Anda di halaman 1dari 18

MAKALA PSIKOLOGI

INTELEGENSI DAN KREATIFITAS

KELOMPOK 8 :

DEASY NURRAMADANY

GREGORIUS KEVIN

KHAERUL MIFTAH

REGINA GULSHAN EKEL


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang kanker kelenjar
getah bening dengan baik.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai suatu penyakit yaitu kanker kelenjar gatah bening. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kita sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan
MAKASSAR ,24 SEPTEMBER 2020

PENULIS

DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................

Halaman Pengesahan...............................................................................................

Kata Pengantar.........................................................................................................

Daftar Isi...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

A. Latar Belakang ..............................................................................................


B. Rumusan Masalah .........................................................................................
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................
D. Manfaat Penulisan..........................................................................................
E. Metode Penulisan...........................................................................................
F. Sistematika Penulisan.....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. pengertian intelegensi dan kreativitas...............................................................
B. ciri –ciri intelegensi .........................................................................................
C. macam-macam intelegensi ...............................................................................
D. ciri-ciri kreativitas.............................................................................................
E. tahapan kreativitas.............................................................................................
F. penghambat dan pendorong kreativitas.............................................................
G. faktor – faktor yang menunjang kreativitas......................................................
H. cara mengembangkan kreativitas di usia kini ..................................................
BAB III PENUTUP .................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

BAB I
PENDAHUUAN
A. Latar belakang

Kreativitas merupakan kemampuan berpikir untuk meraih hasil-hasil yang variatif dan juga
baru, serta memungkinkan untuk diaplikasikan, baik dalam bidag keilmuan, kesusastraan, keolah
ragaan, maupun bidang kehidupan yang malimpah (kutipan kemen dikbud 2014)

Pada dasarnya intelegensi bermuara pada psikologis yang terkait dengan status sosial
manusia, faktor lingkungan dan pendidikan tentunya mempunyai pengaruh signifikan terkait
perkembangan intelegensi manusia itu, oleh sebab menganalisis intelegensi dari berbagai sudut
ilmu pengetahuan merupakan dasar untuk mengetahui apa sebenarnya hakikat intelegensi bagi
manusia dan terhadap pendidikan.

Bakat adalah anugrah yang tidak boleh disia – siakan dan harus dikembangkan secara
maksimal. Setiap manusia terlahir dengan memiliki bakat tertentu. Bakat adalah sesuatu yang
sudah dimiliki secara alamiah, yang mutlak memerlukan latihan untuk membangkitkan dan
mengembangkannya Seperti halnya bakat, kreativitas yang dimiliki oleh seseorang juga anugrah
yang harus dipergunakan secara tepat sasaran.
Kreativitas, disamping bermakna baik untuk pengembangan diri maupun untuk
pembangunan masyarakat , juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Kreativitas
erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Kreativitas selalu berada dibelakang sebuah
penemuan besar.
Kreativitas dan bakat sangat dibutuhkan individu untuk bisa melewati seleksi alam.
Perpaduan keduanya juga sangat diperlukan untuk menghasilkan produk kreativitas yang
bermanfaat. Maka dari itu, Pemakalah mengangkat tema kreativitas dan keberbakatan.

B.Rumusan masalah

1. Sebutkan pengertian intelegensi dan kreativitas?


2. sebutkan ciri-ciri dari intelegensi dan kreativitas?
3. sebutkan tahapan-tahapan dalam kreativitas?
4. apa saja faktor penghambat dan pendorong di dalam berkreativitas ?
5.bagaimana cara mengembangkan kreativitas pada usia dini ?

C.     TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari intelegensi dan kreativitas itu sendiri
2. Agar si pembaca dapat mengembangkan intelegensi dan kreativitas di dalam diri
masing-masing
3. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Kreativitas dan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang kreativitas dan keberbakatan
BAB II
PEMBAHSAN

