PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin
dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S.
Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan
pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain(daerah
binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:
B. Rumusan masalah
1
3. Bagaimana pengukuran pertimbangan psikomotorik?
BAB II
PEMBAHASAN
2
dapat digunakan diantaranya: mengubah, menghitung, menjalankan,
memanipulasi, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan dan
menggunakan.
d. Analisis (alalysis) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu dalam unsur-unsur
atau komponen-komponen pembentuk. Kemampuan analisis
dikelompokkan menjadi tiga yaitu analisis unsur, analisis hubungan dan
analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi. Kata kerja yang dapat
digunakan antaranya; mengurai, membuat diagram, memisah-misahkan,
menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan dan
merinci.
e. Sintesis (syntesis) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menghubungkan
berbagai faktor. Hasil yang diperoleh berupa tulisan, rencana atau
mekanisme. Kata kerja operasional yang dapat digunakan diantaranya:
menggolongkan, menggabungkan, memodifikasi, menghimpun,
menciptakan, merencanakan, mengkonstruksikan, menyusun,
membangkitkan, mengorganisir, merevisi, menyimpulkan dan
menceritakan.
f. Evaluasi (evaluation) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi atau keadaan, kenyataan atau
konsep berdasarkan kriteria tertentu. Hal penting dalam evaluasi ini adalah
menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga peserta didik mampu
mengembangkan kebenaran, menyokong, menafsirkan dan menduga.2
Jenjang 1 sampai dengan 3 digolongkan sebagai keterampilan berfikir dasar
(basic thinking skill), sedangkan jenjang 4 sampai 6 dimasukkan ke keterampilan
berfikir yang lebih tinggi. Taksonomi bloom sangat besar manfaatnya dalam
merencanakan pembelajaran dan mengorganisasi keterampilan berfikir dalam 6
jenjang, dari mulai yang paling dasar sampai ketingkat yang lebih rendah.
Perkembangan berikutnya, lorin W. Anderson bersama david R. Krathwohl
menyadari bahwa sesungguhnya belajar itu adalah proses aktif, sehingga jenjang-
2 Asrul dkk, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: Citapustaka Medi, 2019), hal. 101
3
jenjang dalam taksonomi bloom semestinya juga harus menggambarkan proses
aktif itu. Anderson dan krathwohl pada tahun 2001 merevisi teksonomi Bloom
dalam bukunya yang berjudul : A taxonomi for Learning, teaching and assessing:
A revision of Bloom’s taxonomy of Educational Objectives. Revisi yang mereka
lakukan mencakup beberapa perubahan antara lain: mengubah jenis kata dalam
Taksonomi Bloom, dari jenis kata benda (noun) menjadi kata kerja (verb).
Melakukan organisasi ulang urutan jenjang, taksonomi blomm revisi sebagai
berikut: Creating
Evaluating
Analizing
Applying
Understanding
Remembering
a. Mengingat (remembering)
Indikator-indikator untuk jenjang ini adalah mengenali (recognizing),
mendaftar (lising), menggambarkan (describing), mengidentifikasi
(identifying), menamakan (naming), meletakkan (locating), dan
menemukan (finding).
Contoh :
Apa pengertian kubus?
Sebutkan dua jenis fungsi yang kamu ketahui
b. Memahami (understanding)
Indikatornya adalah menafsirkan (interpreting), mencontohkan
(exampling), merangkum (summarizing), menyimpulkan (inferring),
menyatakan kembali (paraphrasing), mengklasifikasi (classifying),
membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explannimg).3
Contoh :
4
Jelaskan besaran uang rupiah yang dapat digunakan untuk
membayar barang-barang tersebut?
Sebutkan barang-barang di sekitarmu yang mempunyai bentuk
kubus!
c. Menerapkan (Applying)
Indikatornya adalah menjalankan (Implementing), melaksanakan (carrying
out), menggunakan (using), dan menyelesaikan (axecuting).4
Contoh :
Hitunglah kembalian yang kamu terima jika uangmu Rp. 1000, Rp
10.000 atau Rp 20.000 untuk makanan atau minuman yang kamu
beli
Guntinglah atau irislah sebuah karton yang berbentuk kubus
menuruti rusuk-rusuknya sehingga terbentuk jaring-jaring kotak
tersebut yang disebut juga jaring-jaring kubus.
Gambarlah bangun-bangun tersebut dan tentukan ukurannya.
Hitunglah luas permukaan dan volume bangun itu.
