Anda di halaman 1dari 13

TEORI KREATIVITAS

MAKALAH

“Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah”

KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pengampu :
Fatimatuz Zahro’, M.H.I.

Disusun Oleh :
1. Mochammad Bagus Arianzah NIM. 931106219
2. Ma’rifatul Handhawiyah NIM. 931106619
3. Mohammad Najibur Rijal NIM. 931107019
4. Hanim Faizah NIM. 931107719

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kelompok kami dengan tema “TEORI KREATIVITAS”.
Tak lupa pula, kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Fatimatuz Zahro’,
M.H.I. selaku dosen pengampu mata kuliah KEWIRAUSAHAAN yang telah
memberikan banyak ilmu kepasa kami, serta teman-teman yang telah bersedia untuk
bekerjasama dalam memberikan ide – idenya untuk menyelesaikan makalah.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi semua pembaca.

Kediri, 11 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Kreativitas.................................................................................................3

B. Cara mengembangkan kreativitas dalam berwirausaha......................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................9

B. Saran..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman berwirausaha menuntut wirausaha untuk
lebih kreatif dalam mengembangkan produk atau jasa yang dimilikinya dalam
rangka menyelaraskan kebutuhan konsumen yang semakin beragam dan tanpa
batas. Suatu perusahaan yang semakin lama cenderung semakin bertambah
ramping. Itu dimaksudkan agara perusahaan dapat bekerja secara efesien dan
fleksibel, sehingga dapat mengikuti zaman. Terlebih lagi pada kondisi pasar
yang terpilah-pilah.
Pasar masal telah terpecah dan berubah menjadi pasar kecil yang
menuntut berbagai spesialis tertentu, ada yang spesialis dibidang model, warna,
jenis produk, dll. Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan
harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya
dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru
yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk
ataupun waktu.
Kreativitas adalah suatu pola tingkah laku orang yang aktif, memiliki
keingintahuan yang besar, yang tidak bisa diam dalam suatu hal serta dorongan
untuk berkembang dalam diri sendiri maupun orang lain. Biasanya seseorang
yang kreatif sering menggunakan otak kanan karena cenderung untuk berfikir,
terampil, dan berorientasi berbeda dengan orang lain. Dalam berfikir kreatif
tidaklah mudah dengan apa yang dibayangkan, pada usia anak – anak mungkin
kreatifitas sangatlah luas karena pemikirannya yang masih bebas. Tetapi semakin
bertambah usia seseorang berfikir kreatif akan mengalami sedikit kesulitan
karena seakan – akan telah dikotak – kotakkan dan akan menemukan hambatan.
Hambatas bisa berasal dari banyak hal seperti hambatan yang dibuat sendiri.
Semisal diri sendiri berfikiran bahwa 1+1 = 2, akan tetapi orang lain mempunyai
jawaban yang berbeda maka akan beranggapan hitungan tersebut salah. Selain
itu sulit untuk menentang kenyataan atau menerima apa adanya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana tersebut di atas, rumusan


masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud Teori Kreativitas ?

1
2. Bagaimana cara mengembangkan kreativitas dalam berwirausaha ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana tersebut di atas, dalam


makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui teori kreativitas


2. Untuk mengetahui perkembangan reativitas dalam berwirausaha

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru untuk
menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang (Wycoff, 1991).
Sedangkan menurut Mangunhardjana (1986: 11) kreativitas merupakan kegiatan
yang mendatangkan hasil yang sifatnya berguna (useful), lebih enak, lebih praktis,
mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik,
memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan
hasil lebih baik atau banyak.1
Ada juga pendapat menurut Supardi dalam buku Kreativitas, Kebudayaan,
dan Perkembangan IPTEK dikutip oleh Yeni Rahmawati mengutarakan bahwa
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,
baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang
telah ada.2
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kreativitas berasal dari
kata dasar kreativ, yaitu memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu.3
Sedangkan kreativitas sendiri memiliki arti kemampuan untuk menciptakan atau
menemukan sesuatu yang baru yang berbeda dengan sebelumnya.
Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian kreativitas diatas adalah
kemampuan untuk mengembangkan dan menemukan ide-ide baru dari sebuah
masalah yang ada yang nantinya akan mendatangkan hasil yang lebih baik dan
berbeda dari yang sudah ada sebelumnya.
a) Dasar-dasar pemikiran kreatif
Kreativitas merupakan memikirkan sesuatu, kemampuan seseorang
untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata
yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kegunaan pola
pikir kreatif.
1. Menemukan ide, gagasan, peluang, dan inspirasi baru
2. Mengubah masalah atau kesulitan dan kegagalan menjadi pemikiran yang
cemerlang
3. Menemukan solusi inovatif
4. Menemukan sesuatu kejadian yang belum pernah dialami atau yang
pernah ada hingga jadi penemuan baru

