Belum Diperiksa
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan
ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki
Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal
istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan
subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari
tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks.
Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah
laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif,
untuk mencapai pemahaman yang berada di tingkatan kedua juga
diperlukan pengetahuan yang ada pada tingkatan pertama.
Daftar isi
Domain Kognitif
Pengetahuan (Knowledge)
Pemahaman (Comprehension)
Terjemahan
Pemaknaan
Ekstrapolasi
Aplikasi (Application)
Analisis (Analysis)
Evaluasi (Evaluation)
Domain Afektif
Penerimaan (Receiving/Attending)
Tanggapan (Responding)
Penghargaan (Valuing)
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek,
fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari
serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
Pengorganisasian (Organization)
Domain Psikomotor
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain
berdasarkan domain yang dibuat Bloom.
Persepsi (Perception)
Kesiapan (Set)
Mekanisme (Mechanism)
Penyesuaian (Adaptation)
Penciptaan (Origination)
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi, kondisi atau
permasalahan tertentu.
Rujukan
Benjamin S. Bloom
Pada tahun 2001 Lorin W. Anderson mantan siswa Bloom bekerja sama
dengan salah satu mitra Bloom yaitu David Krathwohl menulis A
Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing (A Revision of Blooms
Taxonomy of Educational Objectives). Mereka adalah orang- orang yang
ahli di bidang psikologi kognitif, kurikulum dan pengajaran, dan
pendidikan pengujian, pengukuran, dan penilaian.
5. SintesisKemampuan 5. MengevaluasiMembuat
untuk membuat keputusan berdasarkan
kriteria
bagian-bagian bersama-sama untuk
membentuk koheren dan standar melalui
atau keseluruhan baru yang unik pemeriksaan dan
mengkritisi. Kritik,
rekomendasi, dan laporan
adalah beberapa produk yang
dapat dibuat untuk
menunjukkan proses evaluasi.
Dalam evaluasi
penggolongan atau
taksonomi yang lebih baru
datang sebelum membuat
seperti itu seringkali
merupakan bagian penting
dari perilaku yg terjadi lebih
dahulu sebelum menciptakan
sesuatu.
6. EvaluasiKemampuan 6. MenciptakanMenempatkan
untuk menilai, elemen bersama-sama untuk
Hal-hal yang sangat menarik dari kasus revisi taksonomi tersebut adalah,
Anderson dan Krathwohl ingin lebih menampakkan atau mempertegas
dimensi proses yang menjadi prinsip teori kognitif, yaitu bagaimana
sebuah pengetahuan itu diproses dalam otak manusia. Selain itu,
keduanya juga lebih memperinci dan mengklasifikasikan pengetahuan
dalam beberapa tipe, dalam revisi taksonomi ini lebih melihat fungsi otak
dalam satu kesatuan ranah.
Secara umum terdapat sejumlah batasan pada setiap level berpikir yang
akan mendasari sistem pengelolaan pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi.
1. Bermain
2. Pemberian tugas
3. Demonstrasi
4. Tanya jawab
5. Mengucapkan syair
7. Bercerita
8. Karyawisata
9. Dramatisasi
S. SIMPULAN
Buku ini berisi revisi taksonomi Bloom yang dapat membantu guru
memahami dan menerapkan kurikulum berbasis standar. Para psikolog,
ahli kurikulum, guru, dan peneliti telah mengembangkan kerangka dua
dimensi yang berfokus pada pengetahuan dan proses kognitif. Maka
hendaknya para psikolog, ahli kurikulum, guru, dan peneliti dapat lebih
mengembangkan dan mempertegas dimensi proses yang menjadi prinsip
teori kognitif, yaitu bagaimana sebuah pengetahuan itu diproses dalam
otak peserta didik agar berpikir secara kritis.
T. REFERENSI
http://www.google.co.id//biografi+lorin+w+anderson
http://www.librarything.com/work/659608
http://www.librarything.com/author/andersonlorinw
http://www.scribd.com/doc/933640/Bloom-Revised
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi
Menurut Bloom (1956) tujuan domain kognitif terdiri atas enam bagian :
a. Pengetahuan (knowledge)
b. Pemahaman (comprehension)
c. Penerapan (application)
d. Analisis (analysis)
Mengacu kepada kemampun menguraikan materi ke dalam komponen-
komponen atau faktor-faktor penyebabnya dan mampu memahami
hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga
struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis merupakan
tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada aspek pemahaman
maupun penerapan.
e. Sintesa (evaluation)
f. Evaluasi (evaluation)
Afektif atau intelektual adalah mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup
dan operasiasi siswa.
a. Penerimaan (recerving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon
terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil
belajar terendah dalam domain afektif.
