Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DASAR - DASAR PENDIDIKAN IPA


“PERANAN KREATIVITAS DALAM PENDIDIKAN SAINS”

DISUSUN OLEH :

1. Anggun Nurani (A1M018034)


2. Anggi Anjelie (A1M018012)
3. Annisa Fadhila (A1M018016)
4. Herlina Apriska (A1M018042)
5. Untung Priadi (A1M018050)

DOSEN PENGAMPU :
Deni Parlindungan, M.Pd.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur dan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami selaku mahasiswa/i Prodi
Pendidikan IPA Universitas Bengkulu dapat menyelesaikan makalah dengan judul
PERANAN KREATIVITAS DALAM PENDIDIKAN SAINS ini tepat pada
waktunya.

Adapun penyusunan makalah ini berdasaran pencarian dari berbagai sumber


yang ada. Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, dikarenakan adanya
keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang kami miliki.

Namun kami telah berusaha sebaik mungkin agar penyajian makalah ini dapat
dipahami dan bisa bermanfaat pada nantinya. Oleh karena itu, Kami harapkan
kritik dan saran demi kesempunaan makalah ini.

Bengkulu, November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………........... iii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………... 1

1.1. Latar Belakang……………………………………………………. 1


1.2. Rumusan Masalah………………………………………………… 2
1.3. Tujuan…………………………………………………………….. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….. 3

BAB 3 PEMBAHASAN…………………………………………………. 5

BAB 4 PENUTUP………………………………………………………… 10

4.1. Kesimpulan……………………………………………………….. 10
4.2. Saran…………………………………………………………….... 10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 11
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semua anak, khususnya anak sekolah dasar menampakkan kesenangan belajar


dan bahkan mereka ingin mempelajari banyak hal. Dorongan ingin tahu mereka yang
sangat tinggi dapat dilihat dari keinginan untuk mengeksplorasi lingkungan dengan
kemampuan dan dorongan mereka untuk mengetahui sesuatu dan membuat
sesuatusecara kreatif.
Mereka senang bermain boneka, pistol-pistolan dan berbagai macam alat
permainan lainnya yang mereka ciptakan melalui bahan alami seperti daun singkong
untuk membuat boneka wayang, dan dahan pisang untuk membuat pistol-
pistolan.Mereka cenderung meniru dan mencoba apa yang mereka lihat dan ketahui.
Mereka memiliki minat yang luas dan cita-cita yang banyak, walaupun
mereka belum menyadari bahwa untuk mengembangkan minat dan mencapai cita-cita
mereka memerlukan pengorbanan dan kerja keras. Mereka juga belum menyadari
perlunya memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kepribadian yang sesuai
dengan tuntutan keinginan mereka.
Anak-anak sangat menyenangi belajar, seperti yang kita ketahui dari pendapat
(Soepartinah, P.S., 1981) bahwa sebenarnya anak-anak dapat dan ingin belajar, dan
lebih dari itu, mereka ingin belajar sebanyak-banyaknya dan sesegera mungkin.
Oleh karena itu, guru-guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada
anak-anak untuk belajar kreatif sebanyak dan selekas mungkin. Caranya adalah
dengan membuat situasi belajar yang menarik dan sekreatif mungkin sehingga anak-
anak dapat memiliki keinginan untuk kreatif seperti yang dilakukan oleh gurunya.
Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menemukan sesuatu
yang baru, dan memodifikasi sesuatu yang sudah ada sehingga manfaatnya benilai
lebih dibanding sebelumnya.
Manusia kreatif sangat dibutuhkan dalam mengantisipasi dan merespon secara
efektif ketidakmenentuan perubahan saat ini. Perkembangan kebudayaan dan
peradaban juga terjadi berkat kreativitas orang-orang yang istimewa dalam berbagai
sektor kehidupan seperti
politik,ekonomi,militer,teknologi,pendidikan,agama,kesenian, dan lain lain.
Kreativitas siswa dimungkinkan tumbuh dan berkembang dengan baik,
apabila lingkungan keluarga,masyarakat maupun lingkungan sekolah, turut
menunjang mereka dalam mengekpresikan kreativitas.

