Anda di halaman 1dari 15

taksonomi anderson

Prinsip Dasar Penyusunan Taksonomi


Ada 4 buah prinsip dasar yang digunakan Bloom dan Krathwohl dalam melahirkan
taksonomi, yaitu:
a.       Prinsip metodologis (cara guru mengajar)
b.      Prinsip psikologis (fenomena kejiwaan)
c.       Prinsip logis (logis dan konsisten)
d.      Prinsip tujuan (keselarasan antara tujuan dan nilai-nilai)

Latar Belakang Revisi Taksonomi Bloom


Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan.
Taksonomi ini pertama kali dirancang olehBenjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal
ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain
tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1.        Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, sepertipengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2.        Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan
dan emosi, seperti minat,sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3.        Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga
domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu:
cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan
pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori
yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan
menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah
kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan
“pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
Bloom memimpin pengembangan ranah kognitif yang menghasilkan enam tingkatan
kognitif. Tingkatan paling sederhana adalah pengetahuan, berikutnya pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan penilaian yang lebih bersifat kompleks dan abstrak. Sedangkan ranah
afektif yang berdasarkan penghayatan dipimpin oleh David R. Krathwohl, ranah
psikomotorik yang berhubungan dengan gerakan refleks sederhana ke gerakan syaraf
dipimpin oleh Anita Harrow.
Ketiga ranah dalam taksonomi Bloom ini bersifat linier, sehingga seringkali
menimbulkan kesukaran bagi guru dalam menempatkan konten (isi) pembelajaran. Akhirnya
tahun 1990 seorang murid Benjamin Bloom yang bernama Lorin W. Anderson melakukan
penelitian dan mengasilkan perbaikan terhadap taksonomi Bloom, revisinya diterbitkan tahun
2001. Perbaikan yang dilakukan adalah mengubah taksonomi Bloom dari kata benda (noun)
menjadi kata kerja (verb). Ini penting dilakukan karena taksonomi Bloom sesungguhnya
adalah penggambaran proses berfikir. Selain itu juga dilakukan pergeseran urutan taksonomi
yang menggambarkan dari proses berfikir tingkat rendah (low order thinking) ke proses
berfikir tingkat tinggi (high order thinking).
Perbedaaan Taksonomi Bloom dan Anderson

Perbaikan Taksonomi
Taksonomi Bloom Bloom

Pengetahuan Mengingat
Pemahaman Memahami
Penerapan Menerapkan
Analisis Menganalisis
Sintesis Menilai
Penilaian Menciptakan

