FAKULTAS SYARIAH
1
KATA PENGANTAR
Demikian apa yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk para pembaca dan penulis.
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………6
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….19
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1. Untuk mengetahui macam-macam upaya hukum dalam perkara perdata
2. Untuk mengetahui bagaimana alur dalam pengupayaan hukum dalam
perkara perdata
5
BAB II
PEMBAHASAN
Perlawanan (verzet)
6
semula, artinya disini akan ada jawaban, replik, duplik dan konglusi, tetapi dalam
banding hal itu tidak ada melainkan hanya memori banding. Verzet / Perlawanan
dapat diajukan dalam tenggang waktu sbb 1:
1. Perlawanan dapat diajukan dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari sejak
pemberitahuan putusan verstek diterima Tergugat secara pribadi.
2. Jika Putusan verstek itu tidak diberitahukan kepada tergugat Pribadi, maka
perlawanan masih dapat diajukan sampai hari ke 8 (delapan) setelah tegoran untuk
melaksanakan putusan verstek itu.
Banding
Yaitu upaya hukum banding dilakukan apabila salah satu pihak baik pihak
Penggugat atau pihak Tergugat tidak menerima suatu putusan pengadilan karena
merasa hak-hak nya terserang oleh akibat adanya putusan itu.
Upaya hukum banding diadakan oleh Pembuat undang-undang karena
dikhawatirkan hakim adalah manusia biasa yang bisa saja membuat kesalahan
dalam menjatuhkan putusan.maka dibukalah kemungkinan bagi orang yang
dikalahkan untuk mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi.
1Laila M, Rasyid & Herinawati , Modul Pengantar Hukum Acara Perdata, (Sulawesi Unimal Pres, 2015, Hal
123.
7
mengajukan banding, artinya pihak yang tidak mengajukan banding dianggap
telah menerima putusan Pengadilan Negeri. Banding harus diajukan dalam
tenggang waktu 14 (empat belas) hari sejak putusan didengar, apabila para pihak
hadir pada saat diucapkan putusan oleh majelis Hakim, atau 14 (empat belas) hari
sejak pemberitahuan putusan apabila para pihak tidak hadir saat putusan
dibacakan.2
Kasasi
2 Ibid; 124
8
Adalah suatu alat hukum yang merupakan wewenag dari Mahkamah
Agung untuk memeriksa kembali putusan – putusan Pengadilan Terdahulu dan ini
merupakan peradilan yang terakhir. Tugas Pengadilan Kasasi adalah menguji
putusan Pengadilan-Pengadilan bawahan tentang sudah tepat atau tidaknya
penerapan hukum yang dilakukan terhadap kasus yang bersangkutan yang duduk
perkaranya telah ditetapkan oleh Pengadilan-pengadilan bawahan tersebut.
9
perkara atau peristiwanya,maka pemeriksaan tingkat kasasi umumnya tidak
dianggap sebagai pemeriksaan tingkat ketiga. 3
Peninjauan Kembali.
Putusan yang dijatuhkan dalam tingkat terakhir dan putusan yang dijatuhkan
diluar hadir tergugat (Verstek)dan yang tidak lagi terbuka kemungkinan untuk
mengajukan perlawanan, dapat ditinjau kembali atas permohonan orang yang
pernah menjadi salah satu pihak didalam perkara yang telah diputus dan
dimintakan peninjauan kembali. Peninjauan kembali adalah suatu upaya untuk
memeriksa dan mementahkan kembali suatu putusan Pengadilan yang telah
berkekuatan Hukum tetap, guna membatalkannya. Permohonan Peninjauan
Kembali tidak menghalangi jalannya Eksekusi atas Putusan yang telah
berkekuatan hukum tetap. HIR tidak mengatur masalah peninjauan kembali ini,
meskipun demikian dalam praktek diterima oleh Pengadilan Negeri dengan
memakai ketentuan Rv sebagai Pedoman. Untuk melakukan Peninjauan Kembali
harus didasarkan pada alasan-alasan, yaitu sbb :
3 Ibid; 126
4 Ibid, 128
10
1. Apabila Putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat, pihak
lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus, atau didasarkan pada bukti-bukti
yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu.
3. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada
dituntut.
6. Apabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan hakim atau suatu
kekeliruan yang nyata.
a. Yang disebut pada angka 1 sejak diketahui kebohongan atau tipu muslihat, atau
sejak putusan hakim pidana memperoleh kekuatan hukum yang tetap, dan telah
diberitahukan kepada para pihak yang berperkara.
b. Yang disebut pada angka 2 sejak ditemukan surat-surat bukti, yang hari serta
tanggal ditemukannya harus dinyatakan dibawah sumpah dan disahkan oleh
pejabat yang berwenang.
c. Yang disebut pada angka 3, 4 dan 5 sejak putusan memperoleh kekuatan hukum
tetap dan telah diberitahukan kepada para pihak yang berperkara.
11
d. Yang tersebut pada angka 6 sejak putusan yang terakhir dan bertentangan itu
memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah diberitahukan kepada pihak yang
berperkara.
12
harus mengajukan perlawanan tersebut secara tertulis atau secara lisan.
Dalam Praktek terdapat 2 (dua) macam perlawanan pihak ketiga yaitu :
1. Perlawanan (Verzet)
2. Jika putusan itu tidak langsung diberitahukan kepada tergugat sendiri dan pada
waktu aanmaning tergugat hadir, maka tenggat waktu perlawanan adalah 8
(delapan) hari sejak dilakukan aanmaning (peringatan) (Pasal 129 HIR/Pasal 153
RBg).
13
3. Jika tergugat tidak hadir pada waktu aanmaning, maka tenggat waktunya adalah
hari kedelapan sesudah eksekusi dilaksanakan (Pasal 129 ayat (2) jo Pasal 196
HIR dan Pasal 153 ayat (2) jo Pasal 207 RBg). Kedua perkara tersebut (perkara
verstek dan verzet terhadap verstek) didaftar dalam satu nomor perkara.
4. Perkara verzet sedapat mungkin dipegang oleh majelis hakim yang telah
menjatuhkan putusan verstek.
6. Hakim yang melakukan pemeriksaan perkara verzet atas putusan verstek harus
memeriksa gugatan yang telah diputus verstek tersebut secara keseluruhan.
Pemeriksaan perkara verzet dilakukan secara biasa (Pasal 129 ayat (3) HIR/Pasal
153 ayat (3) RBg dan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA).
7. Jika dalam pemeriksaan verzet pihak penggugat asal (terlawan) tidak hadir,
maka pemeriksaan dilanjutkan secara kontradiktur, akan tetapi Jika pelawan yang
tidak hadir, maka Hakim menjatuhkan putusan verstek untuk kedua kalinya.
Terhadap putusan verstek yang dijatuhkan kedua kalinya tidak dapat diajukan
perlawanan, tetapi dapat diajukan upaya hukum banding (Pasal 129 ayat (5) HIR
dan Pasal 153 ayat (5) RBg).
2. Sampai hari ke-8 sesudah peringatan (aanmaning) adalah sampai batas akhir
peringatan. Jika pemberitahuan putusan tidak langsung kepada diri pribadi
tergugat.
3. Sampai hari ke-8 sesudah dijalankan eksekusi sesuai Pasal 197 HIR/208
RBg. Misalnya eksekusi dilaksanakan tanggal 1 Agustus 2008, tergugat dapat
14
mengajukan perlawanan sampai hari ke-8 sesudah eksekusi dijalankan yakni
tanggal 8 Agustus 2008.
2. Banding
15
2. Meja I menaksir panjar biaya Banding dan menuangkannya dalam SKUM
(Surat Kuasa Untuk membayar);
3. Kasasi
16
tanggal diterimanya memori kasasi tersebut, kemudian pihak Lawan/Termohon
Kasasi menyampaikan jawabannya (kontra memori kasasi) paling lambat 14 hari
setelah diterimanya memori kasasi.
5.. Berkas perkara kasasi berupa bundel A dan bundel B dikirim Panitera
Pengadilan Tingkat Pertama ke Mahkamah Agung selambat-lambatnya dalam
tenggang waktu 60 hari sejak diterimanya permohonan kasasi.
1. Peninjauan Kembali
17
6. Panitera Pengadilan Tingkat Pertama mengirimkan berkas Peninjauan Kembali
ke Mahkamah Agung dalam bentuk bundel A dan bundel B selambat-lambatnya
30 hari setelah diterimanya jawaban.
1. Pihak ketiga yang ingin masuk dalam proses perkara yang sedang berjalan,
intervenient mengajukan surat permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama
dengan maksud untuk ikut dalam proses berperkara. Kemudian Ketua Pengadilan
Agama mendisposisikan surat tersebut kepada Majelis Hakim yang bersangkutan.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Hj. Aah Tsamrotul Fuadah, M.Ag, Tahun 2019 Huum Acara Peradilan
Agama Plus Prinsip Hukum Acara Islam Dalam Risalah Qadha Umar Bin
Khattab, Jl. Raya Leuwinanggung, No.112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos,
Kota Depok 16956 Tel/Fax : (021) 84311162 – (021)84311163E-
mail:rajapers@rajagrafindo.co.idhttp://www.rajagrafindo.co.id
20