Anda di halaman 1dari 13

MEMORI KASASI

MAKALAH

“Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Aplikasi Kemahiran


Hukum”

Dosen Pengampu: Muhammad Ridwan, S.HI, M.H

Disusun oleh:

1. Muhammad Dhiya Ulhaq (931103019)


2. Sindi Nurlita A.R (931114519)
3. Lilik Muthaharah (931114719)

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSIYAH


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolongan-Nya, saya bisa menyelesaikan makalah Hukum Pidana kami
sadari, masih banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, semoga
hal ini tidak menghalangi saya untuk terus berkarya. Saya berharap di masa yang
akan datang, saya dapat membuat makalah yang lebih baik lagi dan menjadi penulis
yang sukses.
Di dalam penyusunan makalah ini, kami ucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah membantu & mendukung juga. Semoga dengan
dukungannya dapat menambah kemampuan saya di masa yang akan datang.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi kami di masa yang
akan datang dan juga memberi manfaat bagi pembaca agar lebih meningkatkan
kesadaran untuk membaca.

Kediri, 13 November 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
BAB II: PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Pengertian Kasasi ............................................................................... 3
B. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Kasasi ................................ 4
C. Mekanisme Kasasi ............................................................................. 6
BAB III: PENUTUP..................................................................................... 8
A. Kesimpulan ........................................................................................ 8
B. Saran ................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum di Indonesia memegang peranan penting dalam mengatur segala
kehidupan berbangsa dan bernegara, hukum berjalan dengan baik apabila alat
pelaksanaanya dilengkapi dengan kewenangan-kewenangan di bidang
penegakkan hukum. Salah satu kewenangan tersebut terwujud dalam bentuk
putusan hakim pengadilan. Pengadilan merupakan cara utama untuk melakukan
upaya hukum atau menyelesaikan perselisihan dan umumnya dimengerti bahwa
semua orang memiliki hak yang sama untuk membawanya ke pengadilan, dan
pihak yang tertuduh memiliki hak untuk meminta perlindungan.
Pengadilan Negara tertinggi di Indonesia adalah Mahkamah Agung yang
idealnya juga hanya mengadili perkara yang sangat fundamental, bentuk tindak
pidana yang berat serta mempunyai nilai objek perkara yang tinggi.
Persoalannya untuk menentukan standart perkara yang fundamental
indikatornya sangat sulit dan relatif, apalagi menyangkut harga diri. Peraturan
perundang-undangan telah berusaha memberikan mengatur pembatasan upaya
hukum baik formil maupun substansial, namun pada akhirnya terbentur pada
hak asasi setiap pencari keadilan dalam upaya memperoleh keadilan. Adapun
pengaturan pembatasan upaya hukum antara lain sebagai mana diatur menurut
ketentuan: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 Pasal 45A: (1) Mahkamah
Agung dalam tingkat kasasi mengadili perkara yang memenuhi syarat untuk
diajukan kasasi, kecuali perkara yang oleh Undang-Undang ini dibatasi
pengajuannya.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebagaimana tersebut di atas, rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian kasasi?
2. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam kasasi?
3. Bagaimanakah mekanisme kasasi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kasasi
Terhadap penetapan atau putusan pengadilan tinggi agama dapat
diajukan kasasi oleh pra pihak yang berperkara. Menurut andi hamzah
kasasi berasal dari casser (Perancis) yang artinya memecah, kemudian
menjadi lembaga yang berarti pembatalan. Pernyataan tidak berlakunya
keputusan hakim oleh mahkamah agung demi kesatuan peradilan.1
Kasasi merupakan permohonan pembatalan terhadap putusan atau
penetapan PA atau PTA kepada Mahkamah Agung, melalui pengadilan
tingkat pertama yang bersangkutan, dalam jangka waktu tertentu dan
dengan syarat-syarat tertentu.2
Kasasi berarti pembatalan dalam bahasa belanda adalah cassatie.
Kasasi adalah salah satu permohonan pemeriksaan tentang sudah
tepat/tidaknya penerapan hukum yang dilakukan pengadilan bawahan
dalammenjatuhkan putusan.3 Atau kasasi yaitu mohon pembatalan terhadap
putusan penetapan Pengadilan tingkat pertama atau tingkat banding.4
Upaya hukum kasasi diatur dalam pasal 28 ayat (1) huruf a UU No.
14 tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah dirubah
dengan nomer 5 Tahun 2004 tentang perubahan tentang UU No. 14 Tahun
1985 tentang Mahkamah Agung dan UU No. 3 tahun 2009 tentang
perubahan kedua atas UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
memeriksa dan memutus permohonan kasasi.
Tidak semua perkara bisa diajukan kasasi, yang tidak dapat yang diajukan
adalah :