Selama masih menggunakan kata benda, orientasi pembelajaran adalah pada produk,
padahal belajar adalah sebuah proses. Pengetahuan merupakan hasil berpikir bukan proses
berfikir, sehingga diperbaiki menjadi mengingat yang menunjukkan proses paling rendah.
Sedangkan menciptakan merupakan proses berfikir tingkat paling tinggi. Ini sangat logis,
karena orang baru bisa mencipta bila telah mampu menilai adanya kelebihan dan
kekurangan pada sesuatu dari berbagai pertimbangan dan pemikiran kritis.
Kunci perubahan ini terutama terkait dengan terminologi. Menurut Anderson dan
Krathwohl istilahknowledge, comprehension, application dan selanjutnya tidak
menggambarkan penerapan hasil belajar. Oleh karena itu mengusulkan penggunaan
terminologi berbentuk
gerund yaituremembering (ingatan), understanding (pemahaman) , applying(penerapan), ana
lysis (analisis), evaluation (penilaian) dancreation (penciptaan) dan seterusnya. Terminologi
ini  lebih menggambarkan kompetensi secara spesifik. Istilah knowledgemewakili kata benda
umum yaitu pengetahuan. Berbeda denganremembering yang bermakna ingatan; kata ini
memiliki arti sebuah kemampuan sebagai hasil dari proses belajar dengan kegiatan membaca,
mendengar, melakukan dan sejenisnya.
Dalam skema terlihat perbedaan istilah dan jenis Selain itu ada revisi susunan tingkat
kompetensi dan menambahkan satu istilah untuk kompetensi kognitif tertinggi
yaitu creation.  Anderson dan Krathwohl berasumsi bahwa kemampuan mensintesis
merupakan kompetensi tertinggi karena merupakan  akumulasi dari kelima kompetensi
lainnya. Dengan alasan itu mereka memindahkan kompetensi tersebut di puncak piramida
domain kognitif tapi mengubah istilah menjadicreation (penciptaan).
Dimensi Taksonomi Anderson
Deskripsi dan kata kunci setiap kategori dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
KATEGORI KATA KUNCI
Remembering (ingatan):can the student recall or Menyebutkan definisi, menirukan
remember the information?Dapatkah peserta didik ucapan, menyatakan susunan,
mengucapkan atau mengingat informasi? mengucapkan, mengulang,
menyatakan
Understanding(pemahaman): Dapatkah peserta Mengelompokkan, menggambarkan,
didik menjelaskan konsep, prinsip, hukum atau menjelaskan identifikasi,
prosedur? menempatkan, melaporkan,
menjelaskan, menerjemahkan,
pharaprase.
Applying (penerapan):Dapatkah peserta didik Memilih, mendemonstrasikan,
menerapkan pemahamannya dalam situasi baru? memerankan, menggunakan,
mengilustrasikan, menginterpretasi,
menyusun jadwal, membuat sketsa,
memecahkan masalah, menulis
Analyzing (analisis):Dapatkah peserta didik Mengkaji, membandingkan,
memilah bagian-bagian berdasarkan perbedaan dan mengkontraskan, membedakan,
kesamaannya? melakukan deskriminasi,
memisahkan, menguji, melakukan
eksperimen, mempertanyakan.
Evaluating (evaluasi):Dapatkah peserta didik Memberi argumentasi,
menyatakan baik atau buruk terhadap sebuah mempertahankan, menyatakan,
fenomena atau objek tertentu? memilih, memberi dukungan,
memberi penilaian,  melakukan
evaluasi
Creating (penciptaan):Dapatkah peserta didik Merakit, mengubah, membangun,
menciptakan sebuah benda atau pandangan? mencipta, merancang, mendirikan,
merumuskan, menulis.
(Siana, 2012)

Dalam taksonomoi Bloom domain kognitif dikenal hanya satu dimensi tapi dalam
taksonomi Anderson dan Krathwohl menjadi dua dimensi. Dimensi pertama
adalahKnowledge Dimension (dimensi pengetahuan) dan Cognitive Process
Dimension (dimensi proses kognisi). Perspektif dua dimensi Anderson dan Krathwohl dapat
digambarkan dengan tabel berikut.

The Taxonomy Table


Dimensi Dimensi Proses Kognisi (The Cognitive Process Dimension)
Pengetahuan
(The Ingatan Pemahaman Penerapan Analisis Penilaian Penciptaan
Knowledge (remember) (understand) (apply) (analyze) (evaluate) (create)
Dimension)
Pengetahuan
Faktual
(Factual
Knowledge)
Pengetahuan
Konseptual
(Conceptual
Knowledge)
Pengetahuan
Prosedural
(Procedural
Knowledge)
Pengetahuan
Meta-Kognisi
(Meta-
Cognitive
Knowledge)
(LorinW. Anderson and David R. Krathwohl, 2001)

Dimensi Pengetahuan
JENIS UTAMA DAN JENIS SUB                                 CONTOH                       
     Siswa harus mengetahuielemen dasar untuk sebuah disiplin atau cara
memecahkan masalah di dalamnya.
Aa. Pengetahuan tentang terminologi Teknis kosakata, simbol musik.

Ab. Pengetahuan tentang rincian spesifik Sumber utama, sumber informasi yang


dan elemen dapat diandalkan.
ONSEPTUAL    Keterkaitan di antara unsur-unsur dasar struktur yang lebih besar yang
memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama-sama.
Ba. Pengetahuan tentang klasifikasi dan Periode waktu geologi,bentuk-bentuk
kategori kepemilikan bisnis.

Bb. Pengetahuan tentang prinsip dan Teorema pythagoras, hukum penawaran


generalisasi dan permintaan.

