Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP KREATIVITAS
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi

Dosen Pengampu : Ibu Sri Wulan Lindsari ,M.Kep. Ners

Disusun Oleh :

1. Diana Kulsum
2. Fazri Ahmad Fairuz
3. Jejen Jaenudin
4. Neneng Vinna Angelina
5. Rissa Amalia
6. Risma Aulia Rahman
7. Sindi Apriliani
8. Yeni Apriliany

D3 Keperawatan

UPI Kampus Sumedang

Jl. Margamukti NO. 93 Licin Cimalaka Sumedang

Telp. 0261 203084/ 205172


2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada

penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul bleep test tepat waktu.

Makalah Konsep Kreativitas ini disusun guna memenuhi tugas Bu Sri Wulan

Lindasari ,M.Kep,Ners pada bidang studi Psikologi di Universitas Pendidikan Indonesia.

Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca

tentang pengertian Konsep Keativitas

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Sri Wulan Lindsari ,M.Kep.,

Ners selaku dosen Pengampu. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah

pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan

terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu peulis mohon

kritik dan sarannya untuk membangun penulis demi kesempurnaan makalah ini.

Sumedang, 3 November 2020

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Tujuan...........................................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Kreativitas.................................................................................2

2.2 Tahap – Tahap Kreativitas.........................................................................3

2.3 Teori Kreativitas..........................................................................................4

2.4 Ciri – Ciri Kreativitas..................................................................................5

2.5 Faktor – Faktor Kreativitas........................................................................10

2.6 Kendala Dalam Pengembangan Kreativitas..............................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................13

3.2 Saran..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kreativitas merupakan suatu kebutuhan di kehidupan dan pendidikan pada saat ini.
Kreativitas juga bisa menghasilkan berbagai perkembangan baru dengan inovasi baru di
kehidupan. Seseorang yang kreatif akan selalu diperlukan oleh lingkungannya karena dia
mampu untuk memenuhi kebutuhan lingkungan yang terus berubah mengikuti jaman.

Potensi kreativitas begitu penting dan menjadi dasar yang harus dimiliki setiap anak.
Setiap anak-anak memiliki ciri-ciri, menurut para ahli anak-anak memiliki ciri individu
kreatif seperti rasa ingin tahu yang besar, imajinasi yang tinggi, berani mengambil resiko,
senang bertanya, senang akan hal-hal baru, dan sebagainya. Meskipun demikian faktor orang
tua, guru di sekolah, dan lingkungan merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi
perkembangan kreativitas tersebut.

Konsep kreativitas anak usia dini dengan orang dewasa sangat berbeda, kreativitas
pada orang dewasa berarti keberadaan keahlian, keterampilan, dan motivasi diri. Orang
dewasa yang kreatif adalah seseorang yang memiliki keterampilan teknik rima, kemampuan,
memiliki bakat, gaya dan karya yang mempesona, konsentrasi serta ketekunan yang luar
biasa, dan keterbukaan ide yang mengagumkan.

Kreativitas pada anak memiliki ciri-ciri tersendiri dengan keunikan gagasan dan
tumbuhnya imajinasi serta fantasi. Mereka juga tidak dibatasi oleh apapun yang artinya
mereka memiliki kebebasan juga keleluasaan beraktifivitas.

Kreativitas adalah hasil dan proses interaksi antara individu dan lingkungannya.
Seseorang dapat mempengaruhi dan juga dipengaruhi oleh lingkungan ia berada. Kreativitas
juga dapat mengoptimalkan otak sebagai sumber utama.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui pengertian kreativitas, tahap-tahap kreativitas, teori kreativitas,


ciri-ciri kreativitas, dan faktor-faktor kreativitas.

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Kreativitas

Dalam KBBI, kreativitas didefinisikan sebagai kemahiran untuk menciptakan sesuatu.

Selain itu, konsep kreativitas juga merujuk pada semua hal yang menyangkut proses

berkreasi ataupun kekreatifan.

Definisi kreativitas menurut para ahli diantaranya adalah

1. Asep Hamdani

Makna dari kreativitas mengarah pada proses yang dilakukan secara bertahap dan

berkelanjutan untuk menghasilkan suatu perubahan yang baru dan lebih baik. Lebih

jelasnya lagi, proses tersebut membutuhkan kemauan yang kuat dan ide yang

fleksibel.

