SUCI MEGAWATI
P0800210007
Suci Megawati
KATA PENGANTAR
Penulis,
Suci Megawati
ABSTRAK
Halaman
HALAMAN SAMPUL………………………………...…………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN ..………………..………………...…………. ii
KATA PENGANTAR..……………………………………………………… iii
ABSTRAK ...…………………………………………………...…………… v
ABSTRACT.………………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI …………………………………………………...…………… vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. ix
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………...…... x
Nomor Halaman
1 Indikator Evaluasi Kebijakan 24
2 Metodologi Untuk Evaluasi Program 27
3 Informan 67
4 Banyaknya Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan 73
Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010
5 Program Dan Kegiatan PUG Di Dinas Pendidikan 83
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2007-2011
6 Program Dan Kegiatan Penyusunan Buku Buku Profil 85
Pendidikan Gender Di Dinas Pendidikan Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2007-2011
7 Program Dan Kegiatan Pelatihan Kesetaraan Dan 88
Keadilan Gender Bagi Tenaga Pendidik SD Dan SMP Di
Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
8 Materi Silabus Pembelajaran Dan Kegiatan PUG 91
9 Progam Dan Kegiatan Komunikasi, Informasi Dan 93
Edukasi (KIE) Di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi
Selatan
10 Program Dan Kegiatan Rapat-Rapat Rutin Pokja PUG Di 96
Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
11 Program Dan Kegiatan Pembentukan Dan Penguatan 100
Pokja PUG Di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi
Selatan
12 Rincian Penggunaan Dana Untuk Pokja PUG Provinsi 103
Sulawesi Selatan
13 Program Dan Kegiatan Pelatihan Dan Perencanaan 105
Penganggaran Yang Respinsif Gender Di Dinas
Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
14 Program Dan Kegiatan Sosialisasi Dan Promosi Program 108
PUG Di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
15 Program Dan Kegiatan Pengembnagan Model PUG Di 110
Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
16 Program Dan Kegiatan Workshop Layanan Pendidikan 112
Yang Responsif Gender Di Dinas Pendidikan Provinsi
Sulawesi Selatan
17 Program Dan Kegiatan Monitoring, Evaluasi Dan 115
Pengembangan Model Sekolah Yang Berwawasan
Gender Di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1 Analisis Gender 36
2 Alur Kerja Analisis Gender 36
3 Gender Analysis Pathway 58
4 Kerangka Pikir 63
5 Kerangka Kerja Pengarusutamaan Gender 82
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan gender.2
nasional.
1
RPJPN 2005-2025
2
RPJMN 2010-2014
3
RPJMD Provinsi Sulawesi selatan 2010-2013
Istilah gender dimunculkan oleh para ilmuwan sosial untuk
perempuan dan laki-laki secara lebih tepat dan sesuai dengan kenyataan
disebabkan oleh kenyataan peran dan hubungan relasi yang tidak setara
4
Petunjuk Umum Perencanaan Penganggaran Responsive Gender (PPRG) Pendidikan. 2011
5
Pedoman Perencanaan Penganggaran Responsive Gender (PPRG) Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan. 2011.
