Disusun oleh :
Kelompok 5 :
UNIVERSITAS ASAHAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Kewirausahaan yang diberikan ibu Eva Margaretha Saragih, S.Pd, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah kewirausahaan dengan tepat waktu. Makalah berjudul
“KREATIVITAS DAN KEINOVASIAN DALAM KEWIRAUSAHAN” ini disusun untuk
memenuhi tugas semester 4 mata kuliah Kewirausahaan.
Kami memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini. Kami juga menerima kritik
serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan lebih baik di kesempatan
berikutnya.Kami berharap makalah ini memberikan manfaat dan dampak besar sehingga
dapat menjadi inspirasi bagi pembaca.
Tim
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
4. Berani bermain mental, mencoba melihat masalah dari perspektif yang
berbeda.
5. Menyadari kemungkinan banyak jawaban daripada satu jawaban yang benar.
6. Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai
kesuksesan.
7. Mengorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk
menghasilkan pemecahan inovatif.
8. Memiliki keterampilan "helikopter" yaitu kemampuan untuk bangkit di atas
kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas
kemudian memfokuskannya pada kebutuhan untuk berubah.
Dengan menggunakan otak kiri, menurut Zimmerer (1996: 76), ada tujuh langkah
proses kreatif :
A. Persiapan
Persiapan menyangkut kesiapan untuk berpikir kreatif, dilakukan dalam
bentuk pendidikan formal, pengalaman, magang, dan pengalaman belajar
lainnya. Pelatihan merupakan landasan untuk menumbuhkan kreativitas dan.
inovasi. Bagaimana kita dapat memperbaiki pikiran agar dapat berpikir
kreatif? Zimmerer mengemukakan tujuh langkah untuk memperbaiki pikiran
kita agar dapat berpikir kreatif, yaitu mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Hindari sikap untuk tidak belajar. Dalam setiap situasi selalu ada
peluang untuk dapat mempelajari sesuatu.
2. Belajar banyak. Jangan hanya mempelajari keahlian yang kita miliki
karena bidang lain tidak menutup kemungkinan untuk bisa dijadikan
sebagai peluang inovasi.
3. Diskusikan ide-ide kita dengan orang lain.
4. Himpun artikel-artikel yang penting.
5. Temui profesional atau asosiasi dagang dan pelajari cara mereka
memecahkan persoalan.
6. Gunakan waktu untuk belajar sesuatu dari orang lain.
7. Kembangkan keterampilan menyimak gagasan orang lain.
B. Penyelidikan
3
Dalam penyelidikan diperlukan untuk dapat mengembangkan
pemahaman yang mendalam tentang masalah atau keputusan. Seseorang dapat
mengembangkan pemahaman tentang masalah atau keputusan melalui
penyelidikan. Untuk menciptakan konsep dan ide-ide baru tentang suatu
bidang, seseorang pertama tama harus mempelajari masalah dan memahami
komponen-komponen dasarnya. Misalnya, seorang pedagang tidak bisa
menghasilkan ide-ide baru jika ia tidak mengetahui konsep atau komponen
dasar tentang perdagangan.
C. Transformasi
Tahap transformasi menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan
di antara informasi yang terkumpul. Transformasi adalah mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan yang ada tentang informasi yang terkumpul Dalam
tahap ini diperlukan dua tipe berpikir, yaitu berpikir konvergen dan divergen.
Berpikir konvergen adalah kemampuan untuk melihat persamaan dan
hubungan di antara beragam data dan kejadian. Sementara itu, berpikir
divergen adalah kemampuan melihat perbedaan antara data dan kejadian yang
beranekaragam.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan transformasi
informasi ke dalam ide, yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Evaluasi bagian-bagian situasi selama beberapa saat, cobalah ambil
gambaran luasnya.
2. Susun kembali unsur-unsur situasi itu. Di samping melihat komponen-
komponen masalah/isu dalam susunan dan perspektif yang berbeda,
kita harus mampu melihat perbedaan dan persamaan secara cermat.
3. Sebelum melihat satu pendekatan khusus terhadap situasi tertentu,
ingat bahwa dengan beberapa pendekatan mungkin keberhasilan akan
dicapai.
4. Lawan godaan yang membuat penilaian kita tergesa-gesa dalam
memecahkan persoalan atau mencari peluang.
