Oleh :
23129104
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT.yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita bersama dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan makalah inI. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep pengembangan teknologi dalam
pengembangan kreaktivitas seni dan budaya sekolah dasar”.Makalah disusun guna
memenuhi tugas dari bapak Drs.Yunisrul pada bidang studi pembelajaran seni rupa di
fakultas ilmu pendidikan. Selain itu,penulis juga beharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu,kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................................... ii
Dafrar Gambar…………………………………………………………………...…...iii
BAB I PENDAHULUAN
C.Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................15
B. Saran .......................................................................................................15
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar.1.. …………………………………………………………………………...11
Gambar.2 …………………………………………………………………………….11
Gambar.3 …………………………………………………………………………….11
Gambar.4 …………………………………………………………………………….12
Gambar.5 …………………………………………………………………………….12
Gambar.6.………………………………………………………….……………....... 12
Gambar.7 ……………………………………………………………….……............12
Gambar.8 ……………………………………………………………….……............13
Gambar.9…………………………………………………………….……................ 13
Gambar.10 ……………………………………………………………….……..........14
Gambar.11…………………………………………………………….…….............. 14
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pelajaran seni budaya sebagai salah satu pelajaran yang diajarkan di Sekolah
Dasar (SD), yang di dalamnya memuat seni tari, seni musik, seni rupa, dan
keterampilan merupakan salah satu mata pelajaran yang bisa mengembangkan jasmani
dan rohani anak untuk membentuk kepribadian dan menyiapkan manusia yang
memiliki nilai estetis dan memahami perkembangan seni budaya nasional.
B. Rumusan masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kreativitas Seni Dan Budaya
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Konsep Pendidikan Seni
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan Kreativitas Seni dan
budaya.
4. Untuk mengetahui bagaimana Pengembangan Teknologi dalam Kreatifitas
Seni dan Budaya Sekolah Dasar
1
BAB II PEMBAHASAN
a.Kreativitas Seni
b. Ciri-ciri yang menyangkut sikap dan perasaan seseorang atau afektif (non aptitude)
antara lain adalah :
2
1) Rasa ingin tahu
2) Bersifat imajinatif.
3) Merasa tertantang oleh kemajemukan.
4) Sikap berani mengambil resiko.
5) Sikap menghargai.
Unsur karakteristik kreativitas, yaitu antara lain :
1. Kreativitas merupakan proses, bukan hasil.
2. Proses itu mempunyai tujuan yang mendatangkan keuntungan bagi orang itu
sendiri atau kelompok sosialnya.
3. Kreativitas mengarah pada penciptaan sesuatu yang baru, berbeda dan
karenanya unik bagi orang itu, baik berbentuk lisan atau tulisan, maupun
konkret atau abstrak.
4. Kreativitas muncul dari pemikiran divergen, lain halnya dengan konformitas
atau pemecahan masalah sehari-hari yang timbul dari pemikiran konvergen.
5. Kreativitas merupakan suatu cara berpikir yang tidak sama dengan kecerdasan,
yang mencakup kemampuan mental selain berpikir.
6. Kemampuan untuk mencipta bergantung pada pengetahuan yang diterima.
7. Kreativitas merupakan bentuk imajinasi yang dikendalikan yang menjurus
kearah beberapa bentuk prestasi.
Pada umumnya, kreativitas diartikan dengan daya atau kemampuan untuk
mencipta,tetapi sebenarnya kreativitas memiliki arti yang lebih yaitu meliputi :
1. Kelancaran menanggapi suatu masalah, ide atau materi.
2. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam setiap situasi.
3. Memiliki keaslian atau selalu dapat mengungkapkan sesuatu yang lain daripada
yang lain.
4. Mampu berpikir secara integral, bisa menghubungkan yang satu dengan yang
lain serta dapat membuat analisis yang tepat.
3
b. Kreaktivitas Budaya
Budaya adalah produk yang dibentuk dalam waktu yang lama. Sebab itu, perlu ada
konsistensi dalam menjaganya. Semua pihak harus konsisten menjalankan budaya yang telah
dibangun sejak awal. Salah satu dua kali mungkin masih dimaklumi, tetapi berkali kali lalai
atau salah, karakter yang diharapkan bakal urung terwujud. Oleh karena itu, mari ciptakan
budaya positif dilingkungan sekolah agar terbentuk dan tertanam nilai-nailai karakter
sebagaimana yang diharapkan oleh semua pihak.Ada lima budaya sekolah yang bisa
dikembangkan,yaitu :