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat
secara afektif, menjadi peserta dan tertarik.
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek
atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak
atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi sikap dan opresiasi.
d. Organisasi (organization)
Bidang afektif dalam psikologi akan memberi peran tersendiri untuk dapat
menyimpan menginternalisasikan sebuah nilai yang diperoleh lewat
kognitif dan kemampuan organisasi afektif itu sendiri. Jadi eksistensi
afektif dalam dunia psikologi pengajaran adalah sangat urgen untuk
dijadikan pola pengajaran yang lebih baik tentunya.
3. Psikomotorik (keterampilan)
a. Peniruan
b. Manipulasi
c. Ketetapan
d. Artikulasi
e. Pengalamiahan
Apakah peserta didik sudah dapat memahami semua bahan atau materi
pelajaran yang telah diberikan pada mereka?
Apakah materi pelajaran yang telah diberikan itu sudah dapat diamalkan
secara kongkret dalam praktek atau dalam kehidupannya sehari-hari?
Taksonomi Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TAKSONOMI PENDIDIKAN
Secara bahasa taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein dan
nomos. Tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang
berarti aturan.[1] Taksonomi dapat pula diartikan secara istilah yaitu,
sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan)
tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum atau
masih luas dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik atau
lebih terperinci.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-
kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi
Bloom".
Tujuan kurikulum yang dimaksud adalah tujuan yang dapat diukur. Ebel
berpendapat bahwa, jika hasil pendidikan merupakan sesuatu yang
penting tetapi tidak dapat diukur, maka tujuan itu harus diubah. Jika
tujuan telah dirumuskan secara operasional maka hasilnya akan dapat
diukur. Suatu tanda bahwa seseorang telah mencapai tujuannya, akan
terlihat pada perubahan tingkah lakunya.[4] Maksud yang dapat diukur
ialah kemampuan, perilaku, sikapyang harus dimiliki seorang siswa
sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam tingkah
lakunya sehingga dapat diamati dan diukur.
2. Taksonomi
B. Taksonomi Bloom
1. Prinsip metodologis
2. Prinsip Psikologis
3. Prinsip Logis
4. Prinsip Tujuan
Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau lebih
jawaban.
Contoh:
b) 6
c) 8
Contoh:
2. Pemahaman
Contoh:
a).
b).
c).
Contoh:
a. Hukum asosiatif
b. Hukum komutatif
c. Hukum distributif
4. Analisis
Contoh:
Siswa disuruh menerangkan apa sebab pada waktu mendung dan ada
angin kencang hujan tidak segera turun. (logika matematika).
5. Sintesis
Contoh:
6. Evaluasi
Contoh:
1. Penerimaan (receiving/attending)
2. Penanggapan (responding)
Contoh:
3. Penilaian (valuing)
Contoh:
Tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku
disiplin, baik disekolah, di rumah maupun ditengah-tengah kehidupan
masyarakat.
4. Pengorganisasian (organization)
Contoh:
5. Karakterisasi (characterization)
Karakterisasi adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan
telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkatan efektif
tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana.
Contoh:
2. Memanipulasi (manipulations).
Kata kerja Operasional adalah kata kerja yang dapat diukur dan digunakan
untuk merancang indikator dari SK dan KD pada Standar Isi, atau juga
dapat digunakan untuk merancang Tujuan Pembelajaran pada silabus dan
RPP.
BAB III
KESIMPULAN
http://danilsetiawan.com/kelemahan-dan-kelebihan-kurikulum-pendidikan-
2013/. Diakses tanggal 12 Maret 2013.
http://www.unm.ac.id/berita/26-kegiatan/422-kurikulum-2013-
penyempurnaan-kurikulum-sebelumnya.html. Diakses tanggal 12 Maret
2013.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini adalah :
3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Rana Kognitif :
Pengetahuan (Knowledge)
Pemahaman (Comprehension)
Penerapan (Application)
Analisa (Analysis)
Sintesa (Syntesis)
Evaluasi (Evaluation)
Rana Afektif :
Penerimaan (Receiving)
Partisipasi (Responding)
Organisasi (Organization)
Rana Psikomotorik :
Persepsi (Perception)
Kesiapan (Set)
Rana Kognitif
Pengetahuan (Knowledge)
Pemahaman (Comprehension)
Mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang
dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi
pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk
tertentu ke bentuk lain, seperti rumus matematika ke dalam bentuk kata-
kata, membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam
data tertentu, seperti dalam grafik.