A. Pengertian intelengensi dan kreativitas


1. intelegensi adalah kapasitas untuk mengerti lingkungan dan kemampuan akal budi
untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Kemudian pada kesempatan lain, David
mengatakan bahwa kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara
rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
2. inteligensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang
akan datang.( H. H. Goddard pada tahun 1946 )
3. inteligensi merupakan kecakapan umum dan bersifat potensial. Kecakapan ini bisa
menjadi kecakapan nyata dengan adanya bantuan lingkungan. Meskipun inteligensi
sangat penting dalam pendidikan. Intelegensi secara lengkap, mulai dari pengertian
intelegensi, ciri-ciri intelegensi, macam-macam intelegensi, faktor-faktor yang
mempengaruhi intelegensi, intelegensi dan IQ, intelegensi dan bakat, intelegensi dan
kreativitas, serta validitas dan reliabilitas tes intelegensi.
4. kreativitas ialah potensi yang dimiliki oleh setiap manusia dan bukan yang diterima
dari luar individu. Kreativitas yang dimiliki oleh menusia, lahir bersama lahirnya
manusia tersebut.( Conny R Semiawan 2013)
5. Kreativitas merupakan kemampuan yang bisa berwujud kreativitas  sebagai
kemampuan untuk memproduksi komposisi dan juga gagasan-gagasan baru yang bisa
berwujud kreativitas imanjenatif atau sintesis yang mungkin melibatkan pembentukan
pola-pola baru dan juga kombinasi dari pengalaman masa lalu yang duhubungkan
dengan yang telah ada pada situasi sekarang (dreavdahl 2015)

B. CIRI-CIRI INTELEGENSI
1. Intelegensi tidak bisa dilihat secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari
berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. 
2. Intelegensi tercermin dari tindakan yag terarah pada penyesuaian diri terhadap
lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul dari padanya.
3. Inteligesi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir
secara rasional. Oleh karena itu tdak dapat diamati secara langsung, melainkan
disimpulkan.
4. Inteligensi tercermin dari tindakan terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan
dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya.
5. Teori inteligensi terdiri dari suatu faktor G (generator factor), tetapi teori ini belum
diterima secara umum, bisa dikatakan Inteligesi tidak hanya merupkan suatu
kemampuan untuk memecahkan berbagai persoalan dalam bentuk simbol-simbol

C. MACAM-MACAM INTELEGENSI
1. Intelegensi Terikat dan Bebas 
Intelegensi terikat adalah intelegensi makhluk yang bekerja dalam situasi
pengamatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan vital yang harus segera
dipenuhi. Dalam situasi yang masuk akal, bisa dikatakan tetap dalam keadaan sedang,
sehingga dikatakan terkait. Mungkin juga bahwa perubahan akan terjadi jika tindakan
diulang.Kecerdasan bebas adalah milik orang yang berbicara dan dipupuk. Dengan
kecerdasan, Anda selalu ingin melakukan perubahan untuk mencapai tujuan. Jika
tujuan dapat dicapai, orang ingin mencapai tujuan lain yang lebih tinggi dan lebih
maju.

2. Intelegensi Menciptakan (Kreatif) dan Meniru (Eksekutif)

Intelegensi menciptakan merupakan kemampuan untuk menciptakan tujuan baru dan


untuk mencari alat yang cocok untuk mencapai tujuan ini. Kecerdasan kreatif
menghasilkan pendapat baru seperti kereta, radio, listrik, pesawat terbang dan
sebagainya. Meniru kecerdasan adalah kemampuan untuk menggunakan dan
mengikuti pikiran atau penemuan orang lain apakah mereka diucapkan, dibuat atau
ditulis.

3. Kecerdasan Intelektual (IQ)

Kecerdasan intelektual adalah istilah yang sulit untuk didefinisikan. Umumnya


dirumuskan dalam tiga klasifikasi, seperti kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan, kemampuan belajar dan berpikir secara abstrak, dan kecerdasan cara
menggunakan simbol dan konsep.

4. Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan untuk mengenali perasaan Anda


sendiri. Kemampuan untuk menghadapi emosi didasarkan pada lima komponen seperti
mengenali emosi, mengelola emosi, motivasi pribadi, mengenali emosi orang lain, dan
kemampuan untuk membangun hubungan.

5. Kecerdasan Bahasa

Dengan bertambahnya usia, bahasa berkembang, kosakata meningkat, dan penggunaan


kalimat menjadi semakin kompleks.

