuk kata dari isim masdar yaitu “warada, yaridu, warudan” yang artinya
datang atau sampai3. Secara sederhana asbabul wurud dapat diartikan sebab-sebab
munculnya hadis4. Secara istilah asbabul wurud adalah:
علم يعرف به السبب الذى ورد الجله احلديث والزمان الذى جاء به
Banyak ulama yang telah mendefinisikan tentang ilmu ini. Imam as-
Suyuthi mendefinisikan asbab al-wurud dengan “Sesuatu yang menjadi thariq
(jalan atau metode) yang menentukan maksud suatu hadis yang bersifat umum
atau khusus, mutlaq atau muqayyad dan menentukan ada atau tidaknya naskh
(penghapusan pemberlakuan) dalam hadis tertentu dan lain sebagainya6. Nur al-
Din Itr mendefinisikan asbab wurud al-hadis dengan mengatakan
3
ما ورد احلديث متحدثا أيام وقوعه
Hadist yang muncul karena membicarakann sesuatu yang terjadi pada saat
kemunculannya7
Menurut ulama fiqh asbabul wuru dhadis adalah sebab-sebab datangnya
hadis, yakni hal-hal yang menyebabkan Nabi SAW mengucapkan suatu perintah,
2
larangan dan lainnya. Secara sederhana dapat diartikan bahwa asbabul wurud
2
Sulaiman, Asbabul Wurud Hadits (Suatu Kajian Tentang Faktor dan Urgensi Asbabul
Wurud Hadis) Jurnal Sintesa Vol. 15 No.2, Tahun 2016 hal 82
3
Agus Kusman, Ilmu Asbab Al-Wurud Serta Contoh-Contoh Hadisnya hal 1
4
Ibid.
5
Idri dkk, Studi Hadits ( Surabaya: UIN Sunan Ampel Press 2015) hal 131
6
Zainul Arifin, Asbab al-Wurud al-Hadis dalam memahami hadis Ahkam hal 186-187
7
Muhammad Ali, Asbab Wurud Al-Hadis, Tahdis Vol.6 No.2 tahun 2015 hal 86-87
adalah sebab-sebab datangnya sesuatu8. Menurut ulama hadis asbabul wurud yaitu
konteks historiositas yang melatarbelakangi munculnya suatu hadis. Ia dapat
berupa peristiwa atau pertanyaan yang terjadi pada saat hadis itu disampaikan oleh
Nabi SAW. Dengan kata lain asbabul wurud hadis adalah factor-faktor yang
melatarbelakangi munculnya suatu hadis9. Adapun menurut ulama tafsir asbabul
wurud hadis ialah:
Ilmu ini merupakan suatu jalan yang paling tepat untuk memahami suatu
hadis, karena jika kita memahami suatu hadis maka akan mengetahui sebab dan
musabab hadis tersebut12. 4
8
Ibid., 38-39
9
Zainul arifin, “ asbab al wurud al- hadis dalam memahami hadis ahkam “, jurnal syari’ah dan
hukum vol. 3 no. 2, 2011, 186.
10
Ahmad Junaidi, “ Asbabul Wurud Sarana Memahami Konteks Suatu Hadis”
11
Muhammad Ali, Asbab Wurud Al-Hadis, Tahdis Vol.6 No.2 tahun 2015 hal 87
12
Nurudin itr, Ulumul Hadis (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA 2012) hal 346
ُّ َوحُمَ َّم ُد بْ ُن ُسلَْي َما َن اَأْلْنبَا ِر، َواحْلَ َس ُن بْ ُن َعلِ ٍّي،َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن الْ َعاَل ِء
َ َح َّدثَنَا َأبُو: قَالُوا،ي
،َُأس َامة
Artinya: "Bolehkan kita berwudu dari sumur Bidla'ah? Yaitu sumur yang
dilemparkan kedalamnya bekas kotoran haid, bangkai anjing, dan sesuatu yang
berbau busuk." Rasulullah ﷺmenjawab, "Air itu suci, tidak ada sesuatu pun yang
5 dapat menajiskannya." Abu Daud berkata, Sebagian mereka menyebutkan
Abdurrahman bin Rafi' (menggantikan posisi Abdullah bin Rafi').
