Anda di halaman 1dari 15

Makalah Kewirausahaan

KREATIVITAS

OLEH:

NAMA : MISKA ASMINAH

NIM : H041191018

KELAS : KEWIRAUSAHAAN B

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah tentang Kreatifitas. Makalah ini

diajukan guna memenuhi tugas matakuliah Kewirausahaan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah

ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini. Penyusun

berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi saya sendiri.

Makassar, 22 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..............................................................................................

1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................

1.3. Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................

2.1. Kreativitas.....................................................................................................

2.2. Brainstorming (mengolah ide)......................................................................

2.3. Storytelling (bercerita)..................................................................................7

BAB III KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kewirausahaan adalah suatu usaha untuk meningkatkan sumber daya

guna menciptakan kreativitas dan inovasi dalam keberhasilan meraih suatu

peluang. Dalam hal ini tersirat jelas bahwa kreativitas itu sangatlah penting untuk

mengembangkan gagasan dan solusi dalam memecahkan masalah dan

menciptakan peluang. Pada umumnya seorang wirausaha memiliki kreativitas

yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang tidak berwirausaha, karena

mereka sudah memiliki gagasan yang lebih dalam menciptakan peluang-peluang

baru (Harianti dan Margaretha 2014).

Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang

sangat penting pada saat ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan

perkembangan baru dalam suatu kehiduapan. Individu dan organisasi yang kreatif

akan selalu dibutuhkan oleh lingkungannya karena mereka dapat mampu

memenuhi kebutuhan lingkungan yang terus berubah dan mampu untuk bertahan

dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat.

Kehidupan sekarang ini tidak akan pernah lepas dari kata berpikir. Salah

satu hal yang selalu dipikirkan terkhusus orang dewasa ialah kesuksesan. Menuju

kesuksesan bukanlah hal yang mudah, terlebih dahulu bangunlah kreativitas sejak

dini. Kreativitas anak yang tinggi mendorong anak belajar dan berkarya lebih

banyak. Anak terbiasa berkonsentrasi pada suatu topik, berani mengembangkan

kreasinya, merangsang anak untuk berpikir secara imajinatif serta bertambah

perbendaharaan kata barunya. Oleh karena itu, makalah ini disusun agar dapat

lebih memahami dan meningkatkan daya kreativitas dari setiap orang sejak dini

1
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:

1. Jelaskan mengenai Kreativitas?

2. Jelaskan mengenai Brainstorming (mengolah ide)?

3. Jelaskan mengenai Storytelling (bercerita)?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini, antara lain:

1. Untuk Mengetahui Kreativitas

2. Untuk mengetahui Brainstorming (mengolah ide)

3. Untuk mengetahu Storytelling (bercerita)

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kreativitas

Kreativitas dapat diartikan: 1) kemampuan menanggapi, menanggapi dan

memberikan jalan keluar segala pemecahan yang ada; 2) kemampuan melibatkan

diri pada proses penemuan untuk kemaslahan; 3)kemampuan intelegensi, gaya

kognitif, dan kepribadian/motivasi; 4) kemampuan untuk menghasilkan atau

mencipta sesuatu yang baru. Oleh karenanya kreativitas ini didasari dengan:

kelenturan (fleksibility), kelancaran (fluencely), kecakapan (smartly), dan

kepandaian (inetellegency). Inti dari kreativitas adalah mampu menemukan

kebaruan dan mampu mengatasi masalah dengan gemilang. Dalam kreativitas

inilah pribadi seseorang selalu berpikiran positif untuk menemukan hal yang baru

dengan menciptakan prases (sistem) dan produk. Kesemuanya ini nantinya akan

menemukan konsep atau cita kreatif pada seseorang (Sunarto, 2018).

Pengembangan kreativitas merupakan kenaikan atau peningkatan potensi

kreativitas individu atau kelompok untuk menghasilkan ide-ide atau gagasan-

gagasan baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang. Pada

dasarnya setiap orang memiliki potensi kreatif dan kemampuan mengungkapkan

dirinya secara kreatif dalam berbagai bidang dengan cara yang berbeda-beda.

