Anda di halaman 1dari 22

PENGEMBANGAN MATERI AJAR

“MENGELOLA KREATIVITAS”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. APRIYANDO MANALU (7203143001)


2. GAMALIEL NICOLAS SUKATENDEL (7203143008)
3. PINTA AYU SAGALA (7202143002)
4. RIBKA PRISKILA SITUMORANG (7202443003)
5. SITA DEVI (7202443009)

MATA KULIAH : INOVASI DAN DESAIN PRODUK


DOSEN PENGAMPU : IVO SELVIA AGUSTI, S.E., M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Agustus 2022

1
MATERI 4

Adapun tujuan penulisan sebagai berikut:

1. Menjelaskan pengertian kreativitas.


2. Mengidentifikasi teori-teori kreativitas.
3. Menginterpretasikan tahap-tahap kreativitas.
4. Mengklasifikasikan ciri-ciri kreativitas.
5. Mengklasifikasikan teknik-teknik kreativitas.
6. Menganalisis kendala dalam pengembangan kreativitas.
7. Menganalisis aplikasi penerapan sistem kreativitas belajar disekolah.
8. Menjelaskan cara mengelola ide.

MENGELOLA KREATIVITAS

A. Pengertian Kreativitas

Kreativitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar
kreatif, yaitu memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Sedangkan,
kreativitas sendiri memiliki arti kemampuan untuk menciptakan atau menemukan
sesuatu yang baru yang berbeda dari yang sebelumnya.
Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir dalam cara-cara yang baru
dan tidak biasa serta menghasilkan pemecahan masalah yang unik (Santrock,
2007).
Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan kreativitas sebagai
suatu kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya :
a.       Baru (novel), yang diartikan sebagai inovatif, belum ada sebelumnya, segar,
menarik, aneh dan mengejutkan.
b.      Berguna (useful), yang diartikan sebagai lebih enak, lebih praktis,
mempermudah, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah,
mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil yang baik.
c.       Dapat dimengerti (understandable), yang diartikan hasil yang sama dapat
dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu, atau sebaliknya peristiwa-peristiwa

2
yang terjadi begitu saja, tak dapat dimengerti, tak dapat diramalkan dan tak dapat
diulangi.

B. Teori-Teori Kreativitas

a.       Teori Psikoanalisa


Psikoanalisa memandang kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah,
yang biasanya dimulai sejak di masa anak-anak.Priadi kreatif dipandang sebagai
seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan
memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur
menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Adapun tokoh-tokohnya adalah:
·         Sigmund Freud. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan,
yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide
yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Sehingga biasanya
mekanisme pertahanan merintangi produktivitas kreatif.Meskipun kebanyakan
mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, namun justru mekanisme
sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas.
·         Ernest Kris. Ia menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih
ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasaan, jika perilaku sekarang
tidak berhasil atau tidak memberi kepuasaan) juga sering muncul dalam tindakan
kreatif.
·         Carl Jung. Ia juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang
amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari
dibentuk oleh masa lalu pribadi. Dengan adanya ketidaksadaran kolektif, akan
timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Prose inilah yang
menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.

b.      Teori Humanistik


Humanistik lebih menekankan kreativitas sebagai hasil dari kesehatan
psikologis tingkat tinggi. Dan kreativitas dapat berkembang selama hidup dan
tidak terbatas pada usia lima tahun pertama.

3
·         Abraham Maslow. Ia menekankan bahwa manusia mempunyai naluri-naluri
dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itu,
diwujudkan Maslow sebagai hirarki kebutuhan manusia, dari yang terendah
hingga yang tertinggi.
·         Carl Rogers. Ia menjelaskan ada 3 kondisi dari pribadi yang kreatif, adalah
keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi sesuai
dengan Patokan pribadi seseorang, kemampuan untuk bereksperiman atau untuk
‘bermain’ dengan konsep-konsep.

c.       Teori Cziksentmihalyi


Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi
genetis (genetic predispotition).Contoh seorang yang system sensorisnya peka
terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah
menjadi pemusik.
1.      Minat pada usia dini pada ranah tertentu: 
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu,
sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
2.      Akses terhadap suatu bidang: 
Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang
diminati   sangat membantu pengembangan bakat.
3.      Access to a field: 
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat + tokoh-tokoh
penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir,
mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam bidang yang
diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan.

