Anda di halaman 1dari 14

MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF

PADA PEMBELAJARAN ABAD 21

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah Pembelajaran Biologi Inovatif


yang dibina oleh Dr. Avia Riza Dwi Kurnia, S.P., M.Pd

Oleh:
Offering A 2017 / Kelompok 1
Arief Baskara (1703416150)
Ratna Putri Kusuma W (170341615050)
Titania Arenda (170341615044)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
Februari 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan karunia nikmat bagi umat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Mengukur Keterampilan Berpikir Kreatif
Pada Pembelajaran Abad 21” dengan baik dan lancar. Ucapan terimakasih juga
kami sampaikan kepada Ibu Afia selaku dosen pembimbing mata kuliah
Pembelajaran Biologi Inovatif, dan semua pihak yang telah membantu pembuatan
makalah ini, sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pembelajaran biologi inovatif. Sehingga membuat kita semakin memahami, ingin
mempelajari dan mendalami studi Pembelajaran Biologi Inovatif.
Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Kami berharap makalah
ini akan memberikan manfaat kepada pembacanya serta menambah banyak
pengetahuan. Semoga makalah ini bermanfat bagi kita semua. Aamiin.

Malang, 26 Februari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abad 21 dunia pendidikan diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang
berkualitas baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Pada abad 21
perkembangan zaman semakin moderen dengan pengetahuan dan teknologi
yang semakin maju. Kualitas akademik maupun non akademik siswa
seharusnya menjadi tujuan utama pada pemleajaran disekolah. Seiring dengan
perkembangan pengetahuan dan teknologi pembelajaran disekolah seharusnya
juga berkembang agar mencapai tuntutan abad 21 baik di bidang akademis
maupun non akademis.
Tuntutan abad 21 yaitu berpikir kritis, kolaboratif, komunikatif, dan
kreatifitas. Pembelajaran yang dilaksanakan pada abad ini harus mampu
membentuk peserta didik untuk memiliki 4 kompetensi tersebut. Untuk
mengetahui bagaimana ketercapaian siswa terhadap kompetensi-konpetensi
abad 21 dapat dilakukan suatu pengukuran. Dalam makalah ini akan dibahas
bagaimana cara mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa pada
pembelajaran abad 21.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana hakikat keterampilan berpikir kreatif?
1.2.2 Bagaimanakah cara mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa pada
pembelajaran abad 21?
1.2.3 Bagaimana strategi melatih dan mengakses keterampilan berpikir kreatif?
1.2.4 Bagaimana contoh implementasi peningkatan keterampilan berpikir
kreatif?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian keterampilan berpikir kreatif
1.3.2 Mengetahui bagaimana cara mengukur keterampilan berpikir kreatif pada
pembelajaran abad 21.
1.3.3 Megetahui strategi melatih dan mengakses keterampilan berpikir kreatif.
1.3.4 Mengetahui implementasi peningkatan keterampilan berpikir kreatif.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Keterampilan Berpikir Kreatif


