Anda di halaman 1dari 11

TAKSONOMI ANDERSON

Prinsip Dasar Penyusunan Taksonomi

Ada 4 buah prinsip dasar yang digunakan Bloom dan Krathwohl dalam melahirkan
taksonomi, yaitu:
a.       Prinsip metodologis (cara guru mengajar)
b.      Prinsip psikologis (fenomena kejiwaan)
c.       Prinsip logis (logis dan konsisten)
d.     Prinsip tujuan (keselarasan antara tujuan dan nilai-nilai)

Latar Belakang Revisi Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi
ini pertama kali dirancang oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan
pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut
dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang


menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.

2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan


aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian
diri.

3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang


menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin.

Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain
tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa,
dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang
berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah
laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga
tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk
mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang
ada pada tingkatan pertama.
Bloom memimpin pengembangan ranah kognitif yang menghasilkan enam tingkatan
kognitif. Tingkatan paling sederhana adalah pengetahuan, berikutnya pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan penilaian yang lebih bersifat kompleks dan abstrak. Sedangkan ranah
afektif yang berdasarkan penghayatan dipimpin oleh David R. Krathwohl, ranah
psikomotorik yang berhubungan dengan gerakan refleks sederhana ke gerakan syaraf
dipimpin oleh Anita Harrow.

1
Ketiga ranah dalam taksonomi Bloom ini bersifat linier, sehingga seringkali
menimbulkan kesukaran bagi guru dalam menempatkan konten (isi) pembelajaran. Akhirnya
tahun 1990 seorang murid Benjamin Bloom yang bernama Lorin W. Anderson melakukan
penelitian dan mengasilkan perbaikan terhadap taksonomi Bloom, revisinya diterbitkan tahun
2001. Perbaikan yang dilakukan adalah mengubah taksonomi Bloom dari kata benda (noun)
menjadi kata kerja (verb). Ini penting dilakukan karena taksonomi Bloom sesungguhnya
adalah penggambaran proses berfikir. Selain itu juga dilakukan pergeseran urutan taksonomi
yang menggambarkan dari proses berfikir tingkat rendah (low order thinking) ke proses
berfikir tingkat tinggi (high order thinking).

Perbedaaan Taksonomi Bloom dan Anderson

Perbaikan Taksonomi
Taksonomi Bloom
Bloom
Pengetahuan Mengingat
Pemahaman Memahami
Penerapan Menerapkan
Analisis Menganalisis
Sintesis Menilai
Penilaian Menciptakan

Selama masih menggunakan kata benda, orientasi pembelajaran adalah pada produk,
padahal belajar adalah sebuah proses. Pengetahuan merupakan hasil berpikir bukan proses
berfikir, sehingga diperbaiki menjadi mengingat yang menunjukkan proses paling rendah.
Sedangkan menciptakan merupakan proses berfikir tingkat paling tinggi. Ini sangat logis,
karena orang baru bisa mencipta bila telah mampu menilai adanya kelebihan dan kekurangan
pada sesuatu dari berbagai pertimbangan dan pemikiran kritis.
Kunci perubahan ini terutama terkait dengan terminologi. Menurut Anderson dan Krathwohl
istilah knowledge, comprehension, application dan selanjutnya tidak menggambarkan
penerapan hasil belajar.
Oleh karena itu mengusulkan penggunaan terminologi berbentuk
gerund yaitu remembering (ingatan), understanding (pemahaman) , applying (penerapan), an
alysis (analisis), evaluation (penilaian) dan creation (penciptaan) dan seterusnya.
Terminologi ini  lebih menggambarkan kompetensi secara spesifik.
Istilah knowledge mewakili kata benda umum yaitu pengetahuan. Berbeda
dengan remembering yang bermakna ingatan; kata ini memiliki arti sebuah kemampuan
sebagai hasil dari proses belajar dengan kegiatan membaca, mendengar, melakukan dan
sejenisnya.
Dalam skema terlihat perbedaan istilah dan jenis Selain itu ada revisi susunan tingkat
kompetensi dan menambahkan satu istilah untuk kompetensi kognitif tertinggi
yaitu creation.  Anderson dan Krathwohl berasumsi bahwa kemampuan mensintesis
merupakan kompetensi tertinggi karena merupakan  akumulasi dari kelima kompetensi
lainnya. Dengan alasan itu mereka memindahkan kompetensi tersebut di puncak piramida
domain kognitif tapi mengubah istilah menjadi creation (penciptaan).