1. Gerakan literasi sekolah.
Gerakan ini bertujuan menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam gerakan leiterasi
sekolah atau GLS, agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Program ini
tentunya selaras dengan peraturan yang telah dikeluarkan sebelumnya yaitu
permendikbud nomor 23 tahun 2015 tetang penumbuhan budi pekerti. Salah satu
program yang dicangkan adalah kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran
sebelum waktu pelajaran dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan
minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengatahuan
dapat dikuasai secara lebih baik
2. Kegiatan Ekstra kulikuluer.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan minat dan bakat pesera didik.
Dengan kegiatan tersebut, seorang peserta didik akan terbiasa dengan berbagai macam
kegiatan positif. Baik menyangkut kemampuan fisik mauapun mental. Ada banyak
ekstrakulikuler yang bisa dikembangkan, seperti pramuka, kerohanian, olah raga, seni
dan karya ilmiah.Dengan tempaan mental dan fisik yang kontinyu dilingkungan
organasi ekstra kulikulernya, kelak seorang anak akan terbiasa dengan aktivitas yang
memerlukan pemikiran dan tenaga lebih. Mereka tidak akan manja, bermalas-malasan
dan anarkis. Tetapi mereka akan terbiasa aktif, kretaif dan bertanggung jawab.
3. Menetapkan kegiatan pembiasaan pada awal dan akhir KBM
Kegiatan ini bertujuan membentuk kebiasana harian yang berdifat rutin. Bentuknya
tidak terlalu berat hanya memerlukan konsistensi. Karena rutin, biasanya cenderung
disepelelkan. Oleh sebab itu, guru selaku penangung jawab kegiatan ini memegang
peranan penting dalam menjaga keterlaksanaan program ini. Kegiatan yang bisa
dilakukan antara lain, mengikuti upacara bendera, apel, menyanyikan lagu Indonesia
raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama. Diakhir pelajaran, kegiatan serupa juga
perlu dilakukan. Antara lain refleksi, menyanyikan lagu Daerah dan berdoa bersama.
Tentu bukan hanya di dalam kelas, kegiatan lain di luar kelas bisa juga dilakukan.
Seperti menyambut kedatangan anak di gerbang sekolah sembari menjabat tangannya.
4. Membiasakan prilaku baik yang bersifat spontan
Hal ini penting, mengingat, karakter itu akan teihat pada spontanitas prilakuknya.
Belumlah menjadi karakter yang sesungguhnya jika prilaku yang tampak-secara
spontan-adalah perilaku yang buruk. Sopontanitas akan menjadi ukuran, bahwa
4
seseorang itu telah memilki karakter yang baik atau belum. Perilaku ini mencakup
perkataan maupun perbuatan.
Penilaiaian ini bisa dilakukan terhadap seseorang yang mengalami hal yang tidak
diingankan, misalnya terjatuh, merugi, bersalah dan sebagainya, coba lihat dan dengar
apa yang diperbuat dan diucpkannya. Jika positif, maka karakter telah terbentuk. Jika
negative, berarti karakkter belum senuhnya tertanam.
Namun, semua itu tidak bisa berlangsung denga tiba-tiba. Perlu ada keteladanan dari
semua pihak, terutama pendidik dan tenaga kependidikan yang ada. Disinilah
ketauladan pendidik diperlukan. Jangan sampai ada perilaku buruk yang ditampilkan
di depan peserta didik seperti merokok, berdebat dan berkelahi.
Tata tertib menjadi benteng pembatas antara yang boleh dan tidak boleh,
antara yang baik dan tidak baik. Tidak mungkin organisasi tidak memilki tata tertib.
Termasuk sekolah. Sekolah perlu membuat tata tertib yang disepakti dan dijalankan
bersama. Dengan begitu, situasi disekolah akan berjalan dengan tertib dalam waktu
yang lama karena program sekolah berjalan sesuai dengan aturan main.
Dari semua budaya sekolah tersebut perlu adanya I’tikad yang kuat dari pemangku
kepentingan untuk mejalankannya. Tanpa itu semua, kebiasaan positif akan
berlangsung sesaat dan aturan hanya tinggal aturan. Tidak akan sampai kepada tujuan
yang diharapkan yaitu pembentukan karakter. Selain itu, perlu adanya komunikasi
yang baik antar unsur pendidikian, yaitu pihak sekolah, masayarakat dan pemerintah.
5
menggambar maupun kegiatan observasi, dengan mengunjungi obyek-obyek
seni seperti museum, sanggar seniman, pameran dan lainnya.