Indonesia. PUG yang dimaksudkan adalah melakukan seluruh proses
pada Pasal 27, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa; Pasal 28C ayat (I)
6
Instruksi Presiden No.9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam
Pembangunan Nasional
7
Rani Juliani “Persepsi pekerja tentang kesetaraan dan keadilan gender dalam pelaksanaan
peraturan kerja di PT.ITS, Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat” Fakultas ekologi manusia
institut pertanian bogor. 2011
untuk memetik manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
seluruh umat manusia; Pasal 31 ayat (1) bahwa setiap warga negara
berhak menerima pendidikan; dan Pasal 31 ayat (2) bahwa setiap warga
ini.8 Lebih lanjut UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 4 ayat (1): Pendidikan
kultural, dan kemajemukan bangsa. Dan Pasal 5 ayat (1): Setiap warga
utamanya terkait pendidikan dan gender yakni : (I) Tujuan Ke-2: yaitu
mencapai pendidikan dasar bagi semua dengan tujuan bahwa pada tahun
paling lambat pada tahun 2015.10 Dan komitmen Sebagai salah satu
8
Undang-Undang Dasar 1945
9
UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
10
Herien Puspitawati. Pengarusutamaan Gender (Pug) Bidang Pendidikan Dalam Menyongsong
Era Globalisasi. Makalah Seminar disampaikan pada Loka karya Pengarusutamaan
negara anggota UNESCO, Indonesia telah menandatangani Kesepakatan
anak dalam keadaan yang sulit dan mereka yang termasuk etnik
yang bebas dan wajib dengan kualitas yang baik, (2) Mencapai perbaikan
terutama bagi kaum perempuan, dan akses yang adil pada pendidikan
dasar dan pendidikan berkelanjutan bagi semua orang dewasa, dan (3)
pendidikan, baik dilihat dari aspek akses, aspek partisipasi, aspek manfaat
Dari sisi trend nilai HDI dan GDI memiliki trend positif. HDI pada tahun
2005 sebesar 68,7 tahun 2006 sebesar 69,6 tahun 2007 sebesar 70,1 dan
tahun 2005 sebesar 63,9, tahun 2006 sebesar 65,1, tahun 2008 sebesar
12
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 84 tahun 2008 Tentang Pedoman pelaksanaan
pengarusutamaan gender Bidang pendidikan
13
HDI difokus pada tinggi dimensi ukuran pembangunan manusia; usia panjang dan hidup sehat,
terdidik dan memiliki kehidupan yang layak. dikutip dalam Orasi Ilmiah Guru Besar IPB,
“Pengarusutaman Gender Dan Pembangunan; Peran Komunikasi” oleh Prof.Dr.Ir.Aida Vitalaya S
Hubeis, Guru Besar Tetap Fakultas Ilmu Ekologi Manusia IPB. 25 September 2010
14
GDI yang diperkenalkan dalam HDR tahun 1995 mengukur prestasi pembangunan dalam
dimensi indicator seperti HDI. dikutip dalam Orasi Ilmiah Guru Besar IPB, “Pengarusutaman
Gender Dan Pembangunan; Peran Komunikasi” oleh Prof.DR.ir.Aida Vitalaya S Hubeis, Guru
Besar Tetap Fakultas Ilmu Ekologi Manusia IPB. 25 September 2010
15
Sumber : UNDP-HDR 2005-2008 dikutip dalam makalah seminar kebijakan pemerintah tentang
pengembangan pendidikan berbasis kesetaraan dan keadilan gender oleh Prof.Dr. Ismi Dwi
Astuti Nurhaeni, M.si. di sampaikan di STAIN salatiga 31 mei 2011
65,3. dan tahun 2008 sebesar 66,38 (UNDP-Human Development Report
(GEM)17 menunjukkan trend positif yaitu dari nilai 54,6 pada tahun 2002,
menjadi 59,7 pada tahun 2005, 61,3 pada tahun 2006, 61,8 pada tahun
2007 dan meningkat menjadi 62,27 pada tahun 2008. (sumber data :
bahwa GDI dan GEM masih jauh tertinggal dari HDI. Provinsi Sulawesi
16
Sumber: UNDP-HDR 2005-2008 dikutip Makalah Seminar “Pengarusutamaan Gender (Pug)
Bidang Pendidikan Dalam Menyongsong Era Globalisasi” oleh Dr. Ir. Herien Puspitawati,
M.Sc.,M.Sc. Disampaikan Pada Loka karya Pengarusutamaan Gender dalam Pengelolaan