Berpikir didefinisikan sebagai proses mental yang dapat menghasilakn
pengetahuan. Berpikir merupakan kegiatan akal mengolah pengetahuan yang telah
diperoleh melalui indera dan ditunjukan untuk mencapai kebenaran. Menurut
Khodijah (2006) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan
seksama yang dimulai dengan adanya masalah. (Solso, dalam Khodijah, (2006)
berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui
transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti
penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah.
Kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan
kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk
mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada
definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi).
Seseorang yang kreatif adalah seorang yang dapat berpikir secara sintesis artinya
dapat melihat hubungan-hubungan di mana orang lain tidak mampu melihatnya
yang mempunyai kemampuan untuk menganalisis ideidenya sendiri serta
mengevaluasi nilai ataupun kualitas karya pribadinya, mampu menterjemahkan
teori dan hal-hal yang abstrak ke dalam ide-ide praktis, sehingga individu mampu
meyakinkan orang lain mengenai ide-ide yang akan dikerjakannya (Susiana, 2008).
Keterampilan berpikir, dapat dikelompokkan menjadi keterampilan berpikir
dasar dan keterampilan berpikir kompleks (Presseisen dalam Sunarya, et al., 2001).
Keterampilan berpikir kompleks dikenal sebagai keterampilan berpikir tingkat
tinggi, yang dikategorikan menjadi empat kelompok yaitu: pemecahan masalah,
pembuatan keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif (Costa, 1985). Berpikir
kritis dan berpikir kreatif memiliki pola yang bertolak belakang satu dengan yang
lain, karena itu akan sangat bermanfaat jika digunakan secara bergantian dalam
pembelajaran. Berpikir kritis menggunakan dasar menganalisis argumen dan
memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi. Pola berpikir ini
mengembangkan penalaran yang kohesif, logis, dapat dipercaya, ringkas dan
meyakinkan (Ennis, 1985). Keterampilan berpikir kreatif menggunakan dasar
pengembangan dan penemuan ide yang asli, estetis dan konstruktif yang
menekankan pada berpikir intuitif untuk memunculkan persepektif asli pemikir
(Costa, 1985).
Kreativitas lebih banyak mengarah pada konsep berpikir dan bertindak yang
baru (think new and doing new). Kreativitas merupakan sumber yang terpenting
dari kekuatan persaingan karena lingkungan cepat sekali berubah. Untuk dapat
memberikan respon atau tanggapan perubahan manusia harus kreatif (Suryana,
2003). Kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses (process), dan
produk (product). Kemudian berkembang sehingga kreativitas dapat pula ditinjau
dari kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong (press) individu ke perilaku
kreatif (Susiana, 2008).
Terdapat empat kategori karakteristik kreatifitas yaitu menghasilkan ide,
menggali lebih dalam ke ide, keterbukaan dan keberanian untuk menjelajahi ide,
dan mendengarkan "suara batin" seseorang (Treffinger, et al. 2002).
1. Menghasilkan ide (generating ideas)
Menghasilkan ide merupakan karakteristik kognitif secara umum yang
biasanya disebut dengan kemampuan berpikir yang berbeda atau
kemampuan berpikir kreatif dan pemikiran metaforis. Karakteristik khusus
untuk kategori ini meluputi kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, elaborasi,
dan pemikiran metaforis.
2. Menggali lebih dalam ide (digging deeper into ideas)
Menggali lebih dalam ide termasuk dalam kategori kognitif yang disebut
berpikir konvergen atau berpikir kritis.karakteristik dalam kategori ini
meliputi analisis, sintesis, reorganisasi, mengevaluasi, dan memahami
kompleksitas.
3. Keterbukaan dan keberanian eksplorasi ide (Openness and Courage to
Explore Ideas)
Keterbukaan dan keberanian eksplorasi ide berhubungan dengan
kepribadian seseorang, minat, pengalaman, sikap dan kepercayaan diri.
Kategori ini termasuk sensitifitas masalah, sensitivitas estetika,
keingintahuan, selera humor, fantasi, imajinasi, instuisi, dan kemampuan
beradaptasi.
4. Mendengarkan “suara hati” seseorang (listening to one's "inner voice")
Mendengarkan “suara hati” termasuk sifat yang melibatkan pemahaman
pribadi tentang siapa diriya,visi dimana seseorang ingin pergi, dan
komitmen untuk mencapai tujuan. Karakteristik dalam kategori ini
termasuk kesadaran kreatifitas, kegigihan, pengarahan diri sendiri, kontrol
internal, instrospektif, konsentrasi, energi dan etos kerja.