2. Konsep Pendidikan Seni untuk Pembentukan Konsepsi
Konsep ini bermula dari pemikiran bahwa “menggambar adalah alat untuk
mengungkapkan pikiran” yang cetuskan oleh Walter Sargent. Gambar adalah
bahasa yang digunakan untuk melahirkan dan mengembangkan ide-ide.
Menggambar suatu obyek berarti menerjemahkan persepsi ke dalam bahasa
visual. Kegiatan menggambar merupakan kegiatan mental dan pikir yang dapat
membentik konsep. Konsep ini memandang seni pada proses kegiatannya yang
terkait dengan kemampuan kognitif.
3. Konsep Pendidikan Seni untuk Pertumbuhan Mental dan Kreatif
Menurut konsep ini, anak adalah idealnya, sedangkan seni adalah
sarananya.Maksud dari konsep ini adalah, bahwa seni merupakan sarana bagi
anak dalam proses pertumbuhan mental dan jiwa kreatifnya.
4. Konsep Seni sebagai Keindahan
Konsep ini menyatakan bahwa seni identik dengan keindahan. Hasil seni yang
indah didapatkan dari benda-benda yang terseleksi.
5. Konsep Seni sebagai Imitasi
Menurut konsep ini yang dimaksud dengan kegiatan seni adalah kegiatan
meniru alam, dan setiap hasil seni haruslah tiruan dari bentuk alam.
6. Konsep Seni sebagai Hiburan yang Menyenangkan
Konsep ini berpendapat bahwa seni haruslah sesuatu yang menyenangkan dan
dapat menghibur pengamat. Suatu karya disebut karya seni jika dapat dinikmati
oleh pengamat dan pengamat dapat menangkap makna atau mengerti pesan/ide
penciptaannya. Dalam pendidikan seni di sekolah dasar, konsep pendidikan
seni diarahkan pada pembentukan sikap, sehingga terjadi keseimbangan
intelektual dan sensibilitas, rasional dan irasional, akal pikiran dan kepekaan
emosi. Konsep ini mulai dikembangkan oleh Plato dalam tesisnya “Art should
be The Basis of Education“. Konsep ini menempatkan seni sebagai materi, alat
atau media dan metode yang digunakan dalam mencapai tujuan pendidikan.
7. Gerakan Reform
Gerakan reform adalah usaha pembaruan di bidang konsep pendidikan seni
yang mengutamakan kebebasan ekspresi sebagai cara untuk memberi peluang
kepada peserta didik dalam mengembangkan kemampuan yang ada pada
dirinya.
6
C. Strategi Pengembangan Kreativitas Seni dan Budaya Sekolah Dasar
1. Aspek Pribadi
Melakukan pendekatan dalam pembelajaran dan membangunkomunikasi
yang baik dengan anak serta memberikan kebebasan kepada anak
untuk membuat karya.
2. Aspek Pendorong
Dalam mewujudkan dan mengembangkan kreatifitas anak diperlukan
adanya dorongan atau yang sering kita kenal sebagai motivasi. 99 100 Selainitu
adanya pemberian apresiasi kepada anak memang dirasa cukup efektif untuk
membuat mereka percaya diri.
3. Aspek Proses
Untuk mengembangkan kreatif, anak perlu diberi kesempatan
untuk bersibuk diri secara aktif. Dalam hal ini yang penting ialah memberi
kebebasan kepadaanak untuk mengesprsikan dirinya secara aktif, tentu saja
dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan.
4. Aspek Produk
Dengan adanya dorongan internal maupun eksternal yang
diberikankepada anak untuk berkarya sehingga anak dapat menghasilkan
sesuatu yang dapat bermanfaat Proses penerapan yang dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran sesuai dengantahap perkembangan anak dimana dalam
proses pembelajarannya dapat mengembangankreativitas anak. Implikasi dari
penerapan kreatifitas pada mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan pada
dasarnya dapat menumbuhkan kemandirian dan semangat untuk membuat
kreatifitas baik dari barang-barang yang tidak terpakai maupun beli. Oleh
karena itu kreatifitas di tanamkan pada anak sejak di sekolah dasar ide-ide
kreatif yang ada dalam diri anak dapat terwujudkan melalui
kegiatan pembelajaran .
7
2. Revolusi sains dan artistik (seni) berawal dari titik yang sama (hampir bersamaan).
Penemuan optik bersamaan dengan perkembangan interpretasi gambar (image)tiga
dimensi dari permukaan yang digambar oleh Brunelleschi (desainer dan arsitek) dan
Durer (pengulir, pelukis, dan matematikawan) dan pembacaan bayangan (image) pada
teleskop Galileo.