Sumberdaya Lingkungan Menuju KuaJitas Kehidupan Berkelanjutan Kampus IPB Darmaga-10
September 2007
17
GEM merupakan indeks komposit yang mengukur ketidaksetaraan gender (gender inequality)
pada tiga dimensi dasar pemberdayaan yaitu partisipasi ekonomi, dan politik serta pengambilan
keputusan
18
Sumber : UNDP, HDR 2009 dikutip dalam Orasi Ilmiah Guru Besar IPB, “Pengarusutaman
Gender Dan Pembangunan; Peran Komunikasi” oleh Prof.Dr.Ir.Aida Vitalaya S Hubeis, Guru
Besar Tetap Fakultas Ilmu Ekologi Manusia IPB. 25 September 2010
19
Sumber; BPS, K PP &PA 2011, dalam workshop PPRG oleh badan pemberdayaan perempuan
dan keluarga berencana provinsi Sulawesi selatan, di ruang rapat lantai 4 BAPPEDA SUL-SEL,
tgl 8-9 mey 2012
Pada aspek akses dan pemerataan pendidikan masih terjadi
Partisipasi Mumi (APM), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka melek
2009).22
Iaki 75,83%: dan SMA perempuan 64,25% dan 61,43%), untuk jenjang D1
20
Sumber data : Susenas, 2009 dalam statistik gender 2011 BPPKB PROV. SULSEL
21
Ibid
22
ibid
(Susenas,2009).23 Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada tahun 2009 di
dalam materi bahan ajar dan proses pembelajaran yang bersifat sub-
bidang, terutama pada bahan ajar IPS, PPKn dan Bahasa Indonesia.26
terbatas. Antara lain : Jumlah tenaga dosen laki-Iaki lebih besar dan pada
23
Ibid
24
Ibid
25
Ibid
26
Makalah Seminar “Pengarusutamaan Gender (Pug) Bidang Pendidikan Dalam Menyongsong Era
Globalisasi” oleh Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc.,M.Sc. Disampaikan Pada Loka karya
Pengarusutamaan Gender dalam Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan Menuju KuaJitas
Kehidupan Berkelanjutan Kampus IPB Darmaga-10 September 2007.
dosen perempuan dengan proporsi Tingkat Golongan IV yang lebih
banyak pada laki-Iaki daripada perempuan (Data Kopertis Wilayah IV, Juli
Principals) untuk Jenjang sekolah SMP (junior) dan SMA (senior) masih
Eksakta) lebih didominasi laki-Iaki dan soft science (Ilmu Sosial) Iebih
27
(Sumber data : depdiknas, 2006) dalam Makalah Seminar “Pengarusutamaan Gender (Pug)
Bidang Pendidikan Dalam Menyongsong Era Globalisasi” oleh Dr. Ir. Herien Puspitawati,
M.Sc.,M.Sc. Disampaikan Pada Loka karya Pengarusutamaan Gender dalam Pengelolaan
Sumberdaya Lingkungan Menuju KuaJitas Kehidupan Berkelanjutan Kampus IPB Darmaga-10
September 2007
28
Ibid
29
Ibid
12395 dan perempuan : 10613).30 Serta Data Olimpiade Keilmuan baik di
politik antara (6,25%-22, 25%), semua ini masih jauh dari quota afirmative
keputusan juga masih sangat rendah MPR (12%), DPD (21%), MA (15%),
BPK (0,0%), KPU( 18%) dan Menteri (12%). Rendahnya perempuan PNS
Menteri (12, 98%), LPND (7,85%). (Sumber KPU = 2009-2014, BKN 2008,
30
Sumber; BPS, K PP &PA 2011, dalam workshop PPRG oleh badan pemberdayaan perempuan
dan keluarga berencana provinsi Sulawesi selatan, di ruang rapat lantai 4 BAPPEDA SUL-SEL,
tgl 8-9 mey 2012
31
Ibid
32
Ibid
membangun bangsa. Ini faktanya memang demikian. Bisa jadi
karena memang sejarah panjang bahwa perempuan secara
ideologinya berada pada garis belakang. Oleh karena itu kenapa
dilakukan pengarusutamaan gender di bidang pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah kesetaraan gender sudah
bagus. Hampir seluruh anak baik laki-laki maupun perempuan
mengakses dunia pendidikan. Namun, pada jenjang pendidikan
tinggi usia 18-23 tahun mulai berkurang. Hal ini, disebabkan pada
usia tersebut mulai terjadi proses pernikahan. "Ujung-ujungnya
tidak sekolah. Bagaimana mau sekolah wong sudah hamil?