Gambarkan grafik masing-,masing contoh itu dalam koordinat
kartesius.
d. Menganalisa (analizing)
Indikatornya adalah membandingkan (comparing)
Contoh :
Ada berapa banyak jaring-jaring kubus yang terbentuk? Untuk
keperluan ini kamu bisa menggunakan kertas berpetak untuk
mengeksplorasi bentuk-bentuk yang berbeda.
Unsur-unsur apakah yang harus diketahui supaya kamu dapat
menemukan volume dan luas permukan bangun tersebebut?
Jika kita ingin menentukan rumus suatu fungsi yang bentuk
grafiknya terbatas, syarat apa yang harus ditambahkan?
5
e. Mengevaluasi (evaluating)
Indikatornya adalah memeriksa (checking),. Membuat dugaan
(hypothesizing), megkritisi (critiquing), melakukan percobaan
(experimenting), menilai (judging), menguji (testing), mendeteksi
(detecting), dan memonitor (monitoring).
Contoh :
Kriteria apa yang kamu gunakan untuk mengetahui apakah
jawabanmu benar atau salah?
Jelaskan alasanmu mengatakan banyaknya jaring-jaring kubus
diatas
Jelaskan alasanmu mengapa barang-barang yang kamu contohkan
mengambil bentu bangun-bangun itu?
f. Menciptakan (creating)
Indikatornya adalah mendesain (designing), mengkonstruksi
(constructing), merencanakan (planning), menghasilkan (producting),
menemukan (intenting), menciptakan (devising), dan membuat (making).5
Contoh :
Buatlah daftar pesanan makanan yang terdiri dari tiga macam
makanan yang harganya mendekati atau seharga Rp. 2.500, Rp
7.500, dan Rp 25.000 hitung harga total pesananmu! Jika kamu
diberikan uang sebesar Rp. 50.000 hitung uang kembaliannya.!
Ciptakan suatu desain kado berbentuk kubus dari lembaran karton.
Gambar sketsa jaring-jaringnya dan berilah alasan mengapa kamu
memilih jaring-jaring terseebut?
Buatlah suatu gambar benda dalam kehidupan sehari-hari (misal,
gambar rumah, perahu, orang dan lain-lain) yang terdiri dari tiga
jenis fungsi yang kamu sebut sebelumnya dalam koordinat
kartesius berilah penjelasan rumus fungsi yang kamu gunakan
beserta domainnya untuk masing-masing grafik.
6
Untuk mengukur kognitif dapat dilakukan dengan cara:
a. Tes atau pertanyaan lisan di kelas
b. Pilihan ganda
c. Uraian objektif
d. Uraian non objektif atau uraian bebas
e. Jawaban atau isian singkat
f. Menjodohkan
g. Portofolio dan
h. Performance
Pengukuran ranah afektif tidaklah mudah karena tidak dapat dilakukan setiap
selesai menyajikan materi pelajaran. Pengubahan sikap seseorang memerlukan
waktu yang lama, demikian juga pengembangan minat dan penghargaan serta
nilai-nilai. Pengukuran afektif berguna untuk mengetahui sikap dan minat siswa
ataupun untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi afektif pada setiap
tingkat (level). Pada mata pelajaran tertentu, misalnya seorang siswa mendapatkan
7
nilai tertinggi pada mata pelajaran tertentu, akan tetapi siswa tersebut belum tentu
menyenangi mata pelajaran tersebut.
Characterization
Organization
Valuing
Responding
Receiving
8
b. Kemampuan menanggapi atau menjawab (Responding) yaitu jenjang
kemampuan yang menuntut peserta didik untuk tidak hanya peka kepada
satu fenomena tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Penekanannya
pada kemauan peserta didik untuk menjawab secara sukarela, membaca
tanpa ditugaskan. Kata operasional yang dapat digunakan diantaranya:
menjawab, membantu, memperbincangkan, memberi nama, menunjukkan,
mempraktikkan, mengemukakan, membaca, melaporkan, menuliskan,
memberitahu, mendiskusikan.
c. Menilai (valuing) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menilai suatu objek, fenomena atau tingkah laku tertentu secara
konsisten. Kata kerja operasional yang dapat digunakan diantaranya:
melengkapi, menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil baguan
dan memilih,
d. Organisasi (organization) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk menyatukan nilai-nilai yang berbeda, memcahkan masalah,
menentukan suatu sistem nilai. Kata kerja operasional yang dapat
digunakan diantaranya: mengubah, mengatur, menggabungkan,
membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, memodifikasi.
e. Karakteristik (characterization) yaitu tingkat tertinggi dari ranah afektif.
Pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan
prilakusamai pada waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup. Hasil
pembelajaran pada tingkat ini berkaitan dengan pribadi, emosi dan sosial.7
Afektif yang harus dikembangkan oleh guru dalam proses belajar tentunya
sangat tergantung kepada mata pelejaran dan jenjang kelas, namun yang pasti
setiap mata pelajaran memiliki indikator afektif dalam kurikulum hasil belajar.
Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif karena
tidak dapat dilakukan setiap selesai menyajikan materi pelajaran. Pengubahan
sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama, demikian juga
pengembangan minat dan penghargaan serta nilai-nilai.
Didalam matematika komponen afektif yang penting untuk di ukur yaitu:
9
1. Sikap siswa terhadap matematika yang menyangkut perbuatan, perasaan
fikiran siswa yang didasarkan pada pendapat atau keyakinan pribadi. Sikap
siswa dalam belajar matematik dapat positif, negatif atau netral.
2. Minat siswa dalam pelajaran matematika berhubungan dengan
keingintahuan, kecendrungan (hati) siswa yang tinggi, gairah atau
keinginan terhadap pelajaran matematika.
3. Konsep diri siswa terhadap pelajaran matematika berhubungan dengan
pandangan terhadap kemampuan diri dalam belajar matematika. Misalnya
batas kemampuan diri, kemanfaatan belajar matematika dan lain-lain.
Ada beberapa bentuk skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap
(afektif) yaitu:
1. Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap
sesuatu, misalnya pada mata pelajaran matematika siswa menunjukkan
sikap gemar membahas soal soal latihan, gemar melafalkan rumus-rumus
matematika dan lain lain. Skala Likert terdiri dari dua unsur yaitu
pernyataan dan alternatif jawaban. Pernyataan ada dua bentuk yaitu
pernyataan positif dan negatif , sedangkan alternatif jawaban terdiri atas;
sangat setuju, setuju, netral. Kurang setuju, dan tidak setuju.
Langkah-langkah untuk membuat instrumen skala likert untuk menilai
afektif antara lain:
1. Pilih variabel afektif yang akan di ukur
2. Buat pernyataan positif terhadap variabel yang diukur
3. Minta pertimbangan kepada beberapa orang tentang pernyataan positif
dan negatif
4. Tentukan alternatif jawabanyang digunakan
5. Tentukan penskorannya
6. Tentukan dan hilangkan pernyataan yang tidak berfungsi dengan
pernyatan lainnya.8
Contoh instrumen :
10
Minat terhadap pelajaran matematika
Keterangan:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
2. Skala Guttman
Skala ini sama dengan skala yang disusun Bogardus yaitu pernyataan
yang dirumuskan empat atau tiga pernyataan. Pernyataan tersebut
menunjukkan tingkatan yang berurutan, apabila responden setuju
pernyataan 2, diduga setuju pernyataan 1, selanjutnya setuju pernyataan 3
diguga setuju pernyataan 1 dan 2 dan apabila setuju pernyataan 4 diduga
setuju pernyataan 1, 2 dan 3.9
Skala Guttman merupakan skala yang digunakan untuk memperoleh
jawaban dari responden yang bersifat jelas dan konsisten. Kata kata yang
digunakan misalnya : ya – tidak, benar-salah, setuju-tidak setuju dan lain
sebagainya.
Langkah-langkah untuk untuk membuat instrumen skala Guttman
adalah sebagai berikut:
1. Susunlah sejumlah pernyataan yang relevan dengan masalah yang ingin
diselidiki
2. Lakukan penelitian permulaanpada sejumlah sampel dari populasi yang
akan diselidiki, sampel yang diselidiki minimal besarnya 50 sampel.
3. Jawaban yang diperoleh analisis, dan jawaban yang ekstrim dibuang.
Jawaban yang ekstrim adalah jawaban yang disetujui atau tidak
disetujui lebih dari 80% respoden.
9 Ibid,.h.107-108
11
4. Susunlah jawaban pada tabel Guttman
5. Hitunglah koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas.10
Contoh instrumen:
Afektif yang indikatornya sikap terhadap pelajaran matematika
1. saya senang membaca buku matematika
a. setuju b. Tidak setuju
2. saya sering bertanya kepada guru tentang pelajaran matematika
a. setuju b. Tidak setuju
3. saya senang mengerjakan tugas pelajaran matematika
a. setuju b. Tidak setuju
4. saya berusaha mengerjakan soal matematika sebaik – baiknya
a. setuju b. Tidak setuju
3. Skala Thurstone
Skala Thrustone merupakan salah satu skala sikap yang disusun
dengan memilih butir yang berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki
kunci dan jika disusu, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama.
Skala Thrustone di buat dalam bentuk sejumlah (40-50) pernyataan yang
relevan dengan variabel yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-
40) orang menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk
yang hendak diukur.