2. Penyebabnya tidak tercantum dalam hadis, tetapi dijelaskan dalam hadis lain
Contohnya hadis riwayat Bukhari dan Muslim
ِ ِ ِإ ٍِ ٌ َِأخَبَرنَا َمال ِ
َ َع ْن حُمَ َّمد بْ ِن ْبَراه، َع ْن حَيْىَي بْ ِن َسعيد،ك
َع ْن،يم ْ : قَ َال،ََح َّدثَنَا َعْب ُد اللَّه بْ ُن َم ْسلَ َمة
َولِ ُك ِّل،النيَّ ِة
ِّ ِال ب ْ :صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم قَ َال
ُ «اَألع َم ِ َ َأن رس
َ ول اللَّه ٍ ََّع ْل َق َمةَ بْ ِن َوق
ُ َ َّ َع ْن عُ َمَر،اص
ِ َ ومن َكان، فَمن َكانَت ِهجرتُه ِإىَل اللَّ ِه ورسولِِه فَ ِهجرتُه ِإىَل اللَّ ِه ورسولِِه،ام ِرٍئ ما َنوى
ُت ه ْجَرتُه
ْ ْ ََ ُ ََ ُ َْ ُ ََ ُ َْ ْ َْ َ َ ْ
ِ انت ِهجرته لِ ُد ْنيا فَ ِه ْجرتُهُ ِإىَل ما َه ِإ، َأ ِو ْامر ٍَأة يَتَز َّوج َها،صيب َها
ِ
يصْي ُبها أو َ ُ َ ْ ْ وم ْن َك َ اجَر لَْي ِه
َ َ َ ُ َ َ ُ ُُلد ْنيَا ي
14
إليه ٍ
ِ امرأة ينَ ِكحها ف ِهجرته إىل ما هاجر
ََ َ ُ َْ َ ُ
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah, ia berkata, telah
mengabarkan kepada kami Malik dari Yahya bin Sa'id dari Muhammad bin
Ibrahim dari Alqamah bin Waqash dari Umar, bahwa Rasulullah ﷺbersabda,
"Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang
13
Abu daud sualaiman bin al-`asy`ast bin Ishaq bin basyir bin syaddad bin `amr al-azdy as-
sijistani, Sunan abi daud, (Beirut: Al-maktabah al-`ashriyah, tt), no 66.
14
Muhammad bin ismail abu abdillah al-bukhari al-ju'fi, Al-jami' al-musnad al-shahih al-
mukhtashar min umuri rasulillah SAW wa sunanihi wa ayyamihi, (tp: dar tuq an-najah, 1422 H),
no 554.
(tergantung) apa yang diniatkan; Barang siapa niat hijrahnya karena Allah dan
rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan rasul-Nya. Barang siapa
niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang
perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia
diniatkan.".
Jika diperhatikan, asbabul wurud yang ada dalam hadis ini tidak terdapat
didalamnya. tetapi dapat dilihat dari hadis lain, yang bermata rantai sanad pula.
Yaitu hadis yang ditakhrij oleh Imam at-Thabari yang bersanad tsiqqah yaitu dari
Ibnu Mas’ud, katanya
َت اَ ْن َيَتَز َّو َجهاَ َحىَّت يُهاَ ِجَر َفَتَز َّو َجهاَ ُكنّا ِ ََكن بينناَ رجل خط
ْ َب ا ْمَرأةً يُ َق ُل هَل اَ (اُُّم َقْيس) فََأب
َ ٌ ُ َ ََ َ 6
15
Ridlwan Nashir, Ilmu Memahami Hadits Nabi (Yogyakarta: Pustaka Pesantren) hal 91-92
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
2. Sebab berupa Hadis itu sendiri.
Pada waktu itu terdapat suatu hadis namun sebagian sahabat merasa kesulitan 7
untuk memahaminya, maka muncul hadis lain yang memberikan penjelasan
terhadap hadis tersebut.