D. Penetasan
4
Penetasan merupakan penyiapan pikiran bawah sadar untuk
merenungkan informasi yang terkumpul. Pikiran bawah sadar memerlukan
waktu untuk merefleksikan informasi.
Meningkatkan tahap inkubasi dalam proses berpikir kreatif dapat dilakukan
dengan cara meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Menjauhkan diri dari situasi. Melakukan sesuatu yang tidak terkait
dengan masalah atau peluang secara keseluruhan sehingga kita dapat
berpikir di alam bawah sadar.
2. Sediakan waktu untuk mengkhayal. Meskipun mengkhayal seolah-olah
melakukan sesuatu yang tidak berguna, tetapi khayalan merupakan
bagian terpenting dari proses kreatif.
3. Santai dan bermain secara teratur. Anda dapat berpikir kreatif dengan
ide-ide besar pada waktu bermain atau santai. Ide-ide besar sering
muncul pada waktu bermain golf, mendengarkan musik, di
kebun/taman, atau di tempat tidur.
4. Berkhayal tentang masalah atau peluang. Memikirkan berbagai
masalah sebelum tidur merupakan cara efektif untuk mendorong
pikiran Anda bekerja sewaktu tidur.
5. Kejarlah masalah atau peluang dalam lingkungan mana pun.
E. Penerangan
Penerangan akan muncul pada tahap penetasan, yaitu ketika terdapat
pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang. Pada tahap ini,
semua tahap sebelumnya muncul secara bersama dan menghasilkan ide-ide
kreatif serta inovatif.
F. Pengujian
Pengujian menyangkut validasi keakuratan dan manfaat ide-ide yang
muncul yang dapat dilakukan pada masa percobaan, proses simulasi, tes
pemasaran, pembangunan proyek percobaan, pembangunan prototipe, dan
aktivitas lain yang dirancang untuk membuktikan ide-ide baru yang akan
diimplementasikan.
G. Implementasi
5
Implementasi adalah transformasi ide ke dalam praktik bisnis. Roger
Von Oech dalam bukunya Whack on the Side of the Head, mengidentifikasi
sepuluh kunci mental dari kreativitas atau hambatan-hambatan berkreativitas
yang mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Searching for the "right" answer, yaitu berusaha menemukan hanya
satu jawaban atau satu solusi yang benar dalam memecahkan suatu
masalah dan tidak terbiasa dengan beberapa jawaban atau pandangan
yang berbeda.
2. Focusing on "being logical”, yaitu berfokus pada pemikiran secara
logia tidak bebas berpikir secara nonlogika dengan imajinasi dan
pemikiran kreatif. Padahal, dengan berkreasi (intuisi dari Von Oech),
kita dapa berpikir bebas tentang segala sesuatu yang berbeda dan bebas
berpiki secara nonlogika, khususnya dalam fase berpikir kreatif.
3. Blindy following the rules, yaitu berlindung pada aturan yang berlaku
(kaku). Kreativitas sangat bergantung pada kemampuan yang tidak kak
terhadap aturan sehingga dapat melihat cara-cara baru untuk
mengerjakan sesuatu.
4. Constantly being practical, yaitu hanya terikat pada kehidupan
praktis yang membatasi ide-ide kreatif.
5. Viewing play as frivolous, yaitu menganggap bahwa bermain adalah
suat hal yang tidak menentu. Padahal, anak-anak dapat belajar dari
bermain, yaitu dengan menciptakan cara-cara baru dalam memandang
sesuatu yang lama dan belajar tentang apa yang boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan. Wirausahawan bisa belajar dengan mencoba
pendekatan dan penemuan baru. Kreativitas dapat diciptakan apabila
wirausahawan may belajar dari permainan. Seseorang yang
memandang permainan sebaga hal yang sia-sia cenderung terbatas
untuk dapat berpikir kreatif.
6. Becoming everly specialized, yaitu menjadikan sesuatu terlalu
spesialisa Spesialisasi membatasi kemampuan untuk melihat masalah
lain sedangkan orang yang berpikir kreatif cenderung bersifat
eksploratif das selalu mencari ide-ide di luar bidang spesialisasi.
7. Avoiding ambiguity, menghindari ketidakjelasan merupakan
hambatan untuk berpikir kreatif. Padahal, ambiguitas bisa menjadi
6
kekuatan yang mendorong kreativitas dan mendorong untuk berpikir
sesuatu yang berbeda. Oleh karena itu, menghindari ambiguitas
merupakan hambatan berpikir kreatif.