Paradigma ini yang harus digeser”.33
di bidang pendidikan.34
33
Kutipan Lisan Mendiknas, diambil dari media online, di unduh 3 mei 2012
34
Makalah Seminar “Pengarusutamaan Gender (Pug) Bidang Pendidikan Dalam Menyongsong Era
Globalisasi” oleh Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc.,M.Sc. Disampaikan Pada Loka karya
Pengarusutamaan Gender dalam Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan Menuju KuaJitas
Kehidupan Berkelanjutan Kampus IPB Darmaga-10 September 2007
penguasaan dengan pengertian sebagai berikut: a). Akses (access) pada
utamanya adalah faktor sosial budaya yang sangat sulit untuk dirubah
dalam waktu singkat. Untuk itu diperlukan studi kebijakan yang bertujuan
35
Ibid
36
Dr. ace suryadi dkk “Analisis gender dalam pembangunan pendidikan”, 2001. BAPPENAS
bekerjasama CIDA
untuk mengungkapkan terjadinya kesenjangan dan merumuskan upaya
sebagai berikut :
penelitian ini adalah kegiatan dalam kurun waktu tahun anggaran 2007
37
Ibid
sampai tahun 2011. Evaluasi terhadap program pengarusutamaan gender
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
Selatan.
1. Manfaat Teoritis :
penelitian serupa.
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Evaluasi
telah dicapai.
dengan hasil yang dicapai, dalam hal ini dapat dipahami sebagai upaya
38
Pandji santosa, “Administrasi PubliK Teori Dan Aplikasi Good Governance” 2008
39
Wiliam dunn, “Pengantar Analisis Kebijakan Pulik”. 2003
Lebih lanjut esensi dari evaluasi menurut buku SANKRI (LAN
prove). Dua hal yang ingin diungkap melalui evaluasi adalah: 1). Keluaran
adalah kegiatan menilai hasil suatu kegiatan yang sedang ata sudah
langkah yang perlu dilakukan dalam evaluasi kebijakan antara lain: 1).
40
Sebagaiman dikemukan oleh James E Anderson Dikutip oleh Pandji santosa, “Administrasi
PubliK Teori Dan Aplikasi Good Governance” 2008
41
Ibid
42
Dikutip oleh Pandji santosa, “Administrasi Publik Teori Dan Aplikasi Good Governance” 2008
4. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi
5. Menentukan apakah langkah perubahan yang diamati merupakan
akibat dari kegaiatan tersebut atau karena penyebab lain.
6. Beberapa indicator untuk menentukan keberadaan suatu dampak.43
Dari kacamata politik, seperti dibuktikan Ralp Huitt dalam political
lebih efektif? Evaluasi yang dilakukan degan titik berat pada butir-butir ini
salah satu tahapan dari proses kebijakan publik. Evaluasi kebijakan publik
43
Ibid
44
Ibid
45
Ibid
melihat apakah sebuah kebijakan telah dilaksanakan sesuai dengan
monitoring.
DTE)
antara lain:
rubah.
bersamaan.
46
Dikutip saharuddin fara, “tesis evaluasi pelaksanaan program pelayanan pendidikan dasar pada
dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten Halmahera timur”. 2010
47
Subarsono, “analisis kebijakan public (konsep, teori dan aplikasi)”. 2008
Tabel 1 Indikator Evaluasi Kebijakan
No Kriteria Penjelasan
1. Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah tercapai?
2. Kecukupan Seberapa jauh hasil yang telah tercapai dapat
memecahkan masalah?
3. Pemerataan Apakah biaya dan manfaat didistribusikan
merata kepada kelompok masyarakat yang
berbeda?
4. Responsivitas Apakah hasil kebijakan memuat preferensi/ nilai
kelompok dan dapat memuaskan mereka?
