Anda di halaman 1dari 14

PERIODE PENTING KREATIFITAS DAN HUBUNGAN KREATIFITAS

DENGAN INTELEKTUAL

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Seni Anak
Yang dibina oleh Dwi Aminatus Sa’adah, M.Pd.

Oleh :

Titik Mariyani (2113006)


Widia Riska Fitriani (2113007)

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAINU) TUBAN


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Periode penting kreatifitas
dan hubungan kreatifitas dengan intelektual” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Perkembangan Seni Anak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Tuban, 08 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kreatifitas ................................................................................................. 3


2.2 Tujuan pengembangan kreatifitas ................................................................................ 5
2.3 Faktor yang mempengaruhi kreatifitas ........................................................................ 6
2.4 Hubungan kreatifitas dengan intelektual ..................................................................... 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 10


3.2 Saran ........................................................................................................................... 10

DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kreativitas merupakan salah satu kemampuan untuk membuat kombinasi-
kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data atau hal-hal
yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas terletak pada kemampuan untuk melihat asosiasi
antara hal-hal atau obyek yang sebelumnya tidak ada atau tidak tampak hubungannya. Ini
berarti bahwa apa yang diciptakan atau dihasilkan tidak perlu atau mesti yang baru sama
sekali, tetapi mungkin gabungan atau kombinasi dari hal-hal yang sudah ada atau sudah
dikenal sebelumnya.
Kreativitas merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan serta
kemandirian belajar anak. Namun demikian para ahli telah sepakat bahwa kreatiitas tiap
anak berbeda-beda tergantung banyak faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk mengungkap pengaruh kreativitas terhadap kemandirian belajar
peserta didik. Intelegensi juga merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi
kemandirian belajar anak.
Intelegensi merupakan salah satu potensi/kemampuan bawaan atau secara genetik
yang sering dikaitkan dengan berhasil tidaknya anak belajar di sekolah. Pada kasus-kasus
tertentu sering ditemukan bahwa anak dengan intelegensi di bawah rata-rata cenderung
mengalami kesulitan belajar karena cara berfikirnya lambat dan kesulitan beradaptasi
dengan teman-temannya. Menurut Whitherington dalam Syaiful Djamarah, bahwa
intelegensi sebagai kemampuan yang bersifat bawaan dari pasangan suami-istri akibat
pertemuan sperma dan ovum, namun tidak semua orang memilikinya dalam kapasitas
yang sama.
Kreativitas dan intelegensi merupakan dua diantara sekian banyak faktor yang
mempengaruhi kemandirian belajar anak. Perbedaan tingkat kreativitas dan intelegensi
pada tiap anak mengakibatkan perbedaan kemandirian belajar pada masing-masing anak.
Kenyataan inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian guna mengetahui
pengaruh kreativitas dan intelegensi terhadap kemandirian belajar anak. Intelektual
berkaitan erat dengan kemampuan peserta didik dalam memecahkan suatu masalah.
Siswa yang memiliki tingakat intelegensi tinggi memiliki kecenderungan untuk
memecahkan masalaha belajarnya sendiri. Semakin tinggi tingkat intelegensinya maka

1
2

semakin cerdas dan semakin mandiri pula siswa tersebut sehingga akan mengurangi
ketergantungannya pada orang lain.

1.2 Rumusan masalah


Berdsarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apa pengertian kreatifitas ?
2. Apa tujuan pengembangan kreatifitas ?
3. Apa yang faktor mempengaruhi kreatifitas ?
4. Bagaimana hubungan kreatifitas dengan intelektual ?

1.3 Tujuan pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, berikut tujuan penulisan
dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kreatifitas
2. Untuk mengetahui tujuan pengembangan kreatifitas
3. Untuk mengetahui faktor mempengaruhi kreatifitas
4. Untuk mengetahui hubungan kreatifitas dengan intelektual
BAB II

PEMBAHASAN

Kreativitas belajar seringkali dianggap sebagai sesuatu ketrampilan yang didasarkan


pada bakat alam, dimana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa menjadi kreatif.
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, walaupun dalam kenyataannya terlihat bahwa
orang tertentu memiliki kemampuan untuk menciptakan ide baru dengan cepat dan beragam.
Sesungguhnya kemampuan berpikir kreatif pada dasarnya dimiliki semua orang.