Bc. Pengetahuan tentang teori, model, dan Teori evolusi, struktur kongres.


struktur
ROSEDURAL    Bagaimana melakukansesuatu, metode penyelidikan, dan kriteria untuk
menggunakan keterampilan,algoritma, teknik,dan metode.
Ca. Pengetahuan tentang subjek- Keterampilan yang digunakan dalam
keterampilan khusus dan algoritma lukisan dengan warna air, seluruh
nomor algoritma pembagian.

Cb. Pengetahuan tentang subjek khusus Teknik wawancara, metode ilmiah.


teknik dan metode
Cc. Pengetahuan tentang kriteria untuk Kriteria yang digunakan untuk
menentukan kapan harus menggunakan menentukan kapan harus menerapkan
prosedur yang tepat prosedur yang melibatkan hukum kedua
Newton, kriteria yang digunakan untuk
menilai kelayakan dari penggunaan
metode tertentu untuk memperkirakan
biaya bisnis.
ETAKOGNITIF Pengetahuankognisi secara umum serta kesadaran dan pengetahuan tentang
kognisi sendiri.
Da. Pengetahuan strategis Pengetahuan menguraikan sebagai
sarana menangkap struktur dari unit
materi pelajaran dalam buku
teks,pengetahuan tentang penggunaan
heuristik.

Db. Pengetahuan tentang tugas Pengetahuan tentang jenis tes khusus,


kognitif, termasuk pengetahuan mengelolapengetahuan dari tuntutan
kontekstual dan kondisional yang tepat kognitif dari tugas yang berbeda.

Pengetahuan mengkritisi diri adalah


Dc. Pengetahuan diri kekuatan pribadi,sedangkan menulis
esai adalah kelemahan
pribadi,kesadaran tingkat pengetahuan
sendiri
 (Anderson W. Lorin, Classroom Assessment, 2003)

Keterangan
1.      Pengetahuan faktual (Factual Knowledge): pengetahuan berbentuk fakta seperti nama,
nomor, jumlah, tahun, alamat dan sejenisnya. Misalnya tahun lahirnya Ki Hajar Dewantara,
jumlah rakaat shalat, nama presiden Indonesia pertama dan sebagainya.
2.      Pengetahuan konseptual (Conceptual Knowledge): pengetahuan berbentuk konsep, hukum,
dan prinsip. Contoh definisi puasa, hokum archimides, prinsip kerja AC dan sejenisnya.
3.      Pengetahuan prosedural (Procedural Knolwledge): pengetahuan berbentuk cara melakukan
sesuatu. Contoh: langkah-langkah membuat teh tubruk, prosedur menerbangkan pesawat
terbang, langkah menyusun modul dan sejenisnya.
4.      Pengetahuan metakognisi (Meta-cognition Knowledge): sering disebut a process of thinking
about thinking atau pengetahuan mengenai proses kognisi dan strategi terkait dengan
penerapan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan hasil belajar. Juga sering diartikan
sebagai sebuah kesadaran otomatis (automatic awareness) yang timbul karena pengetahuan
dan kemampuan melakukan pengendalian (control) dan memanipulasi proses kognitif.
Contoh, seorang peserta didik menyadari bahwa gaya belajar yang dimilikinya adalah visual,
maka dia memilih video pembelajaran sebagai strategi untuk meningkatkan hasil belajarnya.

Struktur Dimensi Proses Kognisi (Cognitive Process Dimension)


KATEGORI & NAMA ALTERNATIF DEFINISI DAN
PROSES KOGNISI               CONTOH
1.    INGATAN -     Mengambil pengetahuan relevan dari memori jangka panjang
1.1 Mengenali Mengidentifikasi Mencari pengetahuan
dalam memori jangka
panjang yang konsisten
dengan materi yang
disampaikan
(misalnya,Kenali
tanggal peristiwa
penting dalam sejarah
AS)

1.2  Mengingat Mengambil Mengambil pengetahuan


yang relevan dari
memori jangka panjang
(misalnya, Ingat tanggal
peristiwa-peristiwa
penting dalam sejarah
AS)
- Membangun makna dari pesan instruksional,termasuk lisan, tertulis, dan komunikasi grafis
2.1    Menafsirkan Klarifikasi, Mengubah dari satu
parafrase bentuk representation
mewakili (misalnya,numerik) ke
menerjemahkan bentuk yang lain
(misalnyapidato, dan
dokumen)