3
5. Menemukan sesuatu kejadian yang belum pernah dialami atau yang
pernah ada hingga jadi penemuan baru
6. Menemukan teknologi baru
7. Mengubah keterbatasan yang ada sebelumnya menjadi kekuatan atau
keunggulan
b) Kreativitas adalah kunci sukses dan bisnis
Kreativitas muncul dari orang yang sering menggunakan otak kanan
karena cenderung untuk ingin berpikir, terampil, berorientasi berbeda dari
orang lain. Orang yang berpikir kreatif sering menggunakan pola pikir otak
kanan dan jarang menggunakan otak kirinya sedangkan orang yang
menggunakan otak kiri cenderung berorientasi pada logika berpikir.
Kreativitas adalah suatu faktor penting untuk melewati kegagalan demi
kegagalan yang berujung pada pencipta penciptaan semangat kewirausahaan
yang tinggi.
1. Bukanlah semata-mata memecahkan masalah tetapi menciptakan sesuatu
yang lebih baik, orisinil, dan pemecahan masalah yang kreatif
2. Cara mengoptimalkan dan menggunakan pengetahuan Anda untuk
mengatasi masalah yang belum ada jawaban yang pasti
3. Kemampuan utama dan dasar menjadi kewirausahaan yang sukses
4. Cara untuk menghasilkan kesuksesan dengan penciptaan ide gagasan
serta memunculkan inspirasi yang brilian.
5. Tidak bisa ditiru di, dicangkok, atau dipaksakan pada orang lain tetapi
bisa dipelajari dan dilatih
6. Menggunakan cara yang berbeda dan lain dari orang lain tetapi bisa
dipelajari dan di latih
7. Kunci kunci untuk merancang desain produk baru dan munculnya
teknologi baru
8. Tanpa kreativitas berarti tidak ada penemuan atau Invention
B. Cara mengembangkan kreativitas dalam berwirausaha
1. Orientasi Pasar
Narver dan Slater (1990) mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya
organisasi, tetapi memiliki fokus yang lebih luas tidak hanya memfokuskan
kepada konsumen saja, tetapi juga memfokuskan kepada pesaing. Narver dan
Slater melakukan penelitian dengan memasukkan indikator pertumbuhan
penjualan dan kesuksesan produk baru dalam model penelitiannya. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa orientasi pasar memiliki korelasi positif
yang signifikan, baik terhadap pertumbuhan penjualan maupun terhadap
keberhasilan produk baru. Hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa

4
orientasi pasar merupakan kunci penting untuk mencapai keberhasilan
perusahaan. Penelitian Kohli dan Jaworski (1990) menyatakan bahwa
hubungan antar departemen dan sistem reward berbasis pemasaran memiliki
pengaruh positif terhadap derajat orientasi pasar. Sebaliknya, semakin tinggi
konflik dan sentralisasi dalam organisasi akan menurunkan derajat orientasi
pasar. Lebih lanjut dikatakan bahwa ada hubungan positif antara orientasi
pasar dengan kinerja bisnis.3
2. Orientasi Kewirausahaan
Miller (1983) memberikan konsep operasional orientasi wirausaha
merupakan sebagai suatu orientasi untuk berusaha menjadi yang pertama
dalam inovasi produk pasar, berani mengambil risiko, dan melakukan
tindakan proaktif untuk mengalahkan pesaing. Sedangkan Lumkin dan Dess
(1996) menyatakan bahwa perusahaan dengan orientasi wirausaha adalah
pengambil risiko, tidak seperti perusahaan yang konservatif yang sifatnya
bertahan dan menghindari risiko dalam upaya melindungi keberhasilan masa
lalu. Dess, Lumkin dalam penelitiannya menyatakan bahwa interaksi
hubungan antara orientasi wirausaha dengan dengan strategi berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. Berkaitan dengan orientasi wirausaha. Solomon
(2004) menyatakan bahwa terdapat kontribusi signifikan dari beberapa
penulis berkaitan dengan orientasi wirausaha dari waktu ke waktu. Dikatakan
lebih lanjut bahwa orientasi kewirausahaan memiliki korelasi positif dengan
kinerja usaha kecil. Dimensidimensi tersebut adalah kemandirian,
keinovasian, keberanian mengambil resiko, agresivitas persaingan dan
proaktivitas.
3. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses perbaikan tindakan melalui pengetahuan
dan pemahaman yang lebih baik. Pembelajaran sebagai keahlian untuk
menciptakan, memperoleh, menginterpretasikan, mentransfer dan membagi
pengetahuan, yang bertujuan memodifikasi perilakunya untuk
menggambarkan pengetahuan dan wawasan baru. Stata (1989) menyatakan
bahwa pembelajaran terjadi melalui pembagian wawasan, pengetahuan dan
model mental yang dibangun berdasarkan pengetahuan dan pengalaman masa
lampau.
Pembelajaran organisasional didasarkan pada prinsip-prinsip dasar
pembelajaran, yakni menerima dan mengumpulkan informasi,
menginterpretasikannya, dan bertindak berdasarkan interpretasi dari informasi
tersebut. Pembelajaran menurut Peter Seng (1990), merupakan salah satu