2.1 Pengertian Kreatifitas

Kreatifitas mempunyai definisi yang banyak sekali. Definisi kreatifitas juga


tergantung pada dasar teori yang menjadi acuan para pakar. Barron (dalam Ali &
Asori,2006) mendefinisikan kreatifitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru.
Kreatifitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai
kemampuan untuk memberi gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan
masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan baru antara unsur yang
sudah ada sebelumnya (Mundandar, 2012).
Kreativitas seseorang dapat dilihat dari tingkah laku atau kegiatannya yang
kreatif. Yang penting dalam kreativitas bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah
diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas merupakan sesuatu
yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang
lain atau dunia pada umumnya (Slameto, 2010).
Kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa
gagasan ataupun produk baru, atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada
akhirnyakan melekat pada dirinya (Rachmawati, 2005).
Kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,
baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang tealah
ada. Kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan
terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas,
diferensiasi, dan integrasi antara tahap perkembangan (Rachmawati, 2005). Kreativitas
merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam
pemecahan masalah.

3
4

Chaplin dalam Rachmawati mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan


menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau, dalam permesinan, atau dalam pemecahan
masalah-masalah dengan metode-metode baru. Menurut Kuper dan Kuper kreativitas
merupakan sebuah konsep yang majemuk dan multi-dimensial, sehingga sulit
didefinisikan secara operasional.
Definisi sederhana yang sering digunakan secara luas tentang kreativitas adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Wujudnya adalah tindakan manusia.
Melalui proses kreatif yang berlangsung dalam benak orang atau sekelompok orang,
produk-produk kreatif tercipta (Alli Imron, 2007).
Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan
orisinalitas dalam berpikir setelah kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.
Kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian merupakan hasil interaksi dengan
lingkungannya. Lingkungán yang merupakan tempat individu berinteraksi itu dapat
mendukung berkembangnya kreativitas, tetapi ada juga yang justru menghambat
berkembangnya kreativitas individu. Kreativitas yang ada pada individu itu digunakan
untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ada ketika berinteraksi dengan
lingkungannya dan mencari berbagai alternatif pemecahannya sehingga dapat tercapai
penyesuaian diri secara adekuat.
Rogers mendefinisikan kreativitas sebagai proses munculnya hasil-hasil baru ke
dalam suatu tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul dan sifat-sifat individu unik yang
berinteraksi dengan individu lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya. Kreativitas
ini dapat terwujud dalam suasana kebersamaan dan terjadi bila relasi antar individu
ditandai oleh hubungan-hubungan yang bermakna. Kreativitas sebagai kemampuan
untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud
aktivitas imajinatif atau sintesis yang mungkin melibatkan pembentukan pola-pola baru
dan kombinasi dan pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada
pada situasi sekarang. Hasil tersebut berguna, bertujuan, terarah, dan tidak hanya
sekedar fantasi. Sumber awal dan perkembangan kreativitas itu disebabkan oleh faktor-
faktor yang ada dalam lingkungan keluarga.
Dalam kegiatan belajar mengajar anak yang memiliki kreativitas lebih mampu
menemukan masalah-masalah dan mampu memecahkannya pula. Oleh karena itu, guru
perlu memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik sehingga
kreativias, bakat dan minatnya dapat berkembang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
5

Proses belajar kreatif sebagai keterlibatan dengan sesuatu yang berarti, rasa ingin
tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidak lengkapan, kekacauan, kerumitan,
ketidakselarasan, ketidakteraturan dan sebagainya. Kesederhanaan dari struktur atau
mendiagnosis suatu kesulitan dengan mensintesiskan informasi yang telah diketahui,
membentuk kombinasi dengan menciptakan alternatif-alternatif baru, kemungkinan-
kemungkinan baru, dan sebagainya. Mempertimbangkan, menilai, memeriksa, dan
menguji kemungkinan-kemungkinan baru, menyisihkan, memecahkan yang tidak
berhasil, salah dan kurang baik, memilih pemecahan yang paling baik dan membuatnya
menarik atau menyenangkan secara estesis, mengkomunikasi hasil-hasilnya kepada
orang lain”.
Dengan demikian dalam belajar kreatif harus melibatkan komponen-komponen
pengalaman belajar yang paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan lalu
menemukan bahwa pengalaman dalam proses belajar kreatif sangat mungkin berada di
antara pengalaman-penglaman belajar yang sangat menenangkan, pengalama-
pengalaman yang sangat memberikan kepuasan kepada kita dan yang sangat bernilai
bagi kita. Jadi kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam menciptakan
hal-hal baru pada pembelajaran baik berupa kemampuan mengembangkan kemampuan
formasi proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat
kombinasi yang baru dalam belajarnya.
Berdasarkan beberapa definisi yang diuraikan, disimpulkan bahwa kreativitas
merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode
ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel, suksesi, dan
diskontinuitas, yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu
masalah. Jadi kreativitas merupakan bagian dari usaha seseorang. Kreativitas akan
menjadi seni ketika seseorang melakulan kegiatan.