6. Kecerdasan Sosial

Dalam perkembangannya, seseorang akan memiliki semakin banyak hubungan dengan


kolega atau anggota keluarga dan juga dengan masyarakat umum.
D. CIRI-CIRI KREATIVITAS
1. Kemampuan berpikir lancar (fluency)
Merupakan kemampuan untuk melahirkan banyaknya ide dan gagasan,
mengemukakan banyaknya cara untuk melakukan berbagai hal serta mencari banyak
kemungkinan alternatif jawaban dan penyelesaian masalah.

2. Kemampuan berpikir luwes atau fleksibel (flexibility)

Merupakan kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam


mengatasi persoalan, orang yang kreatif adalah orang yang kreatif dalam berpikir,
mereka dapat dengan mudah meninggalkan cara berpikir yang lama dan
menggantikan dengan cara berpikir yang baru. Diperlukan kemampuan untuk tidak
terpaku pada pola pemikiran yang lama. Hal ini bisa dilakukan dengan fleksibilitas
yang spontan dan adaptif. Fleksibilitas spontan adalah kemampuan untuk
menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tanpa rasa takut salah.
Sedangkan fleksibilitas adaptif adalah kemampuan untuk menyampaikan berbagai
macam ide tentang apa saja tetapi masih memperhatikan kebenaran ide tersebut. Ciri-
ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memberikan macam-macam
penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita atau masalah, menerapkan
suatu konsep dengan cara yang berbeda-beda, memberi pertimbangan terhadap
situasi, yang berbeda dari yang diberikan orang lain, dalam membahas atau
mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan
dari mayoritas kelompok., jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-
macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya, mampu mengubah arah
berpikir secara spontan.

3. Kemampuan berpikir orisinal (originality)

 Merupakan kemampuan untuk melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan dan mebuat


kombinasi-kombinasi yang sifatnya baru dan unik, menggunakan cara yang tidak
lazim dalam mengungkapkan diri, dan mampu mencari berbagai kemungkinan
pemecahan masalah
dengan cara-cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Ciri-ciri ini dapat
dilihat pada sikap anak didik dalam memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang
tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, mempertanyakan cara-cara yang lama dan
berusaha memikirkan cara-cara yang baru, memiliki cara berpikir yang lain dari yang
lain, setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan
penyelesain yang baru, memberikan
warna-warna yang tegas dan berbeda dengan keadaan aslinya dalam menggambar
atau sering mempertanyakan mengapa sesuatu hal harus dilakukan dengan suatu cara
dan bukan dengan cara lain.

4. Kemampuan menilai (evaluation)
 Merupakan kemampuan untuk membuat penilaian sendiri dan menentukan apakah
suatu pertanyaan benar, atau sutau tindakan itu bijaksana serta tidak hanya
mencetuskan gagasan saja tetapi juga melaksanakannya. Ciri-ciri ini dapat dilihat
pada sikap anak didik dalam memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya
sendiri, menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal, menganalisa masalah atau
penyesalan secara kritis dengan selalu menanyakan ”Mengapa?”, mempunyai alasan
rasional yang dapat dipertanggungjawabkan
untuk mencapai suatu keputusan, merancang suatu rencana kerja dari gagasan-
gagasan yang tercetus, pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan
tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis, menentukan pendapat dan bertahan
terhadapnya.

5. Kemampuan memperinci (elaboration)

 Merupakan kemampuan untuk memperkaya atau mengembangkan suatu ide, gagasan


atau produk dan kemampuan untuk memperinci suatu obyek, gagasan, dan situasi
sehingga tidak hanya menjadi lebih baik tetapi menjadi lebih menarik. Ciri-ciri ini
dapat dilihat pada sikap anak didik dalam mencari arti yang lebih mendalam terhadap
jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang
terperinci, mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau
menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh, mempunyai rasa
keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau
sederhana, menambahkan garis-garis, warna-warna dan detil-detil (bagian-bagian)
terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.

 b. Ciri-ciri afektif

Ciri-ciri afektif dari kreativitas merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan sikap
mental atau perasaan individu. Ciri-ciri afketif ini saling berhubungan dan saling
mempengaruhi dengan ciri-ciri kognitif. Kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan
perasaan seseorang. Ada beberapa ciri-ciri afektif, yaitu:

1. Rasa ingin tahu.

 Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, misalnya: selalu bertanya,


memperhatikan banyak hal, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau
meneliti. Ada beberapa perilaku peserta didik yang mencerminkan rasa ingin tahu,
misalnya sering mempertanyakan segala sesuatu, senang menjajaki buku-buku, peta-
peta, gambar-gambar, dan sebagainya untuk mencari gagasangagasan baru,
menggunakan semua pancainderanya untuk mengenal, tidak takut menjajaki bidang-
bidang baru, ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau
kejadiankejadian.