3. Masalah fundamendal yang membuat sains mengalami revolusi hebat adalah
bermula dari pertanyaan: Dimanakah kita (manusia) dikaitkan dengan kosmologi?
Pertanyaan itu dijawab oleh Copernicus yang kemudian dilanjutkan oleh Galileo yang
menyatakan bahwa kita berada di sebuah planet yang mengitari matahari. Sebelumnya,
Brunelleschi membalikkan metode Yunani dan Medieval (Metode Penyiksaan untuk
mendapatkan iformasi) untuk membentuk ruang dan kanvas. Objek dinyatakan di atas
kanvas (lukisan) sesuai dengan mata (penglihatan) yang punya objek dan kanvas.
4. Revolusi teori relativitas Einstein yang memperluas mekanika Newton dari konsep
“ruang dan waktu” menjadi “ruang-waktu”. Revolusi sains akibat teori relativitas
Einstein membuka cakrawala baru berpikir dari yang konsep absolut ke konsep relatif.
Dalam sains selain logika juga memerlukan impressi (imajinasi) yang dibangun dari
konsep-konsep matematika (sarana berpikir ilmiah) yang juga dijumpai dalam seni
(adanya/memerlukan imajinasi dan impressi/improvisasi). Einstein sebagai fisikawan
terbesar abad-20 adalah juga pemain biola handal (seni dengan improvisasi dan
imajinasi).
Dari penjelasan di atas kita dapat melihat bagaimana seni dan sains (yang
diperdebatkan sebagai dua kutub yang berseberangan) mempunyai kesamaan tujuan
yakni untuk menggambarkan sesuatu objek sehingga dapat dinikmati, dapat dilukiskan
atau dirumuskan (gambar/lukisan atau hukum/persamaan matematis), dan dipahami
secara mendalam sehingga diperoleh gambaran utuh tentang sesuatu objek/fenomena
sebagai sebuah keindahan (estetis). Sains menjelaskan kebenaran dan rasionalitas
hukum- hukum alam yang pada perkembangan berikutnya (masa kini dan masa depan)
inetraksi antara sains (teknologi) dan seni tidak dapat dihindarkan. Teknologi sebagai
produk sains sudah memasuki dunia seni (modern) dan bahkan mempengaruhinya.
Dunia seni modern (bahkan seni tradisonal) sudah memerlukan sentuhan
sains/teknologi seperti forgrafi, rekaman suara dan gambar, digitalisasi, akustik,
lighting, dan tata panggung. Bahkan pada perkembangannya dunia seni memasuki
ranah kosmologi dan astrofisika sebagai garapan seni baru yang memukau karena
penuh imajinasi dan rasionalitas sehingga membawa pengalaman baru bagi
pemirsanya. Jadi, seniman memerlukan sains dan teknologi sebagai bahan kajian dan
objek baru dalam menghasilkan karya seni inovatif,kreatif, dan inspiratif.
Stephen Wilson dalam bukunya Information Arts: Intersection of Arts, Science, and
Technology menuliskan sebagai berikut: Ilmuwan juga pada akhirnya memerlukan
seniman dalam melukiskan dan menggambarkan karya ilmuwan sehingga dapat
8
dinikmati masyarakat secara populer lewat pertunjukan seni (karya seni) sehingga sains
dan keindahannya bukanlah produk ekslusif yang hanya dapat dinikmati ilmuwan saja
tetapi juga oleh masyarakat awam lewat karya seni para seniman dan para teknolog
yang menghasilkan produk inovasi (teknologi) akibat perkembangan sains yang luar
biasa.
1. Istilah Teknologi
Teknologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Tekhne mengacu pada suatu seni
atau keunikan dan mempunyai sistematika-logika. Istilah teknologi menyatakan proses
yang berkaitan dengan penggunaan peralatan dan mesin guna mengubah alam atau
lingkungan material untuk kemaslahatan manusia.
Dapat disimpulkan Teknologi merupakan proses yang berkaitan dengan
penggunaan peralatan dan mesin guna mengubah alam atau lingkungan material yang
mengacu pada suatu seni atau keunikan dan mempunyai sistematika-logika.
2. Cakupan Teknologi
Teknologi hadir karena manusia mempertahankan hidup. Kemajuan ini
menjadikan manusia mencipta peralatan, system, kinerja yang disesuaikan dengan
fungsinya. Usaha untuk mencipta peralatan, system kinerja, keteknikan dan pola.