2.2    Mencontohkan Menemukan contoh


Menggambarkan, spesifik atau ilustrasi
instantiating dari suatu konsep atau
prinsip
(misalnya,Berikan
contoh gaya lukisan
varicusartistik
2.3   Mengklasifikasi
Menentukan sesuatu
Mengkategorikan, yang termasuk dalam
subsuming kategori
(misalnya,klasifikasikan
kasus yang diamati atau
dijelaskan dari
gangguan mental)
2.4   Meringkas
Abstrak tema umum
atau titik utama
Abstrak, (misalnya,Menulis
generalisasi ringkasan singkatdari
acara yang digambarkan
pada rekaman video)
2.5   Menyimpulkan
Mengambil kesimpulan
logis dari informasi
yang disajikan
Penutup, (misalnya,Dalam belajar
ekstrapolasi, bahasa
interpolasi, asing,menyimpulkan
memprediksi prinsip gramatikal dari
contoh yang ada)
2.6   Membandingkan
Mendeteksi
korespondensi antara
dua ide,benda, dan
sejenisnya
Kontras, (misalnya,peristiwa
pemetaan, sejarah dibandingkan
sesuai dengan situasi
2.7   Menjelaskan kontemporer)

Membangun model
sebab-akibat dari suatu
sistem
(misalnya,Jelaskan
Membangun penyebab peristiwa
model penting abad ke-18 di
Perancis)
  Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu
3.1    Menjalankan Melaksanakan Menerapkan prosedur
untuk mengerjakan
tugas (misalnya,digit
nomor satu keseluruhan
dengan nomor lain
keseluruhan,baik
dengan digit ganda)

3.2    Mengimplementasikan  Menggunakan Menerapkan prosedur


untuk tugas asing
(misalnya,Gunakan
Hukum Kedua Newton
dalam situasi di mana
itu tepat)
ANALISIS-Memilah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan bagaimana bagian-
bagian tersebut berhubungan satu sama lain dan struktur keseluruhan atau tujuan.
4.1    Membedakan Diskriminatif, Membedakan sesuatu
membedakan, yang relevan dari bagian
fokus, yang tidak relevan atau
memilih penting dari bagian
materi yang
disampaikan (misalnya,
bedakan antara angka
yang relevan dan tidak
relevan dalam bahasa
matematis)

4.2    Mengorganisir Menentukan bagaimana


Temuan elemen yang cocok atau
koherensi, berfungsi dalam struktur
mengintegrasikan, (misalnya, Struktur
menguraikan, bukti dalam deskripsi
parsing, sejarah menjadi bukti
penataan dan penjelasan terhadap
resiko artikular sejarah)

4.3    Menghubungkan Tentukan point


pandang, nilai-nilai,
Mendekonstruksi atau bahan yang
disajikan yang mendasar
(misalnya, Tentukan
sudut pandang penulis
esai dalam hal nya atau
perspektif politik nya)

5.        EVALUASI-Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar


5.1    Memeriksa Koordinasi, Mendeteksi
mendeteksi, inkonsistensi dari
pemantauan, fallacies dalam proses
pengujian atau produk,menentukan
apakah suatu proses atau
produk memiliki
konsistensi
internal,detecting
efektivitas prosedur
seperti yang sedang
dilaksanakan (misalnya,
Menentukan apakah
kesimpulan seorang
ilmuwan diikuti dari
data yang diamati)

Mendeteksi  konsistensi
5.2    Mengkritik antara produk dan
kriteria
Menilai eksternal,menentukan
apakah suatu produk
memiliki konsistensi
eksternal,mendeteksi
kesesuaian prosedur
untuk masalah tertentu
(misalnya,Hukum yang
dari dua metode adalah
cara terbaik untuk
memecahkan masalah
yang diberikan)
ENCIPTAAN- Masukan elemen bersama-sama untuk membentuk satu kesatuan yang koheren atau
fungsional,mengenali unsur-unsur ke dalam pola baru atau struktur
6.1    Membuat Hipotesa Datang dengan hipotesa
berdasarkan kriteria
(misalnya,Hasilkan
hipotesa untuk
menjelaskan fenomena
yang diamati)