C. Tahap-Tahap Kreativitas

Wallas (1926) dan Haefele (1962) mengemukakan ada empat tahapan dalam
proses kreativitas yang harus dijalani yaitu:
a.       Tahap Persiapan

4
Otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi sebagai dasar atau
riset untuk karya kreatif yang sedang terjadi. Caranya dengan wawancara,
mencatat data, membaca yang diperlukan atau kegiatan lain yang berfungsi
mengumpulkan fakta, ide, opini. Setelah informasi dikumpulkan dilakukan
pengaturan atau pengolahan terhadap konsep-konsep (dua buah sekurang-
kurangnya) yang merupakan bahan-bahan pemikiran untuk menimbulan konsep
baru.
b.      Tahap Inkubasi
Tahap istirahat (pengendapan) merupakan masa penyimpanan informasi dan
merenungkannya. Alam bawah sadar mengolah dan mengambil alih informasi,
menyemainya dengan mengaitkan berbagai ide, termasuk menjajarkan,
memadukan/menggabungkan, menyortir atau memilah, membayangkan dan
mengitari /mempersempit atau mencari intisari ide.
Dalam proses inkubasi kreatif dikenal tiga metode ampuh untuk
meningkatkan hasil upaya kreatif, yaitu kemujuran (serendipity) adalah
menemukan hal-hal yang tidak dicari secara kebetulan dan cerdik. Keserentakan
(synchronicity), berarti sedang dalam mencari ide dan secara tidak sengaja
mengalami suatu kejadian atau rangkaina kejadianyang tepat untuk memecahkan
masalah yang sedang dihadapi. Kekacaubalauan (chaos), yaitu suatu tipuan
semesta atau keserentakan yang tidak terjelaskan, ide muncul pada saat-saat
ganjil.
c.       Tahap Pencerahan
Tahap pencerahan ialah saat inspirasi sebuah gagasan baru muncul dalam
piiran seakan-akan dari ketiadaan muncul jawaban baru yang jitu. Sangat
dipentingkan sikap santai untuk mendorong tahap inkubasi dan pencerahan.
d.      Tahap Pelaksanaan/Pembuktian
Tahap menghimpun dana, merencanakan suatu kegiatan hingga menguji
gagasan tersebut. Ada yang berhasil cepat, ada yang sangat lambat bahkan
memakan waktu bertahun-tahun bahkan ada yang tidak berhasil. Pada tahap ini,
terjadi penyempurnaan ataupun pengujian terhadap ide yang baru sehingga dapat
dilaksanakan.

5
D. Ciri-Ciri Kreativitas

Menurut Guilford (1963), ciri-ciri pada orang-orang kreatif adalah:


1)      Fluency: kesiapan, kelncaran, kemampuan untuk menghasilkan banyak
gagasan.
2)      Fleksibilitas: kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam
pendekatan dalam mengatasi persoalan.
3)      Originalitas: kemampuan untuk mencetuskan gagasan-gagasan asli.
4)      Elaborasi: kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail terperinci.
5)      Redefenition: kemampuan untuk merumuskan batasan-batasan dengan
melihat dari sudut lain daripada cara-cara yang lain.

Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan ciri-ciri kreatif secara


umum dapat dikelompokan menjadi 3 kategori, yaitu:
a.       Ciri-ciri pokok: kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan,
cara baru, penemuan. Ciri-ciri pokok ini meliputi:
1.      Kelincahan mental, adalah kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide,
gagasan, konsep, lambang-lambang, kata-kata, angka-angka, dan khususnya
melihat hubungan yang tidak biasa dari ide-ide.
2.      Berpikir ke segala arah, adalah kemampuan untuk berpikir dari satu ide,
gagasan lalu menyebar ke sagala arah tidak hanya terfokus pada satu jawaban
saja.
3.      Fleksibilitas konseptual, adalah kemampuan untuk secara spontan
mengganti cara memandang, pendekatan, kerja yang tak jalan.
4.      Orisinalitas, adalah kemampuan untuk mengeluarkan ide, gagasan,
pemecahan, cara kerja yang tidak lazim, yang jarang, bahkan mengejutkan.
5.      Lebih menyukai kompleiksitas daripada simplisitas, dari penyelidikan
diketemukan bahwa pada umumnya, orang-orang kreatif lebih menyukai
kerumitan daripada kemudahan, memilih tantangan dari keamanan, cenderung
pada yang lebih kompleks dari yang sederhana. Akibatnya mereka dapat bertemu
dengan gagasan-gagasan aneh dan hal-hal baru daripada orang-orang yang puas
dengan yang mudah, aman dan sederhana.

6
6.      Latar belakang yang merangsang, orang-orang kreatif biasanya sudah lama
hidup dalam lingkungan orang-orang dapat menjadi contoh dan dalam suasana
ingin belajar, ingin bertambah tahu, ingin maju dalam bidang-bidang yang
ditekuninya.
7.      Kecakapan dalam banyak hal, para manusia kreatif pada umumnya
mempunyia banyak minat dan kecakapan dalam berbagai bidang.
b.      Ciri-ciri yang memungkinkan: yang membuat mampu mempertahankan ide-
ide kreatif sekali sudah ditemukan tetap hidup. Ciri-ciri ini meliputi,

1.      Kemampuan untuk bekerja keras.


2.      Berpikir mandiri, orang-orang kreatif memiliki ras individualitas yang kuat.
Mereka membuat keputusan sendiri, mereka percaya kepada daya pikir mereka,
dan mereka mempunyai pendapat sendiri.
3.      Pantang menyerah, orang-orang kreatif tidak mudah menyerah bila gagal.
Mereka tetap berisaha dan selalu mencoba lagi.
4.      Mampu berkomunikasi dengan baik, orang-orang kreatif pada umumnya
juga komunikator-komunikator yang baik, mendalam, jelas, dan bagus. Karena
untuk mewujudkan impian, mereka harus menjelaskan perkara dan menyakinkan
orang.
5.      Lebih tertarik pada konsep daripada segi-segi yang kecil
6.      Keingintahuan.
7.      Kaya humor dan fantasi. Mereka mampu mendapatkan dunia yang lebih luas
dan penuh dengan berbagai unsur menarik. Hal ini mendorong mereka makin
terjun dalam kegiatan-kegiatan kreatif dan ada saja yang dicipta.
8.      Tidak segra menolak ide atau gagasan baru.
9.      Arah hidup yang mantap. Orang-orang kreatif kebanyakan menampkan diri
dalam diri mereka sikap terlibat dalam sesuatu, yakin akan tujuan dan arti hidup
mereka. Motivasi batin semacam itu dapat menjadi daya hebat untuk untuk
membuat kemajuan.
c.       Ciri-ciri sampingan: tidak langsung berhubungan dengan dengan penciptaan
atau menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup, tetapi kerap
mempengaruhi perilaku orang-orang kreatif. Ciri-ciri ini tidak berhubungan

7
dengan ciri-ciri orang kreatif tetapi ciri-ciri ini merupakan akibat dari kekuatan
kepribadian orang-orang kreatif dan situasi batin yang diakibatkan oleh
kreativitas. Ciri-ciri ini meliputi,
1.      Tidak mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain. orang-orang kratif
berpikir sendiri dan mereka tidak mengambil pusing mengenai apa yang
dipikirakan orang lain. akibatnya mereka tidak peka terhadap perasaan orang-
orang sekitar.
2.      Kekacauan psikologis. Karena selalu berpikir yang tidak lazim dapat
membawa mereka ketengah kekacauan psikolgis dan dapat mengakibatkan
keberantakan hidup.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda.


Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu perlu
kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam
individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya
kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik lingkungan dalam arti sempit
(keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan).
Timbul dan tumbuhnya kreatifitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kreasi
yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh
kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja
(Selo Soemardjan 1983). Tetapi ini tidak cukup , masyarakat dapat menyediakan
berbagai kemudahan, sarana, dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta
anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri,
sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk bersibuk diri secara
kreatif, suatu pengikatan yang melibatkan diri dalam suatu pengikatan untuk
melibatkan diri dalam suatu kegiatan interaktif, yang mungkin memerlukan waktu
lama. Hal ini menyangkut motivasi internal.

Faktor yang mempengaruhi kreatifitas yaitu :

1. Faktor Lingkungan Keluarga

8
Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong anak
untuk mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.

2. Faktor Lingkungan Sekolah


Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana, kondisi
sekolah sangat menentukan kreatifitas berkembang.

3. Faktor Lingkungan Masyarakat


Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang berbeda,
lingkungan yang tidak kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang
kreatifitasnya.

Faktor lain yang mendorong kreatifitas adalah:

1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreatifitas. Anak laki-laki
cenderung lebih besar kreatifitasnya daripada anak perempuan, terutama setelah
masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan adanya perbedaan perlakuan antara anak
laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki dituntut untuk lebih mandiri, sehingga
anak laki-laki biasanya lebih berani mengambil resiko disbanding anak
perempuan.

2. Urutan kelahiran
Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda tingkat
kreatifitasnya. anak yang lahir ditengah, belakang, dan anak tunggal cenderung
lebih kreatif daripada anak yang lahir pertama. Hal ini terjadi karena biasanya
anak sulung lebih ditekan untuk lebih menyesuaikan diri oleh orangtua sehingga
anak lebih penurut dan kreatifitasnya mati.

3. Intelegensi
Anak yang intelegensinya tinggi pada setiap tahapan perkembangan
cenderung menunjukan tingkah kreatifitas yang tinggi dibandingkan anak yang
intelegensinya rendah. Anak yang pandai lebih banyak mempunyai gagasan baru

9
untuk menyelesaikan konflik social dan mampu merumuskan penyelesaian
konflik tersebut.

4. Tingkat pendidikan orangtua


Anak yang orangtuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih kreatif
dibandingkan pendidikannya rendah. Hal ini disebabkan karena banyaknya
prasarana serta tingginya dorongan dari orangtua sehingga memupuk anak-anak
untuk menampilkan daya inisiatif dan kreatifitas dan kreatifitasnya. Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa kreatifitas tumbuh dan berkembang karena
faktor internal dan faktor eksternal.

Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi


kreatifitas ke dalam dua kelompok yaitu :
1.         Faktor yang mendukung perkembangan kreatifitas adalah sebagai berikut :
a.    Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan
b.    Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan
c.    Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu.
d.   Situasi yang mendorong tanggungjawab dan kemandirian
e.    Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya,
merasa, mengklasifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memperkirakan, menguji
hasil perkiraan dan mengomunikasikan.
f.     kedwibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreatifitas
secara lebih luas karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih
bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, dan mampu
mengekspresikan dirinya dengan cara yang berbeda dari umumnya yang dapat
muncul dari pengalaman yang dimilikinya.
g.    Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreatifitas, anak sulung laki-laki lebih
kreatif daripada anak laki-laki yang lahir kemudian)
h.    Perhatian dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan,
sekolah, dan motivasi diri.
2.        Faktor  Penghambat Berkembangnya Kreatifitas adalah sebagai berikut:
a.    Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam menanggung
resiko, dan upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui

10
b.    Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial
c.    Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan
penyelidikan
d.   Stereotip peran seks
e.    Diferensiasi antara bekerja dan bermain.
f.     Otoritarianisme
g.    Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan

F. Teknik-Teknik Kreativitas

Tugas perkembangan anak yang mendukung kreatifitas adalah bahwa anak


harus mampu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru, anak diharapkan
jika berlatih dan mengembangkan ketrampilan baru sesuai dengan tuntutan hidup.
Sebaliknya anak yang tidak mampu mengembangkan kreatifitas atau ketrampilan
akan menunjukan sikap mudah putus asa, merasa tidak aman sehingga menarik
diri dari kegiatan dan takut memperlihatkan usaha-usahanya.
Seorang anak yang mampu memperhatikan kreatifitasnya akan mencapai
masa produktif dan mempunyai peluang yang baik untuk mengembangkan diri
lebih jauh yang disertai keterlibatan yang terus-menerus dalam kegiatan kreatif
disegala bidang. Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kreatifitas
mempunyai peran penting dalam menentukan perkembangan manusia. Karena
anak yang dapat menyalurkan kreatifitasnya akan mempunyai makna pada tahap
perkembangannya.
Teknik-teknik menumbuhkan kreatifitas yaitu:
A. Teknik kreatif tingkat I
1.      Memberikan pemanasan (warming up)
Pemanasan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka yang
menimbulkan minat dan rasa ingin tahu siswa.
2.      Sumbang saran
Osborn pendiri dari Creative Education Foundation, dalam bukunya Applied
Imagination menentukan empat aturan dasar untuk sidang sumbang saran yaitu :
a.   Kritik tidak dibenarkan atau ditangguhkan

11
b.  Kebebasan dalam memberikan gagasan
c.   Gagasan sebanyak mungkin
d.  Kombinasi dan peningkatan gagasan
3.      Pertanyaan yang memicu gagasan
Teknik ini juga disebut daftar periksa atau checklist dikembangkan oleh Alex
Osborn dengan tujuan meningkatkan gagasan. Pertanyaan-pertanyaan Osborn
yang berupa “kata kerja manipulatif” membantu seseorang dalam
mengembangkan gagasan kreatif dengan melihat hubungan-hubungan baru.
B. Teknik Kreatif Tingkat II
1.      Synectics
Teknik synectics dikembangkan oleh William J.J Gordon dan merupakan teknik
berpikir kreatif yang menggunakan analogi dan metafor untuk membantu pemikir
menganalisis masalah dan mengembangkan berbagai sudut tinjau (Feldhusen &
Treffinger,1980).
2.      Futuristic
Yaitu mengajar dengan pandangan masa depan amat penting agar siswa kelak
dapat menggunakan kemampuan mereka untuk membantu menciptakan masa
depan. Siswa perlu dibantu dalam mengaitkan perubahan yang akan terjadi di
dunia dengan perubahan mereka sendiri.

G. Kendala dalam pengembangan kreativitas

Dalam mengembangkan dan mewujudkan potensi kreatifnya, seseorang


dapat mengalami berbagai hambatan, kendala, atau rintangan.
a.       Sumber Kendala
Shallcross (1985) mengolongkan kendala atau rintangan dalam menggunakan
potensi kreatif ke dalam:
1.      Kendala historis
Ditinjau secara historis ada kurun waktu tertentu yang merupakan puncak
kejayaan kreativitas dan sebaliknya pula ada kurun waktu tertentu yang tidak
menunjang bahkan menghambat pengembangan kreativitas perorang maupun
kelompok.