2.2 Tujuan pengembangan kreatifitas


Menurut Munandar ada alasan mengapa kreativitas penting untuk dimunculkan,
dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak, antara lain:
1. Dengan berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya
Perwujudan diri adalah salah satu kebutuhan pokok manusia
6

2. Kemampuan berpikir kreatif


Dapat melihat berbagai macam penyelesaian suatu masalah. Mengekspresikan
pikiran-pikiran yang berbeda dari orang lain tanpa dibatasi pada hakikatnya akan
mampu melahirkan berbagai macam gagasan.
3. Kersibuk secara kreatif
Hal ini akan memberikan kepuasan kepada individu tersebut. Hal ini penting
untuk diperhatikan karena tingkat ketercapaian kepuasan seseorang akan
mempengaruhi perkembangan sosial emosinya. Keempat, dengan kreativitas
memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Gagasan-gagasan baru
sebagai buahpemikiran kreatif akan sangat diperlukan untuk menghadapi masa
depan yang penuh tantangan.

Jadi tujuan mengembangkan kreativitas pembelajaran adalah sebagai berikut :


1) Mengenal cara mengekspresikan diri melalui hasil karya dengan menggunakan
teknik-teknik yang dikuasainya.
2) Mengenalkan cara dalam menemukan alternatif pemecahan masalah.
3) Membuat anak memiliki sikap keterbukaan terhadap berbagai pengalaman dengan
tingkat kelenturan dan toleransi yang sangat tinggi terhadap ketidakpastian.
4) Membuat anak memiliki kepuasan diri terhadap apa yang dilakukannya dan sikap
menghargai hasil karya orang lain.

2.3 Faktor yang mempengaruhi kreatifitas


Mendidik anak merupakan tugas orang tua, dan pendidikan merupakan proses seumur
hidup yang berlangsung di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut
Pamilu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kreativitas anak adalah sebagai
berikut (Pamilu, 2007):
1. Kedekatan emosi
Berkembangnya kreativitas anak sangat bergantung pada kedekatan emosi dari
orang tua. Suasana emosi yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan, atau
terpisah sangat menghambat perkembangan kreativitas anak.
2. Kebebasan dan respek
Anak kreatif biasanya memiliki orang tua yang menghormatinya sebagai individu,
mempercayai kemampuan yang dimiliki, adanya keunikan, serta memberi
7

kebebasan kepada anak tidak otoriter, tidak selalu mengawasi atau terlalu
membatasi kegiatan anak.
3. Menghargai Prestasi dan kreativitas
Orang tua anak kreatif biasanya selalu mendorong anaknya untuk selalu berusaha
sebaik-baiknya dan menghasilkan karya yang baik, tidak menekankan pada hasil
akan tetapi proses. Spontanitas, kejujuran dan imajinasi dianggap penting bagi
perkembangan kreatif anak .

Berdasar uraian di atas, pengalaman pendidikan yang pertama dan paling utama
diperoleh anak adalah di dalam keluarga. Peran orang tua dalam mendidik dikatakan
sangat penting, diantaranya adalah memberi kesempatan anak untuk memperoleh
pengalaman yang banyak dan beraneka ragam kepada anak. Sikap orang tua kepada
anak seperti di atas dapat mempengaruhi bakat dan kreativitas anak.