2. Utami Munandar

Kreativitas menurut Utami Munandar adalah salah satu bentuk dari aktualisasi diri

yang menjadi kebutuhan setiap individu. Kreativitas butuh dikembangkan sehingga

dapat memberikan kepuasan pada diri sendiri sekaligus bermanfaat untuk

memecahkan persoalan tertentu.

3. Abraham Maslow & Carl Rogers

Pengertian kreativitas menurut Abraham & Carl Rogers memuat inti yang sama.

Mereka berpendapat bahwa kreativitas berkaitan sangat dekat dengan aktualisasi diri

setiap manusia. Dengan begitu, potensi yang dimiliki oleh setiap manusia dapat

dimunculkan.

4. James Gallagher

Terdapat dua hal penting yang membentuk konsep kreativitas menurut James

Gallagher. Pertama, kreativitas adalah sebuah proses mental yang mendorong


seseorang untuk menghasilkan gagasan ataupun karya baru. Kedua, kreativitas

merujuk pada kombinasi antara gagasan dan karya tersebut sehingga terpatri di dalam

dirinya.

5. Supriadi

Kreativitas dimaknai oleh Supriadi sebagai suatu kemampuan untuk

memunculkan segala sesuatu yang sifatnya baru dan memiliki ciri khas tersendiri.

Bentuk dari sesuatu tersebut dapat berupa ide ataupun produk yang nyata.

6. Clark Monstakis

Sedangkan menurut Clark Monstakis, kreativitas dianggap sebagai sebuah

pengalaman seseorang saat mengaktualisasikan diri dalam bentuk hubungan antara

diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar.

2.2 Tahap-Tahap Kreativitas

Wallas (1926) dan Haefele (1962) mengemukakan ada empat tahapan dalam proses

kreativitas yang harus dijalani yaitu:

a. Tahap Persiapan

Otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi sebagai dasar atau riset

untuk karya kreatif yang sedang terjadi. Caranya dengan wawancara, mencatat data,

membaca yang diperlukan atau kegiatan lain yang berfungsi mengumpulkan fakta,

ide, opini. Setelah informasi dikumpulkan dilakukan pengaturan atau pengolahan

terhadap konsep-konsep (dua buah sekurang-kurangnya) yang merupakan bahan-

bahan pemikiran untuk menimbulan konsep baru.

b. Tahap Inkubasi

Tahap istirahat (pengendapan) merupakan masa penyimpanan informasi dan

merenungkannya. Alam bawah sadar mengolah dan mengambil alih informasi,

menyemainya dengan mengaitkan berbagai ide, termasuk menjajarkan,

3
memadukan/menggabungkan, menyortir atau memilah, membayangkan dan mengitari

/mempersempit atau mencari intisari ide.

Dalam proses inkubasi kreatif dikenal tiga metode ampuh untuk meningkatkan

hasil upaya kreatif, yaitu kemujuran (serendipity) adalah menemukan hal-hal yang

tidak dicari secara kebetulan dan cerdik. Keserentakan (synchronicity), berarti sedang

dalam mencari ide dan secara tidak sengaja mengalami suatu kejadian atau rangkaina

kejadianyang tepat untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Kekacaubalauan (chaos), yaitu suatu tipuan semesta atau keserentakan yang tidak

terjelaskan, ide muncul pada saat-saat ganjil.

c. Tahap Pencerahan

Tahap pencerahan ialah saat inspirasi sebuah gagasan baru muncul dalam piiran

seakan-akan dari ketiadaan muncul jawaban baru yang jitu. Sangat dipentingkan sikap

santai untuk mendorong tahap inkubasi dan pencerahan.

d. Tahap Pelaksanaan/Pembuktian

Tahap menghimpun dana, merencanakan suatu kegiatan hingga menguji gagasan

tersebut. Ada yang berhasil cepat, ada yang sangat lambat bahkan memakan waktu

bertahun-tahun bahkan ada yang tidak berhasil. Pada tahap ini, terjadi penyempurnaan

ataupun pengujian terhadap ide yang baru sehingga dapat dilaksanakan.