1
Triwahyudi Abdullah, Hukum Acara Peradilan Agama, (Bandung: Mandar Maju,2018), Cetakan
pertama, hlm.198
2
Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo diIndonesia,1996), cetakan
kedua, hlm.240
3
Ibid, hlm.198
4
Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, 1991, hlm.224

3
a) Putusan;
b) Perkara pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 1 tahun
dan/atau diancam pidana denda;
c) Perkara Tata Usaha Negara yang obyek gugatnnya berupa keputusan daerah
jangkauan keputusannya berlaku diwilayah daerah yang bersangkutan.
Pihak yang memeriksa, adalah pihak yang mengajukan Kasasi dan
lawannya disebut Termohon Kasasi. dalam memeriksakasasi dimungkinkn
kedua pihak dalam perkara mengajukan permohonan kasasi sehingga
masing-masing pihak menjadi pemohon kasasi sekaligus termohon.5

B. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Kasasi


Permohonan kasasi diajukan di Kepaniteraan Pengadilan yang
memutus perkara yang bersangkutan dalam tingkat pertama, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari setelah putusan Pengadilan Tinggi diberi
tahukan. Memori kasasi dan.kontra memori kasasi di ajukan di
Kepaniteraan Pengadilan yang memutus perkara yang bersangkutan dalam
tingkat pertama.6

Pada waktu menerima permohonan kasasi dari orang yang


bersangkutan baik permohonan kasasi itu diajukan secara tertulis maupun
lisan, oleh Panitera harus dita nyakan kepada yang bersangkutan apakah
alasan-alasannya sehingga ia mengajukan permohonan tersebut. Untuk
yang tidak pandai menulis alasan- alasan itu harus dicatat dan dibuat seba
gai suatu memori kasasi sama halnya dengan cara membuat dan menyusun
suatu gugatan lisan dalam perkara perdata. Yang dapat mengajukan
permohonan kasasi selain terpidana dan Jaksa/Penuntut Umum yang
bersangkutan sebagai pihak, demi kepentingan hukum Jaksa Agung juga
pihak ketiga yang dirugikan. Alasan permohonan kasasi harus diajukan
pada waktu menyampaikan permohonan atau selambat-lambatnya 14

5
Triwahyudi Abdullah, Hukum Acara Peradilan Agama, (Bandung: Mandar Maju,2018), Cetakan
pertama, hlm.199
6
MARI Baturaja Kelas 1B, Prosedur Pengajuan Perkara Kasasi, 20 November 2021

4
(empat belas) hari setelah mengajukan permohonan kasasi kepada Panitera
tersebut.

Ketentuan Umum Dalam Kasasi :7

1. Permohonan kasasi dapat diajukan hanya jika pemohon terhadap


perkaranya telah menggunakan upaya hukum banding kecuali
ditentukan lain oleh Undang- undang.
2. Permohonan kasasi dapat diajukan hanya 1 (satu) kali.
3. Permohonan kasasi dapat diajukan oleh :
a. Pihak yang berperkara atau wakilnya yang secara khusus dikuasakan
untuk itu dalam perkara perdata atau perkara tata usaha negara yang
diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat
Terakhir di Lingkungan Peradilan Umum, Lingkungan Peradilan
Agama, dan Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara;
b. Terdakwa atau wakilnya yang secara khusus dikuasakan untuk itu
atau Penuntut Umum atau Oditur dalam perkara pidana yang
diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat
Terakhir di Lingkungan Peradilan Umum dan Lingkungan Peradilan
Militer.
c. Permohonan kasasi demi kepentingan hukum dapat diajukan oleh
Jaksa Agung karena jabatannya dalam perkara perdata atau tata
usaha negara yang diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Tingkat
Pertama atau Pengadilan Tingkat Banding di Lingkungan Peradilan
Umum, Peradilan Agama dan Peradilan Tata Usaha Negara;
d. Putusan kasasi demi kepentingan hukum tidak boleh merugikan
pihak yang berperkara.Putusan kasasi demi kepentingan hukum
tidak boleh merugikan pihak yang berperkara.

7
Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II), Cet. II,
1997.