Dimensi Taksonomi Anderson

2
Deskripsi dan kata kunci setiap kategori dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
KATEGORI KATA KUNCI
Remembering (ingatan): can the student recall or Menyebutkan definisi, menirukan
remember the information? Dapatkah peserta didik ucapan, menyatakan susunan,
mengucapkan atau mengingat informasi? mengucapkan, mengulang,
menyatakan
Understanding (pemahaman): Dapatkah peserta Mengelompokkan, menggambarkan,
didik menjelaskan konsep, prinsip, hukum atau menjelaskan identifikasi,
prosedur? menempatkan, melaporkan,
menjelaskan, menerjemahkan,
pharaprase.
Applying (penerapan): Dapatkah peserta didik Memilih, mendemonstrasikan,
menerapkan pemahamannya dalam situasi baru? memerankan, menggunakan,
mengilustrasikan, menginterpretasi,
menyusun jadwal, membuat sketsa,
memecahkan masalah, menulis
Analyzing (analisis): Dapatkah peserta didik Mengkaji, membandingkan,
memilah bagian-bagian berdasarkan perbedaan dan mengkontraskan, membedakan,
kesamaannya? melakukan deskriminasi, memisahkan,
menguji, melakukan eksperimen,
mempertanyakan.
Evaluating (evaluasi): Dapatkah peserta didik Memberi argumentasi,
menyatakan baik atau buruk terhadap sebuah mempertahankan, menyatakan,
fenomena atau objek tertentu? memilih, memberi dukungan, memberi
penilaian,  melakukan evaluasi
Creating (penciptaan): Dapatkah peserta didik Merakit, mengubah, membangun,
menciptakan sebuah benda atau pandangan? mencipta, merancang, mendirikan,
merumuskan, menulis.
(Siana, 2012)

Dalam taksonomoi Bloom domain kognitif dikenal hanya satu dimensi tapi dalam taksonomi
Anderson dan Krathwohl menjadi dua dimensi. Dimensi pertama adalah Knowledge
Dimension (dimensi pengetahuan) dan Cognitive Process Dimension (dimensi proses
kognisi). Perspektif dua dimensi Anderson dan Krathwohl dapat digambarkan dengan tabel
berikut.

The Taxonomy Table

3
Dimensi Dimensi Proses Kognisi (The Cognitive Process Dimension)
Pengetahuan
(The Ingatan Pemahaman Penerapan Analisis Penilaian Penciptaan
Knowledge (remember) (understand) (apply) (analyze) (evaluate) (create)
Dimension)
Pengetahuan
Faktual
(Factual
Knowledge)
Pengetahuan
Konseptual
(Conceptual
Knowledge)
Pengetahuan
Prosedural
(Procedural
Knowledge)
Pengetahuan
Meta-Kognisi
(Meta-
Cognitive
Knowledge)
(LorinW. Anderson and David R. Krathwohl, 2001)

Dimensi Pengetahuan
JENIS UTAMA DAN JENIS SUB                                 CONTOH