2.2 Mengukur Keterampilan Berpikir Kreatif pada Pembelajaran Abad 21


Berpikir kreatif memiliki 5 aspek atau indikator (Treffinger, 2002), yaitu:

1. Fluency (kelancaran)
Fluency (kelancaran) merupakan kemampuan untuk mengeluarkan banyak
ide, cara, saran, pertanyaan, gagasan, ataupun alternatif jawaban dengan
lancar dalam waktu tertentu.
2. Flexibility (keluwesan)
Flexibility (keluwesan) merupakan kemampuan mengeluarkan gagasan,
jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi dimana gagasan atau jawaban
tersebut diperoleh dari sudut pandang yang berbeda-beda dengan mengubah
cara pendekatan atau pemikiran.
3. Originality (keaslian)
Originality (keaslian) merupakan kemampuan mengeluarkan ungkapan,
cara, gagasan, atau ide untuk menyelesaikan masalah atau membuat
kombinasi bagian-bagian atau unsur secara tidak lazim, unik, dan baru yang
tidak terpikirkan oleh orang lain.
4. Elaboration (perincian)
Elaboration (perincian) merupakan kemampuan untuk memperkaya,
mengembangkan, menambah, menguraikan atau merinci detail-detail dari
objek, gagasan, ide, produk, atau situasi sehingga lebih menarik.
5. Metaphorical thinking (berpikir metafora)
Metaphorical thinking (berpikir metafora), merupakan kemampuan dalam
menggunakan perbandingan atau analogi untuk membuat suatu keterkaitan
baru. Berpikir metafora termasuk dengan berpikir tentang bagaimana suatu
hal yang berbeda tampak serupa atau berbeda kemudian mengarahkan
keterkaitan ini untuk menghasilkan atau menemukan kemungkinan-
kemungkinan baru

Salah satu asessment yang dapat dijadikan pedoman untuk mengukur


keterampilan berpikir kreatif adalah penilaian berpikir kreatif Torrance atau dikenal
juga dengan The Torrance Test for Creativity. Greenstein (2012) menjelaskan
bahwa guru dapat menilai sejauh mana kemampuan berpikir kreatif siswa melalui
beberapa strategi seperti melalui daftar checklist atau melalui observasi. Guru dapat
melakukan pengamatan untuk proses membantu melacak dan mencatat kemajuan
kreativitas siswa. Sementara itu siswa sendiri dapat membuat jurnal dan log book
pembelajaran sebagai strategi dalam menilai kemajuan kreativitasnya sendiri.
Rubrik penilaian berpikir kritis yang dapat digunakan dalam mengukur
keterampilan berpikir kreatif disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2 di bawah ini

Tabel 2.2.1 Rubrik Berpikir Kreatif dari Greenstein (2012)


5. Sangat
Standar 4. Baik 3. Cukup 2. Kurang
baik
Saya merasa
Saya tertarik Saya ingin tahu Dengan beberapa gugup dan
dengan unsur tentang bantuan, saya mencoba
Rasa ingin unsur dan ide beberapa akan untuk
tahu baru dan hal dan saya mengeksplorasi menghindari
(curiosity) secara mengeksplorasi cara baru dari ide
aktif ide-ide dan hal bekerja dan ide dan hal-
mencarinya hal baru berpikir hal
baru
Saya Saya tidak
beradaptasi Terkadang sulit dapat
dengan baik bagi saya untuk menjadi
terhadap Saya dapat menyesuaikan produktif
situasi belajar secara diri dengan ketika
baru dan efektif bahkan perubahan. Pada sesuatu
Keluwesan
dapat ketika halhal saat seseorang berubah.
(flexibility)
melihat berubah dan memperingatkan Sulit bagi
banyak berpotensi untuk agar saya saya
kemungkinan saya pelajar berpikir berbeda, untuk berpikir
dalam kadang saya bisa di
pembelajaran melakukannya luar hal
seharihari. biasanya
Keaslian Saya dapat Saya dengan Ide baru saya Saya butuh
(originality) menemukan mudah akan muncul bantuan
banyak ide menemukan jika melihat memikirkan
baru ide baru panduan hal-hal baru
tentang
sebagian
besar topik

Tabel 2.2.2 Rubrik Berpikir Kreatif yang diadaptasi dari Treffinger (2002)
(Zubaidah, dkk., 2017)

