DENGAN INTELEKTUAL
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Seni Anak
Yang dibina oleh Dwi Aminatus Sa’adah, M.Pd.
Oleh :
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Periode penting kreatifitas
dan hubungan kreatifitas dengan intelektual” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Perkembangan Seni Anak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
semakin cerdas dan semakin mandiri pula siswa tersebut sehingga akan mengurangi
ketergantungannya pada orang lain.
PEMBAHASAN
3
4
Proses belajar kreatif sebagai keterlibatan dengan sesuatu yang berarti, rasa ingin
tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidak lengkapan, kekacauan, kerumitan,
ketidakselarasan, ketidakteraturan dan sebagainya. Kesederhanaan dari struktur atau
mendiagnosis suatu kesulitan dengan mensintesiskan informasi yang telah diketahui,
membentuk kombinasi dengan menciptakan alternatif-alternatif baru, kemungkinan-
kemungkinan baru, dan sebagainya. Mempertimbangkan, menilai, memeriksa, dan
menguji kemungkinan-kemungkinan baru, menyisihkan, memecahkan yang tidak
berhasil, salah dan kurang baik, memilih pemecahan yang paling baik dan membuatnya
menarik atau menyenangkan secara estesis, mengkomunikasi hasil-hasilnya kepada
orang lain”.
Dengan demikian dalam belajar kreatif harus melibatkan komponen-komponen
pengalaman belajar yang paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan lalu
menemukan bahwa pengalaman dalam proses belajar kreatif sangat mungkin berada di
antara pengalaman-penglaman belajar yang sangat menenangkan, pengalama-
pengalaman yang sangat memberikan kepuasan kepada kita dan yang sangat bernilai
bagi kita. Jadi kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam menciptakan
hal-hal baru pada pembelajaran baik berupa kemampuan mengembangkan kemampuan
formasi proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat
kombinasi yang baru dalam belajarnya.
Berdasarkan beberapa definisi yang diuraikan, disimpulkan bahwa kreativitas
merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode
ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel, suksesi, dan
diskontinuitas, yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu
masalah. Jadi kreativitas merupakan bagian dari usaha seseorang. Kreativitas akan
menjadi seni ketika seseorang melakulan kegiatan.
kebebasan kepada anak tidak otoriter, tidak selalu mengawasi atau terlalu
membatasi kegiatan anak.
3. Menghargai Prestasi dan kreativitas
Orang tua anak kreatif biasanya selalu mendorong anaknya untuk selalu berusaha
sebaik-baiknya dan menghasilkan karya yang baik, tidak menekankan pada hasil
akan tetapi proses. Spontanitas, kejujuran dan imajinasi dianggap penting bagi
perkembangan kreatif anak .
Berdasar uraian di atas, pengalaman pendidikan yang pertama dan paling utama
diperoleh anak adalah di dalam keluarga. Peran orang tua dalam mendidik dikatakan
sangat penting, diantaranya adalah memberi kesempatan anak untuk memperoleh
pengalaman yang banyak dan beraneka ragam kepada anak. Sikap orang tua kepada
anak seperti di atas dapat mempengaruhi bakat dan kreativitas anak.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, kami dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan,
proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel,
suksesi, dan diskontinuitas, yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk
pemecahan suatu masalah. Jadi kreativitas merupakan bagian dari usaha seseorang.
2. Tujuan pengembangan dan pembelajaran kreatifitas antara lain:
➢ berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya
➢ perwujudan diri adalah salah satu kebutuhan pokok manusia
➢ kemampuan berpikir kreatif
➢ mengekspresikan
➢ alternatif pemecahan masalah.
➢ sikap keterbukaan berbagai pengalaman tingkat kelenturan dan toleransi
➢ kepuasan diri dan sikap menghargai hasil karya orang lain.
3. Faktor yang mempengaruhi kreatifitas
kebebasan dan respek, menghargai Prestasi dan kreativitas
➢ Tahap inisiatif (Pada usia 4-6 tahun)
➢ Tahap kerajinan (Pada usia 7-12 tahun)
➢ Tahap identitas (Pada usia 13-18 tahun)
4. Hubungan kreatifitas dengan intelektual kreatifitas dengan intelektual memiliki
korelasi yang sangat positif antar keduanya. Semakin seorang siswa mempunyai
respon yang baik atau mempunyai kemampuan untuk bertahan dan kemampuan
mengatasi kesulitan yang dihadapi serta didukung oleh kecerdasan yang cukup
tinggi, maka semakin tinggi pula kreativitas atau semangat berkreasinya.
10
DAFTAR RUJUKAN
Utami Mundandar. 2012. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Yeni Rachmawati, Euis Kurniawati. Strategi Pengembangan Kreatifitas pada Anak Usia
Dini. Jakarta: Depdikbud.
Anik Pamilu, 2007. Mengembangkan Kreatifitas dan Kecerdasan Anak. Jakarta: Buku Kita.
Diana Mutiah, 2015. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Sternberg. R.J. and Lubbart. T.I. Defying The Crowd Cultivating Creativity in culture of
Conformity. New York: Simon & Schuster
Sinambela, N,L. 1993. Hubungan minat membaca dengan kreatifitas pada siswa-siswi kelas
II SMP Negri 5 Yogyakarta Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Psikologi UGM.
Ali, M & Asrori. 2006. Psikologi Remaja, Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
11