Menurut Slameto ciri-ciri kreativitas yaitu :


Ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif dan non kognitif.
Ciri kognitif diantaranya orisinilitas, fleksibelitas, kelancaran, dan elaborasi. Sedangkan
ciri non kognitif diantaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif. Kedua ciri ini
sama pentingnnya, kecerdasan yang tidak ditunjang dengan kepribadian kreatif tidak
akan menghasilkan apapun. Kreativitas hanya dapat dilahirkan dari orang cerdas yang
memiliki kondisi psikologi yang sehat. Kreativitas tidak hanya perbuatan otak saja
namun variabel emosi dan kesehatan mental sangat berpengaruh terhadap lahirnya
sebuah karya kreatif. Kecerdasan tanpa mental yang sehat sulit sekali dapat
menghasilkan karya kreatif.
Mengacu pada beberapa pendapat di atas, indikator kreativitas belajar peserta
didik yang direncanakan diteliti dengan indikator sebagai berikut:
1) Memiliki dorongan (drive) yang tinggi
2) Memiliki keterlibatan yang tinggi
3) Memiliki rasa ingin tahu yang besar
4) Penuh percaya diri atau percaya kepada diri sendiri
5) Memiliki kemandirian yang tinggi
6) Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya
8

Pengembangan kreatifitas pada anak dapat dilakukan dengan memberikan pengalaman


dan pengetahuan anak yang beraneka ragam dalam proses pembelajaran. Dari
penahapan perkembangan kreatifitas, ada tiga thpan kritis yang sangat penting bagi
pendidikan yaitu (Mutiah, 2015):
1. Tahap inisiatif
Pada usia 4-6 tahun, anak akan mengembangkan rasa ingin tahu, berinisiatif,
berimajinasi dan berfantasi melalui aktifitas bermain.
2. Tahap kerajinan
Pada usia 7-12 tahun, pada tahap ini terjadi creativity drop, yaitu suatu gejala
menurunnya kreatifitas anak, karena energy psikisnya diarahkan kepada tugas dan
kegiatan belajar di sekolah yang berpola konvergen
3. Tahap identitas
Pada usia 13-18 tahun, di mana anak menjalani periode formal dan pasca operasi
formal dalam perkembangan intelektualnya, yaitu; berfikir formal, konseptual,
analitis, kritis dan efaluatif, kemampuan hubungan sosial, kesadaran akan tatanan
kehidupan sosial serta nilai-nilai moral dan religious mulai terbentuk. Olek karena
itu, proses berfikir kreatif pada masa ini dapat dibelajarkan kea rah pemecahan
masalah pengetahuan, seni, dan masalah praktif sehari-hari.

2.4 Hubungan kreatifitas dengan intelektual


Kreatifitas dengan intelektual memiliki korelasi yang sangat positif antar
keduanya. Semakin seorang siswa mempunyai respon yang baik atau mempunyai
kemampuan untuk bertahan dan kemampuan mengatasi kesulitan yang dihadapi serta
didukung oleh kecerdasan yang cukup tinggi, maka semakin tinggi pula kreativitas atau
semangat berkreasinya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sternberg dan Lubart (1995), yang cenderung
memandang bahwa proses-proses kreatif dapat berlangsung karena keterlibatan fungsi-
fungsi intelektual dan sekaligus juga fungsi-fungsi karakteristik kepribadian seseorang
yang relevan dengan proses-proses kreatif tersebut, yang didasari oleh penelitian
Sternberg (1985), dengan ditunjukkannya bahwa orang kreatif memiliki kemampuan dan
kemauan untuk berpikir dan bertindak di atas batas-batas realitas diri dan lingkungannya,
yang mengindikasikan bahwa untuk menghasilkan karya-karya kreatif dalam bidang
penelitian ilmiah atau seni, selain membutuhkan peran intelektual juga karakteristik
kepribadian tertentu dari seseorang.
9