6.2    Merencanakan Merancang
Merancang prosedur
untuk menyelesaikan
beberapa tugas
(misalnya,Rencanakan
sebuah makalah
penelitian tentang topik
sejarah tertentu)
6.3    Memproduksi Membangun
Menciptakan suatu
produk
(misalnya,Membangun
habitat untuk tujuan
tertentu)
 (Anderson W. Lorin. Classroom Assessment, 2003)

Kata Kerja Operasional pada Dimensi Proses Kognisi dalam Taksonomi Anderson

Kata Kerja Operasional (KKO) Ranah Kognitif (Anderson)

      Mengingat: Menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan dan pengenalan


      Memahami: Menerjemahkan, menjabarkan, menafsirkan, menyederhana-kan, dan
membuat perhitungan
      Menerapkan : Memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan, dan mengenali pola

penerapan ke dalam situasi baru, tidak biasa dan agak berbeda atau berlainan.
      Menganalisis :Memecahkan ke dalam bagian, bentuk dan pola

      Menilai: Berdasarkan kriteria dan menyatakan mengapa?.

      Menciptakan : Menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk atau pola yang sebelumnya

kurang jelas

KATA KERJA OPERASIONAL TAKSONOMI ANDERSON


Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
Memilih Menggolongkan Menerapkan Menganalisis Menghargai Memilih
Menguraikan Mempertahankan Menentukan Mengategorikan Mempertimbangkan Menentukan
Mendefinisikan Mendemonstrasikan Mendramatisasikan Mengelompokkan Mengkritik Menggabungkan
Menunjukkan Membedakan Menjelaskan Membandingkan Mempertahankan Mengombinasikan
Memberitabel Menerangkan Menggeneralisasikan Membedakan Membandingkan Mengarang
Mendaftar Mengekspresikan Memperkirakan Mengunggulkan Mengkonstruksi
Menempatkan Mengemukakan Mengelola Mendiversivikasikan Membangun
Memadankan Memperluas Mengatur Mengidentifikasi Menciptakan
Mengingat Membericontoh Menyiapkan Menyimpulkan Mendesain
Menamakan Menggambarkan Menghasilkan Membagi Merancang
Menghilangkan Menunjukkan Memproduksi Merinci Mengembangkan
Mengutip Mengaitkan Memilih Memilih Melakukan
Mengenali Menafsirkan Menunjukkan Menentukan Merumuskan
Menentukan Menaksir Membuatsketsa Menunjukkan Membuathipotesis
Menyatakan Mempertimbangkan Menyelesaikan Melaksanakan survei Menemukan
Memadankan Menggunakan Membuat
Membuatungkapan Mempercantik
Mewakili Mengawali
Menyatakankembali Mengelola
Menuliaskembali Merencanakan
Menentukan Memproduksi
Merangkum Memainkanperan
Mengatakan Menceritakan.
Menerjemahkan
Menjabarkan
(Samsudin, 2011. Kata Kerja Operasional)
Menurut Thohir (2009) dalam bab terakhir bukunya, Anderson dan Krathwohl sendiri
mengakui bahwa hasil revisinya ini lebih melihat fungsi otak dalam satu kesatuan ranah
(domain). Tidak seperti sebelumnya yang menggunakan klasifikasi dalam tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor. Pembagian tersebut dikritisi banyak pihak karena cenderung
membuat pendidikan beranggapan bahwa adanya isolasi aspek-aspek dalam sebuah tujuan
yang sama.
Pada revisi taksonomi Bloom kali ini, ranah kognitif tidak dianggap terpisah dengan
ranah afektif atau psikomotor, melainkan terkait antara satu dengan yang lain. Karena semua
aspek tersebut merupakan satu bagian utuh dari fungsi kerja otak. Sebagai contoh, pada
kategori pengetahuan metakognitif, di dalamnya juga mencakup ranah kognitif dan afektif,
juga psikomotor.
Revisi ini merupakan bukti fenomena kompleksitas fungsi otak. Weisstein
mengatakan, complexity is the theory of classifying problems based on how difficult they are
to solve. Sebutan ini cukup wajar karena masalah otak dan fungsinya telah mengundang
beragam teori yang secara tak langsung telah menunjukkan betapa rumitnya kajian
tentangnya.
“How amazing is it…” begitulah ungkapan dalam artikel Barry L. Aaronson. Dalam
narasi yang lebih sederhana, kami mencoba mengambil analog dari gambaran saat seseorang
sedang berpikir. Terkadang, dia akan terlihat mengernyitkan dahi, memegang atau memijit-
mijit keningnya. Orang lain yang melihatnya, dengan mudah menebak kalau orang dengan
tanda-tanda seperti itu sedang melakukan proses berpikir.
Berpikir tentu saja merupakan aktifitas menggunakan otak. Karena informasi yang
dipikirkan berat, maka reaksi tubuh dan gesture penyerta semacam itu menjadi indikasi
seseorang sedang berpikir. Namun, saat seseorang menyampaikan perasaan atau dengan kata,
“hati-hati di jalan ya!”, mengapa yang dipegang bukanlah kepala, tetapi malah memegang
dada. Bukankah saraf emosi dan perasaan juga berada dalam otak?.
Menfungsikan otak berarti menggunakan pikiran atau berpikir. Bartlett (1932)
mengartikan berpikir (thinking) sebagai (1) interpolasi yang memenuhi informasi, (2)
ekstrapolasi yang melampaui informasi yang diberikan, dan (3) re-interpretasi yang mengatur
kembali informasi. Terkait dengan hal ini pula, Mayer (1977) menyarankan pengertian
berpikir sebagai upaya mengarahkan dan menghasilkan perilaku untuk memecahkan (solve)
atau mencari solusi dari suatu masalah. Pengertian ini selevel dengan kategori metakognitif
Anderson dan Krathwohl.
Kompleksitas fungsi otak lainnya terkait dengan berpikir adalah adanya pandangan
para ahli cognitive neuroscientists. Marianne Szegedy, misalnya, menegaskan bahwa aktifitas
kognitif manusia dan perilakunya bergantung kepada 95 persen di bawah batas kesadaran
manusia (subconscious awarness). Hanya 5 persen aktifitas manusia dilakukan berdasarkan
kesadaran penuh (conscious awareness). Konsep ini agak sulit disinergikan dengan
kalsifikasi Anderson dan Krathwohl dalam revisi Taksonomi Bloomnya.