Indikator Kriteria Skor

Fluency Menyebutkan/menuliskan 5 atau lebih ide, saran, atau


4
(Kelancaran) jawaban alternatif yang berbeda

Menyebutkan/menuliskan 3 ide, saran, atau jawaban


3
alternatif yang berbeda

Menyebutkan/menuliskan beberapa ide, saran, atau


2
jawaban alternatif yang berbeda

Menyebutkan/menuliskan 1 ide, saran, atau jawaban


1
alternatif yang berbeda

Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah 0

Menyebutkan/menuliskan beberapa ide unik dan


4
menarik yang logis, baru, dan terkait dengan masalah

Menyebutkan/menuliskan beberapa ide unik dan


menarik yang logis, baru, namun tidak terkait dengan 3
Originality masalah
(Keaslian)
Menyebutkan/menuliskan ide unik dan menarik yang
2
cukup logis, baru, dan cukup terkait dengan masalah

Menyebutkan/menuliskan ide biasa yang logis dan


1
relevan dengan masalah
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah 0

Menuliskan banyak alternatif jawaban yang sangat


logis dan relevan dengan masalah yang diberikan dari 4
beberapa sudut pandang

Menuliskan beberapa alternatif jawaban yang


cukuplogis dan relevan dengan masalah yang diberikan 3
dari beberapa sudut pandang
Flexibility
Menuliskan banyak alternatif jawaban yang cukup
(Keluwesan)
logis namun kurang relevan dengan masalah yang 2
diberikan dari beberapa sudut pandang

Menuliskan 1 alternatif jawaban yang cukup logis dan


relevan dengan masalah yang diberikan hanya dari 1 1
sudut pandang

Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah 0

Menjelaskan beberapa detail logis dari ide yang sudah


ada, sehingga perumusan ide menjadi lebih jelas dan 4
dapat diterapkan dengan lebih mudah

Menjelaskan 1 detail logis dari ide yang sudah ada,


sehingga perumusan ide menjadi lebih jelas dan dapat 3

Elaboration diterapkan dengan lebih mudah

(Perincian) Memberikan beberapa detail logis dari ide yang sudah


ada, namun tidak cukup relevan dengan konsep ide 2
utama, sehingga membuat ide menjadi tidak jelas

Tidak menambahkan beberapa detail dari data yang


sudah ada, sehingga perumusan ide tidak diaplikasikan 1
dengan baik
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah 0

Memadukan beberapa ide, memodifikasi, dan


menjelaskan rumusan ide menggunakan analogi logis 4
dan koheren

Memadukan beberapa ide, memodifikasi, namun

Metaphorical kurang dapat menjelaskan rumusan ide menggunakan 3


analogi logis dan koheren
Thinking
(Berpikir Memadukan beberapa ide yang relevan, , namun

Metafora) kurang dapat menjelaskan rumusan ide menggunakan 2


analogi logis

Kurang mampu memadukan ide-ide relevan sehingga


1
menjadi koheren secara keseluruhan

Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah 0

2.3 Strategi Melatih dan Mengakses Keterampilan Berpikir Kreatif


Kreativitas adalah cara-cara berpikir divergen, produktif, berdaya cipta
berpikir heuristik, dan berpikir lateral yang dapat diajarkan secara eksplisit dalam
pembelajaran (Zubaidah, 2017). Coffman (2013) menyatakan bahwa terdapat
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan berpikir kreatif
siswa, adalah:

1. Memberikan pertanyaan dan mengajak siswa berpartisipasi aktif dalam


pembelajaran,
2. Mengeksplorasi topik dan materi dengan data primer atau nyata
3. Memikirkan cara baru untuk menginformasikan temuan baru

Menurut Kivunja (2014), beberapa kecakapan terkait kreativitas yang dapat


dikembangkan dalam pembelajaran adalah:

1. Mampu menyelesaikan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari


2. Bersikap terbuka dan memiliki rasa ingin tahu
3. Mampu memanfaatkan kemampuan dan keterampilannya dalam
menganalisis, mengevaluasi, mengelaborasi dan mencipta
4. Mampu menggunakan berbagai strategi berpikir kreatif (seperti membuat
mind map, kreativitas visual, asosiasi kata, analisis SWOT, dan berpikir
lateral) untuk menemukan dan mengungkapkan ide-ide baru.