2. Bersifat imajinatif/fantasi
 Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah
terjadi dan menggunakan daya khayal namun dapat membedakan mana khayalan dan
mana yang kenyataan. Perilaku yang terlihat pada siswa biasanya berupa memikirkan
atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi, memikirkan bagaimana jika
melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain, meramalkan apa yang
akan dikatakan atau dilakukan orang lain, mempunyai firasat tentang sesuatu yang
belum terjadi, melihat hal-hal dalam suatu gambar yang tidak dilihat orang lain,
membuat cerita tentang tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi atau tentang
kejadian-kejadian yang belum pernah
dialami.

3. Merasa tertantang oleh kemajemukan


 
Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa
tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang
sulit. Perilaku anak didik yang mencerminkan sikap tertantang oleh
kemajemukan, adalah menggunakan gagasan atau masalah-masalah yang rumit,
melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk, tertantang oleh situasi yang
tidak dapat diramalkan keadaannya, mencari penyelesaian tanpa bantuan orang
lain, tidak cenderung mencari jalan tergampang, berusaha terus-menerus agar
berhasil, mencari jawaban-jawaban yang lebih sulit atau rumit daripada menerima
yang mudah, dan senang menjajaki jalan yang lebih rumit.

4. Sifat berani mengambil risiko (tidak takut membuat kesalahan)

 Berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau
mendapat kritik dari orang lain. Perilaku anak didik yang memiliki sifat berani
dalam mengambil risiko adalah berani mempertahankan gagasan-gagasan atau
pendapatnya walaupun mendapatkan tantangan atau kritik, bersedia mengakui
kesalahan-kesalahannya, berani menerima tugas yang sulit meskipun ada
kemungkinan gagal, berani mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah
yang tidak dikemukakan orang lain, tidak mudah dipengaruhi orang lain,
melakukan hal-hal yang diyakini, meskipun tidak disetujui sebagian orang, berani
mencoba hal-hal baru, berani mengakui kegagalan dan berusaha lagi.

5. Sifat menghargai
 
Kemampuan untuk dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup,
menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.
Perilaku anak didik yang memiliki sifat menghargai adalah menghargai hak-hak
sendiri dan orang lain, menghargai diri sendiri dan prestasi sendiri, menghargai
makna orang lain, menghargai keluarga, sekolah lembaga pendidikan lainnya
serta teman-teman, menghargai kebebasan tetapi tahu bahwa kebebasan menuntut
tanggung jawab, tahu apa yang betul-betul penting dalam hidup, menghargai
kesempatan-kesempatan yang diberikan, senang dengan penghargaan terhadap
dirinya

E. TAHAPAN KREATIVITAS
1. Tahapan Persiapan

Tahapan ini merupakan tahapan awal yang berisikan keggiatan pengenalan masalah,
pengumbulan data informasi yang relevan dan elihat hubungan antara hiptersis dengan
kaidah yang ada, akan tetapi belum sampai menemukan sesuatu, baru menjajaki
kemungkinan-kemungkinan.

2. Tahapan Inkubasi

Masa inkubasi ini dikenal luas sebagai tahapan istirahat, masa menyimpan informasi
yang telah dikumpulakan, lalu berhenti dan juga tidak lagi memusatkan diri atau
merenungkannya

Konsep Tentang Kreativitas

Ada empat pengertian kretivitas yang dapat di tinjau

1. Kretivitas Sebagai Proses

Kreatifitas merupakan suatu proses yang menghasilakn sesuatu yang baru, apakan suatu
gagasan atau suatau objek dalam suatu bentuk atau kan susunan yang baru proses
kreativitas sebagai munculkanya ke dalam tindakan suatu prosuk baru yang tumbuh dari
keunikan indiviru di satu pihak, dan juga dari kejadian orang-orag, dan keadaan hidup
dilain pihak

2. Kreativitas Sebagai Produk


Definisi pada dimensi produk ialah upaya yang mendifinisikan kreativitas yang berfokus
pada produk atau apa yang dihasilkan leh individu baik sesuatu yang baru attau original
atau kan sebuar elaborasi atau penggabungan yang inovatif