Contoh hadis tersebut:
أ َْخبَ َرنَا َأبُو َع ْب ِد هللاِ ْال َحافِظُ نا َأحْ َم ُد ب ُْن َس ْل َمانَ ْالفَقِيهُ نا ْال َح َس ُن ب ُْن َساَّل ٍم نا يُونُسُ ب ُْن
ِ ُم َح َّم ٍد َوَأ ْخبَ َرنَا َأبُو طَا ِه ٍر ْالفَقِيهُ َو ُم َح َّم ُد ب ُْن ُمو َسى قَااَل نا َأبُو ْال َعب
َّاس ُم َح َّم ُد ب ُْن
ال نا ُم َح َّم ُد ب ُْن ُعبَ ْي ِد هللاِ ْب ِن َأبِي دَا ُو َد ْال ُمنَا ِدي نا يُونُسُ َوهُ َو اب ُْن ُم َح َّم ٍد َ ُيَ ْعق
َ َوب ق
ت قَا ِعدًا ٍ َس ع َْن َأن
ُ ُك ْن:س قَا َل ٍ َْال ُمَؤ ِّدبُ نا َحرْ بٌ َوهُ َو اب ُْن َم ْي ُمونَ ع َِن النَّضْ ِر ب ِْن َأن
" َما هَ ِذ ِه ْال ِجنَا َزةُ؟ " قَالُوا:َّت ِجنَا َزةٌ فَقَا َل
ْ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَ َمر
َ َِم َع نَبِ ِّي هللا
":ِجنَا َزةُ فُاَل ٍن ْالفُاَل نِ ِّي َكانَ ي ُِحبُّ هللاَ َو َرسُولَهُ َويَ ْع َم ُل بِطَا َع ِة هللاِ َويَ ْس َعى فِيهَا فَقَا َل
" َما هَ ِذ ِه؟ " قَالُوا ِجنَا َزةُ فُاَل ٍن ْالفُاَل نِ ِّي:َّت ُأ ْخ َرى فَقَا َل
ْ ت" َو َمر ْ َت َو َجب ْ َت َو َجبْ ََو َجب
تْ َت َو َجب ْ َ" َو َجب:ْصيَ ِة هللاِ َويَ ْس َعى فِيهَا فَقَا َل ِ َكانَ يُب ِْغضُ هللاَ َو َرسُولَهُ َويَ ْع َم ُل بِ َمع
َأ ْثنَى َعلَى اَأْل َّو ِل خَ ْيرًا،ت" فَقَالُوا يَا نَبِ ُّي هللاَ قَوْ لُكَ فِي ْال ِجنَازَ ِة َوالثَّنَا ِء َعلَ ْيهَا
ْ ََو َجب
" نَ َع ْم يَا َأبَا بَ ْك ِر ِإ َّن هَّلِل ِ َماَل ِئ َكةً فِي:ال ِ َوَأ ْثنَى َعلَى اآْل
ْ َخَر َوقَوْ لُكَ فِيهَا َو َجب
َ َت ق
ق َعلَى َأ ْل ِسنَ ِة بَنِي آ َد َم بِ َما فِي ْال َمرْ ِء ِمنَ ْال َخي ِْر َوال َّشرِّ" َوفِي ِر َوايَ ِة َأبِي ِ ْاَأْلر
ُ ض تَ ْن ِط
ْ َت َو َجب
ت ْ َت َو َجب َ ََّت بِ ِجنَازَ ٍة ُأ ْخ َرى َوق
ْ َال فَقُ ْلتَ فِيهَا َو َجب ْ َّت بِ ِجنَازَ ٍة َو َمر
ْ َع ْب َد هللاٍ َمر
“Sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang dapat berbicara
melalui mulut manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang.” [HR. Al-
Hakim]
3. Sebab yang berupa suatu yang berkaitan dengan pendengar dikalangan sahabat
Sebagai contohnya adalah persoalan yang berkaitan dengan sahabat Syuraid ibn
Suwaid al-Saqafi. Pada waktu Fath Makkah (pembukaan kota makkah) beliau
pernah datang kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau berkata: “Saya bernazar
akan shalat di Bait al-Maqdis”. Mendengar pernyataan tersebut, Nabi
bersabda:“Shalat di sini, yakni Masjid al-Haram itu lebih utama”. Kemudian Nabi
bersabda : “Demi zat yang jiwaku berada kekuasaan-Nya, seandainya kamu shalat
di Masjid al-Haram maka sudah mencukupi bagimu untuk memenuhi nazarmu”.
Kemudian Nabi bersabda lagi : “Shalat di Masjid ini, yaitu Masjid al-Haram lebih
utama daripada seratus ribu kali shalat di selain al-Masjid al-Haram.16
الج ُم َع ِة َ َصلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق ٍ َعن َأبِي س ِع،يسا ٍر
ُ «الغُ ْس ُل َي ْو َم:ال َ َع ِن النَّبِ ِّي،ي
ِّ يد ال ُخ ْد ِر َ ْ ََ
17
» ب َعلَى ُك ِّل ُم ْحتَلِ ٍم ِ
ٌ َواج
Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Abdullah berkata, telah menceritakan
kepada kami Sufyan berkata, telah menceritakan kepadaku Shafwan bin Sulaim
dari 'Atha' bin Yasar dari Abu Sa'id Al Khudri dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,
"Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi orang yang sudah bermimpi
(baligh)."