Penerapan (Application)
Analisa (Analysis):
Sintesa (Synthesis):
Evaluasi (Evaluation):
Rana Afektif
Penerimaan (Receiving/Attending) :
Partisipasi (Responding):
Organisasi (Organization)
Rana Psikomotorik
Persepsi (Perception)
Kesiapan (Set)
1. Keterampilan Intelektual
2. Strategi-strategi Kognitif
3. Informasi Verbal
Informasi verbal adalah informasi yang diperoleh dari belajar di sekolah,
kata-kata yang diucapkan orang, membaca, radio, televisi, dan media
yang lain.
4. Sikap-sikap
5. Keterampilan-keterampilan motorik
Siswa (yang belajar) harus diberi motivasi untuk belajar dengan harapan,
bahwa belajar akan memperoleh hadiah. Misalnya, siswa-siswa dapat
mengharapkan bahwa informasi akan memenuhi keingintahuan mereka
tentang suatu pokok bahasan, akan berguna bagi mereka atau dapat
menolong mereka untuk memperoleh angka yang lebih baik.
6. Fase Generalisasi
Biasanya informasi itu kurang nilainya jika tidak dapat diterapkan di luar
konteks dimana informasi itu dipelajari. Jadi, generalisasi atau transfer
informasi pada situasi-situasi baru merupakan fase kritis dalam belajar.
Transfer dapat ditolong dengan meminta para siswa menggunakan
keterampilan-keterampilan berhitung baru untuk memecahkan masalah-
masalah nyata, setelah mempelajari pemuaian zat, mereka dapat
menjelaskan mengapa botol yang berisi penuh dengan air dan tertutup,
menjadi retak dalam lemari es.
7. Fase Penampilan
1. Mengaktifkan motivasi
Pada langkah kedua ini guru menyampaikan tujuan belajar agar siswa
mengetahui latar belakang penyampaian materi serta mengetahui apa
yang akan dipelajari. Tahap ini biasanya dirumuskan dengan tujuan
instruksional khusus/tujuan pembelajaran
3. Mengarahkan perhatian
Gagne mengemukakan dua bentuk perhatian yaitu perhatian yang
berbentuk stimulus dan perhatian yang berbentuk persepsi selektif.
4. Merangsang ingatan
6. Meningkatkan retensi
Tujuan transfer belajar ialah menerapkan apa yang telah dipelajari pada
situasi baru. Pada transfer belajar diperlukan penguasaan konsep-konsep,
fakta-fakta, keterampilan-keterampilan oleh para siswa
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti
untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat
diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang
mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan
kejadian, sampai pada kemampuan berfikir dapat diklasifikasikan menurut
beberapa skema taksonomi. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena
pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan
merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan
segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan dan pengajaran
terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran
dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian.
Taksonomi pendidikan lebih dikenal dengan sebutan Taksonomi Bloom.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-
kawan. Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan
tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi
beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.
3.1 Saran
Benjamin S. Bloom
Top of Form
Taksonomi Bloom
Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl kemudian pada tahun 1956
merumuskan ada tiga golongan (domain, ranah) kemampuan intelektual
(intellectual behaviors)seperti telah disebutkan di muka, yaitu ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.
B. Penjabaran Isi.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan
ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki
Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal
istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan
subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari
tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks.
Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah
laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif,
untuk mencapai pemahaman yang berada di tingkatan kedua juga
diperlukan pengetahuan yang ada pada tingkatan pertama.
1. Domain Kognitif
a. Pengetahuan (''Knowledge'')
b. Aplikasi (''Application'')
c. Sintesis (''Synthesis'')
d. Evaluasi (''Evaluation'')
e. Analisis (''Analysis'')
2. Domain Afektif
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.
a. Penerimaan (''Receiving/Attending'')
b. Tanggapan (''Responding''
c. Penghargaan (''Valuing'')
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek,
fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari
serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
d. Pengorganisasian (''Organization'')
3. Domain Psikomotor
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain
berdasarkan domain yang dibuat Bloom.
a. Persepsi (''Perception'')
b. Kesiapan (''Set'')
d. Mekanisme (''Mechanism'')
f. Penyesuaian (''Adaptation'')
g. Penciptaan (''Origination'')
Berikut ini perbandingan versi lama dengan versi baru dari teori ini.
