Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGEMBANGAN BAKAT DAN KREATIVITAS

“Asumsi-asumsi Kreativitas”

Dosen Pengampu :

Dr. Hj Mega Iswari, MPd

Disusun Oleh : Kelompok 2

Nadia (18003146)

Nensy Zutria Rahmah (18003025)

Nurul Lathifa Wulandari (18003047)

Yeni Retna Sari (18003082)

JURUSAN PENDIDIDKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan yang diharapkan.Sholawat dan salam ditujukan juga kepada Rasulullah
SAW, karena dengan upaya beliau penulis dapat menikmati alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Makalah yang berjudul “Asumsi-asumsi Kreativitas” ini bertujuan untuk


memenuhi tugas mata kuliah “Pengembangan Bakat dan Kreativitas”. Semoga
dengan makalah ini kami dapat membantu pembaca untuk menambah
wawasannya. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Padang, 1 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................... ...........................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2

A. Asumsi-asumsi Dasar Kreativitas .................................................................. 2


B. Anggapan yang Keliru tentang Kreativitas .................................................... 3

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 6

A. Kesimpulan .................................................................................................... 6
B. Saran .............................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kreativitas merupakan sebuah topik yang memiliki cakupan yang
luas. Ia merupakan suatu kondisi, sikap atau keadaan yang sangat khusus
sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan secara tuntas. Kreativitas
dapat didefinisikan dalam beranekaragam pernyataan tergantung siapa dan
bagaimana menyorotinya. Istilah kreativitas merupakan hal penting baik
untuk konteks individu maupun sosial. Dalam konteks individu, kreativitas
relevan dengan kebutuhan seseorang dalam menyelesaikan masalah
pekerjaan atau masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pada konteks sosial,
kreativitas dapat diwujudkan dengan penemuan yang bersifat ilmiah,
gerakan baru dalam seni, dan program sosial yang baru. (Wahyuni, 2013)
Kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan
sesuatu yang baru, karena kemampuan untuk memberikan ide yang baru
bisa diterapkan pada pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk
mengetahui hubungan antara unsur yang sudah ada. Ada banyak ahli yang
mengemukakan tentang konsep kreativitas tersebut dan juga ada beberapa
asumsi-asumsi dasar kreativitas. Namun tidak hanya ko nsep dan asumsi
dasar, ada juga beberapa anggapan yang keliru tentang kreativitas tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja asumsi-asumsi dasar kreativitas?
2. Apa saja anggapan yang keliru tentang kreativitas?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja asumsi-asumsi dasar kreativitas.
2. Untuk mengetahui apa saja anggapan yang keliru tentang kreativitas.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asumsi-asumsi Dasar Kreativitas


Berdasarkan teori-teori tentang kreativitas dari berbagai studi,
maka dapat diangkat beberapa asumsi kreatif, yaitu sebagai berikut:
(Wahyuni, 2013)
1. Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang
berbeda-beda. Tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki
kreativitas, dan yang diperlukan adalah bagaimana mengembangkan
kreativitas tersebut.
2. Kreativitas dinyatakan dengan produk kreatif, baik berupa benda
maupun gagasan. Produk kreatif merupakan kriteria puncak untuk
menilai tinggi rendahnya kreativitas seseorang.
3. Aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara
factor-faktor psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal). Pada
setiap orang, peranan masing-masing faktor tersebut berbeda-beda.
Asumsi ini disebut juga sesuai asumsi interaksional atau sosial
psikologis yang memandang kedua faktor tersebut secara
komplementer.
4. Dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang
dapat menunjang atau justru menghambat perkembangan kreativitas.
Faktor-faktor tersebut dapat diidentifikasi persamaan dan
perbedaannya pada kelompok individu yang satu dengan yang lain.
5. Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan
didahului oleh yang lain, dan merupakan pengembangan hasil-hasil
kreativitas orang-orang yang berkarya sebelumnya.
6. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan
kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal yang telah ada sehingga
melahirkan sesuatu yang baru. Karya kreatif tidak lahir hanya karena
kebetulan, melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang
menuntut kecakapan, keterampilan, dan motivasi yang kuat.

2
Asumsi tentang kreativitas menurut Clark yang menggunakan
pendekatan holistic untuk menjelaskan konsep kreativitas dengan
berdasarkan fungsi adalah sebagai berikut:

1. Thinking, kreativitas merupakan berpikir rasional dan dapat di ukur


serta dikembagkan melalui latihan – latihan yang dilakukan secara
sengaja.
2. Feeling, kreativitas menunjuk pada suatu tingkat kesadaran yang
melibatkan segi emosional. Misalnya dalam bergaul ataupun
berinteraksi
3. Sensing, kreativitas menunjuk pada suatu keadaan dengan bakat yang
ada diciptakan suatu produk baru yang dapat dilihat atau didengar oleh
orang lain.
4. Intuiting, kreativitas menuntut adanya suatu tingkat kesadaran yang
tinggi yang dihasilkan dengan cara membayangkan, berfantasi dan
melakukan terobosan ke daerah prasadar dan tak sadar.

