Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN


KEBERBAKATAN
Dosen Pembimbing Nurul Diar Shepty

MAKALAH
TEORI-TEORI TENTANG PRODUK KREATIF

Disusun Oleh:

Nama : Invia Dwi Sakinah


NPM : 12517945
Kelas : 3PA01

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah
SWT karena rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan tugas serta
dapat menyusunnya dalam bentuk makalah. Adapun pengkajian makalah ini yaitu
tentang “Teori-teori tentang produk kreatif.”
Ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada dosen pembimbing mata
kuliah Pengembangan kreativitas dan keberbakatan yang telah memberikan tugas
makalah ini, demi mendorong semangat serta keaktifan mahasiswa dalam
mengikuti perkuliahan.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan yang diharapkan, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini kedepan.

                                                                                                Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii


DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran Kreatif......................................................................... 3
B. Faktor yang mempengaruhi berkembangnya kreativitas..................................... 3
BAB III PEMBAHASAN
A. Penilaian produk penemuan dalam hukum paten ............................................... 6
B. Model dari Besemer dan Treffinger .................................................................... 6
C. Model penilaian kreativitas dalam mengarang ................................................... 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan


yang sangat penting pada saat ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai
inovasi dan perkembangan baru dalam suatu kehiduapan. Individu dan
organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan oleh lingkungannya karena
mereka dapat mampu memenuhi kebutuhan lingkungan yang terus berubah
dan mampu untuk bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan
ketat.
Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan
perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya
merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para pakar kreativitas,
misalnya Clark dan Gowan melalui Teori Belahan Otak (Hemisphere
Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut
fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left
hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere). Otak belahan kiri
mengarah kepada cara berfikir konvergen (convergen thinking), sedangkan
otak belahan kanan mengarah kepada cara berfikir menyebar (difergent
thinking).
Kreativitas adalah hasil dari proses interaksi antara individu dan
lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan dimana ia berada, dengan demikian baik perubahan didalam
individu maupun didalam lingkungan dapat menunjang atau dapat
menghambat upaya kreatif.
Dalam sebuah teori belajar dan pembelajaran, belajar kreatif adalah
merupakan sebuah proses yang sangat kompleks yang terjadi pada semua
orang, yang berlangsung sepanjang hayat (longlife education). Salah satu

1
tanda bahwa seseorang melakukan belajar adalah adanya perubahan
perilaku dalam dirinya, baik perilaku yang menyangkut pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun perilaku yang
menyangkut nilai dan sikap (afektif).

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian penilaian produk penemuan dalam hukum paten?
b. Bagaimana model dari Besemer dan Treffinger
c. Bagaimana model penilaian kreativitas dalam mengarang

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian penilaian produk penemuan dalam
hukum paten.
b. Untuk mengetahui model dari Besemer dan Treffinger.
c. Untuk mengetahui model penilaian kreativitas dalam mengarang.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pembelajaran Kreatif


Menurut (Siregar, 2011) Belajar adalah merupakan sebuah proses
yang sangat kompleks yang terjadi pada semua orang, yang berlangsung
seumur hidup, sejak lahir sampai liang lahat (minal mahdi ila lahdi). Salah
satu tanda bahwa seseorang itu melakukan belajar adalah adanya
perubahan perilaku dalam dirinya, baik perilaku yang menyangkut
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun perilaku
yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Menurut (Rahyubi, 2012) Belajar merupakan proses persentuhan
seseorang dengan kehidupan itu sendiri. Dari proses ini seseorang akan
memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Juga, seseorang
akan mendapatkan kebijakan, yaitu suatu adonan yang serasi antara
kecerdasan akal, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
Pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kebijakan, sangat berguna
bagi seseorang untuk kelangsungan kehidupannya.
Kreativitas menurut Kamus Terbaru Bahasa Indonesia adalah
kemampuan untuk mencipta. Kreativitas adalah milik dan hak semua
orang, tidak bisa dimonopoli oleh seseorang. Bahkan, setiap orang
hendaknya memiliki kreativitas untuk meraih kesuksesan.
Pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang menekankan kepada
bagaimana guru atau tutor memfasilitasi kegiatan belajar, sehingga
suasana belajar menjadi kondusif dan nyaman menuntut pendidik
mengemas bahan pembelajaran, sehingga warga belajar juga dapat
terangsang untuk melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan menyenangkan.

B. Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Kreativitas


Hurlock (1993), mengatakan ada enam faktor yang menyebabkan
munculnya variasi kreativitas yang dimiliki individu, yaitu:

3
1. Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak
perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk
sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap
anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki diberi kesempatan
untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih mengambil
resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih
menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
2. Status sosioekonomi
Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih
kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak
kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak
kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang
diperlukan bagi kreativitas.
3. Urutan kelahiran
Anak dari berbgai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas
yang berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan
daripada bawaan. Anak yang lahir ditengah, belakang dan anak tunggal
mungkin memiliki kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama.
Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan
diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk
menjadi anak yang penurut daripada pencipta.
4. Ukuran keluarga
Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih
kreatif daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara
mendidik anak yang otoriter dan kondisi sosiekonomi kurang
menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan menghalangi
perkembangan kreativitas.

4
5. Lingkungan
Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak
lingkungan pedesaan.
6. Intelegensi
Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih
besar daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih
banyak gagasan baru untuk menangani suasana sosial dan mampu
merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut.

C. Teori-teori mengenai kreativitas


1. Teori pendorong kreativitas
Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu
(motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi
ekstrinsik)
a. Motivasi intrinsik untuk kreativitas
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan
mewujudkan potensinya, mewujudkan dirinya, dorongan
berkembang menjadi matang, dorongan mengungkapkan dan
mengaktifkan semua kapasitasnya. Dorongan ini merupakan
motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk
hubungan-hubungan baru denganlingkungannya dalam upaya
manjadi dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982)
b. Kondisi eksternal yang mendorong kreativitas
Kreatvitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus
dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kokdisi
yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan
sendiri potensinya.
Menurut pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi adalah dengan
menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis.
a. Keamanan psikologis, ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang
saling berhubungan:

5
 Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala
kelabihan dan keterbatasannya.
 Mengusahakan suasana yang didalamnya evaluasi eksternal
tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi
selalu mengandung efek mengancam yang menimbulkan
kebutuhan akan pertahanan ego.
 Memberikan pengertian secara empatis, dapat menghayati
perasaan-perasaan anak, pemikiran-pemikirannya, dapat
melihat dari sudut pandang anak dan dapat menenrimanya,
dapat memberikan rasa aman.
b. Kebebasan psikologis, apabila guru mengijinkan atau memberi
kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan secara simbolis
(melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti
mmebrei kebebasan dalam berfikir atau merasa apa yang ada dalam
dirinya.

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. Penilaian Produk Penemuan dalam Hukum Paten


Hukum paten di Amrika Serikat mempertimbangkan unsur-unsur berikut
dalam memberikan paten infentor:
1. Kegiatan intelektual yang bermutu mendahului penemuan atau
rekaan.
2. Gagasan jelas untuk mengatasi masalah atau kesulitan khusus.
3. Jumlah eksperimentasi yang dilakukan sebelum mencapai produk baru
dianggap penting.
4. Sejauh mana mengalami kegagalan.
5. Produk harus berguna dan meruakan kemajuan.
6. Produk terutama dinilai kreatif jika ada orang-orang dalam bidang
kegiatan tersebut sebelumnya menunjukan keragu-raguan
(skepticism) tentang kemungkinan penemuan yang baru.
7. Produk harus memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi.

B. Model dari Besemer dan Treffinger


Besemer dan Treffirger menyebutkan bahwa produk kreatif Model ini disebut
“Creative Product analiysis Matrix” (CPAM), dan digolongkan menjadi 3
kategori, yaitu:
1. Kebaruan (novelty)
Kebaruan : sejauh mana produk itu baru, dalam hal jumlah dan luas proses
yang baru, teknik baru, bahan baru, konsep baru, produk kreatif dimasa
depan. Produk itu orisinal : sangat langka diantara produk yang dibuat
orang dengan pengalaman dan pelatihan yang sama, juga menimbulkan
kejutan (suprising) dan juga germinal (dapat menimbulkan gagasan produk
orisinal lainnya).
2. Pemecahan (resolution)

7
Menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan
untuk mengatasi masalah. Ada 3 kriteria dalam dimensi ini :
a. Produk harus bermakna
b. Produk harus logis
c. Produk harus berguna (dapat diterapkan secara praktis).
3. Keterperincian (elaboration) dan sintesis
Dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana produk itu
menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama / serupa menjadi
keseluruhan yang canggih dan koheren.
Ada 5 kriteria untuk dimensi ini :
a. Produk itu harus organis (mempunyai arti inti dalam penyusunan
produk)
b. Elegan, yaitu canggih (mempunyai nilai lebih dari yang tampak)
c. Kompleks, yaitu berbagai unsur digabung pada satu tingkat atau lebih
d. Dapat dipahami (tampil secara jelas)
e. Menunjukan ketrampilan atau keahlian
Produk itu tidak perlu menonjol dalam semua kriteria. Sebagai contoh
tabel dibawah ini yaitu Penilaian Dacey (1989) terhadap tingkat kreativitas
penemuan Graham Bell tentang penemuan pesawat telepon.
Penilaian kriteria Terhadap Penemuan Pesawat Telepon Oleh Graham
Bell.