5. Ketepatan Apakah hasil yang dicapai bermanfaat?
Sumber : Dunn (dalam Subarsono, 2005)
dalam dua jenis yaitu evaluasi formatif dan sumatif. evaluasi formatif
biasanya melihat dan meneliti suatu program, mencari umpan balik untuk
evaluasi proses.49
formatif yaitu melihat dan meneliti suatu program, mencari umpan balik
48
Wayne Parson, “Publik Policy, Pengantar Teori Dan Praktek Analisis Kebijakan”, 2006
49
Dane di kuti oleh Wibawa, S, 1994, Evaluasi Kebijakan Publik, Rajawali press : Jakarta
memberikan penilian terhadap proses dari program tersebut, disebut
evaluasi program.
4. Tujuan Evaluasi
target.
rekomendasi.50
50
William Dunn, “Pengantar Analisis Kebijakan Publik”. 2003
4. Mengukur dampak suatu kebijakan. pada tahap lebih lanjut,
evaluasi ditujukan untuk melihat dampak dari suatu
kebijakan, baik dampak positif dan negative.
5. Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan. evaluasi juga
bertujuan untuk mengetahui adanya penyimpangan-
penyimpangan yang mungkin terjadi dengan cara
membandingkan antara tujuan dan sasaran pencapaian
target.
6. Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan
datang. tujuan akhir dalam evaluasi adalah untuk
memberikan masukan bagi proses kebijakan ke depan agar
dihasilkan kebijakan yang lebih baik.51
5. Metode Evaluasi
51
Subarsono, “analisis kebijakan publik (konsep, teori dan aplikasi)”, 2008
52
Sumber: Finsterbush dan Motz dikutip oleh Subarsono, “Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori
Dan Aplikasi)”, 2008
Pada penelitian ini, menggunakan jenis evaluasi single program
harus dicermati bahwa dampak yang terjadi betul-betul sebagai akibat dari
53
Moekijat. Manajemen Kepegawaian. Alumni Bandung. , 2002.h.24
54
Koontz, Harold. Management, Seventh Edition. Mc Graw Hill International Book Company.
Tokyo. 1996.h.15
Mustopadidjaya55, evaluasi merupakan penilaian tingkat keberhasilan atau
55
Mustofadidjaya 2000. Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah: Modul Sosialisasi Sistem Kinerja
Instansi Pemerintah, LAN dan BPKP, Jakarta. 2000. h.37
56
Siagian, SP., Administrasi Pembangunan, PT Hajimas Agung Jakarta. 1994.h.51
57
LAN RI. Evaluasi dan Pengukuran Kinerja, LAN dan BPKP, Jakarta. 2000. h. 42
58
Steener,RM. Efektivitas Organisasi, Erlangga Jakarta. 1988. h. 63
kekurangannya atau komponen mana yang bekerja tidak dengan
Istilah gender berasal dari bahasa latin yaitu “genus” yang berarti tife
atau jenis (species). Gender adalah konstruksi sosial yang membagi atau
pula diartikan sebagai perbedaan sifat dan prilaku laki-laki dan perempuan
dirugikan, 2). Salah satu jenis kelamin dibedakan derajatnya, 3). Salah
satu jenis kelamin dianggap tidak mampu 4). Salah satu jenis kelamin
59
Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel “Modul apa dan bagaimana pengarusutamaan gender bidang
pendidikan”. 2006.
sosial/peran gender dan budaya patriarkhi merupakan akar permasalahan
dikarenakan jenis kelamin, ras, agama, status sosial atau suku. 2).
rendah dari laki-laki. Hal ini terjadi dalam rumah tangga maupun dalam
5). Multi beban/ beban ganda (double burde), yaitu beban kerja berlebihan
60
ibid
melakukan pekerjaan sosial 6). Kekerasan (violence), kekerasan
implikasi terhadap perempuan dan laki-laki dari setiap rencana aksi yang
setiap bidang dan tingkat apapun dan sebuah strategi untuk memasukkan
evaluasi kebijakan.62
tingkat pusat dan daerah adalah instansi dan lembaga pemerintahan yang
sama, karena mereka lahir sebagai manusia yang berhak hidup untuk
2. Demokrasi
menghilangkannya.63
proses teknis dan politis yang membutuhkan perubahan pada kultur atau
63
Maryory Narua. Tesis “Pengarusutamaan Gender Pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah Provinsi Maluku”, 2011
watak organisasi, tujuan, struktur dan pengalokasian sumber daya. Politis
dan prilaku tertentu secara sadar atau tidak telah berperan mengurangi,
dan struktur sosial harus berubah. Menurut Aruna dan David Kelleher
modern pandangan.65
64
Ibid
65
Ibid
pembangunan,partisipasi dalam proses pembangunan dan manfaat
pembangunan.