2.3 Teori Kreativitas

a. Teori Psikoanalisis

Menganggap bahwa proses ketidaksadaran melandasi kreativitas. Kreativitas

merupakan manifestasi dari  kondisi psikopatologis.

b. Teori Assosiasionistik

4
Memandang kreativitas sebagai hasil dari proses asosiasi dan kombinasi antara

elemen-elemen yang telah ada, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.

c. Teori Gestalt

Memandang kreativitas sebagai manifestasi dari proses tilikan individu terhadap

lingkungannya secara holistik.

d. Teori Eksistensial

Mengemukakan bahwa kreativitas merupakan proses untuk melahirkan sesuatu

yang baru melalui perjumpaan antara manusia dengan manusia, dan antara manusia

dengan alam. Menurut May (1980), dengan teori eksistensial ini, setiap perilaku

kreatif selalu didahului oleh ‘perjumpaan’ yang intens dan penuh kesadaran antara

manusia dengan dunia sekitarnya.

e. Teori Interpersonal

Menafsirkan kreativitas dalam konteks lingkungan sosial. Dengan menempatkan

pencipta (kreator) sebagai inovator dan orang di sekeliling sebagai pihak yang

mengakui hasil kreativitas. Teori ini menekankan pentingnya nilai dan makna dari

suatu karya kreatif. Karena nilai mengimplikasikan adanya pengakuan sosial.

f. Teori Trait

Memberikan tempat khusus kepada usaha untuk mengidentifikasi ciri-ciri atau

karakteristik-karakteristik utama kreativitas.

2.4 Ciri-Ciri Kreativitas

Berikut ini ciri-ciri kognitf (aptitude) dan ciri-ciri afektif (non-aptitude) menurut

Guilford (dalam Munandar, 1992) akan diuraikan lebih lanjut :

a. Ciri-ciri Kognitif

Kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif (divergen) dan

memiliki lima ciri kognitif, yaitu kemampuan berpikir secara lancar (fluency),

5
berpikir luwes (flexibelity), orisinilitas (originality), kemampuan

menilai (evaluation) dan kemampuan memperinci/mendalam (elaboration).

1) Kemampuan berpikir lancar (fluency)

Merupakan kemampuan untuk melahirkan banyaknya ide dan gagasan,

mengemukakan banyaknya cara untuk melakukan berbagai hal serta mencari

banyak kemungkinan alternatif jawaban dan penyelesaian masalah.

2) Kemampuan berpikir luwes atau fleksibel (flexibility)

Merupakan kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan

dalam mengatasi persoalan, orang yang kreatif adalah orang yang kreatif dalam

berpikir, mereka dapat dengan mudah meninggalkan cara berpikir yang lama dan

menggantikan dengan cara berpikir yang baru. Diperlukan kemampuan untuk

tidak terpaku pada pola pemikiran yang lama. Hal ini bisa dilakukan dengan

fleksibilitas yang spontan dan adaptif. Fleksibilitas spontan adalah kemampuan

untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tanpa rasa takut salah.

Sedangkan fleksibilitas adaptif adalah kemampuan untuk menyampaikan

berbagai macam ide tentang apa saja tetapi masih memperhatikan kebenaran ide

tersebut. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memberikan

macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita atau

masalah, menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda-beda, memberi

pertimbangan terhadap situasi, yang berbeda dari yang diberikan orang lain,

dalam membahas atau mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang

berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok., jika diberikan suatu

masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk

menyelesaikannya, mampu mengubah arah berpikir secara spontan.

3) Kemampuan berpikir orisinal (originality)

6
Merupakan kemampuan untuk melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan dan

mebuat kombinasi-kombinasi yang sifatnya baru dan unik, menggunakan cara

yang tidak lazim dalam mengungkapkan diri, dan mampu mencari berbagai

kemungkinan pemecahan masalah dengan cara-cara yang mungkin tidak

terpikirkan oleh orang lain. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam

memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh

orang lain, mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-

cara yang baru, memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain, setelah membaca

atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesain yang

baru, memberikan warna-warna yang tegas dan berbeda dengan keadaan aslinya

dalam menggambar atau sering mempertanyakan mengapa sesuatu hal harus

dilakukan dengan suatu cara dan bukan dengan cara lain.