16
Muhammad Ali, “Asbab Wurud Al-Hadits,” Tahdis. Vol 6 No. 2 (2015): hal, 87-89.
17
Muhammad bin ismail abu abdillah al-bukhari al-ju'fi, Al-jami' al-musnad
al-shahih al-mukhtashar min umuri rasulillah SAW wa sunanihi wa
ayyamihi, (tp: dar tuq an-najah, 1422 H), no 858.
Hadis tersebut mempunyai sebab khusus, pada waktu itu ekonomi sahabat
Nabi pada umumnya masih dalam keadaan sulit, sehingga pada hari Jum’at cuaca
panas dan masjid masih sempit tiba-tiba aroma keringat dari orang yang memakai
baju wol kasar dan tidak mandi itu menerpa hidung Nabi yang sedah khutbah.
Lalu, Nabi bersabda dengan demikian hukum mandi ketika akan melaksanakan
shalat jum’at disesuaikan dengan kondisi. Hal tersebut diperkuat oleh hadis Nabi
yang mengatakan bahwa cukup dengan air wudhu’ saja ke Masjid, namun jika
9
mandi maka itu lebih baik baginya.
َم َت ْف َعلُوا َ َف َق،صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َم َّر بَِق ْوٍم ُيلَ ِّق ُحو َن
ْ «ل َْو ل:ال َ َأن النَّبِ َّي
َّ ،س ٍ ِو َعن ثَاب
ٍ َ َع ْن َأن،ت ْ َ
18
Muslim bin al-hajjaj abu al-hasan al-qusyairi an-naisaburi, Al-musnad
as-shahih al-mukhtashar bi naqli al-`adl `an al-`adl ilaa Rasulillah,
(Beirut: Dar ihya` at-turats al-`arabi, tt), No 2363.
kalian? Mereka menjawab, Bukankah Anda telah mengatakan hal ini dan hal itu?
Beliau lalu bersabda, 'Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.'
ال
َ َب ق ْ الص َدقَ ِة َع ْن ظَ ْه ِر ِغنًى َو َم ْن يَ ْسَت ْع ِف
ٍ ف يُِع َّفهُ اللَّهُ َو َم ْن يَ ْسَتغْ ِن ُيغْنِ ِه اللَّهُ َو َع ْن ُو َه ْي َّ َو َخ ْي ُر
Muhammad Ali, “Asbab Wurud Al-Hadits,” Tahdis. Vol 6 No. 2 (2015): hal, 90-93.
19
1) Hadis Ibtida’i
Hadist yang datang tanpa didahului sebab. Hadis ibtida’I jumlah nya lebih banyak
dari hadis sababi, karena hal ini sesuai dengan tugas nabi sebagai
penyampai syariat22
ال َأ ْخَب َرنَا َح ْنظَلَةُ بْ ُن َأبِي ُس ْفيَا َن َع ْن ِع ْك ِر َمةَ بْ ِن َخالِ ٍد َع ْن ابْ ِن ِ
َ َح َّد َثنَا عَُب ْي ُد اللَّه بْ ُن ُم
َ َوسى ق
21
Agus Kusman, “Ilmu Asbab Al-Wurud Serta Contoh-Contoh Hadisnya,” hal, 14.
22
Abdul Majid Khon, Takhrij dan Metode Memahami Hadis (Jakarta: Amzah 2014) hal
ص ْوِم
َ ْح ِّج َو
ِ َّ الصاَل ِة وِإيت ِاء
َ الز َكاة َوال َ َ َّ ول اللَّ ِه َوِإقَ ِام َّ اد ِة َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل اللَّهُ َو
ُ َأن ُم َح َّم ًدا َر ُس َ َش َه
12
23
"ضا َن
َ َر َم
2. Hadis Sababi Hadis sababi adalah hadis yang datang karena adanya sebab
tertentu.
Contohnya seperti ada salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW
mengenai sesuatu, kemudian Rasulullah menjawab pertanyaan dari sahabat
tersebut.
23
Muhammad bin ismail abu abdillah al-bukhari al-ju'fi, Al-jami' al-musnad al-shahih al-
mukhtashar min umuri rasulillah SAW wa sunanihi wa ayyamihi, (tp: dar tuq an-najah, 1422 H),
no 8.