1.2. Rumusan Masalah


 Bagaimanakah peranan kreatifitas dalam pendidikan sains

1.3.Tujuan
 Untuk mengetahui peranan kreativitas dalam pendidikan sains
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kreativitas dan Ciri-cirinya


Menurut Semiawan dkk., (1987) kreativitas sebagai proses merupakan
hal yang lebihesensial dan perlu ditanamkan pada individu sejak dini dengan
cara menyibukkan diri secara kreatif. Definisi lain mengenai kreativitas
diungkapkan oleh Amien (1980), yang mengatakan bahwa kreativitas
merupakan pola pikir atau ide yang spontan atau imajinatif yang mencirikan
hasil artistik, penemuan-penemuan ilmiah, dan penciptaan-penciptaan secara
mekanik. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa kreativitas meliputi hasil sesuatu
yang baru atau sama sekali baru bagi dunia ilmiah atau relatif baru bagi
individunya.
Berdasarkan paparan mengenai beberapa definisi kreativitas di atas,
dapat dilihat bahwa kreativitas mengandung arti yang luas dan mempunyai
tahapan yang diawali dengan suatu pemikiran atau ide kreatif, kemudian
melakukan kegiatan kreatif, sehingga tercipta hasil yang kreatif. Namun
demikian, pada intinya terdapat persamaan antara definisi yang satu dengan
yang lain, yaitu kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru atau relatif baru, baik berupa gagasan maupun
karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Ciri-ciri atau karakteristik kreativitas pada umumnya dapat dijadikan
sebagai tolok ukur untuk menentukan kemampuan kreatif dari seseorang
menurut Guilford (dalam Kuncoro, 1992). Ciri-ciri kreativitas seseorang
dapat dilihat dari aspek berpikir, dan aspek dorongan atau motivasi. Aspek
berpikir kreatif ditunjukkan oleh sifat-sifat kelancaran (fluency), kelenturan
(flexibility), keaslian (originality), dan penguraian (elaboration). Aspek
dorongan atau motivasi ditunjukkan oleh sifat-sifat karakter, seperti sikap,
percaya diri, tidak konversional, dan aspirasi keindahan.
2. Pembelajaran (Think, Write, and Talk)
Think, Write, and Talk merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif yang memiliki empat langkah penting dalam pelaksanaannya.
Keempat langkah penting itu, sebagai berikut.
a. Langkah 1 – berpikir (thinking). Siswa diberi kesempatan untuk
memikirkan materi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh guru berupa lembar kerja dan dilakukan secara individu.
b. Langkah 2 – menulis (writing). Pada tahap ini siswa diminta untuk
menulis dengan bahasa dan pemikiran sendiri hasil dari belajar dan
diskusi kelompok yang diperolehnya.
c. Langkah 3 – berdiskusi (talking). Setelah diorganisasikan dalam
kelompok, siswa diarahkan untuk terlibat secara aktif dalam berdiskusi
kelompok mengenai lembar kerja yang telah disediakan, interaksi pada
tahap ini diharapkan siswa dapat saling berbagi jawaban dan pendapat
dengan anggota kelompok masing-masing.
d. Hasil tulisan siswa dipamerkan untuk ditunjukkan di hadapan kawan-
kawan sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi
hasil kerja kelompok lain.
Berdasarkan kajian teori di atas, penulis mencoba melakukan inovasi
pembelajaran Think, Write, and Talk. Model pembelajaran ini banyak
melibatkan siswa untuk berpikir kritis, berkreasi, dan bertukar informasi serta
akan terjadi kompetensi yang dinamis dalam proses pembelajaran.
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah sebagai berikut. Think,
pada saat ini siswa dirangsang untuk berpikir bersama kelompoknya untuk
dapat menemukan ide-ide pokok atau konsep-konsep penting.Write, masing-
masing kelompok harus menuliskan kembali hasil temuannya pada kertas
pleno untuk dipamerkan pada kelompok lain. Talk, pada tahap ini masing-
masing kelompok diberi kesempatan 4 siswa berkunjung untuk melihat hasil
kerja kelompok lain untuk bertanya dan melihat kekurangan masing-masing, 2
orang siswa tetap menunggu hasil kerjanya yang mempunyai kewajiban untuk
menjawab pertanyaan dari kelompok lain.
Pada akhir kegiatan, guru membantu siswa untuk menyimpulkan hasil
kegiatan pembelajaran. Penulis mempunyai estimasi bahwa dengan inovasi
model seperti ini, siswa akan lebih kreatif dan menyenangkan yang pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.
BAB 3