2.4 Implementasi Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif


Meningkatkan keterampilan berpikir siswa dapat dilakukan melalui inkuiri
sains yang diintegerasikan dengan peta pikiran (Zubaidah, dkk., 2017).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara keterampilan
berpikir kreatif antara siswa laki-laki dan perempuan yang diberi tiga model
pembelajaran sains yang berbeda yaitu (Differentiated Science Inquiry) DSI,
(Differentiated Science Inquiry combined with Mind Map) DSIMM, dan model
konvensional. Keterampilan berpikir kreatif siswa diperoleh dari tes esai
tentang pembelajaran sains yang dinilai menggunakan rubrik keterampilan
berpikir kreatif dari Treffinger et al. (2002) seperti pada tabel 2.2.2. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada keterampilan
berpikir siswa dari ketiga model pembelajaran yang diterapkan. Keterampilan
berpikir kreatif tertingggi ditunjukan pada siswa dengan perlakukan model
DSIMM. Sedangkan siswa yang diberikan perlakukan model DSI lebih tinggi
dari model konvensional. Selain itu siswa laki-laki memiliki keterampilan
berpikir kreatif yang lebih tinggi dari siswa perempuan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Keterampilan berpikir kreatif menggunakan dasar pengembangan dan
penemuan ide yang asli, estetis dan konstruktif yang menekankan pada
berpikir intuitif untuk memunculkan persepektif asli pemikir.
3.1.2 Mengukur keterampilan berpikir kreatif adalah penilaian berpikir kreatif
Torrance atau dikenal juga dengan The Torrance Test for Creativity.
3.1.3 Strategi untuk melatih keterampilan berpikir kreatif, diantaranya
memberikan pertanyaan dan mengajak siswa berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran, mengeksplorasi topik dan materi dengan data primer atau
nyata, dan memikirkan cara baru untuk menginformasikan temuan baru.
DAFTAR RUJUKAN
Coffman, T. 2012. Using Inquiry in the Classroom: Developing Creative Thinkers
and Information Literate Students 2nd Edition. Maryland: Rowman &
Littlefield Publishers.
Costa, A.L. and Presseisen, B.Z., 1985. Glossary of Thinking Skill, in A.L. Costa
(ed). Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking,
Alexandria: ASCD.
Ennis, R.H. 1985. Goals for A Critical Thiking Curriculum. Costa, A.L. (Ed).
Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandra,
Virginia: Assosiation for Supervisions and Curriculum Development
(ASCD).
Greenstein, L. 2012. Assessing 21st Century Skills: A Guide to Evaluating Mastery
and Authentic Learning. California: Corwin.
Khadijah, Nyayu. 2006. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Patah Press.
Kivunja, C. 2014. Innovative Pedagogies in Higher Education to Become Effective
Teachers of 21st Century Skills: Unpacking The Learning and Innovations
Skills Domain of The New Learning Paradigm. International Journal of
Higher Education, 3(4), pp. 37.
Suryana. 2003. Kewirausahaan. Jakarta: Selemba Empat.
Susiana, Nancy. 2008. Program Pembeljaran Kimia untuk Menumbuhkan Sikap
Wirausaha Siswa SMA.
Treffinger, D.J., Young, G.C., Selby, E.C., & Shepardon, C. 2002. Assessing
Creativity: A Guide for Educators. Florida: The National Research Center on
the Gifted and Talented University of Connecticut.
Zubaidah, S. 2017. Keterampilan Abad ke-21: Keterampilan yang Diajarkan
Melalui Pembelajaran. Seminar Nasional Pendidikan STKIP Persada
Khatulistiwa Sintang. Kalimantan Barat: STKIP Persada Katulistiwa Sintang.
Zubaidah, S., Fuad, N. M., Mahanal, S., & Suarsini, E. 2017. Improving Creative
Thinking Skills of Students through Differentiated Science Inquiry Integrated
with Mind Map. Journal of Turkish Education, 14(4), pp. 83.

Anda mungkin juga menyukai