Namun yang penting dalam pendidikan adalah bahwa bakat kreatif dapat dan

perlu ditingkatkan dan dikembangkan sejak dini (Harianti dan Margaretha 2014).

Kreativitas dalam pendidikan seni ditandai oleh kemampuan menguasai

material, konsep serta teknik berkarya sehingga menemukan karya yang lain dari

3
pada yang lain. Kreatif sendiri merupakan dasar seseorang untuk mengolah diri

selalu pada posisi dinamis. Oleh karenanya sentuhan-sentuhan untuk

menumbuhkan ide dan gagasan baru selalu dijadikan langkah awal dengan jalan

memotivasi dan menstimulasi. Memotivasi artinya menempatkan peran seseorang

untuk memberikan sesuatu agar menemukan yang ‘baru’ maka harus menolak

‘jawaban tunggal’. Menstimulasi artinya, mendorong ide-ide yang sudah ada

untuk selalu disentuh dan diungkapkan dengan berbagai bentuk, cara serta ide

baru (Sunarto, 2018).

Permasalahan yang muncul adalah waktu yang harus disediakan dalam

pembelajaran seperti ini harus longgar, sehingga menemukan sesuatu yang benar-

benar bermanfaat. Dalam hal ini terdapat tiga teori pengembangan kreasi yaitu: 1)

teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud dan Carl Jung; 2) teori Humanistik dari

Abraham Maslow dan Carl Rogers; dan 3) Teori Cziksentmihalyi yang banyak

menekankan pada potensi alami (talent). Psikoanalisis menjelaskan bahwa

kreativitas adalah cara yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam

mengatasi suatu masalah. Perilaku ini harus dibangun sejak dini agar sistem akan

ditemukan sendiri (Sunarto, 2018).

2.2 Brainstorming (mengolah ide)

Kreativitas perlu ditumbuhkan sejak dini agar mampu berpikir kreatif

untuk mendapatkan gagasan dan solusi baru dalam Kewirausahaan. Salah satu

metode pengembangan kreativitas yang digunakan dalam pembelajaran

Kewirausahaan adalah metode brainstorming, yaitu metode kelompok untuk

menciptakan berbagai ide dan solusi baru . Metode pembelajaran brainstorming

dapat digunakan untuk mengatasi suatu masalah yang spesifik, menjawab

4
pertanyaan, mengenalkan subjek baru, meningkatkan minat, dan mendata

pengetahuan maupun sikap (Harianti dan Margaretha 2014).

Metode tukar pikiran (brainstorming) merupakan metode yang paling

terkenal dan efektif untuk memunculkan berbagai ide tentang suatu masalah

dalam waktu yang terbatas melalui peran serta para partisipan secara spontan.

Metode brainstorming merupakan metode kelompok untuk mendapatkan berbagai

ide dan solusi baru. Pada metode ini, peserta dalam kelompok dapat distimulasi

agar memperlihatkan kreativitas yang lebih baik melalui pertemuan dengan orang

lain, dan partisipasi dalam pengalaman-pengalaman kelompok. Ketika

menggunakan suatu metode brainstorming ada empat hal yang harus diperhatikan

yaitu (Harianti dan Margaretha 2014):

1) Tidak boleh ada kritik maupun komentar negatif dari siapapun dalam

kelompok. 2) Keadaan/situasi yang bebas tidak terkungkung.

3) kuantitas ide sangat diinginkan,makin banyak ide akan semakin baik

4) Ide-ide dari orang lain dapat digunakan untuk memperbaiki dan menghasilkan

ide baru.

Dalam Hisrich et al. (2008) sesi tukar pikiran (brainstorming) yang baik

dapat dilakukan dengan cara 1) mempersiapkan satu pernyataan masalah yang

tidak terlalu luas atau terlalu sempit dan tidak membatasi berbagai respon, 2)

dipilih 6 sampai 12 individu untuk berpartisipasi, 3) hindari respon-respon yang

menghambat dan tidak ada anggota kelompok yang ahli dalam bidang tersebut, 4)

semua ide (logis atau tidak logis) harus dicatat, dan 5) para partisipan tidak boleh

mengkritik atau mengevaluasi selama sesi brainstorming tersebut (Harianti dan

Margaretha 2014).