Kriteria tingkat
- Orisinal - Tinggi
- Kejutan - Tinggi
- Germinal - Tinggi
- Bermakna - Tinggi
- Logis - Tinggi
- Berguna - Tinggi

8
- Organis - Tinggi

- Elegan - Rendah

- Majemuk - Rata-rata

- Dapat dipahami - Tinggi

- Ketrampilan - Rendah

4. Bila kriteria “kegunaan” diterapkan secara ketat, kebanyakan karya


seni tidak memenuhi persyaratan ini.
5. Masalah kedua menyangkut dimensi “kebaruan”
Pertanyaannya adalah apakah produk itu harus baru untuk
seluruh masyarakat atau hanya bagi si pencipta. Jika diterapkan
pada anak, kemungkinan besar tidak ada karya yang dapat dinilai
kreatif. Namun kebanyakan apakar sependapat bahwa “kebaruan”
harus dipertimbangkan dari sudut pengalaman si pencipta. Contoh
lukisan anak, jika dinilai dari kriteria orang dewasa, mungkin tidak
termasuk kreatif.
6. Model Penilaian Kreativitas Dalam Mengarang
Kita sering kesulitan menilai karya tulis siswa terutama segi
kreativitasnya dalam menulis, menggunakan imajinasinya.
Persoalannya bagaimana membantu guru menilai kreativitas siswa
dalam mengarang.
7. Keterperincian (Elaborasi, kekayaan)
a. Seperti lukisan dalam cara ekspresi: Jika karangannya hidup
dan menarik
b. Emosi : Jika karangan kaya dalam ungkapan perasaan

9
c. Empati : Jika secara eksplisit mengungkapkan pendapatnya
atau pengalaman pribadi
d. Unsur pribadi : Jika subjek melibatkan diri dalam kejadian,
mengungkapkan pendapatnya atau pengalaman pribadi
e. Percakapan : menggunakkan kalimat naratif langsung dengan
menggunakkan tanda kutip. Namun pada anak kecil
penggunaan tanda kutip tidak perlu yang penting adalah
adanya kata – kata langsung dari pembicara.

C. Model Penilaian Kreativitas dalam Mengarang

Penilaian :

1. Kelancaran
a. Sangat lancar (skor 5)
b. Cukup lancar (skor 4)
c. Lancar (skor 3)
d. Kurang lancar (skor 2)
e. Tidak Lancar (skor 1)
2. Kelenturan, meliputi kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan
dalam isi atau gagasan
a. Kelenturan dalam struktur kalimat
 Keragaman dalam bentuk kalimat: sederhana,gabungan
dan    kompleks
 Keragaman dalam penggunaan kalimat deklaratif, interogatif,
eksplanatoris
 Keragaman dalam panjang kalimat: kalimat singkat (kurang
dari 5 kata), kalimat panjang (lebih dari 10 kata
b. Kelenturan dalam konten atau gagasan
  Imajinasi : menunjukkan imajinasi kaya atau kurang
    Fantasi : memiliki daya khayal yang tinggi atau tidak
3.  Keaslian (orisinalitas)

10
a.  Orisinalitas dalam tema, baru/tidak lazim digunakkan atau tidak
b. Orisinalitas dalam pemecahan atau akhir cerita, akhir cerita tidak
diduga/menimbulkan kejutan.
c. Humor: karangan membuat orang tertawa atau tidak
d. Menggunakkan kata atau nama baru yang diciptakan sendiri
e. Orisinalitas dalam gaya penulisan. 
4.  Keterperincian (Elaborasi,kekayaan)
a. Seperti lukisan dalam cara ekspresi
b. Emosi
c. Empati
d. Unsur pribadi
e. Percakapan

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemajuan dalam profesi diperoleh melalui proses kreatif. Oleh
karena itu model dari Besemer dan Triffinger, dan model penilaian
kreativitas dalam mengarang ini dapat diterapkan pada semua segi dari
kehidupan, mulai dari pemecahan konflik sampai dengan pengembangan
teori ilmiah. Seseorang akan melihat kemampuan mereka untuk
menggunakan kreativitas dalam hidup dan diberi kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan mereka dalam lingkungan yang mendorong
dan memungkinkan penggunaannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2014. [Online]. Diakses pada 6 April 2020 di


http://vhasande.blogspot.com/2014/03/kreativitas-dalam-proses-
belajar.html
Munandar, Utami.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Rahyudi, Heri. 2012. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik.
Majalengka: Referens
Siregar, Eveline. &Nara, Hatini. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Galia Indonesia.
Shopiyah, Diah. 2015. [Online]. Diakses pada 6 April 2020 di
https://diah13.wordpress.com/2015/04/21/teori-teori-mengenai-
kreativitas/
Tim Reality. 2008. Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality
Publisher

Anda mungkin juga menyukai