A.      PENGETAHUAN FAKTUAL            Siswa harus mengetahui elemen dasar


untuk sebuah disiplin atau cara memecahkan masalah di dalamnya.
Aa. Pengetahuan tentang terminologi Teknis kosakata, simbol musik.
Ab. Pengetahuan tentang rincian spesifik Sumber utama, sumber informasi yang
dan elemen dapat diandalkan.
B.  PENGETAHUAN KONSEPTUAL    Keterkaitan di antara unsur-unsur dasar
struktur yang lebih besar yang memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama-
sama.
Ba. Pengetahuan tentang klasifikasi dan Periode waktu geologi, bentuk-bentuk
kategori kepemilikan bisnis.
Bb. Pengetahuan tentang prinsip dan Teorema pythagoras, hukum penawaran
generalisasi dan permintaan.
Bc. Pengetahuan tentang teori, model, dan Teori evolusi, struktur kongres.
struktur
C.       PENGETAHUAN PROSEDURAL    Bagaimana melakukan sesuatu, metode
penyelidikan, dan kriteria untuk menggunakan keterampilan, algoritma, teknik, dan
metode.
Ca. Pengetahuan tentang subjek- Keterampilan yang digunakan dalam
keterampilan khusus dan algoritma lukisan dengan warna air, seluruh nomor
Cb. Pengetahuan tentang subjek khusus algoritma pembagian.
teknik dan metode Teknik wawancara, metode ilmiah.
Cc. Pengetahuan tentang kriteria untuk Kriteria yang digunakan untuk
menentukan kapan harus menggunakan menentukan kapan harus menerapkan

4
prosedur yang tepat prosedur yang melibatkan hukum kedua
Newton, kriteria yang digunakan untuk
menilai kelayakan dari penggunaan
metode tertentu untuk memperkirakan
biaya bisnis.
D.      PENGETAHUAN METAKOGNITIF Pengetahuan kognisi secara umum
serta kesadaran dan pengetahuan tentang kognisi sendiri.
Da. Pengetahuan strategis Pengetahuan menguraikan sebagai sarana
Db. Pengetahuan tentang tugas kognitif, menangkap struktur dari unit materi
termasuk pengetahuan kontekstual dan pelajaran dalam buku teks, pengetahuan
kondisional yang tepat tentang penggunaan heuristik.
Dc. Pengetahuan diri Pengetahuan tentang jenis tes khusus,
mengelola pengetahuan dari tuntutan
kognitif dari tugas yang berbeda.
Pengetahuan mengkritisi diri adalah
kekuatan pribadi, sedangkan menulis esai
adalah kelemahan pribadi, kesadaran
tingkat pengetahuan sendiri
 (Anderson W. Lorin, Classroom Assessment, 2003)

Keterangan
1. Pengetahuan faktual (Factual Knowledge): pengetahuan berbentuk fakta seperti
nama, nomor, jumlah, tahun, alamat dan sejenisnya. Misalnya tahun lahirnya Ki
Hajar Dewantara, jumlah rakaat shalat, nama presiden Indonesia pertama dan
sebagainya.
2. Pengetahuan konseptual (Conceptual Knowledge): pengetahuan berbentuk
konsep, hukum, dan prinsip. Contoh definisi puasa, hokum archimides, prinsip
kerja AC dan sejenisnya.
3. Pengetahuan prosedural (Procedural Knolwledge): pengetahuan berbentuk cara
melakukan sesuatu. Contoh: langkah-langkah membuat teh tubruk, prosedur
menerbangkan pesawat terbang, langkah menyusun modul dan sejenisnya.
4. Pengetahuan metakognisi (Meta-cognition Knowledge): sering disebut a process
of thinking about thinking atau pengetahuan mengenai proses kognisi dan strategi
terkait dengan penerapan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan hasil belajar.
Juga sering diartikan sebagai sebuah kesadaran otomatis (automatic
awareness) yang timbul karena pengetahuan dan kemampuan melakukan
pengendalian (control) dan memanipulasi proses kognitif. Contoh, seorang peserta
didik menyadari bahwa gaya belajar yang dimilikinya adalah visual, maka dia
memilih video pembelajaran sebagai strategi untuk meningkatkan hasil
belajarnya.