PEMBAHASAN

1. Pengertian kreativitas
Kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun
aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah
ada, dan seuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya

2. Karakter individu kreatif atauciri-ciri peserta didik kreatif


Adapun ciri-ciri kreatifitas yang dimiliki oleh individu kreatif, yang
mana terdapat ciri-ciri kognitif dan afektif.
Ciri-ciri kreatifitas kognitif :
 Kemampuan berpikir lancar yaitu kemampuan untuk melahirkan
banyaknya ide atau gagasan
 Kemampuan berpikir luwes atau fleksibel
Kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendeatan dalam
mengatasi persoalan.
 Kemampuan berpikir orisinal
 Kemampuan membuat kombinasi yang sifatnya baru dan unik
 Kemampuan menilai
Kemampuan untuk memperkarya atau mengembangkan suatu ide
untuk memperinci sesuatu objek dan gagasan
Ciri-ciri kreatif afektif:
 Rasa ingin tahu
Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak hal-hal yang lain
 Bersifat imajinatif/fantasi
Mampu meragakan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah
terjadi namun dapat membedakan mana yang menurut dia khayalan
dan mana menurut dia yang kenyataan
 Sifat menghargai
Kemampuan untuk dapat meghargi bimbingan dan penghargaan dalam
hidupnya
 Sifat berani mengambil resiko
Kemampuan mempunyai pendapat namun belum tentu benar, tidak
takut gagal atau dapat kritik dari yang lain
 Merasa tertantang oleh kemajemukan
Kemampuan mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah yang
sulit dan merasa tertantang oleh situasi yang rumit serta lebih tertarik
kepada tugas tugas yang sulit

3. Tahap perkembangan kreativitas


Adapun tahap-tahap perkembangan kreativitas manusia yaitu
a) Tahap sensori-motorik (0-2 tahun)
Pada tahap ini manusia belum memiliki kemampuan untuk
mengembangkan kreativitas karena tindakan anak masih berupa
tindakan fisik yang bersifat refleksif, pandangan terhadap objek masih
belum permanen, belum memiliki konsep tentang ruang dan waktu

b) Tahap praoperasional (2-7 tahun)


Kemampuan mengebangkan kreativitas sudah mulai tumbuh karen
anak sudah mulai mengembangkan memori untuk memikirkan masa
lalu

c) Tahap operasional kokrit (7-11tahun)


 Faktor yang memungkinkan semakin berkembang kreativitas itu
ada yaitu
o Anak sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-
operasi mental
o Mulai mampu berpikir logis
o Kemampuan berkembang untuk memelihara identitas diri
o Konsep tentang ruang sudah semakin luas
o Sudah amat menyadari masa lalu, masa kini, masa akan
dating
o Sudah mampu mengimajinasi sesuatu

d) Tahap operasional formal


 Sudah mampu melakukan kombinasi objek secara praoperasional
berdasarkan pemikiran yang logis
 Memiliki tentang ruang yang relativ (pemahaman)
 Memiliki pemahaman tentang waktu yang relative
 Sudah bisa melakukan atau menghadapi masalah yang komplek
 Mampu melakukan abstraki relativ dan berpikir hipotesis
 Memiliki diri ideal
 Menguasai bahasa yang abstrak
4. Faktor yang mempengaruhi berkembangnya kreatif
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya kreatif atau kreatifitas
yaitu
 Faktor dari lingkungan keluarga
 Faktor dari lingkungan sekolah
 Faktor dari lingkungan masyarakat

Dan faktor penjang kreativitas


 Jenis kelamin
 Urutan kelahiran
 Intelegensi
 Tingkat pendidikan orang tua
Dan faktor yang mendukung kreativitas
 Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan
 Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak
pertanyaan
 Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu
 Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian
 Situasi yang mana menekankan inisiatif diri untuk menggali,
mengamati dan bertanya