Versi lama Versi Baru
Agar lebih mudah memahami maka berikut ini table kata kerja operasional
edisi revisi teori Bloom.
a. Ranah Kognitif
1 2 3 4 5 6
Menunjukk
an
Menguraik
an
Membeda
kan
Mengident
ifikasikan
b. Ranah Afektif
Merembuk
c. Ranah Psikomotor.
Master
Taksonomi Bloom
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang
berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi
berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini
kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog
bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan
mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.
A. Ranah Kognitif
Tujuan kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas
otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu
terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai
jenjang yang tertinggi yang meliputi 6 tingkatan antara lain :
a. Pengetahuan (Knowledge) C1
b. Pemahaman (Comprehension) C2
d. Analisa (Analysis) C4
e. Sintesis (Synthesis) C5
f. Evaluasi (Evaluation) C6
Level ke-6 dari taksonomi Bloom pada ranah kognitif adalah evaluasi.
Kemampuan melakukan evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai
manfaat suatu benda/hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang
jelas. Paling tidak ada dua bentuk tingkat (level) evaluasi menurut Bloom,
yaitu: (a) penilaian atau evaluasi berdasarkan bukti internal; dan (2)
evaluasi berdasarkan bukti eksternal. Contoh: Membandingkan hasil ujian
siswa dengan kunci jawaban.
B. Ranah Afektif
a. Penerimaan (Receiving) A1
b. Responsive (Responding) A2
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat
secara afektif, menjadi peserta dan tertarik. Kemampuan berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran dan selalu termotivasi untuk segera bereaksi
dan mengambil tindakan atas suatu kejadian. Contoh: berpartisipasi
dalam diskusi kelas
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek
atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak
atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi sikap dan opresiasi. Serta Kemampuan menunjukkan nilai yang
dianut untuk membedakan mana yang baik dan kurang baik terhadap
suatu kejadian/obyek, dan nilai tersebut diekspresikan dalam perilaku.
Contoh: Mengusulkan kegiatan Corporate Social Responsibility sesuai
dengan nilai yang berlaku dan komitmen perusahaan.
d. Organisasi (Organization) A4
e. Karakterisasi (characterization) A5
C. Ranah Psikomotorik
a. Peniruan P1
b. Manipulasi P2
d. Artikulasi P4
e. Pengalamiahan P5
Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl
dan para ahli psikologi
1. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk
setiap level taksonomi.
Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif terdiri
dari enam level: remembering (mengingat), understanding (memahami),
applying (menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating
(menilai) dan creating (mencipta). Revisi Krathwohl ini sering digunakan
dalam merumuskan tujuan belajar yang sering kita kenal dengan istilah
C1 sampai dengan C6.
Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill. Jadi,
dalam menginterpretasikan
dari tahap mana saja tergantung kreasi tiap orang. Namun demikian,
memang diakui bahwa pentahapan
Hingga saat ini ranah afektif dan psikomotorik belum mendapat perhatian.
Skill menekankan
dipelajari. Attitude juga merupakan faktor yang sulit diubah selama proses
pembelajaran karena
attitude terbentuk sejak lahir. Mungkin itulah alasan mengapa revisi baru
dilakukan pada ranah kognitif
http://firdausanisaa.blogspot.com/2013/12/taksonomi-bloom-ranah-afektif-
kognitif.html
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/pembagian-ranah-
domain-kognitif-Bloom.html
http://audiesruby.blogspot.com/2013/12/taksonomi-bloom-dan-konsep-
permasalahan.html
Bottom of Form
https://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom
http://kuliahgratis.net/benjamin-s-bloom/
http://nizaryasir.blogspot.co.id/2012/11/ranah-pendidikan-oleh-benyamin-
bloom.html
http://wandarmawan.blogspot.co.id/2013/04/taksonomi-pendidikan.html
http://pipinridmaningsih.blogspot.co.id/2014/12/makalah-taksonomi-
bloom-dan-gagne_49.html
http://membumikan-pendidikan.blogspot.com/2015/02/biografi-benjamin-
s-bloom-peletak.html
http://wahidatulmunawarah.blogspot.co.id/2012/05/taksonomi-bloom.html
http://landasankependidikandimasprobowinoto.blogspot.co.id/2015_07_01
_archive.html