5
Menurut Zimmerer et al. (2008) agar sesi brainstorming sukses, ada

panduan yang harus diikuti yaitu 1) ukuran kelompok tetap kecil (terdiri dari 5

hingga delapan orang) dan atur pola duduk yang mendukung komunikasi dan

interaksi, misalnya pengaturan berbentuk lingkaran atau U) anggota dalam

kelompok terdiri dari berbagai latar belakang ilmu dan perpektif dan setiap

anggota kelompok harus dipandang sejajar, 3) memberikan rumusan masalah

dengan jelas kepada kelompok sesuai waktu yang ditetapkan, yaitu sekitar 40-60

menit, 4) tunjuk seseorang diluar/ bukan anggota kelompok untuk mencatat, 5)

dukung seluruh ide dari tim, bahkan ide gila/liar, tidak masuk akal dan ekstrim

sekalipun, kuantitas ide lebih ditekankan dari pada kualitas ide, 6) dilarang

melakukan evaluasi atau kritikan terhadap setiap ide yang dihasilkan, dan dukung

partisipan untuk menggunakan ide baru (Harianti dan Margaretha 2014).

Pada metode brainstorming, peserta kelompok melakukan diskusi untuk

menghimpun gagasan/ide, pendapat, informasi, pengetahuan, maupun pengalaman

dari semua peserta kelompok. Walaupun sebagian besar ide kelompok tersebut

tidak mempunyai dasar pengembangan lebih lanjut, namun sebuah ide cemerlang

dapat muncul. Dengan demikian, tujuan metode brainstorming untuk membuat

kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama

atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau

peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama. Metode ini

digunakan untuk menggali ide-ide dalam menanggapi suatu masalah (Harianti dan

Margaretha 2014).

Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat terlihat bahwa penggunaan

metode brainstorming dapat meningkatkan kreativitas dan mengembangkan ide-

6
ide baru. Dalam brainstorming seseorang dapat mengkombinasikan ide-ide sendiri

dengan ide orang lain untuk memunculkan ide baru atau pun menggunakan ide

orang lain untuk merangsang muncul ide. Banyak orang yang mengetahui bahwa

teknik tersebut dapat mengembangkan kreativitas, tetapi mereka jarang

mengaplikasikannya. Jika teknik tersebut dilakukan secara advance maka

seseorang akan semakin kreatif (Harianti dan Margaretha 2014).

2.3 Storytelling (bercerita)

Secara bahasa Storytelling adalah interaktif, pendengar mendengarkan

cerita yang disampaikan. Metode bercerita merupakan sebuah metode yang

dilakukan oleh seseorang, dengan cara membaca (Mualifah, 2013: 99). Menurut

Henny (2007) dalam Mualifah (2013: 99) dalam proses pembelajaran storytelling

atau metode bercerita merupakan salah satu metode untuk meningkatkan

kemampuan berbicara. Bercerita bukan hanya berbagi pengetahuan tentang isi

cerita dan pengalaman, tetapi juga memberikan suatu nasihat (Ratumbusyang,

2017).

Hal senada juga diungkapkan oleh Brewer (2007) menggambarkan

storytelling adalah bertutur dengan intonasi yang jelas, menceritakan sesuatu yang

berkesan, menarik, punya nilai-nilai khusus dan punya tujuan khusus. Menurut

Henny (2007) melalui metode cerita, anak tidak akan pernah kehabisan akal,

karena cerita akan menimbulkan dampak positif, antara lain; (a) melatih daya

tangkap, (b) melatih daya pikir, (c) melatih daya konsentrasi, (d) membantu

perkembangan imajinasi. (e) menciptakan suasana yang menyenangkan.

Sedangkan Wuryandani (2006) menyebutkan bahwa metode bercerita

(storytelling) memiliki beberapa dampak positif,diantaranya (a) menimbulkan

7
minat untuk membaca, (b) meningkatkan minat baca, (c) membentuk budaya

membaca (Ratumbusyang, 2017).