Sedangkan kaitannya pada dampak kependidikan teknologi pada siswa adalah kinerja,
sistem, dan prinsip. Jika seorang guru meminta siswa menciptakan karya seni rupa
dengan prinsp teknologi maka hasil yang akan diperoleh dapat berupa:
Output : Karya Rupa Berteknologi
Outcome : Ketermpilan(Skill)
Dampak : Berpikir Sistematis, ulet, tangguh, tepat dan disipilin.
9
Ada 3 jenis teknologi yang digunakan atau dimanfaatkan dalam menciptakan Karya
seni yakni : Teknologi kerajinan, teknologi rekayasa, teknologi pengolahan.
Teknologi Kerajinan
Bentuk karya seni terapan seperti cinderamata,menenun kain,memintal benang
dll. Yang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Fokusnya pada
keterampilan produksi.
Teknologi Rekayasa
Dilihat dari keteknikan dan dampak pembelajaran. Misalnya ketika anak
kebingungan memahami suatu objek, mereka akan merekayasa objek tersebut
ke dalam komponen dan teknik yang mereka pahami.
Teknologi Pengolahan
Proses teknologi produksi yang cepat, tepat dan ekonomis. misalnya pemilihan
cat air atau cat minyak, pemilihan kayu atau besi dll.
10
Teknologi Sederhana Berenergi Alam
1. Penggerak berenergi Angin
Fungsi angin dapat mengubah benda menjadi/ dapat bergerak sehingga
menimbulkan gerakan dalam karya manusia. Misalnya pada kipas angin.
Gambar.1
Gambar.2
Teknologi Tinggi
1. Motor Penggerak Berenergi Listrik
Misalnya pada motor listrik atau mobil listrik
Gambar.3
11
2. Teknologi Digital
Pemanfaatan teknologi digital dalam karya seni rupa melalui :
o program freehand drawing
o program corell draw
o program Adobe photoshop
Gambar.4
Gambar.5
o power point
Gambar.6
o program editing
Gambar.7
12
Penting untuk mencatat bahwa sementara teknologi dapat menjadi alat yang
kuat dalam mengembangkan kreativitas siswa, penggunaannya harus diawasi dengan
baik agar tidak menggantikan aspek-aspek penting dari pengajaran seni dan budaya,
seperti ekspresi pribadi dan interaksi sosial.
Perkembangan teknologi digital untuk mengembangkan kreativitas anak sangat
banyak,termasuk mengasah pola pikir pada anak sekolah dasar.
Gambar.8
Gambar.9
13
Kreativitas anak dalam menggambar. Anak tidak perlu menyediakan
canvas,kuas dan cat air. Cukup menggambar sketsa didalam tablet dengan . Saat
menggambar pun tidak perlu takut alan kesalahan,karena saat salah tidak akan
menghabiskan kertas maupun cat air. Kelebihan menggambar lewat digital
adalah bisa menghemat ruang dan bahan.
Gambar.10
Gambar.11
14
BAB III PENUTUP
A.KESIMPULAN
Kreativitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk
menciptakan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata dan relatif
berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya baik berkenaan dengan bidang ilmu
pengetahuan, sastra, atau seni lainnya.
Dasar pengembangan praktik berkarya seni dalam Pendidikan Kesenian adalah
mendidik anak supaya kreatif, sedangkan pembinaannya melalui pelatihan berapresiasi
terhadap keindahan objek. Kata kreatif mengandung unsure keuletan, yaitu
kemampuan bertahan, berusaha tanpa henti sampai penemuan pemecahan masalah
sampai selesai. Contoh peranan pengembangan teknologi dalam kreativitas anak,yaitu
dengan adanya youtube sebagai media untuk melihat pelajaran yang dapat
mengedukasi anak,Pembelajaran media animasi pada anak dan lainnya.
B.SARAN
Sebagai calon pendidik siswa sekolah dasar, kita hendaknya mempelajari seni
budaya dan sekaligus memasukan pemanfaat teknologi kedalamnya, agar dapat
mengikuti dan mengarahkan pesera didik sesuai dengan perkembngan zaman dan
mampu bersaing di era teknologi seperti sekarang.
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karema itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta saran
kritik yang membangun dari para pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
Suhaya. 2016. Pendidikan Seni sebagai penunjang kreativitas. Jurnal Pendidikan dan
Kajian Seni, Vol.1, No.1.
Muqodas, Idat. 2015. Mengembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Metodik
Didaktik, Vol.9, No.2.
Lestari, Ika dan Linda Zakiah. 2019. Kreativitas Dalam Konteks Pembelajaran. Jawa
Barat : ERZATAMA KARYA ABADI.
16