Dapat didownload di http://www.4shared.com/file/_bo0lKAq/Isi_Makalah.html. 

http://dwicahyadiwibowo.blogspot.co.id/2013/02/taksonomi-anderson.html

Kalau kita menyimak secara jeli draft kurikulum 2013, banyak ditemukan hal-
hal baru. Salah satunya adalah pengetahuan metakognitif. Dalam kurikulum
Kompetensi Berbasis Kompetensi (KBK) sebelumnya dikenal empat jenis
pengetahuan yaitu fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tetapi dalam draft kurikulum
2013, pengetahuan prinsip tidak tercantum dan malah muncul pengetahuan
metakognitif.
 

Pengertian Pengetahuan Metakognitif

Metakognitif merupakan bagian dari memonitor diri terhadap pengetahuan


pribadi. Monitoring mengacu pada cara guru mengevaluasi apa yang telah kita
ketahui dan belum kita ketahui. Proses-proses yang terlibat dalam monitoring
tersebut meliputi:
1)      Pertimbangan permudahan belajar (easy of learning judgements)
2)      Pertimbangan perasaan mengetahui (feeling of knowing judgements)
3)      Pertimbangan hasil pembelajaran (judgements of goal learning)
4)      Keyakinan terhadap jawaban-jawaban yang diingat (confidence of retrived
answered)
Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tentang kognisi secara
umum dan kesadaran akan serta penetahuan tentang kognisi diri
sendiri. Pengetahuan metakognitif meliputi penegetahuan umum yang dapat
diapakai untuk beragam tugas, kondisi-kondisi yang memungkinkan pemakaian
stretegi, tingkat efektivitas stretegi, dan pengetahuan diri (self-knowledge). Siswa
yang memiliki pengetahuan kognitif berarti mengetahui bermacam-macam strategi
untuk menyelesaikan tugas-tugas belajarnya. Misalnya siswa diberi tugas membaca.
Siswa yang mempunyai pengetahuan metakognitif mengetahui bermacam-macam
strategi untuk memonitor dan mengecek pemahaman mereka saat membaca. Siswa
juga mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka dalam membaca serta
mengetahui motivasi mereka untuk menyelesaikan tugas membaca tersebut.
Contoh lain, misalnya siswa akan menghadapi ulangan dalam bentuk tes
pilihan ganda. Siswa yang mengetahui pengetahuan metakognitif, mengetahui
bahwa untuk menyelesaikan soal pilihan ganda, mereka hanya perlu menegenali
jawaban yang tepat dan tidak perlu mengingat kembali informasi secara rinci seperti
yang dibutuhkan dalam soal uraian. Pengertahuan kognitif ini akan mempengaruhi
persiapan siswa tersebut dalam menghadapi ulanagn harian.
Jenis-Jenis Pengetahuan Metakognitif