5
keterampilan yang harus dimiliki oleh pemimpin organisasi. Atasan secara
berkelanjutan memberikan kesempatan kepada setiap anggota organisasi
untuk belajar , karena dengan belajar akan meningkatkan kemampuan.
Anggota organisasi membagi informasi, menciptakan memori organisasional
dalam membentuk kepercayaan bersama, asumsi dan norma-norma, yang
akan memandu tindakan individu dan organisasi.
4. Kompetensi
Pendekatan kompetensi berpangkal dari pemikiran Prahalad dan Hamel
(1994) tentang keunggulan bisnis yang tumbuh pada kompetensi perusahaan.
Berbagai bisnis yang menciptakan nilai tambah dan unggul dalam persaingan
pada dasarnya berkembang dari kompetensi inti perusahaan. Suatu
kompetensi inti dapat menjadi sustainable competitive Advantage (SCA) bila:
(1) memungkinkan akses ke berbagai pasar, (2) memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap manfaat produk bagi konsumen, (3) sulit ditiru, terutama
karena rumitnya kombinasi keterampilan-keterampilan dan pengetahuan.
Prahalad dan Hamel (1994) mengungkapkan bahwa kompetensi
merupakan aset yang tidak pernah usang. Hal ini berbeda dengan aset fisik.
Semakin sering kompetensi dipergunakan justru semakin baik dan semakin
bernilai.. Lebih lanjut dikatakan bahwa kompetensi merupakan hal yang
paling sulit ditiru, karena sifatnya yang berbeda dan spesifik bagi masing
masing organisasi. Kompetensi dipercaya sebagi faktor yang menentukan
dalam membangun keunggulan bersaing. Bahwa akumulasi dari kompetensi-
kompetensi yang ada dalam suatu organisasi dapat diarahkan menjadi faktor
keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan.
5. Inovasi
Inovasi menurut Hurley dan Hult (1998), didefinisikan sebagai penerapan
gasasan, produk atau proses yang lebih baru. Sedang Hurley dan Hult sendiri
mendefinisikan inovasi sebagai sebuah mekanisme perusahaan untuk
beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis. Konsep inovasi dibedakan
menjadi tiga yaitu: inovasi organisasi (organizational innovation), tingkat
inovasi (innovativeness) dan kemampuan untuk inovasi (capasity to innovate).
Tingkat inovasi organisasi (organizational innovativeness) adalah tingkat
dimana pengembangan dan implementasi gagasan yang mewakili kapabilitas
perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa tingkat inovasi (innovativeness)
lebih merupakan aspek budaya organisasi yang mencerminkan tingkat
keterbukaan terhadap gagasan baru. Kemampuan untuk inovasi (capasity to
innovate) adalah kemampuan organisasi untuk mengadopsi atau
mengimplementasikan gagasan baru, proses dan produk baru.