Struktur Dimensi Proses Kognisi (Cognitive Process Dimension)

5
KATEGORI & NAMA DEFINISI DAN
PROSES KOGNISI ALTERNATIF CONTOH
1.    INGATAN –     Mengambil pengetahuan relevan dari memori jangka panjang
1.1 Mengenali Mengidentifikasi Mencari pengetahuan
dalam memori jangka
panjang yang konsisten
dengan materi yang
disampaikan (misalnya,
Kenali tanggal
peristiwa penting dalam
sejarah AS)
1.2  Mengingat Mengambil Mengambil
pengetahuan yang
relevan dari memori
jangka panjang
(misalnya, Ingat
tanggal peristiwa-
peristiwa penting dalam
sejarah AS)
2.        PEMAHAMAN – Membangun makna dari pesan instruksional, termasuk lisan,
tertulis, dan komunikasi grafis
2.1    Menafsirkan Klarifikasi, Mengubah dari satu
2.2    Mencontohkan parafrase bentuk representation
2.3   Mengklasifikasi mewakili (misalnya, numerik) ke
2.4   Meringkas menerjemahkan bentuk yang lain
2.5   Menyimpulkan Menggambarkan, (misalnya pidato, dan
2.6   Membandingkan instantiating dokumen)
2.7   Menjelaskan Mengkategorikan, Menemukan contoh
subsuming spesifik atau ilustrasi
Abstrak, dari suatu konsep atau
generalisasi prinsip (misalnya,
Penutup, Berikan contoh gaya
ekstrapolasi, lukisan varicusartistik
interpolasi, Menentukan sesuatu
memprediksi yang termasuk dalam
Kontras, kategori (misalnya,
pemetaan, klasifikasikan kasus
sesuai yang diamati atau
Membangun dijelaskan dari
model gangguan mental)
Abstrak tema umum
atau titik utama
(misalnya, Menulis
ringkasan singkatdari
acara yang
digambarkan pada
rekaman video)
Mengambil kesimpulan
logis dari informasi
yang disajikan

6
(misalnya, Dalam
belajar bahasa asing,
menyimpulkan prinsip
gramatikal dari contoh
yang ada)
Mendeteksi
korespondensi antara
dua ide, benda, dan
sejenisnya (misalnya,
peristiwa sejarah
dibandingkan dengan
situasi kontemporer)
Membangun model
sebab-akibat dari suatu
sistem (misalnya,
Jelaskan penyebab
peristiwa penting abad
ke-18 di Perancis)
3.        PENERAPAN  –   Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu
3.1    Menjalankan Melaksanakan Menerapkan prosedur
3.2    Mengimplementasikan Menggunakan untuk mengerjakan
tugas (misalnya, digit
nomor satu keseluruhan
dengan nomor lain
keseluruhan,baik
dengan digit ganda)
Menerapkan prosedur
untuk tugas asing
(misalnya, Gunakan
Hukum Kedua Newton
dalam situasi di mana
itu tepat)
4.        ANALISIS-Memilah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan
bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan satu sama lain dan struktur keseluruhan atau
tujuan.
4.1    Membedakan Diskriminatif, Membedakan sesuatu
4.2    Mengorganisir membedakan, yang relevan dari
4.3    Menghubungkan fokus, bagian yang tidak
memilih relevan atau penting
Temuan dari bagian materi yang
koherensi, disampaikan (misalnya,
mengintegrasikan, bedakan antara angka
menguraikan, yang relevan dan tidak
parsing, relevan dalam bahasa
penataan matematis)
Mendekonstruksi Menentukan bagaimana
elemen yang cocok atau
berfungsi dalam
struktur (misalnya,
Struktur bukti dalam