12
2.      Kendala biologis
Beberapa pakar menekankan bahwa kemampuan kreatif merupakan ciri herediter,
sementara pakar lainnya percaya bahwa lingkungan menjadi faktor penentu
utama.
3.      Kendala fisiologis
Seseorang yang mengalami kendala faali karena terjadi kerusakan otak yang
disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan maupun mereka yang memiliki
keterbatasan fisik dapat menghambat untuk mengungkapkan kreativitasnya.
4.      Kendala sosiologis
Lingkungan sosial merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan kita
dalam pengembangan kreatif. Bila tidak diarahkan dan didukung maka hasilnya
tidak akan baik.
5.      Kendala psikologis
Hal ini dikarenakan hampir semua orang telah membentuk persepsi diri bahwa
diri mereka tidaklah kreatif. Keyakinan sepert ini yang membuat mereka susah
dan tidak berkembang dari segi kreativitas.
b.      Kendala dalam mengembangkan kreativitas anak, meliputi empat
“pembunuh kreativitas anak” yaitu:
1.      Evaluasi
Rogers (dalam Vernon, 1982) menekankan salah satu syarat untuk memupuk
kreativitas konstruktif adalah bahwa pendidik tidak memberikan evaluasi, atau
paling tidak menunda pemberian evaluasi sewaktu anak sedang asyik berkreasi.
Bahkan menduga akan dievaluasi dapat mengurangi kreativitas anak.
2.      Hadiah
Kebanyakan orang percaya bahwa memberi hadiah akan memperbaiki atau
meningkatkan perilaku tersebut. Ternyata tidak demikian. Pemberian hadiah dapat
merusak motivasi intrinsik dan mematikan kreativitas.
3.      Persaingan (kompetisi)
Kompetisi lebih komplek daripada pemberian evaluasi atau hadiah secara
tersendiri, karena kompetisi meliputi keduanya. Biasanya persaingan terjadi
apabila siswa merasa bahwa pekerjaannya akan dinilai terhadap pekerjaan siswa

13
lain dan bahwa yang terbaik akan menerima hadiah. Hal ini terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan sayangnya dapat mematikan kreatvitas.
4.      Lingkungan yang membatasi
Albert Einstein yakin bahwa belajar dan kreativitas tidak dapat ditingkatkan
dengan paksaan. Sebagai anak ia mempunyai pengalaman mengikuti sekolah yang
sangat menekankan pada disiplin dna hafalan semata-mata. Ia selalu diberitahu
apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarina, dan pada ujian harus dapat
mengulanginya dengan tepat. Pengalaman yang baginya amat menyakitkan dan
menghilngkan minatnya terhadap ilmu, meskipun hanya untuk sementara. Padahal
sewaktu baru berumur lima tahun ia amat tertarik untuk belajar ketika ayahnya
menunjukkan kompas kepadanya. Contoh ini menunjukkan bahwa jika berpikir
dan belajar dipaksakan dalam lingkungan yang amat membatasi, minat dan
motivasi intrinsik dapat dirusak.
c.       Kendala dari lingkungan, meliputi lingkungan yang tidak sehat dalam
pergaulan dan lingkungan yang tidak mendukung anak untuk berkreasi dalam
kesehariannya.
d.      Kendala dari rumah, meliputi
1.      Orang tua yang tidak mendukung kemampuan anak.
2.      Keinginan orang tua untuk melihat anaknya berprestasi sehingga mereka
mendorong anak dalam bidang-bidang yang tidak diminatinya.
3.      Keluarga tidak menggunakan secara tepat empat “pembunuh kreativitas
anak” yaitu evaluasi, hadiah, kompetensi, dan pilihan atau lingkungan yang
terbatas (Amabile, 1989).
e.       Kendala dari sekolah, meliputi
1.      Sikap guru
Dalam suatu studi, tingkat motivasi diri siswa rendah, jika guru terlalu banyak
mengontrol, dan lebih tinggi jika guru memberikan lebih banyak otonomi.
2.      Belajar dengan hafalan mekanis menghambat kreativitas.
3.      Kegagalan
Semua siswa pasti pernah mengalami kegagalan dalam pendidikan mereka, tetapi
frekuensi kegagalan dan cara bagaimana hal itu ditafsirkan mempunyai dampak
yang nyata terhadapa motivasi diri dan kreativitas.

14
4.      Tekanan akan konformitas dari guru
5.      Sistem sekolah yang membatasi anak untuk mengembangkan bakat dan
minatnya.

H. Aplikasi penerapan sistem kreatifitas belajar di sekolah

Faktor penting dalam meningkatkan kreatifitas disekolah adalah guru.