4) Kemampuan menilai (evaluation)

Merupakan kemampuan untuk membuat penilaian sendiri dan menentukan

apakah suatu pertanyaan benar, atau sutau tindakan itu bijaksana serta tidak hanya

mencetuskan gagasan saja tetapi juga melaksanakannya. Ciri-ciri ini dapat dilihat

pada sikap anak didik dalam memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya

sendiri, menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal, menganalisa masalah

atau penyesalan secara kritis dengan selalu menanyakan ”Mengapa?”,

mempunyai alasan rasional yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai

suatu keputusan, merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang

tercetus, pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi menjadi

peneliti atau penilai yang kritis, menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya.

5) Kemampuan memperinci (elaboration)

7
Merupakan kemampuan untuk memperkaya atau mengembangkan suatu ide,

gagasan atau produk dan kemampuan untuk memperinci suatu obyek, gagasan,

dan situasi sehingga tidak hanya menjadi lebih baik tetapi menjadi lebih menarik.

Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam mencari arti yang lebih

mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan

langkah-langkah yang terperinci, mengembangkan atau memperkaya gagasan

orang lain, mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan

ditempuh, mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan

penampilan yang kosong atau sederhana, menambahkan garis-garis, warna-warna

dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang

lain.

b. Ciri-ciri afektif

Ciri-ciri afektif dari kreativitas merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan

sikap mental atau perasaan individu. Ciri-ciri afketif ini saling berhubungan dan

saling mempengaruhi dengan ciri-ciri kognitif. Kreativitas yang berkaitan dengan

sikap dan perasaan seseorang. Ada beberapa ciri-ciri afektif, yaitu:

1) Rasa ingin tahu.

Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, misalnya: selalu bertanya,

memperhatikan banyak hal, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau

meneliti. Ada beberapa perilaku peserta didik yang mencerminkan rasa ingin

tahu, misalnya sering mempertanyakan segala sesuatu, senang menjajaki buku-

buku, peta-peta, gambar-gambar, dan sebagainya untuk mencari gagasangagasan

baru, menggunakan semua pancainderanya untuk mengenal, tidak takut menjajaki

bidang-bidang baru, ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau

kejadiankejadian.

8
2) Bersifat imajinatif/fantasi

Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum

pernah terjadi dan menggunakan daya khayal namun dapat membedakan mana

khayalan dan mana yang kenyataan. Perilaku yang terlihat pada siswa biasanya

berupa memikirkan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi,

memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan

orang lain, meramalkan apa yang akan dikatakan atau dilakukan orang lain,

mempunyai firasat tentang sesuatu yang belum terjadi, melihat hal-hal dalam

suatu gambar yang tidak dilihat orang lain, membuat cerita tentang tempat-tempat

yang belum pernah dikunjungi atau tentang kejadian-kejadian yang belum pernah

dialami.

3) Merasa tertantang oleh kemajemukan

Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa

tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas

yang sulit. Perilaku anak didik yang mencerminkan sikap tertantang oleh

kemajemukan, adalah menggunakan gagasan atau masalah-masalah yang rumit,

melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk, tertantang oleh situasi yang

tidak dapat diramalkan keadaannya, mencari penyelesaian tanpa bantuan orang

lain, tidak cenderung mencari jalan tergampang, berusaha terus-menerus agar

berhasil, mencari jawaban-jawaban yang lebih sulit atau rumit daripada menerima

yang mudah, dan senang menjajaki jalan yang lebih rumit.

4) Sifat berani mengambil risiko (tidak takut membuat kesalahan)

 Berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal
atau mendapat kritik dari orang lain. Perilaku anak didik yang memiliki sifat
berani dalam mengambil risiko adalah berani mempertahankan gagasan-gagasan
atau pendapatnya walaupun mendapatkan tantangan atau kritik, bersedia

9
mengakui kesalahan-kesalahannya, berani menerima tugas yang sulit meskipun
ada kemungkinan gagal, berani mengajukan pertanyaan atau mengemukakan
masalah yang tidak dikemukakan orang lain, tidak mudah dipengaruhi orang lain,
melakukan hal-hal yang diyakini, meskipun tidak disetujui sebagian orang, berani
mencoba hal-hal baru, berani mengakui kegagalan dan berusaha lagi.