Konsep gender dalam administrasi publik dapat dilacak dari Maria Mies
(1980) yang mengatakan bahwa seks tidak hanya dilihat sebagai sekedar
66
Dikutip Riant Nugroho, “gender dan adminstrasi public (studi tentang kualitas kesetaraan gender
dalam administrasi public Indonesia pasca reformasi 1998-2002)”. 2008
sarana reproduksi atau sebagai sumber kesenangan, tetapi juga telah
gender bertemu dengan kebijakan publik, atau dalam konteks yang lebih
Isu gender dalam administrasi publik dimulai dari isu peran, hak dan
dan politik. Tulisan dari Joni Lovenduski (dalam riant nugroho), misalnya
politik terbatas. Data kondisi politik yang nir-perempuan ini dijadikan data
dalam lingkup politik, baik sebagai presiden, perdana menteri dan lebih
67
Ibid
menjalankan kehidupan politik adalah administrasi Negara. Keterbukaan
publik, baik dalam lingkup sempit yaitu birokrasi, hingga lingkup terbesar
eropa, maupun studi yang dilakukan bank dunia di tahun 2000 maupun
studi tentang global governance di tahun 2000. Namun secara umum isu
administrasi publik, antara lain ditunjukkan dari belum hadirnya isu gender
68
Ibid
69
Ibid
dalam laporan tersebut mengemukakan dengan tajam bahwa meskipun
disampaikan Karam senada dengan temuan dari hasil peneliti yang hasil
didalamnya.70
Gender tidak lagi sekedar “isu”, atau “wacana” namun “agenda” global.
70
Ibid
71
Ibid
mempunyai derajat kesetaraan Gender (Gender Equality) yang tinggi,
yang baik. Pertama, karakter yang lebih egaliter dari administrasi publik
72
Ibid
bersih, sebagai akibatnya, kualitas good governance yang tinggi
penelitian bank dunia tersebut, namun temuan hasil penelitian ini tetap
73
Ibid
berdasarkan kebebasan untuk berserikat dan berpendapat serta
publik, atau dalam hal ini sektor Negara. Ada dua bentuk kesetaraan
dalam kepemerintahan yang baik tidak dapat dipenuhi dengan baik yaitu
74
Ibid
D. Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan
kesetaraan dan keadilan gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi
Sebenarnya hal ini merupakan tindak lanjut dari Inpres No.9 Tahun 2000
75
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 84 tahun 2008 Tentang Pedoman pelaksanaan
pengarusutamaan gender Bidang pendidikan
yang bermutu pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, (2)
kurikulum, buku atau bahan ajar, dan proses pembelajaran, (4) program
workshop PUG bagi para pejabat tingkat pusat dan daerah melalui
76
Ibid
mengenai kesetaraan dan keadilan gender melalui berbagai media massa
PUG sektor pendidikan yang dikoordinasikan melalui Pokja PUG yang ada
77
Ibid
4. Mewujudkan pengelolaan anggaran pendidikan yang responsif
gender;
sumber daya.78
dapat dilihat dari berbagai aspek yakni: aspek dukungan politik, aspek
1. UUD 1945
Nasional;
78
Ibid
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
Nasional;
Komitmen Internasional:
MDG’s)
2003-2015
Development) 2004-2014.80
79
Kementerian pendidikan nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan
Informal, “Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan Peningkatan Kapasitas Pokja
Pengarusutamaan Gender (Pug) Bidang Pendidikan Provinsi”, 2011
80
Ibid
2) Aspek Kebijakan
keadilan gender memiliki arah dan kebijakan, seperti yang tertuang dalam
pendidikan.