Banyak sekali hal yang dapat dilakukan guru disekolah untuk merangsang dan
meningkatkan daya fikir  siswa, sikap dan prilaku kreatif siswa, melalui kegiatan
didalam atau diluar kelas. Potensi kreatif siswa di sekolah dapat ditingkatkan
dengan cara mengusahakan iklim di kelas yang dapat mengunggah kreatifitas
siswa. Selanjutnya guru harus menghargai keunikan pribadi dan potensi setiap
siswa dan tidak perlu selalu menuntut dilakukannya pada hal-hal yang sama. Pada
waktu tertentu siswa diberi kebebasan untuk melakukan sesuatu yang disenangi
oleh siswa.
Dalam kegiatan belajar, proses berfikir kreatif dan pemecahan masalah
secara kreatif dirangsang dengan mengajukan pertanyaan, untuk menemukan
masalah sendiri, untuk menggunakan imajinasinya dalam mengemukakan macam-
macam gagasan atau kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan. Dalam hal
ini guru lebih banyak memberi umpan balik dan meminta siswa untuk menilai
sendiri produk-produk kreatifitasnya.
Dalam melaksanakan pengajaran kreatif, guru harus kreatif dan memiliki
semangat petualang ( Torrance, 1967). Hal ini berarti bahwa cara guru mengajar
seharusnya bervariasi, dengan untuk mencoba sesuatu yang baru, tidak kaku
dalam melaksanakan kurikulum atau aturan-aturan yang ada serta bersikap hangat
kepada siswa. Guru dalam mengajar hendaknya menciptakan lingkungan yang
merangsang belajar kreatif, terampil mengajukan dan mengundang pertanyaan,
dan dapat memadukan perkembangan kognitif dan afektif.
Munandar (1987) Memberikan saran agar guru dapat mengajar secara
kreatif. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Guru menghargai kreatifitas siswa
b.      Guru bersikap terbuka terhadap gagasan

15
c.       Guru mengakui dan menghargai adanya perbedaan individual
d.      Guru bersikap menerima dan menunjang anak
e.       Guru menyediakan pengalaman mengajar yang berdiferensiasi
f.       Guru cukup memberikan struktur dalam mengajar sehingga anak tidak
merasa ragu
g.      Setiap anak ikut mengambil bagian dalam merencanakan pekerjaan
kelompok
h.      Guru tidak bersikap sebagai tokoh yang maha mengetahui tetapi menyadari
keterbatasan sendiri

I. Cara Mengelola Ide

1. Tuliskan Ide Anda

Sebelum melakukan apapun, tulis ide anda. Apakah itu mungkin ide bagus atau
tidak terlalu bagus, apakah akan anda lakukan atau tidak, penting untuk
mendokumentasikan ide. Ketika ide datang akan terasa begitu menyenangkan dan
pasti untuk suatu alasan kuat maka terproses secara otomatis oleh otak cerdas
anda, lalu tring… muncul ide. Mendokumentasikan ide adalah langkah awal yang
bagus. Anda dapat mencatat ide menggunakan buku  harian atau aplikasi. Saya
pribadi menggunakan Evernote yang tersingkron dengan hape dan komputer. Atau
catatan model apapun yang biasa anda pakai, selama anda dapat menemukan
kembali catatan anda.

16
2. Evaluasi apakah ide anda cocok dengan tujuan anda

Apakah ide anda cocok dengan tujuan jangka panjang anda? Jika iya, bagaimana
cara kerjanya? Bukan untuk maksud berlebihan melakukan ini, tetapi anda perlu
mengambil waktu jeda untuk melihat dan berpikir tentang ide anda ini apakah ini
benar – benar akan membawa anda mencapai cita – cita, karir, atau tujuan anda?
Lalu kemudian kita dapat dengan mudah dapat melihat apakah sebuah ide
membawa kita mendekat dengan tujuan atau malah membuat kita menjauh, atau
bahkan membawa ke arah berbeda, mungkin ide ini bukan untuk anda, atau
mungkin belum saat yang tepat untuk anda.

Mungkin ada anda dapat mengeksplorasi ide anda sebagai sampingan atau sebagai
hobi, dan tidak perlu untuk memberikan prioritas utama jika anda benar – benar
tahu kemana anda ingin melangkah di masa depan.