3. Kreativitas Ditinjau Dari Segi Pribadi

Kreativitas ialah ungkapa yang unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu,
sikap, perasaan dan juga prilakunya. Sebagi pribadi: kreaivitas mencerminkan keunikan
individu dalam pikiran-pikiran dan juga ungkapannnya. Kreativitas muali dengan
kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Menurut Cropley (1999), terdapat 3 tahap perkembangan kreativitas diantaranya:

1. Tahap prekonvensional (Preconventional phase)

Tahap ini terjadi pada usia 6–8 tahun. Pada tahap ini, individu menunjukkan spontanitas
dan emosional dalam menghasilkan suatu karya, yang kemudian mengarah kepada hasil
yang aestetik dan menyenangkan. Individu menghasilkan sesuatu yang baru tanpa
memperhatikan aturan dan batasan dari luar.

2. Tahap konvensional (Conventional phase)

Tahap ini berlangsung pada usia 9–12 tahun. Pada tahap ini kemampuan berpikir
seseorang dibatasi oleh aturan-aturan yang ada sehingga karya yang dihasilkan menjadi
kaku. Selain itu, pada tahap ini kemampuan kritis dan evaluatif juga berkembang.

3. Tahap poskonvensional (Postconventional phase)

Tahap ini berlangsung pada usia 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini, individu sudah
mampu menghasilkan karya-karya baru yang telah disesuaikan dengan batasan-batasan
eksternal dan nilai-nilai konvensional yang ada di lingkungan.

F. FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG KREATIVITAS


Kreativitas bisa berupa bakat dan minat yang dikembangkan oleh lingkungan
maupun sesuatu yang langsung didapat dari lingkungan. Sebuah kreativitas dapat
berkembang dan dapat juga tidak berkembang. Dalam mengembangkan sebuah
kreativitas, seseorang dapat mengalami hambatan, kendala, maupun rintangan yang dapat
merusak daya kreatifitas seseorang.

Adapaun faktor yang menghambat kreativitas antara lain sikap negatif, takut
gagal, stress yang berlebihan, taat pada aturan, membuat asumsi, terlalu mengandalkan
logika, merasa tidak kreatif. Beberapa faktor diatas dapat menghambat kreativitas
seseorang. Selain itu, menurut Rachmawati dan Kurniati (2010), faktor yang
menghambat perkembangan kreativitas antara lain:

Hambatan Diri Sendiri

Faktor diri sendiri menjadi penyebab utama penghambat kreativitas, karena


dorongan dan keinginan yang ada didalam diri seseorang menjadi kekuatan dalam
berkreativitas. Faktor diri sendiri meliputi psikologis, biologis, fisiologis, dan sosial
individu.

 Psikologis

Psikologis seseorang mempengaruhi perilaku kreativitas. Menurut Munandar


(1999) sebuah kebiasaan atau pembiasaan seseorang dalam kehidupan sehari-hari
mempengaruhi kreativitas orang tersebut, seperti: perkiraan harapan orang lain;
kurangnya usaha dan malas, ketakutan berpikir, mengambil resiko, dan takut diejek;
ketidakberanian untuk berbeda; ketergantungan terhadap otoritas, pola pikir orang lain,
rutinitas, dan kenyamanan sangat mempengaruhi psikologi seseorang dalam
mengembangkan kreativitas.

 Biologis

Kreativitas merupakan salah satu faktor biologis atau hereditas atau keturunan.
Gen kreativitas yang diwariskan oleh orang tua mempunyai faktor penting dalam
mengembangkan kreativitas. Seorang anak yang orang tuanya seorang seniman atau
mempunyai kreativitas tinggi pasti secara hereditas akan menurunkan gen tersebut
kepada sang anak.

 Fisiologis

Seseorang yang mengalami kendala faali karena terjadinya kerusakan otak yang
disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan yang memungkinkan seseorang mengalami
kelainan fisik dapat menghambat kreativitas orang tersebut.