Konsekuensinya, didalam mengungkap potensi kreatif yang hanya menekankan


pada kemampuan intelektual seperti berpikir divergen tidak cukup, tetapi juga harus
mencakup karakteristik kepribadian yang dianggap relevan yang keduanya dibutuhkan di
dalam proses-proses kreatif yang produktif dan bermutu. Kemudian (Sternberg, 1988),
menuangkan di dalam teorinya tentang kreativitas, yang menyatakan bahwa kreativitas
merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis : inteligensi, gaya
kognitif, dan kepribadian atau motivasi, yang secara bersamaan membantu memahami
apa yang melatar belakangi individu yang kreatif.
Intelektual mempunyai hubungan positif yang sangat signifikan dengan kreativitas,
artinya semakin tinggi tingkat Intelektual seseorang, semakin tinggi pula kreativitasnya
atau semakin mempunyai semangat berkreasi yang tinggi. Hal ini sesuai dengan teori
ambang Intelektual untuk kreativitas dari Anderson (dalam Munandar, 1999), bahwa
sampai tingkat Intelektual tertentu, yang diperkirakan IQ 120, ada hubungan yang erat
antara Intelektual dengan kreativitas yaitu kreativitas yang tinggi memerlukan tingkat
Intelektual i yang cuku tinggi pula, tetapi diatas ambang inteligensi tersebut tidak ada
korelasi yang tinggi lagi antara inteligensi dengan kreativitas.
Utami Munandar (1977), menunjukkan bahwa berpikir divergen (kreativitas)
mempunyai hubungan yang bermakna dengan berpikir konvergen (inteligensi) ; dan dari
penelitian yang dilakukan oleh Getzels dan Jackson (1970), dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara kreativitas dengan Intelektual i walaupun hubungan itu tidak begitu
kuat.
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Munandar (1982) dan Sinambela
(1993), yang menemukan ada hubungan antara Intelektual i dengan kreativitas, walaupun
hubungannya rendah. Sumbangan efektif Intelektual terhadap kreativitas tergolong kecil,
tetapi masih lebih besar dibandingkan sumbangan efektif adversiti terhadap kreativitas.
Artinya kecerdasan yang dimiliki siswa hanya menyumbang sebagian kecil untuk dapat
mengembangkan kreativitas tetapi tetap mempunyai peran yang lebih besar sebagai
landasan pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan kreativitas, sehingga
kecerdasan yang cukup tinggi perlu dimiliki untuk mendukung terciptanya daya kreasi
seorang siswa.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, kami dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan,
proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel,
suksesi, dan diskontinuitas, yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk
pemecahan suatu masalah. Jadi kreativitas merupakan bagian dari usaha seseorang.
2. Tujuan pengembangan dan pembelajaran kreatifitas antara lain:
➢ berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya
➢ perwujudan diri adalah salah satu kebutuhan pokok manusia
➢ kemampuan berpikir kreatif
➢ mengekspresikan
➢ alternatif pemecahan masalah.
➢ sikap keterbukaan berbagai pengalaman tingkat kelenturan dan toleransi
➢ kepuasan diri dan sikap menghargai hasil karya orang lain.
3. Faktor yang mempengaruhi kreatifitas
kebebasan dan respek, menghargai Prestasi dan kreativitas
➢ Tahap inisiatif (Pada usia 4-6 tahun)
➢ Tahap kerajinan (Pada usia 7-12 tahun)
➢ Tahap identitas (Pada usia 13-18 tahun)
4. Hubungan kreatifitas dengan intelektual kreatifitas dengan intelektual memiliki
korelasi yang sangat positif antar keduanya. Semakin seorang siswa mempunyai
respon yang baik atau mempunyai kemampuan untuk bertahan dan kemampuan
mengatasi kesulitan yang dihadapi serta didukung oleh kecerdasan yang cukup
tinggi, maka semakin tinggi pula kreativitas atau semangat berkreasinya.

10
DAFTAR RUJUKAN

Utami Mundandar. 2012. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Yeni Rachmawati, Euis Kurniawati. Strategi Pengembangan Kreatifitas pada Anak Usia
Dini. Jakarta: Depdikbud.

Ali Imron, 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya

Anik Pamilu, 2007. Mengembangkan Kreatifitas dan Kecerdasan Anak. Jakarta: Buku Kita.

Diana Mutiah, 2015. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Munandar, S.C.U.Kreatifitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan


Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Sternberg. R.J. and Lubbart. T.I. Defying The Crowd Cultivating Creativity in culture of
Conformity. New York: Simon & Schuster

Sinambela, N,L. 1993. Hubungan minat membaca dengan kreatifitas pada siswa-siswi kelas
II SMP Negri 5 Yogyakarta Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Psikologi UGM.

Ali, M & Asrori. 2006. Psikologi Remaja, Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

11

Anda mungkin juga menyukai