َف َع ِجْبنَا ِإلَْي ِه.ت
َ ْص َدق
ِ
َ :ت ِإلَْيه َسبِياًل » قَ َال
َ استَطَ ْع
ِ وحَتُ َّج الْبي,،ضا َن
ْ ت ِإن
َ َْ َ َ وم َر َم
َ ص َّ َو ُتْؤ يِت
ُ َ َوت،َالز َكاة َ
، َو ُر ُسلِ ِه، َو ُكتُبِ ِه، َو َماَل ِئ َكتِ ِه، «َأ ْن ُتْؤ ِم َن بِاللَّ ِه:ان؟ قَ َال
ِ َ َأخرِب يِن ع ِن اِإْل مي: مُثَّ قَ َال،يسَألُه ويص ِّدقُه
َ ْْ ُ َ َُ ُ ْ َ
ِ فََأخرِب يِن ع ِن اِإْل حس: قَ َال. ص َدقْت: والْ َق َد ِر ُكلِّ ِه خ ِ ِه و َشِّر ِه» قَ َال،والْيوِم اآْل ِخ ِر
«َأ ْن:ان؟ قَ َال َْ َ ْْ َ َ َ َرْي َ َْ َ
ِ الس
«ما َ َّ َأخرِب ْ يِن َع ِن
َ :اعة؟ قَ َال ْ َ ف: قَ َال. » فَِإ ْن مَلْ تَ ُك ْن َتَراهُ فَِإنَّهُ َيَر َاك،َُّك َتَراه
َ َت ْعبُ َد اللَّهَ َكَأن
ِ هِت َّ َأعلَ َم هِبَا ِم َن
فَ ْ رِب: قَ َال. »الساِئ ِل
َ «َأ ْن تَل َد:َأخ ْ يِن َع ْن ََأم َارا َا؟ قَ َال
،اَأْلمةُ َربََّت َها ْ ِول َعْن َها ب
ُ الْ َم ْسُئ
ِ ِ
ُ ْ َفلَبِث: قَ َال عُ َمُر. »َوَأ ْن َتَرى احْلَُفاةَ الْعَُراةَ الْ َعالَةَ ِر َعاءَ الشَّاء َيتَطَ َاولُو َن يِف الُْبْنيَان
مُثَّ قَ َال،ت ثَاَل ثًا
ْ ُ اللَّهُ َو َر ُسولُه:ت
،َأعلَ ُم «يا عمر هل تَ ْد ِري م ِن َّ ِئ:ول اللَّ ِه صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم
ُ يِل َر ُس
ُ السا ُل؟» ُق ْل َ ْ َ َُ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ َ
24
»الساَل ُم َأتَا ُك ْم لُِي َعلِّ َم ُك ْم َْأمَر ِدينِ ُك ْم
َّ يل َعلَْي ِه ِ ِ ِإ
ُ «فَ نَّهُ جرْب:قَ َال
"Pada suatu hari ketika kami bersama Rasulullah ﷺtiba-tiba muncul di
hadapan kami orang yang sangat putih pakaiannya, hitam rambutnya, tidak
terlihat padanya bekas bepergian, dan tidak ada seorangpun di antara kami yang
mengenalnya, hingga ia duduk di hadapan Rasulullah ﷺdan menyandarkan
lututnya kepada lutut beliau dan meletakkan kedua telapak tangannya pada
kedua paha beliau kemudian berkata, "Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku
mengenai Islam." Beliau bersabda, "Engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah,
engkau mendirikan salat, membayar zakat, berpuasa Ramadan dan melakukan
haji ke Ka'bah apabila mampu pergi ke sana." Orang tersebut berkata, "Tuan
benar." Maka kami pun heran kepadanya, dia bertanya dan dia pula yang
membenarkannya. Kemudian dia berkata, "Beritahukan kepadaku mengenai
iman!" Beliau bersabda, "Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya dan Hari Akhir serta seluruh takdir yang baik
dan yang buruk." Dia berkata, "Tuan benar." Dia berkata, "Beritahukan
kepadaku mengenai ihsan!" Beliau bersabda, "Ihsan adalah engkau menyembah
24
Abu Abdurrahman ahmad bin syu`aib bin ali al-khurasani an-nasai, Al-mujtaba mi as-sunan,
(Alepo: Maktabah al-muthbu`at al-islamiyah, tt), no 4990.