5) Sifat menghargai

 Kemampuan untuk dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam


hidup, menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.
Perilaku anak didik yang memiliki sifat menghargai adalah menghargai hak-hak
sendiri dan orang lain, menghargai diri sendiri dan prestasi sendiri, menghargai
makna orang lain, menghargai keluarga, sekolah lembaga pendidikan lainnya
serta teman-teman, menghargai kebebasan tetapi tahu bahwa kebebasan menuntut
tanggung jawab, tahu apa yang betul-betul penting dalam hidup, menghargai
kesempatan-kesempatan yang diberikan, senang dengan penghargaan terhadap
dirinya.

2.5 Faktor-Faktor Kreativitas

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

a. Faktor Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong anak untuk


mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.

b. Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana, kondisi sekolah


sangat menentukan kreatifitas berkembang.

c. Faktor Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang berbeda, lingkungan


yang tidak kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang kreatifitasnya.

Faktor lain yang mendorong kreatifitas adalah:

a. Jenis Kelamin

10
Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreatifitas. Anak laki-laki cenderung
lebih besar kreatifitasnya daripada anak perempuan, terutama setelah masa kanak-
kanak.

b. Urutan kelahiran

Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda tingkat kreatifitasnya.
anak yang lahir ditengah, belakang, dan anak tunggal cenderung lebih kreatif daripada
anak yang lahir pertama.

c. Intelegensi

Anak yang intelegensinya tinggi pada setiap tahapan perkembangan cenderung


menunjukan tingkah kreatifitas yang tinggi dibandingkan anak yang intelegensinya
rendah. Anak yang pandai lebih banyak mempunyai gagasan baru untuk
menyelesaikan konflik social dan mampu merumuskan penyelesaian konflik tersebut.

d. Tingkat pendidikan orangtua

Anak yang orangtuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih kreatif


dibandingkan pendidikannya rendah.

2.6 Kendala dalam pengembangan kreativitas

Dalam mengembangkan dan mewujudkan potensi kreatifnya, seseorang dapat


mengalami berbagai hambatan, kendala, atau rintangan. Menurut Shallcross (1985)
mengolongkan kendala atau rintangan dalam menggunakan potensi kreatif ke dalam:

a. Kendala historis

Ditinjau secara historis ada kurun waktu tertentu yang merupakan puncak
kejayaan kreativitas dan sebaliknya pula ada kurun waktu tertentu yang tidak
menunjang bahkan menghambat pengembangan kreativitas perorang maupun
kelompok.

b. Kendala biologis

Beberapa pakar menekankan bahwa kemampuan kreatif merupakan ciri herediter,


sementara pakar lainnya percaya bahwa lingkungan menjadi faktor penentu utama.

c. Kendala fisiologis

11
Seseorang yang mengalami kendala faali karena terjadi kerusakan otak yang
disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan maupun mereka yang memiliki
keterbatasan fisik dapat menghambat untuk mengungkapkan kreativitasnya.

d. Kendala sosiologis

Lingkungan sosial merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan kita


dalam pengembangan kreatif. Bila tidak diarahkan dan didukung maka hasilnya tidak
akan baik.

e. Kendala psikologis

Hal ini dikarenakan hampir semua orang telah membentuk persepsi diri bahwa
diri mereka tidaklah kreatif. Keyakinan sepert ini yang membuat mereka susah dan
tidak berkembang dari segi kreativitas.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konsep dari kretivitas penulis mengambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah

kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, proses konstuksi ide yang dapat dierapkan

dalam menyelesaikan masalah, serta suatu kegiatan yang bermanfaat.

3.2 Saran

Demikian makalah ini dibuat, semoga bermanfaat bagi para pembaca. Kritik dan saran

kami harapkan agar dimasa yang akan datang dapat membuat yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.uny.ac.id/9844/2/BAB%202%20-%2008108244084.pdf

https://eprints.uny.ac.id/9450/1/bab%201%20-NIM.07102241028.pdf

https://www.cryptowi.com/pengertian-kreativitas/

http://sule-epol.blogspot.com/2019/07/makalah-kreativitas-kreatif-inovatif.html

http://desprokreatif.blogspot.com/2009/06/tahap-tahap-dalam-mencapai-kreativitas.html

https://eprints.uny.ac.id/9844/2/BAB%202%20-%2008108244084.pdf

https://psikologikreativitasump.wordpress.com/2011/12/16/ciri-ciri-kreativitas/

Anda mungkin juga menyukai