Dalam kaitan dengan isu mutu dan relevansi pendidikan, arah dan
utama yaitu: (1) penyediaan akses pendidikan yang adil dan bermutu pada
setiap jenjang, jalur, dan jenis pendidikan bagi anak laki-laki dan
perempuan baik melalui pendidikan persekolahan maupun pendidikan luar
3) Aspek Kelembagaan
tersebut.
unit utama (setingkat Direktur dan Kepala Biro), dan kepada Perencana
berwawasan gender.
dibentuk focal point di Unit Utama dan Pokja Gender di daerah (provinsi
biro/unit kerja yang menangani gender, yaitu unit kerja PUG (Biro PUG).
4) Aspek Sistem Informasi
lembaganya.
terpilahnya data berdasarkan jenis kelamin, dan saat ini data di sektor
pendidikan yang telah terpilah, antara lain: data peserta didik, data tenaga
jumlah lembaga yang telah diberikan sosialisasi. Saat ini telah 25 provinsi,
sangat penting untuk dilakukan agar lebih menjamin semua warga negara
antara lain ditunjukkan oleh (i) materi bahan ajar yang pada umumnya
laki-laki dan perempuan; dan (iii) lingkungan fisik sekolah yang belum
81
Direktorat Kependudukan dan Pemberdayaan Perempuan Bappenas dan Kementerian
Pemberdayaan Perempuan (KPP), hasil evaluasi Tim Evaluator Independen (Tim Ahli Gender 9
Sektor), mengambil langkah untuk melakukan evaluasi proses pelaksanaan PUG di 9 sektor
pembangunan yang telah memiliki kebijakan/program/kegiatan yang responsif gender.
menjamin persamaan hak perempuan dan laki-laki dalam memperoleh
E. Analisis Gender
solusi penyelesaiannya.83
dan kehidupan dan program akan lebih efektif karena sesuai dengan
82
Ace Suryadi dan DR. Herwindo (sektor pendidikan) hasil evaluasi Tim Evaluator Independen
(Tim Ahli Gender 9 Sektor), mengambil langkah untuk melakukan evaluasi proses pelaksanaan
PUG di 9 sektor pembangunan yang telah memiliki kebijakan/program/kegiatan yang responsif
gender.
83
Since erna lamba, pemateri dalam workshop PPRG oleh badan pemberdayaan perempuan dan
keluarga berencana provinsi Sulawesi selatan, di ruang rapat lantai 4 BAPPEDA SUL-SEL, tgl 8-
9 mey 2012
diperoleh). Selanjutnya Merumuskan permasalahan sebagai akibat
yaitu: Faktor partisipasi, Faktor akses, Faktor control dan Faktor manfaat.
Ada lima Model Analisis Gender antara lain: 1). Model Harvard, 2). Model
moser, 3). Model swot , 4). Model Gap (gender analysis pathway) dan
alat analisis yang dikenal dengan Gender Analysis Pathway (GAP). GAP
84
Ibid
85
Ibid
responsif gender itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu perencanaan
kebijakan yang berlaku pada saat ini serta berbagai isu gender. Isu gender
memperhatikan keempat faktor gap, namun bias juga isu gender yang ada
86
Ibid Ace Suryadi dan Herwindo.
mendorong pencarian data sebagai pendukung analisis. Analisis gender
berikut :
pelaksanaan kegiatan.
kegiatan monitoring dan evaluasi untuk melihat dampak dari program dan
gender.
menurut jenis kelamin. Pada tahap ini ada lima langkah yang dilakukan
antara lain :
kualitatif)
gender
direncakan atau tidak, yang dihasilkan dari keluaran (ouputs) dan hasil
sasaran sumber daya yang digunakan, serta indikator dan sasaran kinerja
F. Kerangka Pemikiran
Selatan.
Studi evaluasi terhadap program-program PUG bidang pendidikan
sebagai berikut:
Kebijakan PUG
Bidang Pendidikan
EVALUASI
Efektivitas Program
METODE PENELITIAN
90
Bungin B. 2003. “Analisis Data Penelitian Kualitatif”