Allah seolah-olah engkau melihat-Nya dan apabila engkau tidak melihat-Nya
maka sesungguhnya Dia melihatmu." Dia berkata, "Beritahukan kepadaku
mengenai hari kiamat!" Beliau bersabda, "Orang yang ditanya tidaklah lebih
mengetahui daripada yang bertanya." Dia berkata, "Beritahukan kepadaku
mengenai tanda-tandanya!" Beliau bersabda, "Jika ada budak wanita yang
melahirkan tuannya, dan engkau melihat orang yang tidak beralas kaki, telanjang
dan tidak berkhitan serta menggembalakan kambing saling berlomba
meninggikan bangunan." Tiga hari kemudian beliau bertanya kepadaku, "Wahai
Umar, apakah engkau mengetahui siapakah yang bertanya?" saya menjawab,
"Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda, "Sesungguhnya dia
adalah Jibril 'alaihissalam, datang kepada kalian hendak mengajarkan kepada
kalian perkara agama kalian."
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asbabul wurud berasal dari dua kata yaitu asbab yang merupakan bentuk jama’
dari sebab yang memiliki arti sebab. Secara istilah asbabul wurud adalah , Ilmu
yang menerangkan sebab-sebab Nabi menyampaikan sabdanya dan masa-masa
Nabi menuturkannya. Nur al-Din Itr mendefinisikan asbab wurud al-hadis dengan
mengatakan, Hadis yang muncul karena membicarakann sesuatu yang terjadi pada
saat kemunculannya. Asbabul Wurud dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Sebab yang berupa ayat suci Al – qur’an.
Maksudnya, ayat Alqur’an itu menjadi penyebab Nabi Muhammad SAW untuk
mengeluarkan sabdanya.
2. Sebab berupa Hadis itu sendiri.
3. Sebab yang berupa suatu yang berkaitan dengan pendengar dikalangan sahabat.
asbab wurud al-hadits memiliki urgensi, antara lain:
a. Mempermudah memahami hadis – hadis, khususnya yang bertentangan satu sama
lain. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan pengetahuan terhadap sebab – sebab
terjadinya sesuatu merupakan sarana untuk mengetahui musabbab.
b. Membatasi pengertian hadis yang masih mutlaq
c. Merinci hadis yang masih bersifat global.
d. Menentukan ada atau tidak adanya nash-mansukh dalam suatu hadis.
e. Menjelaskan sebab – sebab ditetapkannya suatu hukum.
f. Menjelaskan maksud suatu hadis yang masih sulit dipahami.
g. Menentukan adanya takhsis hadis yang bersifat umum.
h. Mengetahui hikmah disyariatkan suatu hukum.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat menjadi
tambahan wawasan untuk penyusunan makalah selanjutnya agar lebih sempurna.
Dan juga kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
15
Khon, Abdul Majid. 2014. Takhrij dan Metode Memahami Hadis. Jakarta:AMZAH
Idri, dkk. 2015. Studi Hadits. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press
Zein, Ma’shum M. Ilmu Memahami Hadits Nabi. Yogyakarta: Pustaka Pesantren Agus
Husain, Said Agil Munawwar dan Abdul Mustaqim. 2001. Asbabul Wurud:
Studi Kritik Hadits Nabi Pendekatan Sosio-Historis-Kontekstual Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Sulaiman. 2015 Asbabul Wurud Hadits Suatu Kajian Tentang Faktor dan
Urgensi Asbabul Wurud Hadis Jurnal Sintesa
Ainul, Zarifin Asbab al-Wurud al-Hadis dalam memahami hadis Ahkam
Bukhari (al) Muhammad bin ismail abu abdillah al-ju'fi, Al-jami' al-musnad al-
shahih al-mukhtashar min umuri rasulillah SAW wa sunanihi wa ayyamihi, tp: dar
tuq an-najah, 1422 H.
Nasai (an) abu Abdurrahman ahmad bin syu`aib bin ali al-khurasani, Al-mujtaba
mi as-sunan, Alepo: Maktabah al-muthbu`at al-islamiyah, tt.
naisaburi (an) muslim bin al-hajjaj abu al-hasan al-qusyairi, Al-musnad as-shahih
al-mukhtashar bi naqli al-`adl `an al-`adl ilaa Rasulillah, Beirut: Dar ihya` at-
turats al-`arabi, tt.