MAKALAH
TEORI-TEORI TENTANG PRODUK KREATIF
Disusun Oleh:
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah
SWT karena rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan tugas serta
dapat menyusunnya dalam bentuk makalah. Adapun pengkajian makalah ini yaitu
tentang “Teori-teori tentang produk kreatif.”
Ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada dosen pembimbing mata
kuliah Pengembangan kreativitas dan keberbakatan yang telah memberikan tugas
makalah ini, demi mendorong semangat serta keaktifan mahasiswa dalam
mengikuti perkuliahan.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan yang diharapkan, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini kedepan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
tanda bahwa seseorang melakukan belajar adalah adanya perubahan
perilaku dalam dirinya, baik perilaku yang menyangkut pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun perilaku yang
menyangkut nilai dan sikap (afektif).
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian penilaian produk penemuan dalam hukum paten?
b. Bagaimana model dari Besemer dan Treffinger
c. Bagaimana model penilaian kreativitas dalam mengarang
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian penilaian produk penemuan dalam
hukum paten.
b. Untuk mengetahui model dari Besemer dan Treffinger.
c. Untuk mengetahui model penilaian kreativitas dalam mengarang.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
1. Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak
perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk
sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap
anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki diberi kesempatan
untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih mengambil
resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih
menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
2. Status sosioekonomi
Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih
kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak
kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak
kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang
diperlukan bagi kreativitas.
3. Urutan kelahiran
Anak dari berbgai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas
yang berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan
daripada bawaan. Anak yang lahir ditengah, belakang dan anak tunggal
mungkin memiliki kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama.
Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan
diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk
menjadi anak yang penurut daripada pencipta.
4. Ukuran keluarga
Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih
kreatif daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara
mendidik anak yang otoriter dan kondisi sosiekonomi kurang
menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan menghalangi
perkembangan kreativitas.
4
5. Lingkungan
Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak
lingkungan pedesaan.
6. Intelegensi
Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih
besar daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih
banyak gagasan baru untuk menangani suasana sosial dan mampu
merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut.
5
Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala
kelabihan dan keterbatasannya.
Mengusahakan suasana yang didalamnya evaluasi eksternal
tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi
selalu mengandung efek mengancam yang menimbulkan
kebutuhan akan pertahanan ego.
Memberikan pengertian secara empatis, dapat menghayati
perasaan-perasaan anak, pemikiran-pemikirannya, dapat
melihat dari sudut pandang anak dan dapat menenrimanya,
dapat memberikan rasa aman.
b. Kebebasan psikologis, apabila guru mengijinkan atau memberi
kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan secara simbolis
(melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti
mmebrei kebebasan dalam berfikir atau merasa apa yang ada dalam
dirinya.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
Menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan
untuk mengatasi masalah. Ada 3 kriteria dalam dimensi ini :
a. Produk harus bermakna
b. Produk harus logis
c. Produk harus berguna (dapat diterapkan secara praktis).
3. Keterperincian (elaboration) dan sintesis
Dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana produk itu
menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama / serupa menjadi
keseluruhan yang canggih dan koheren.
Ada 5 kriteria untuk dimensi ini :
a. Produk itu harus organis (mempunyai arti inti dalam penyusunan
produk)
b. Elegan, yaitu canggih (mempunyai nilai lebih dari yang tampak)
c. Kompleks, yaitu berbagai unsur digabung pada satu tingkat atau lebih
d. Dapat dipahami (tampil secara jelas)
e. Menunjukan ketrampilan atau keahlian
Produk itu tidak perlu menonjol dalam semua kriteria. Sebagai contoh
tabel dibawah ini yaitu Penilaian Dacey (1989) terhadap tingkat kreativitas
penemuan Graham Bell tentang penemuan pesawat telepon.
Penilaian kriteria Terhadap Penemuan Pesawat Telepon Oleh Graham
Bell.
Kriteria tingkat
- Orisinal - Tinggi
- Kejutan - Tinggi
- Germinal - Tinggi
- Bermakna - Tinggi
- Logis - Tinggi
- Berguna - Tinggi
8
- Organis - Tinggi
- Elegan - Rendah
- Majemuk - Rata-rata
- Ketrampilan - Rendah
9
c. Empati : Jika secara eksplisit mengungkapkan pendapatnya
atau pengalaman pribadi
d. Unsur pribadi : Jika subjek melibatkan diri dalam kejadian,
mengungkapkan pendapatnya atau pengalaman pribadi
e. Percakapan : menggunakkan kalimat naratif langsung dengan
menggunakkan tanda kutip. Namun pada anak kecil
penggunaan tanda kutip tidak perlu yang penting adalah
adanya kata – kata langsung dari pembicara.
Penilaian :
1. Kelancaran
a. Sangat lancar (skor 5)
b. Cukup lancar (skor 4)
c. Lancar (skor 3)
d. Kurang lancar (skor 2)
e. Tidak Lancar (skor 1)
2. Kelenturan, meliputi kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan
dalam isi atau gagasan
a. Kelenturan dalam struktur kalimat
Keragaman dalam bentuk kalimat: sederhana,gabungan
dan kompleks
Keragaman dalam penggunaan kalimat deklaratif, interogatif,
eksplanatoris
Keragaman dalam panjang kalimat: kalimat singkat (kurang
dari 5 kata), kalimat panjang (lebih dari 10 kata
b. Kelenturan dalam konten atau gagasan
Imajinasi : menunjukkan imajinasi kaya atau kurang
Fantasi : memiliki daya khayal yang tinggi atau tidak
3. Keaslian (orisinalitas)
10
a. Orisinalitas dalam tema, baru/tidak lazim digunakkan atau tidak
b. Orisinalitas dalam pemecahan atau akhir cerita, akhir cerita tidak
diduga/menimbulkan kejutan.
c. Humor: karangan membuat orang tertawa atau tidak
d. Menggunakkan kata atau nama baru yang diciptakan sendiri
e. Orisinalitas dalam gaya penulisan.
4. Keterperincian (Elaborasi,kekayaan)
a. Seperti lukisan dalam cara ekspresi
b. Emosi
c. Empati
d. Unsur pribadi
e. Percakapan
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemajuan dalam profesi diperoleh melalui proses kreatif. Oleh
karena itu model dari Besemer dan Triffinger, dan model penilaian
kreativitas dalam mengarang ini dapat diterapkan pada semua segi dari
kehidupan, mulai dari pemecahan konflik sampai dengan pengembangan
teori ilmiah. Seseorang akan melihat kemampuan mereka untuk
menggunakan kreativitas dalam hidup dan diberi kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan mereka dalam lingkungan yang mendorong
dan memungkinkan penggunaannya.
12
DAFTAR PUSTAKA