5
C. Mekanisme Kasasi
Prosedur pengajuan kasasi menurut pasal 46-48 UU MA: 8
1. Permohonan kasasi dalam perkara perdata disampaikan secara tertulis
atau lisan melalui Panitera Pengadilan Tingkat Pertama yang telah
memutus perkaranya, dalam tenggang waktu 14 hari sesudah putusan
atau penetapan pengadilan yang dimaksudkan diberitahukan kepada
pemohon. Apabila tenggang waktu 14 hari tersebut telah lewat tanpa ada
permohonan kasasi yang diajukan oleh pihak berperkara dianggap telah
menerima putusan.
2. Setelah pemohon membayar biaya perkara, panitera tersebut ayat (1)
mencatat permohonan kasasi dalam buku daftar, dan pada hari itu juga
membuat akta permohonan kasasi yang dilampirkan pada bekas perkara.
3. Selambat-lambatnya dalam watu 7 hari setelah permohonan kasasi
terdaftar, Panitera Pengadilan dalam Tingkat Pertama yang memutus
perkara tersebut memberitahukan secara tertulis mengenai permohonan
itu kepada pihak lawan.
4. Dalam pengajuan permohonan kasasi pemohon wajib menyampaikan
pula memori kasasi yang memuat alasan-alasannya, dalam tenggang
waktu 14 hari setelah permohonan yang dimaksud dicatat dalam buku
daftar.
5. Panitera Pengadilan yang memutus perkara dalam tingkat pertama
memberikan tanda terima atas penerimaan memori kasasi dan
menyempaikan salinan memori kasasi tersebut kepada pihak lawan
dalam perkara yang dimaksud dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari.

6. Pihak lawan berhak mengajukan surat jawaban terhadap .memori kasasi


kepada Panitera sebagaimana dimaksudkan ayat (1), dalam tenggang
waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal diterimanya salinan memori
kasasi.

8
UU MA pasal 46-48

6
7. Setelah menerima memori kasasi dan jawaban terhadap memori kasasi
sebagaimana dimaksudkan Pasal 47, panitera pengadilan yang
memutus perkara dalam tingkat pertama mengirimkan permohonan
kasasi, memori kasasi, jawaban atas memori kasasi, beserta berkas
perkaranya kepada Mahkamah Agung dalam waktu selambat-lambatnya
30 hari

8. Panitera Mahkamah Agung mencatat permohonan kasasi tersebut dalam


buku daftar dengan membubuhkan nomor urut menurut tanggal
penerimaannya, membuat catatan singkat tentang isinya, dan
melaporkan semua itu kepada Mahkamah Agung.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kasasi merupakan permohonan pembatalan terhadap putusan atau
penetapan PA atau PTA kepada Mahkamah Agung, melalui pengadilan tingkat
pertama yang bersangkutan, dalam jangka waktu tertentu dan dengan syarat-
syarat tertentu.
Upaya hukum kasasi diatur dalam pasal 28 ayat (1) huruf a UU No. 14 tahun
1985 Tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah dirubah dengan nomer 5
Tahun 2004 tentang perubahan tentang UU No. 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung dan UU No. 3 tahun 2009 tentang perubahan kedua atas UU
No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung memeriksa dan memutus
permohonan kasasi.
Permohonan kasasi diajukan di Kepanite raan Pengadilan yang memutus
perkara yang bersangkutan dalam tingkat pertama, selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari setelah putusan Pengadilan Tinggi diberi tahukan. Memori
kasasi dan.kontra memori kasasi di ajukan di Kepaniteraan Pengadilan yang
memutus perkara yang bersangkutan dalam tingkat pertama

Pada waktu menerima permohonan kasasi dari orang yang bersangkutan


baik permohonan kasasi itu diajukan secara tertulis maupun lisan, oleh Panitera
harus dita nyakan kepada yang bersangkutan apakah alasan-alasannya sehingga
ia mengajukan permohonan tersebut. Untuk yang tidak pandai menulis alasan-
alasan itu harus dicatat dan dibuat seba gai suatu memori kasasi sama halnya
dengan cara membuat dan menyusun suatu gugatan lisan dalam perkara perdata.
Yang dapat mengajukan permohonan kasasi selain terpidana dan Jaksa/Penuntut
Umum yang bersangkutan sebagai pihak, demi kepentingan hukum Jaksa Agung
juga pihak ketiga yang dirugikan. Alasan permohonan kasasi harus diajukan
pada waktu menyampaikan permohonan atau selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari setelah mengajukan permohonan kasasi kepada Panitera tersebut.

8
B. Saran
Dalam pemakalah ini kelompok kami meminta maaf bahwa kami menyadari
masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini dan terdapat
kekurangan baik di referensi buku, internet, maupun lainnya, dikarenakan
terhalang situasi dan kondisi saat ini untuk mencari data informasi yang valid.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada teman-teman dan
pemakalah selanjutnya bisa lebih baik dari makalah kami. Saran dari Bapak
Ridwan dan teman-teman sangat kami nantikan. Terima kasih.
.

9
DAFTAR PUSTAKA

Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo


diIndonesia,1996), cetakan kedua, hlm.240
MARI Baturaja Kelas 1B, Prosedur Pengajuan Perkara Kasasi, 20 November 2021
Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan
(Buku II), Cet. II, 1997.
UU MA pasal 46-48
Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, 1991, hlm.224
Triwahyudi Abdullah, Hukum Acara Peradilan Agama, (Bandung: Mandar
Maju,2018), Cetakan Pertama.

10

Anda mungkin juga menyukai