6
6. Daya saing (Competitiveness)
Daya saing (competitiveness) berbeda dengan keunggulan bersaing
(competitive advantage). Organisasi yang mempunyai daya saing biasanya
mempunyai keunggulan dalam bersaing. Keunggulan bersaing (competitive
advantage) memungkinkan perusahaan memperoleh kinerja unggul pada
jangka waktu tertentu. Inti dari resourced-based view adalah bahwa
perusahaan-perusahaan berbeda secara fundamental karena memiliki
seperangkat sumberdaya.
Pencapaian keunggulan bersaing yang paling efektif adalah dengan
menggunakan kompetensi atau kapabilitas organisasi. Porter (1994)
menyatakan bahwa keunggulan bersaing pada dasarnya berkembang dari
nilai-nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan, sehingga konsumen
bersedia untuk membeli produk dengan harga biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam menciptakannya, sedangkan nilai adalah apa yang pembeli
bersedia bayar dan nilai yang unggul berasal dari tawaran harga yang lebih
rendah dari pada pesaing untuk manfaat yang sepadan atau memberikan
manfaat unik yang lebih dari pada sekedar mengimbangi harga yang lebih
tinggi.
7. Kinerja Bisnis
Voss dan Voss (2000) kinerja bisnis didefinisikan sebagai usaha
pengukuran tingkat kinerja meliputi omzet penjualan, jumlah pembeli,
keuntungan dan pertumbuhan penjualan. Kinerja organisasi atau sering
disebut juga sebagai kinerja bisnis atau perusahaan merupakan indikator
tingkat kesuksesan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Kinerja perusahaan yang baik menunjukkan kesuksesan dan efisiensi
perilaku perusahaan. Banyak penelitian yang menggunakan indikator yang
berbeda-beda untuk mengukur kinerja bisnis. Untuk mengukur kinerja bisnis,
biasanya dilakukan dengan menggunakan indikator profitabilitas selama tiga
tahun yang lampau. Agarwal et al., (2003) mengukur kinerja bisnis dengan
menggunakan dua dimensi, yaitu dimensi pertama adalah kinerja keuangan
atau kinerja berdasarkan pada pemasaran seperti tingkat penggunaan,
profitabilitas dan market share, sedangkan dimensi yang kedua adalah kinerja
subjektif. Kinerja subjektif merupakan pengukuran kinerja yang berdasarkan
pada pengukuran terhadap kepuasan pelanggan dan karyawan, seperti kualitas
layanan, kepuasan konsumen, dan kepuasan kerja karyawan.
8. Kerangka berfikir
Bahwa orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan akan mendorong
inovasi produk, artinya semakin tinggi derajat orientasi pasar dan orientasi

7
kewirausahaan seorang, maka akan semakin inovatif. Inovasi produk
memberikan peluang bagi perusahaan untuk menjaring konsumen. Kegiatan
inovasi membutuhkan sumber-sumber perusahaan untuk mengembangkan dan
menerapkan ide-ide barunya, serta kebebasan bagi karyawan untuk
mengembangkan idenya sendiri. Dengan demikian, diperlukan kreativitas
untuk menunjang inovasi.
Bahwa pembelajaran yang berupa pengalaman akan mempengaruhi
kreativitas seseorang. Seseorang yang mau belajar dari pengalaman-
pengalaman sebelumnya akan menjadi modal sebagai dasar mengembangkan
kreativitas. Pengalaman kegagalan dalam usaha akan menjadikan pelajaraan
yang berharga untuk lebih kreatif lagi diwaktu yang akan datang.
Kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang dapat diperoleh dari
belajar, pelatihan maupun pengalaman. Kompetensi dan pembelajaran
merupakan modal yang berharga bagi seseorang dalam mengembangkan
kreativitas. Bila seseorang mempunyai kompetensi, baik kompetensi teknis
maupun manajerial, ditambah dengan pengalaman, maka akan semakin
mudah mengembanagkan kreativitasnya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kreativitas adalah suatu pola tingkah laku orang yang aktif, memiliki
keingintahuan yang besar, yang tidak bisa diam dalam suatu hal serta dorongan
untuk berkembang dalam diri sendiri maupun orang lain. Biasanya seseorang
yang kreativ sering menggunakan otak kanan karena cenderung untuk berfikir,
terampil, dan berorientasi berbeda dengan orang lain. Dalam berfikir kreatif
tidaklah mudah dengan apa yang dibayangkan, pada usia anak-anak mungkin
kreatifitas sangatlah luas karena pemikirannya yang masih bebas.Kreativitas
muncul dari orang yang sering menggunakan otak kanan karena cenderung untuk
ingin berpikir, terampil, berorientasi berbeda dari orang lain. Orang yang
berpikir kreatif sering menggunakan pola pikir otak kanan dan jarang
menggunakan otak kirinya sedangkan orang yang menggunakan otak kiri
cenderung berorientasi pada logika berpikir.
B. Saran
Dari makalah ini, disarankan kepada pembaca untuk tidak bergantung pada
makalah ini saja karena dalam makalah ini kemungkinan masih banyak kekurangan.
Maka dari itu, kami menyarankan untuk pembaca agar sering membaca dari referensi
buku dan jurnal ilmiah.

9
DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai