MAKALAH
Disusun oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolongan-Nya, saya bisa menyelesaikan makalah Hukum Pidana kami
sadari, masih banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, semoga
hal ini tidak menghalangi saya untuk terus berkarya. Saya berharap di masa yang
akan datang, saya dapat membuat makalah yang lebih baik lagi dan menjadi penulis
yang sukses.
Di dalam penyusunan makalah ini, kami ucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah membantu & mendukung juga. Semoga dengan
dukungannya dapat menambah kemampuan saya di masa yang akan datang.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi kami di masa yang
akan datang dan juga memberi manfaat bagi pembaca agar lebih meningkatkan
kesadaran untuk membaca.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
BAB II: PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Pengertian Kasasi ............................................................................... 3
B. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Kasasi ................................ 4
C. Mekanisme Kasasi ............................................................................. 6
BAB III: PENUTUP..................................................................................... 8
A. Kesimpulan ........................................................................................ 8
B. Saran ................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum di Indonesia memegang peranan penting dalam mengatur segala
kehidupan berbangsa dan bernegara, hukum berjalan dengan baik apabila alat
pelaksanaanya dilengkapi dengan kewenangan-kewenangan di bidang
penegakkan hukum. Salah satu kewenangan tersebut terwujud dalam bentuk
putusan hakim pengadilan. Pengadilan merupakan cara utama untuk melakukan
upaya hukum atau menyelesaikan perselisihan dan umumnya dimengerti bahwa
semua orang memiliki hak yang sama untuk membawanya ke pengadilan, dan
pihak yang tertuduh memiliki hak untuk meminta perlindungan.
Pengadilan Negara tertinggi di Indonesia adalah Mahkamah Agung yang
idealnya juga hanya mengadili perkara yang sangat fundamental, bentuk tindak
pidana yang berat serta mempunyai nilai objek perkara yang tinggi.
Persoalannya untuk menentukan standart perkara yang fundamental
indikatornya sangat sulit dan relatif, apalagi menyangkut harga diri. Peraturan
perundang-undangan telah berusaha memberikan mengatur pembatasan upaya
hukum baik formil maupun substansial, namun pada akhirnya terbentur pada
hak asasi setiap pencari keadilan dalam upaya memperoleh keadilan. Adapun
pengaturan pembatasan upaya hukum antara lain sebagai mana diatur menurut
ketentuan: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 Pasal 45A: (1) Mahkamah
Agung dalam tingkat kasasi mengadili perkara yang memenuhi syarat untuk
diajukan kasasi, kecuali perkara yang oleh Undang-Undang ini dibatasi
pengajuannya.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebagaimana tersebut di atas, rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian kasasi?
2. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam kasasi?
3. Bagaimanakah mekanisme kasasi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kasasi
Terhadap penetapan atau putusan pengadilan tinggi agama dapat
diajukan kasasi oleh pra pihak yang berperkara. Menurut andi hamzah
kasasi berasal dari casser (Perancis) yang artinya memecah, kemudian
menjadi lembaga yang berarti pembatalan. Pernyataan tidak berlakunya
keputusan hakim oleh mahkamah agung demi kesatuan peradilan.1
Kasasi merupakan permohonan pembatalan terhadap putusan atau
penetapan PA atau PTA kepada Mahkamah Agung, melalui pengadilan
tingkat pertama yang bersangkutan, dalam jangka waktu tertentu dan
dengan syarat-syarat tertentu.2
Kasasi berarti pembatalan dalam bahasa belanda adalah cassatie.
Kasasi adalah salah satu permohonan pemeriksaan tentang sudah
tepat/tidaknya penerapan hukum yang dilakukan pengadilan bawahan
dalammenjatuhkan putusan.3 Atau kasasi yaitu mohon pembatalan terhadap
putusan penetapan Pengadilan tingkat pertama atau tingkat banding.4
Upaya hukum kasasi diatur dalam pasal 28 ayat (1) huruf a UU No.
14 tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah dirubah
dengan nomer 5 Tahun 2004 tentang perubahan tentang UU No. 14 Tahun
1985 tentang Mahkamah Agung dan UU No. 3 tahun 2009 tentang
perubahan kedua atas UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
memeriksa dan memutus permohonan kasasi.
Tidak semua perkara bisa diajukan kasasi, yang tidak dapat yang diajukan
adalah :
1
Triwahyudi Abdullah, Hukum Acara Peradilan Agama, (Bandung: Mandar Maju,2018), Cetakan
pertama, hlm.198
2
Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo diIndonesia,1996), cetakan
kedua, hlm.240
3
Ibid, hlm.198
4
Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, 1991, hlm.224
3
a) Putusan;
b) Perkara pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 1 tahun
dan/atau diancam pidana denda;
c) Perkara Tata Usaha Negara yang obyek gugatnnya berupa keputusan daerah
jangkauan keputusannya berlaku diwilayah daerah yang bersangkutan.