8. Fearing looking foolish, yaitu takut dianggap bodoh. Orang kadang
kadang tidak mau melakukan hal baru atau berpikir berbeda dari orang
lain karena khawatir dianggap bodoh. Takut terlihat/dianggap bodoh
merupakan salah satu penghalang kreativitas.
9. Fearing mistakes and failure, yaitu takut menghadapi kesalahan dan
kegagalan. Orang kreatif menyadari bahwa mencoba sesuatu yang baru
pasti membawa kegagalan. Namun demikian, mereka melihat
kegagalan bukanlah suatu akhir dari segala sesuatu, tetapi merupakan
pengalaman belajar untuk meraih sukses. Thomas A. Edison, misalnya,
sebelum merah sukses untuk membuat bola lampu pijar, telah
melakukan eksperimen sebanyak 1.800 kali. Seperti halnya Thomas A.
Edison, wirausahawan dapat belajar dari kegagalan. Belajar dari
kegagalan merupakan bagian terpenting dari proses berpikir kreatif.
Kuncinya, kegagalan adalah tolok ukur untuk meraih kesuksesan. Oleh
karena itu, takut terhadap kegagalan merupakan hambatan untuk
berpikir kreatif.
10. Believing that "I'm not creative", setiap orang berpotensi untuk
kreatif. Takut pada ketidakmampuan untuk berbuat kreatif merupakan
hambatan berpikir kreatif.
2.2. Berinovasi
Berinovasi bagi seorang wirausahawan merupakan kunci sukses. Inovasi
merupakan tindakan kewirausahaan untuk meraih sukses dalam persaingan Melalui
penelitian dan pengembangan (research and development) para wirausahawan
menemukan kebaruan, kegunaan dan kemudahan sebagai nilai tambah dan daya
saing.
8
Dalam Wikipedia dan dimuat dalam buku Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru:
Mengubah Ide Menciptakan Peluang, karya Suryana (2013: 32-33) dikemukakan
bahwa secara multidimensional, inovasi memiliki beberapa makna penting yang
mencakup hal-hal sebagai berikut.
10
Sementara itu, hasil berinovasi adalah produk barang dan jasa, metode, proses,
dan cara-cara memecahkan masalah yang sifatnya baru, berguna, dan dapat
dimengerti.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Orang kreatif adalah orang yang selalu berpikir tentang kebaruan (novelty),
perbedaan (different), kegunaan (utility), dan dapat dimengerti (understable). Untuk
menghasilkan kebaruan, perbedaan, kegunaan, dan kemudahan, wirausahawan selalu
berpikir, merenung, mengkhayal (dreams) sehingga melahirkan ide-ide, dan gagasan
gagasan baru, misalnya ide-ide bagaimana membuat barang baru dan berbeda,
bagaimana menambah kegunaan suatu barang dan jasa baru, bagaimana menambah
manfaat terhadap suatu barang dan jasa baru, bagaimana menambah kemudahan-
kemudahan baru terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang sudah ada sehingga
penambahan kegunaan, kemudahan, dan kebaruan tersebut untuk memunculkan nilai
tambah baru. Bagi wirausahawan, ide, mimpi-mimpi, dan gagasan saja tidak cukup,
tetapi harus ada tindak lanjut atau usaha untuk menambah nilai-nilai tambah baru.
Jadi, tidak hanya berpikir, tetapi juga bertindak.
Berinovasi bagi seorang wirausahawan merupakan kunci sukses. Inovasi
merupakan tindakan kewirausahaan untuk meraih sukses dalam persaingan Melalui
penelitian dan pengembangan (research and development) para wirausahawan
menemukan kebaruan, kegunaan dan kemudahan sebagai nilai tambah dan daya
saing
3.2. Saran
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, diharapakan dapat memahami
cara berpikir kreatif, memahami cara bertindak inovatif dan memahami hasil berpikir
kreatif dan inovatif.
12
DAFTAR PUSTAKA
Drucker, P.F.1969. The Age Of Discontinuity, Guidelines to Our Changing Society. London:
Pan Books 1971.
Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang.
Jakarta: Salemba Empat.
Zimmerer, T.W., N.M. Scarborough. 1996. Entrepreneurship and the New Venture
Formation. New Jersey: Prentice Hall International, Inc.
13