NIM : 18063055
1. Pengertian Kreativitas
Menurut Munandar (1985), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang
diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan (kombinasi)
dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, Csikszentmihalyi (dalam Clegg,
2008) menyatakan kreativitas sebagai suatu tindakan, ide, atau produk yang mengganti
sesuatu yang lama menjadi sesuatu yang baru.
Rhodes (dalam Munandar, 2009) menganalisis lebih dari 40 definisi tentang
kreativitas, menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah
pribadi (person), proses, produk, dan lingkungan yang mendorong (press) individu ke
perilaku kreatif. Berikut beberapa definisi tentang kreativitas berdasarkan empat P,
menurut para pakar:
a. Defenisi Pribadi
Menurut Hulbeck (dalam Munandar, 2009) Tindakan kreatif merupakan hal
muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan
lingkungannya. Definisi yang lebih baru tentang kreativitas diberikan dalam “three-
facet model of creativity” oleh Stenberg (dalam Munandar, 2009), yaitu kreativitas
merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis: inteligensi, gaya
kognitif, dan kepribadian.
b. Defenisi Proses
Definisi proses dikemukakan oleh Torrance (dalam Munandar, 2009) yang pada
dasarnya menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu proses merasakan
kesulitan, permasalahan, kesenjangan, membuat dugaan dan memformulasikan
hipotesis, merevisi dan memeriksa kembali hibgga mengkomunikasikan hasil.
c. Defenisi Produk
Baron (dalam Munandar, 2009) menyatakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula
menurut Haefele (dalam Munandar, 2009) kreativitas adalah kemampuan membuat
kombinasi-kombinasi baru. Rogers (Munandar,2009) menekankan produk kreatif
harus bersifat observable, baru, dan merupakan kualitas unik individu dalam
interaksi dengan lingkungannya.
d. Defenisi Press
Definisi Simpson (dalam Munandar, 2009) merujuk pada aspek dorongan
internal, yaitu kemampuan kreatif dirumuskan sebagai inisiatif yang dihasilkan
individu dengan kemampuannya untuk mendobrak pemikiran yang biasa.
Setiap individu memiliki potensi kreatif, yang membedakan antara individu yang
satu dengan yang lain adalah besar atau kecilnya potensi tersebut. Ada seorang individu
yang sangat kreatif karena memiliki potensi kreativitas yang besar, sedangkan individu
yang lain kreativitasnya terbatas sepertinya tidak kreatif. Hal ini karena individu yang
bersangkutan potensi kreativitasnya hanyalah kecil atau tidak sama seperti individu lain.
Menurut David Campbel (dalam Mudjiran, 2007: 69) guru yang memiliki
kebiasaan berikut ini sangat baik untuk menumbuhkembangkan kreativitas anak.
1. Bersifat mengasuh/membimbing.
2. Suka bersifat informal.
3. Memiliki prsiapan mengajar yang matang.
4. Tidak terikat pada buku pelajaran saja.
5. Terbuka terhadap pendapat yang berlawanan.
6. Suka memberikan penguatan (reinforcement) bila ada siswa yang kreatif.
7. Tidak terlalu pasti
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa upaya guru
dalam mengembangkan kreativitas siswa, yaitu guru harus bersifat membimbing,
informal, terbuka terhadap pendapat dalam mengajar agar siswa diberi penguatan dalam
kreativitas dengan segala kelebihan dan keterbatasan siswanya agar terhindar dari suasana
yang bersifat mengancam.