3. Periksa apakah ini waktu yang tepat untuk ide anda

Momentum adalah hal yang perlu diperhatikan untuk masalah ide. Anda perlu
melihat apakah ide ini sebenarnya usang untuk kondisi saat ini atau terlalu dini.

17
Atau mungkin waktu bukan menjadi faktor sama sekali – seperti ketika sebuah ide
muncul tentang seni atau artikel yang tak lekang oleh waktu.

4. Pertimbangkan biaya dari sebuah ide

Berapa banyak waktu, tenaga, dan uang yang diperlukan untuk mewujudkan ide?
Apakah anda sanggup membiayai ide tersebut? Seperti apa ide itu ketika
dieksekusi? Apakah anda siap untuk komit 100%? Biasanya ketika kita berada
dalam imajinasi, semua hal terlihat mudah, potensial, dan menyenangkan, namun
apakah benar semua demikian?

Kita cenderung mengabaikan di dalam pikiran tentang kerja keras, waktu yang
lama, stress dan frustasi untuk mewujudkan sebuah ide. Jika anda melihat
biayanya berat untuk diwujudkan lebih baik anda simpan dulu ide anda.

5. Uji ide anda di awal

Jika anda serius dengan sebuah ide, anda perlu untuk menguji apakah ide anda
benar. Bagaimana secara cepat kita dapat membuat prototipe kecil dari ide dan

18
melihat misalnya apakah sesuatu dapat dipasarkan dan memiliki potensi nyata?
Beberapa ide kecil dapat anda lakukan segera dan melihat apa yang terjadi.

6. Gunakan ide anda untuk menyesaikan masalah saat ini

Penting untuk mengimplementasikan ide baru atas projek yang sedang anda
kerjakan jika mungkin. Mengapa? Karena inovasi dapat terjadi di persimpangan
ide. Anda dapat membuat suatu perubahan fundamental dengan menggabungkan
beberapa inspirasi dan sudut pandang berbeda.

Kedua, mengaplikasikan sesuatu yang baru itu kadang tidak gampang, dan jika
anda dapat mengimplementasikan bagian dari ide yang telah anda miliki, anda
dapat sekalian menguji apakah ide anda itu ide yang baik.

Hal penting untuk diperhatikan adalah, anda perlu untuk benar-benar yakin dan
percaya atas ide kecil anda dan tau ini akan berhasil.

7. Hati hati dengan gagasan baru

19
Sesuatu yang baru biasanya menarik perhatian. Ada semacam rasa penasaran,
penuh dengan gairah keingintahuan dan kemungkinan. Secara alami, ketika ide
datang, kita dapat terbuai oleh ide tersebut.

20
Soal Latihan

1. Identifikasilah cara membangun dan mengelola kreativitas!


2. Apa hubungan kreativitas dengan inovasi?
3. Analisislah solusi dari tantangan dalam pengembangan kreativitas!
4.

21
REFERENSI

Andrianto, Tuhana Tufiq. 2013. Cara Cerdas Melejitkan IQ Kreatif Anak.


Jogjakarta: Kata Hati
Campbell, David. Tanpa Tahun. Mengembangkan Kreativitas. Disadur oleh A. M.
Mangunhardjana, 1986. Kanisius: Yogyakarta.
https://docs.google.com/document/d/
1nPTgSvGbfw1TZPxthnBbedVU5nYjNAjXDUdwYk9sFuI/edit?pli=1
http://dedimulyana96.blogspot.co.id/2015/03/makalah-berfikir-kreatif-
creative.html
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta
http://titianlay05.blogspot.com/2015/11/makalah-kreativitas_26.html diunduh
oleh bila anggraini hari sabtu 19:16 tanggal 15 September 2018
https://adipramono.com/cara-mengelola-ide/ diunduh oleh bila anggraini hari sabtu
19:16 tanggal 15 September 2018

22

Anda mungkin juga menyukai