Skala Thrustone meminta responden untuk memilih pernyataan yang
disetujui dari beberapa pernyataan yang menyajikan pandangan yang
berbeda-beda. Metode pengukuran inidikembangkan untuk menilai secara
spesifik terhadap objek atau subjek yang hendak diteliti.
Langkah-langkah membuat instrumen skala Thrustone sebagai
berikut:
1. Mengumpulkan sejumlah pernyataan misalnya 50-100 tingkatan yang
merepresentasikan secara luas perbedaan tingkat, disenangi, netral dan
tidak disenangi terhadap suatu objek atau subjek yang hendak diteliti
12
2. Pernyataan ini diberikan pada sejumlah responden misal 50 orang atau
lebih yang cukup mengenal terhadap objek atau subjek agar dapat
memilih ke dalam 11 tingakatan kategori tersebut. Kategori A terdiri
atas pernyataan yang dianggap disenangi atau favorit., E F netral, dan J
K merupakan kategori yang tidak senangi atau tidak favorit.
3. Klasifikasi pernyataan kedalam kategori, dengan pertimbangan
penilaian terhadap objek atau subjek secara psikologis, tetapi hanya
merefleksikan persepsi mereka terhadap kategori pernyataan yang
disediakan
4. Pernyataan yang nilainya menyebar dibuang dan pernyataan yang
mempunyai nilai bersamaan digunakan untuk pembuatan skala.
5. Skor tertinggi pada skala berarti mereka memiliki tingkatan prasangka
terhadap sifat yang ingin diteliti. Skor terendah berarti responden
mempunyai sifat favorit terhadap sifat yang ingin diteliti.
Contoh instrumen skala thrustone:
Minat terhadap pelajaran matematika
7 6 5 4 3 2 1
Saya senang balajar matematika
Pelajaran matematika bermanfaat
Pelajaran matematika membosankan
Dst….
4. Skala Differensial
Skala Differensial yaitu skala untuk mengukur sikap dan lainnya,
tetapi bentuknya bukan pihan berganda atau cheklist tetapi tersusun dalam
satu garis kontinum. Skala ini bertujuan untuk mengukur konsep – konsep
untuk tiga dimensi. Dimensi yang diukur dalam kategori: baik-tidak baik,
lemah-kuat, aktif-pasif.11
Mudah dipahami 7 6 5 4 3 2 1 Sulit dipahami
Menyenangkan 7 6 5 4 3 2 1 Membosankan
Contoh : Matematika adalah pelajaran yang
13
5. Skala Pilihan Ganda
Skala ini bentuknya seperti soal bentuk pilihan ganda yaitu suatu
pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternatif pendaapat.
6. Pengukuran Minat
Untuk mengetahui/mengukur minat siswa terhadap mata pelajaran
terlebih dahulu ditentukan indikatornya, misal : kehadiran dikelas,
keaktifan bertanya, tepat waktu mengumpulkan tugas, kerapian catatan,
mengerjakan latihan, mengulang pelajaran dan mengunjungi perpustakaan
dll. Untuk mengukur minat ini lebih tepat digunakan kuesioner skala likert
dengan skala lima, yaitu : sangat sering, sering, netral, jarang dan tidak
pernah.
Untuk menilai afektif dapat juga dilakukan dengan kolokium yaitu
diskusi mendalam tentang suatu topik tertentu untuk mengungkapkan
pengetahuan dan pengalaman seseorang. Kolokium ini dilakukan untuk
pelengkap portopolio12
14
Harrow 1972 menyusun tujuan psikomotorik secara hirarkis dalam lima tingkat
sebagai berikut:
1) Meniru. Tujuan pembelajaran pada tingkat ini diharapkan peserta didik dapat
meniru suatu prilaku yang dilihatnya.
2) Manipulasi. Tjuan pelajaran pada tingkat ini menuntut peserta didik untuk
melakukan suatu prilaku tanpa bantuan visual, sebagaimana pada tingkat
meniru. Tetapi diberi petunjuk berupa tulisan atau instruksi verbal.
3) Ketetapan Gerakan. Tujuan pembelajaran pada level ini peserta didik
mampu melakukan suatu prilaku tanpa bantuan contoh visual maupun
petunjuk tertulis dan melaukukannya dengan lancar, akurat, tepat dan
seimbang.