7
deskripsi sejarah
menjadi bukti dan
penjelasan terhadap
resiko artikular sejarah)
Tentukan point
pandang, nilai-nilai,
atau bahan yang
disajikan yang
mendasar (misalnya,
Tentukan sudut
pandang penulis esai
dalam hal nya atau
perspektif politik nya)
5.        EVALUASI-Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar
5.1    Memeriksa Koordinasi, Mendeteksi
5.2    Mengkritik mendeteksi, inkonsistensi dari
pemantauan, fallacies dalam proses
pengujian atau produk,
Menilai menentukan apakah
suatu proses atau
produk memiliki
konsistensi internal,
detecting efektivitas
prosedur seperti yang
sedang dilaksanakan
(misalnya,
Menentukan apakah
kesimpulan seorang
ilmuwan diikuti dari
data yang diamati)
Mendeteksi  konsistensi
antara produk dan
kriteria eksternal,
menentukan apakah
suatu produk memiliki
konsistensi eksternal,
mendeteksi kesesuaian
prosedur untuk masalah
tertentu (misalnya,
Hukum yang dari dua
metode adalah cara
terbaik untuk
memecahkan masalah
yang diberikan)

6.        PENCIPTAAN- Masukan elemen bersama-sama untuk membentuk satu kesatuan


yang koheren atau fungsional, mengenali unsur-unsur ke dalam pola baru atau struktur

8
6.1    Membuat Hipotesa Datang dengan hipotesa
6.2    Merencanakan Merancang berdasarkan kriteria
6.3    Memproduksi Membangun (misalnya, Hasilkan
hipotesa untuk
menjelaskan fenomena
yang diamati)
Merancang prosedur
untuk menyelesaikan
beberapa tugas
(misalnya, Rencanakan
sebuah makalah
penelitian tentang topik
sejarah tertentu)
Menciptakan suatu
produk (misalnya,
Membangun habitat
untuk tujuan tertentu)
 (Anderson W. Lorin. Classroom Assessment, 2003)

Kata Kerja Operasional pada Dimensi Proses Kognisi dalam Taksonomi Anderson
Kata Kerja Operasional (KKO) Ranah Kognitif (Anderson)

      Mengingat: Menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan dan pengenalan


Memahami: Menerjemahkan, menjabarkan, menafsirkan, menyederhana-kan, dan membuat
perhitungan
Menerapkan : Memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan, dan mengenali pola
penerapan ke dalam situasi baru, tidak biasa dan agak berbeda atau berlainan.
Menganalisis :Memecahkan ke dalam bagian, bentuk dan pola
Menilai: Berdasarkan kriteria dan menyatakan mengapa?.
Menciptakan : Menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk atau pola yang sebelumnya
kurang jelas
  

KATA KERJA OPERASIONAL

9
TAKSONOMI ANDERSON
Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
Memilih Menggolongkan Menerapkan Menganalisis Menghargai Memilih
Menguraikan Mempertahankan Menentukan Mengategorikan Mempertimbangk Menentukan
Mendefinisik Mendemonstrasik Mendramatisasika Mengelompokkan an Menggabungkan
an an n Membandingkan Mengkritik Mengombinasik
Menunjukkan Membedakan Menjelaskan Membedakan Mempertahankan an
Memberitabel Menerangkan Menggeneralisasik Mengunggulkan Membandingkan Mengarang
Mendaftar Mengekspresikan an Mendiversivikasik Mengkonstruksi
Menempatkan Mengemukakan Memperkirakan an Membangun
Memadankan Memperluas Mengelola Mengidentifikasi Menciptakan
Mengingat Membericontoh Mengatur Menyimpulkan Mendesain
Menamakan Menggambarkan Menyiapkan Membagi Merancang
Menghilangk Menunjukkan Menghasilkan Merinci Mengembangka
an Mengaitkan Memproduksi Memilih n
Mengutip Menafsirkan Memilih Menentukan Melakukan
Mengenali Menaksir Menunjukkan Menunjukkan Merumuskan
Menentukan Mempertimbangk Membuatsketsa Melaksanakan Membuathipotes
Menyatakan an Menyelesaikan survei is
Memadankan Menggunakan Menemukan
Membuatungkapa Membuat
n Mempercantik
Mewakili Mengawali
Menyatakankemb Mengelola
ali Merencanakan
Menuliaskembali Memproduksi
Menentukan Memainkanpera
Merangkum n
Mengatakan Menceritakan.
Menerjemahkan
Menjabarkan
(Samsudin, 2011. Kata Kerja Operasional)