Asumsi tentang kreativitas menurut Torrance adalah Untuk dapat


melihat kemampuan kreatif seseorang, yaitu berlangsung melalui proses
belajar yang dilalui oleh individu dalam kurun waktu yang lama, dan
proses belajar tersebut melalui usaha individu untuk memahami
kesenjangan-kesenjangan maupun hambatan yang dialami dalam
hidupnya. Agar individu dapat memahami kesenjangan ataupun hambatan
yang di alami dalam hidupnnya, maka diperlukan adanya rasa ingin tahu
yang tinggi, ketekunan dan tidak mudah bosan, percaya diri, kemandirian,
keberanian mengambil resiko dan kemampuan berpikir divergen.

B. Anggapan yang Keliru Tentang Kreativitas


Studi yang dilakukan oleh Teresa Amabile, menelaah bahwa ada
enam pandangan yang keliru tentang kreativitas : (Bill, 2004)
1. Creativity lomes from creative types
Artinya kreativitas dating dari golongan orang-orang tertentu saja,
padahal kreativitas tergantung kepada pengalaman, pengetahuan, dan
keterampilan.

3
2. Money is a creativity motivator
Asumsi bahwa uang adalah pendorong kreativitas padahal dalam
penelitian eksperimental kreativitas menunjukkan bahwa uang
bukanlah segalanya. Karena bekerja tidak berfikir hanya tentang upah
yang harus diterima perharinya.
3. Time pressure fuels creativity
Asumsi bahwa orang akan kreatif, ketika bekerja dibawah tekanan
dan deadline. Padahal orang creative perlu waktu untuk mendalami
suastu masalah dan membiarkan untuk menggelembungkan
pikirannya.
4. Fear forces breakhroughs
Asumsi bahwa ketakutan, kecemasan, dan kesedihan akan menjadi
kekuatan untuk bisa kreatif padahal kreativitas muncul pada saat
senang.
5. Competition beats collaboration
Asumsi di dunia industry high-tech bahwa kompetensi internal
membantu tercapainya inovasi, namun kreativitas muncul karena
adanya suatu kolaborasi.
6. A streamlined organization is a creative organization
Asumsi orang organisasi yang ramping, adalah organisasi yang
kreatif, memang benar bahwa ukuran organisasi yang besar sering
mengalami kesulitan mengontrol karyawan. Namun, jika tabah akan
mendatangkan kekuatan, kreativitas, dan kolaborasi.

Kreativitas merupakan istilah yang tidak asing lagi dan sering


digunakan baik dalam dunia pendidikan maupun yang lainnya. Meskipun
demikian masih terdapat kerancuan dalam pemaknaannya. (Mulyasa,
2011). Secara umum terdapat dua pandangan berbeda mengenai
kreativitas. Pandangan pertama menyatakan bahwa kreativitas hanya
dimiliki oleh individu dengan karakteristik tertentu. Kreativitas hanya
dimiliki oleh individu jenius berkemampuan luar biasa pada bidang-bidang

4
tertentu, seperti sains, sastra, atau seni. Kreativitas juga dipandang bersifat
magis dan misterius yang melibatkan aktivitas bawah sadar.
Tetapi, pada pandangan kedua menurut E. mulyasa mengutip
pendapat Gordon menyatakan bahwa proses kreatif bukanlah sesuatu
yang misterius. Hal tersebut dapat dideskripsikan dan mungkin membantu
orang secara langsung untuk meningkatkan kreativitasnya. Gordon yakin
apabila seseorang memahami landasan proses kreativitas, individu dapat
belajar untuk menggunakan pemahamannya untuk meningkatkan
kreativitas dalam kehidupan dan pekerjaan, baik secara pribadi maupun
sebagai anggota kelompok. Gordon juga memandang bahwa kreativitas
didorong oleh kesadaran yang memberi petunjuk untuk mendeskripsikan
dan menciptakan prosedur latihan yang dapat diterapkan di sekolah atau
lingkungan lain. Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai
interaksi dan pengalaman belajar.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terdapat beberapa asumsi dasar dari kreativitas, diantaranya:
Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-
beda; kreativitas dinyatakan dengan produk kreatif, baik berupa benda
maupun gagasan; aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses
interaksi antara factor-faktor psikologis (internal) dengan lingkungan
(eksternal); dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor
yang dapat menunjang atau justru menghambat perkembangan kreativitas;
kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan
didahului oleh yang lain, dan merupakan pengembangan hasil-hasil
kreativitas orang-orang yang berkarya sebelumnya; kreativitas merupakan
kemampuan seseorang dalam menciptakan kombinasi-kombinasi baru dari
hal-hal yang telah ada sehingga melahirkan sesuatu yang baru; selain itu
ada juga beberapa asumsiyang keliru tentang kreativitas tersebut,
diantaranya: Creativity lomes from creative types; Money is a creativity
motivator; Time pressure fuels creativity; Fear forces breakhroughs;
Competition beats collaboration; A streamlined organization is a creative
organization.

B. Saran
Dengan mengetahui asumsi dasar dan asumsi yang keliru tentang
kreativitas ini, maka sebaiknya kita bisa memhami konsep dasar
kreativitas lebih dalam dan lebih baik lagi, sehingga tidak memunculkan
asumsi-asumsi lain yang keliru.

6
DAFTAR PUSTAKA

Bill, B. (2004). The 6 Myths of Creativity (Adaptasi dan Disajikan dalam Bahasa
Indonesia).

Mulyasa, E. (2011). Menjadi guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran


Kreatif dan Menyenangkan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wahyuni, A. (2013). Pengembangan Kreativitas Guru Sebagai Modal Penerapan


Kurikulum 2013.

Anda mungkin juga menyukai