4) Artikulasi. Tujuan pembelajaran pada level ini peserta didik mampu
menunjukkan serangkaian gerakan dengan akurat, urutan yang benar dan
kecepatan yang tepat
5) Naturalisasi. Tujuan pembelajaran pada tingkat ini peserta didik mampu
melakukan gerakan tertentu secara spontan tanpa berfikir lagi cara
melakukan dan urutannya.13
Naturalization
Articulation
Precision
Manipulation
Immitation
15
Manipulasi Mengulangi, menikuti, memegang, menggambar,
mengucapkan, melakukan (tidak melihat contoh atau
tidak mendengar suara)
Ketetapan gerakan Mengulagi, mengikuti, megang, menggambar,
mengucapkan, melakukan, (tepat, lancar tanpa
kesalahan)
Artikulasi Menunjukkan gerakan, akurat benar, kecepatan yang
tepat, sifatnya: selaras, stabil dan sebagainya
Naturalisasi Gerakan spontan atau otomatis, tanpa berfikir
melakukan dan urutannya.
Contoh psikomotorik yang berkaitan dengan pelajaran matematika adalah
sebagai berikut:
Pada materi “kesebandingan”
Misalkan seorang ibu rumah tangga ingin membuat cake dan bahan
resepnya adalah sebagai berikut:
Bahan: 180gr gula pasir, 7 butir telur antero (kurang dari 350 gr), 8 butir
kuning telur dan 1 sdt penuh emulsifier.14
Resep tersebut adalah untuk ukuran loyang 24x24 cm.
Permasalahannya adalah ibu tersebut ingi membuat cake yang lebih besar,
dengan menggunakan loyang ukuran 30x30 cm. Berapa gramkah gula pasir
yang harus digunakan? Berapa butir telur dan lain-lain untuk menghasilkan
cake yang seperti daam resep tersebut?
Menggunakan takaran diatas dengan loyang 30x30 tentu saja hasilnya
akan jelek, cake jadi tipis dan mungkin tidak akan jadi cake yang
sempurna. Jadi bagaimana resep barunya?
Ilmu kesebandingan dalam matematika bisa kita gunakan disini, yaitu
perbandingan senilai. Karena tinggi cake yang diharapkan sama, maka
tinggal membandingkan luas loyangnya yaitu 30x30 cm : 24x24 cm = 900 :
576 = 1, 56
Dengan hasil diatas, kita harus mengalikan jumlah bahan-bahan diatas
dengan 1,56 untuk menggunakan loyang 30x30 , sehingga resep baru
menjadi: 280 gr gula pasir, 11 butir telur antero (kurang lebih 550 gr), 12,5
butir kuning telur dan 1,5 sdt penuh emulsifier.
14 Asrul dkk, Evaluasi Pembelajaran,… h. 112
16
Pengukuran ranah psikomotorik merupakan pengukuran yang dilakukan
dengan mengamati kegiatann peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian
ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut
peserta didik menunjukan unjuk kerja. Pengukuran ranah psikomotorik perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
2. Skala rentang
17
Penilaian ini sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar factor
subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat.16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengukuran adalah suatu prosedur untuk memberikan angka
(biasanya disebut skor) kepada suatu sifat atau karakteristik
tertentu seseorang sedemikian sehingga mempertahankan
hubungan, senyatanya antara seseorang dengan orang lain
sehubungan dengan sifat yang diukur.
16 Ibid., h.113
18
1. Pengukuran ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Bloom mengelompokkan ranah kognitif ke dalam enam kategori dari yang
sederhana sampai kepada yang paling kompleks dan diasumsikan bersifat
hirarkis, yang berarti tujuan pada level yang tinggi dapat dicapai apabila
tujuan pada level yang rendah telah dikuasai.
Pengetahuan
Pemahaman
Penerapan
Analisis
Sintesis
Evaluasi
2. Pengukuran ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Sikap
adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan dengan persepsi
dan tingkah laku. Attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu
perangsang. Sikap melibatkan pengetahuan tentang situasi, situasi disini dapat
digambarkan sebagai suatu objek yang pada akhirnya akan mempengaruhi
emosi, kemudian memungkinkan munculnya reaksi atau kecenderungan
untuk berbuat.
Pengenalan
Pemberian respon
Penghargaan terhadap nilai
Pengorganisasian
Pengamalan
3. Pengukuran ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik yang sangat tajam dengan kerja otot yang menjadi
penggerak tubuh dan bagian-bagiannya, mulai dari gerakan yang paling
sederhana hingga gerakan yang rumit.
Imitasi
Manipulasi
19
Ketepatan
Artikulasi
Naturalisasi
DAFTAR PUSATAKA
20
Zain, Mas’ud dan Darto, 2009 Evaluasi Pembelajaran Matematika
Riau:Daulat Riau
Arifin, Zainal, Evaluasi 2009 Pembelajaran Bandung:Rosda Karya
21