Menurut Thohir (2009) dalam bab terakhir bukunya, Anderson dan Krathwohl sendiri
mengakui bahwa hasil revisinya ini lebih melihat fungsi otak dalam satu kesatuan ranah
(domain). Tidak seperti sebelumnya yang menggunakan klasifikasi dalam tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor. Pembagian tersebut dikritisi banyak pihak karena cenderung
membuat pendidikan beranggapan bahwa adanya isolasi aspek-aspek dalam sebuah tujuan
yang sama.
Pada revisi taksonomi Bloom kali ini, ranah kognitif tidak dianggap terpisah dengan
ranah afektif atau psikomotor, melainkan terkait antara satu dengan yang lain. Karena semua
aspek tersebut merupakan satu bagian utuh dari fungsi kerja otak. Sebagai contoh, pada
kategori pengetahuan metakognitif, di dalamnya juga mencakup ranah kognitif dan afektif,
juga psikomotor.

10
Revisi ini merupakan bukti fenomena kompleksitas fungsi otak. Weisstein
mengatakan, complexity is the theory of classifying problems based on how difficult they are
to solve. Sebutan ini cukup wajar karena masalah otak dan fungsinya telah mengundang
beragam teori yang secara tak langsung telah menunjukkan betapa rumitnya kajian
tentangnya.
“How amazing is it…” begitulah ungkapan dalam artikel Barry L. Aaronson. Dalam narasi
yang lebih sederhana, kami mencoba mengambil analog dari gambaran saat seseorang sedang
berpikir. Terkadang, dia akan terlihat mengernyitkan dahi, memegang atau memijit-mijit
keningnya. Orang lain yang melihatnya, dengan mudah menebak kalau orang dengan tanda-
tanda seperti itu sedang melakukan proses berpikir.
Berpikir tentu saja merupakan aktifitas menggunakan otak. Karena informasi yang dipikirkan
berat, maka reaksi tubuh dan gesture penyerta semacam itu menjadi indikasi seseorang
sedang berpikir. Namun, saat seseorang menyampaikan perasaan atau dengan kata, “hati-hati
di jalan ya!”, mengapa yang dipegang bukanlah kepala, tetapi malah memegang dada.
Bukankah saraf emosi dan perasaan juga berada dalam otak?.
Menfungsikan otak berarti menggunakan pikiran atau berpikir. Bartlett (1932) mengartikan
berpikir (thinking) sebagai (1) interpolasi yang memenuhi informasi, (2) ekstrapolasi yang
melampaui informasi yang diberikan, dan (3) re-interpretasi yang mengatur kembali
informasi. Terkait dengan hal ini pula, Mayer (1977) menyarankan pengertian berpikir
sebagai upaya mengarahkan dan menghasilkan perilaku untuk memecahkan (solve) atau
mencari solusi dari suatu masalah. Pengertian ini selevel dengan kategori metakognitif
Anderson dan Krathwohl.
Kompleksitas fungsi otak lainnya terkait dengan berpikir adalah adanya pandangan para
ahli cognitive neuroscientists. Marianne Szegedy, misalnya, menegaskan bahwa aktifitas
kognitif manusia dan perilakunya bergantung kepada 95 persen di bawah batas kesadaran
manusia (subconscious awarness). Hanya 5 persen aktifitas manusia dilakukan berdasarkan
kesadaran penuh (conscious awareness). Konsep ini agak sulit disinergikan dengan
kalsifikasi Anderson dan Krathwohl dalam revisi Taksonomi Bloomnya.

11

Anda mungkin juga menyukai