Storytelling (metode bercerita) mampu menstimulasi berbagai kecerdasan

anak sejak usia dini. Diantaranya, storytelling mampu meningkatkan kecerdasan

bahasa anak, kreatifitas dan menanamkan moral pada anak usia dini. Namun yang

perlu diperhatikan adalah tahap kognitif anak usia dini masih pada tahap

operasional kongkrit, maka bentuk cerita yang dijadikan sebagai metode bercerita

harus menyesuaikan dengan kemampuan anak (Ratumbusyang, 2017).

Arini, dkk (2006) menyatakan bahwa “kegiatan bercerita hiburan dan

merangsang imajinasi. Kegiatan bercerita juga menambah kemampuan berbahasa

anak dan membantu mereka menginternalisasi karakter cerita”. Penerapan metode

Storytelling dapat melatih keterampilan berbicara, aktif dalam mengikuti

pembelajaran, dan berani untuk mengemukakan pendapat. Dengan demikian,

dapat menjadi lebih percaya diri, dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang

menuntut harus terampil berbicara. Aktivitas storytelling memberi kesempatan

untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan berbicara.

Tompkins (2005) dalam Herawati menyatakan bahwa storytelling dapat memberi

kesenangan dan merangsang imajinasi anak (Ratumbusyang, 2017).

Maraknya storytelling dalam dunia pemasaran adalah karena

berkembangnya media digital. Media baru membentuk ekosistem berbagi

(sharing). Dengan mudah orang berbagi tentang pengalamannya, termasuk

pengalamannya dalam menggunakan suatu produk atau jasa. Salah satu strategi

bercerita yang selama ini banyak digunakan para pemasar ialah driven

storytelling.

8
Strategi ini menggunakan data sebagai konten cerita. Melaui penyajian data yang

kompleks, tentu dengan bahasa yang sederhana, diharapkan dapat membangkitkan

kesadaran atas sebuah permasalahan. Dengan cerita, orang dapat merelasikan

dirinya dengan masalah dan kemudian bersama-sama berkontribusi dalam

mendukung aksi tersebut. Dengan cerita, orang dapat merelasikan dirinya dengan

masalah dan kemudian bersama-sama berkontribusi dalam mendukung aksi

tersebut (Lindawati, 2018).

9
BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, dapat dismpulkan bahwa:

1. Kreatifitas adalah perpaduan sempurna antara ide dan cara yang memberikan

sensasi tersendiri, menyemangati, terasa unik dan berbeda.

2. Metode brainstorming (mengolah ide) merupakan metode kelompok untuk

mendapatkan berbagai ide dan solusi baru.

3. Metode Storytelling (bercerita) adalah menyampaikan kejadian dalam kata, dan

gambar, seringkali melibatkan improvisasi atau pembubuhan. Cerita-cerita ini

telah diketahui dalam beragam budaya sebagai hiburan, pendidikan, penjagaan

budaya, dan menanamkan nilai-nilai moral

3.2. Saran

Anak merupakan generasi penerus bangsa yang berlangsung secara terus

menerus dan bersifat alami. Dari generasi ke generasi masyarakat suatu bangsa

akan mengalami pertumbuhan yang berbeda dimana kualitas masyarakatnya akan

ditentukan oleh pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh. Maka dari itu

makalah ini disusun agar pembaca bahkan penulis dapat mendapatkan

pengetahuan atau teori tentang Kreativitas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Harianti, A. dan Margaretha, Y., 2014, Pengembangan Kreativitas Mahasiswa


Dengan Menggunakan Metode Brainstorming Dalam Mata Kuliah
Kewirausahaan, Jurnal Manajemen, 13(2): 175-192.

Lindawati, L., 2018, Kekuatan Cerita dalam Bisnis Sosial, Jurnal Studi Pemuda,
7(2): 100-110.

Ratumbuysang, M., F., 2017, Penguatan Karakter Wirausaha Melalui Metode


Story Telling Sejarah Berdagang Nabi Muhammad Dan Sahabatnya,
Jurnal Ecopsy, 4(3): 133-137.

Sunarto, 2018, Pengembangan Kreativitas-Inovatif Dalam Pendidikan Seni


Melalui Pembelajaran Mukidi, Jurnal Refleksi Edukatika, 8(2): 107-113.

11

Anda mungkin juga menyukai