Pihak yang memeriksa, adalah pihak yang mengajukan Kasasi dan
lawannya disebut Termohon Kasasi. dalam memeriksakasasi dimungkinkn
kedua pihak dalam perkara mengajukan permohonan kasasi sehingga
masing-masing pihak menjadi pemohon kasasi sekaligus termohon.5
5
Triwahyudi Abdullah, Hukum Acara Peradilan Agama, (Bandung: Mandar Maju,2018), Cetakan
pertama, hlm.199
6
MARI Baturaja Kelas 1B, Prosedur Pengajuan Perkara Kasasi, 20 November 2021
4
(empat belas) hari setelah mengajukan permohonan kasasi kepada Panitera
tersebut.
7
Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II), Cet. II,
1997.
5
C. Mekanisme Kasasi
Prosedur pengajuan kasasi menurut pasal 46-48 UU MA: 8
1. Permohonan kasasi dalam perkara perdata disampaikan secara tertulis
atau lisan melalui Panitera Pengadilan Tingkat Pertama yang telah
memutus perkaranya, dalam tenggang waktu 14 hari sesudah putusan
atau penetapan pengadilan yang dimaksudkan diberitahukan kepada
pemohon. Apabila tenggang waktu 14 hari tersebut telah lewat tanpa ada
permohonan kasasi yang diajukan oleh pihak berperkara dianggap telah
menerima putusan.
2. Setelah pemohon membayar biaya perkara, panitera tersebut ayat (1)
mencatat permohonan kasasi dalam buku daftar, dan pada hari itu juga
membuat akta permohonan kasasi yang dilampirkan pada bekas perkara.
3. Selambat-lambatnya dalam watu 7 hari setelah permohonan kasasi
terdaftar, Panitera Pengadilan dalam Tingkat Pertama yang memutus
perkara tersebut memberitahukan secara tertulis mengenai permohonan
itu kepada pihak lawan.
4. Dalam pengajuan permohonan kasasi pemohon wajib menyampaikan
pula memori kasasi yang memuat alasan-alasannya, dalam tenggang
waktu 14 hari setelah permohonan yang dimaksud dicatat dalam buku
daftar.
5. Panitera Pengadilan yang memutus perkara dalam tingkat pertama
memberikan tanda terima atas penerimaan memori kasasi dan
menyempaikan salinan memori kasasi tersebut kepada pihak lawan
dalam perkara yang dimaksud dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari.
8
UU MA pasal 46-48
6
7. Setelah menerima memori kasasi dan jawaban terhadap memori kasasi
sebagaimana dimaksudkan Pasal 47, panitera pengadilan yang
memutus perkara dalam tingkat pertama mengirimkan permohonan
kasasi, memori kasasi, jawaban atas memori kasasi, beserta berkas
perkaranya kepada Mahkamah Agung dalam waktu selambat-lambatnya
30 hari
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kasasi merupakan permohonan pembatalan terhadap putusan atau
penetapan PA atau PTA kepada Mahkamah Agung, melalui pengadilan tingkat
pertama yang bersangkutan, dalam jangka waktu tertentu dan dengan syarat-
syarat tertentu.
Upaya hukum kasasi diatur dalam pasal 28 ayat (1) huruf a UU No. 14 tahun
1985 Tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah dirubah dengan nomer 5
Tahun 2004 tentang perubahan tentang UU No. 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung dan UU No. 3 tahun 2009 tentang perubahan kedua atas UU
No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung memeriksa dan memutus
permohonan kasasi.
Permohonan kasasi diajukan di Kepanite raan Pengadilan yang memutus
perkara yang bersangkutan dalam tingkat pertama, selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari setelah putusan Pengadilan Tinggi diberi tahukan. Memori
kasasi dan.kontra memori kasasi di ajukan di Kepaniteraan Pengadilan yang
memutus perkara yang bersangkutan dalam tingkat pertama
8
B. Saran
Dalam pemakalah ini kelompok kami meminta maaf bahwa kami menyadari
masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini dan terdapat
kekurangan baik di referensi buku, internet, maupun lainnya, dikarenakan
terhalang situasi dan kondisi saat ini untuk mencari data informasi yang valid.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada teman-teman dan
pemakalah selanjutnya bisa lebih baik dari makalah kami. Saran dari Bapak
Ridwan dan teman-teman sangat kami nantikan. Terima kasih.
.
9
DAFTAR PUSTAKA
10