 Sosiologis

Lingkungan sosial merupakan faktor utama dalam mengembangkan kreativitas


seseorang. Lingkungan sosial berperan penting dalam menentukan kemampuan seseorang
untuk menggunakan potensi kreatif dan mengungkapkan keunikan diri. Kemampuan
kreativitas seseorang akan terhambat ketika pemikirannya tidak diterima oleh lingkungan.
Menurut Suryani (2007), seseorang harus menentukan batas perilaku tetapi juga harus
mempertahankan motivasi intrinsik. Seseorang yang merasa dirinya diawasi dan tidak
nyaman berada pada sebuah lingkungan mengakibatkan kreativitas terhambat.

G.FAKTOR – FAKTOR YANG MENUNJANG KREATIVITAS


Faktor-faktor pendorong kreatifitas setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang
berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu perlu
kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri.
Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini
mencakup baik lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas
(masyarakat, kebudayaan).

Timbul dan tumbuhnya kreatifitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kreasi


yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan
serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan
1983).
Faktor penunjang kreatifitas yaitu :

1. Faktor Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong anak untuk


mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.

2. Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana, kondisi sekolah sangat
menentukan kreatifitas berkembang.

3. Faktor Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang berbeda, lingkungan yang
tidak kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang kreatifitasnya.
BAB III
PENUTUP

A, KESIMPULAN
Kreativitas itu dimaknai sebagai sebuah kekuatan atau energi yang ada dalam diri
individu. Energi ini menjadi daya dorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara
atau untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Kreativitas dimaknai sebagai sebuah proses, yaitu proses mengelola informasi,


melakukan sesuatu, membuat sesuatu, atau proses yang tercermin dalam kelancaran, dan
kelenturan dalam berpikir.

dalah sebuah produk. Penilaian orang lain terhadap kreativitas seseorang akan dikaitkan
dengan produknya.

maknai sebagai person. Kreatif ini tidak dialamatkan pada produknya atau pada
prosesnya. Tetapi kreativitas disini ditujukan pada individunya.

Ciri-ciri orang Kreatif, Berfikir di luar kotak, Tidak pernah takut dengan adanya saingan,
Selalu berfikir menggunakan otak kanan, Memiliki pandangan pibadi, Suka tantangan.

tiga bahan dasar untuk memupuk kreatvitas. Bahan pertama  dan terpenting adalah
Keahlian dalam bidang khusus, Bahan kedua  adalah keterampilan berpikir kreatif, Unsur atau
bahan ketiga atau bahan terakhir yang berfungsi untuk mematangkan kreativitas adalah
kecintaan.

B. KRITIK DAN SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami susun, dan kami sadar bahwa penulisan ini
banyak terjadi kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik
yang konstruktif agar kedepannya lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Momon Sudarma, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif, Jakarta: RAJAWALI PERS, 2013

Ngainun Naim, Menjadi guru yang inspiratif, YOGYAKARTA: Pustaka Pelajar, 2009.

Rahmat Aziz, Psikologi Pendidikan, MALANG: Uin Maliki Press, 2014.  

http://m.kompasiana.com/virays/5-ciri-orang-kreatif/ 04/06/2012 diakses pada tanggal 25 oktober 2015


pukul 21.22 pm.

http://cahyadisandi.blogspot.com/2013/12-ciri-orang-kreatif diakses pada tanggal 25 oktober 2015, pukul


21.16 pm

http://www.lingkarmerah.com/2015/03/ciri-ciri-orang-memiliki-ide-kreatif diakses pada 26
oktober 2015 pukul 11.54  

[1]Rahmat Aziz, Psikologi Pendidikan, MALANG: Uin Maliki Press, 2014, hal 16

[2]Momon Sudarma, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif, Jakarta: RAJAWALI PERS, 2013, hal


17-20.

[3]http://m.kompasiana.com/virays/5-ciri-orang-kreatif/ 04/06/2012 diakses pada tanggal 25 oktober


2015 pukul 21.22 pm.

[4]http://cahyadisandi.blogspot.com/2013/12-ciri-orang-kreatif diakses pada tanggal 25 oktober 2015,


pukul 21.16 pm

[5]http://www.lingkarmerah.com/2015/03/ciri-ciri-orang-memiliki-ide-kreatif diakses pada 26
oktober 2015 pukul 11.54 am

[6]Ngainun Naim, Menjadi guru yang inspiratif, YOGYAKARTA: Pustaka Pelajar, 2009, hal 24

Anda mungkin juga menyukai