Anderson dan Kratwohl mengklasifikasikan pengetahuan


metakognitif menjadi tiga jenis yaitu:
1)      Pengetahuan strategis
Pengetahuan strategis adalah penegtahuan tentang strtegi-strategi belajar dan
berpikir serta pemecahan masalah.
Contohnya:
a.  Pegetahuan tentang mengulang-ulang informasi merupakan salah satu cara unuk
menanamkan informasi
b. Pengetahuan bahwa beraneka strategi mnemonic mempermudah mengahafal
(misalnya untuk menghafal warna pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan
ungu menggunakan akronim “mejikuhibiniu”)
c.  Pengetahuan tentang berbagai strategi elaborasi sperti memparafrase dan
merangkum
d. Pengetahuan tentang berbagai strategi pengorganisasian seperti menuliskan garis-
garis besar dan menggambar diagram
e.  Pengetahuan untuk mererncanakan strategi seperti  merumuskan tujuan membaca,
pengetahuan tentang strategi-strategi pemahaman dan pemonitoran seperti
mengetes diri sendiri dan mengajukan pertanayaan kepada diri sendiri.
 
2)      Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif
Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif adalah pengetahuan tentang kapan
menggunakan strategi belajar, berpikir, dan pemecahan masalah pada kondisi dan
konteks yang tepat.
Contohnya:
a.  Pengetahuan baha tugas mengingat kembali (misalnya soal jawaban singkat)
berbeda dengan tugas mengenali (misalnya soal pilihan ganda)
b.   Pengetahuan bahwa buku sumber lebih sulit dipahami daripada buku teks atau buku
populer
c. Pengetahuan bahwa buku strategi elaborasi seperti memparafrase dan mernagkum
dapat membuahkan pemahaman yang mendalam
d.   Pengetahuan tentang norma-norma sosial, lokal dan umum, konvensional dan
kultural untuk bagaimana, kapan, dan mengapa menerapkan strategi tertentu.

3)      Pengetahuan diri
Pengetahuan diri adalah pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri
Contohnya:

a. Pengetahuan bahwa dirinya mempuyai pengetahuan yang mendalam pada


satu bidang, tetapi tidak mendalam pada sebagian bidang yang lain.
b. Pengetahuan bahwa dirinya cenderung mengandalkan strategi kognitif
tertentu dalam situasi tertentu
c. Pengetahuan yang akurat tentang kemampuan sendiri untuk menyelesaikan
tugas tertentu
d. Pengetahuan tentang minat pribadi pada tugas tertentu
e. Pengetahuan tentang keputusan pribadi tentang manfaat suatu tugas

Penutup

Sebagai guru, memahami jenis-jenis pengetahuan metakognitif adalah


penting. Tetapi lebih penting lagi adalah mengajarkan pengetahuan ini kepada
peserta didik mengingat banyak siswa masih sangat lemah dalam
pengusaan pengetahuan metakognitif ini. Pengetahuan metakognitif juga
bermanfaat bagi siswa yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
atau terjun ke masyarakat. Karena dengan pengetahuan metakognitif, mereka
mempunyai bekal untuk menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang
dijumpainya.
http://yogicahyabagus.blogspot.co.id/2013/04/pengetahuan-metakognitif-istilah-baru.html

Anda mungkin juga menyukai