5. Upaya guru dalam mengembangkan kreativitas siswa


Beberapa peran sekaligus implikasi yang dapat diterapkan guru demi
meningkatkan perkembangan kreativitas anak didik diantaranya disimpulkan
oleh Barbed an Renzulli sebagai berikut (1975) :
Pertama-tama guru perlu memahami diri sendiri, karena anak yang
belajar tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru, tapi juga
bagaimana guru melakukannya. Di samping memahami diri sendiri, guru
guru perlu memiliki pengertian tentang keberbakatan.
Setelah anak berbakat diidentifikasi, guru hendaknya mengusahakan
suatu lingkungan belajar sesuai dengan perkembangan yang unggul dari
kemampuan-kemampuan anak. Guru anak berbakat lebih banyak
memberikan tantangan daripada tekanan.
Guru anak berbakat tidak hanya memperhatikan produk atau hasil belajar
siswa, tetapi lebih-lebih proses belajar. Guru anak berbakat lebih baik
memberikan umpan-balik daripada penilaian. Guru anak berbakat harus
menyediakan beberapa alternatif strategi belajar.
Guru hendaknya dapat menciptakan suasana di dalam kelas
yang menunjang rasa percaya diri anak serta dimana anak merasa aman dan
berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat dan keputusan
BAB 4

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kreativitas yaitu Kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu


yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri
aptitude maupun aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-
hal yang sudah ada, dan seuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada
sebelumnya

 karakter kreativitas terdiri dari afektif dan kognitif


 tahap perkembangan kreativitas yaitu 0-2 tahun disebut sensori motorik,
2-7 tahun disebut praoperasional, 7-11 tahun disebut operasional konkrit,
dan 11 tahun lebih disebut operasional formal
 faktor yang mempengaruhi kreativitas terdapat dari keluarga, sekolah dan
masyarakat
 Pengembangan kreativitas merupakan hal yang penting, terutama bagi
peserta didik.
 Pentingnya kreativitas disebabkan beberapa hal berikut.
 Hidup selalu berhadapan dengan masalah, kita perlu ide-ide untuk
mengatasi masalah tersebut. Kita harus kreatif mencari ide-ide untuk
memecahkan masalah yang kita hadapi.
 Persaingan tidak pernah berhenti. Misalnya, jika kita adalah pedagang
kita akan menghadapi produk yang sama dengan yang kita jual. Kita
harus kreatif menghasilkan ide-ide untuk membuat atau memperbaiki
produk kita agar tetap unggul. Orang kreatif tidak pernah menyerah,
karena selalu memiliki solusi alternatif.
 Upaya pengembangan kreativitas ini dapat dilakukan oleh pribadi
masing-masing peserta didik dengan membangun motivasi dalam diri,
atau oleh orang lain seperti orang tua, guru, dan sebagainya.

4.2. Saran

Salah satu komponen yang penting dalam pengembangan kreativitas peserta


didik adalah peranan guru. Untuk itu penulis ingin mencoba memberikan sedikit
saran untuk para guru di sekolah SMPN dan SMAN penulis dulu. Bahwa para guru
hendaknya tidak hanya mengembangkan intelegensi siswa semata, tetapi juga
mengembangkan kreativitas mereka. Hal ini tidak dilakukan oleh semua guru saat
penulis belajar semasa SMPN dan SMAN. Padahal, unsur kreativitas akan lebih
dominan dibandingkan intelegensi untuk kesuksesan peserta didik di masa depan.
Semoga kualitas pendidikan bangsa kita kian meningkat dari waktu ke waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik UNP.


2007. PerkembanganPeserta Didik. Padang: UNP

Evans, James R.. 1991. Berpikir Kreatif. Jakarta: Bumi Aksara


Freeman, Joan; Munandar, Utami. 1996. Cerdas dan Cemerlang. Jakarta: Penerbit
PTpsikologi pendidikan kreativitas…..Gramedia Pustaka Utama
Munandar, Utami. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta

Munandar, Utami. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah

Anda mungkin juga menyukai