Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Perkembangan Pada Remaja

Disusun oleh :
Kelompok 5
1. Annisa Rahmalia (191012922021)
2. Aprilia (1910129320003)
3. Bunga Alifia Nabila (1910129220003)
4. Hayatun Nisa (1910129320001)
5. Jum’ah (1910129120011)
6. Kevinanto Nansarunai (1910129210019)
7. Mauliani (1910129120001)
8. Muhammad Fahruzzaini (1910129210017)
9. Ni Wayan Karlina (1910129320011)
10.Silvia Rahmawati (1910129120013)
11.Syahrini Mukerji (1910129220011)
Dosen Pengampu :
1. Mella Mutika Sari, M.Pd
2. Yudha Irhasyuarna, S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan sehingga kami dapat menyelsaikan tugas makalah yang
berisikan materi perkembangan pada masa remaja.
Penyusun berterimakasih kepada dosen dan berbagai pihak yang telah
mendukung penyusunan makalah ini dan banyak memberikan banyak wawasan dan
membantu kami dan kita semua berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca . Sehingga kedepanya sanggup memperbaiki bentuk dan tingakat isi
makalah ini sehingga menjadi makalah yang berisi wawasan yang luas dan lebih baik
lagi. Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, kami percaya tetap banyak
kekurangan dalam makalah ini karena selebihanya tidak ada manusia yang sempurna.
Kami sangat berharap saran dan kritik yang membangun kesempurnaan dalam
makalah ini sekian dan terimakasih.

Banjarmasin, 27 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
a. Definisi Masa Perkembangan Remaja.................................................................
b. Batasan Usia Perkembangan Remaja..................................................................
c. Pertumbuhan Fisik Pada Remaja.........................................................................
d. Perkembangan Kognitif, Sosial, Dan Bahasa......................................................
e. Perkembangan Emosi Dan Moral Pada Remaja..................................................
f. Perilaku-Perilaku Menyimpang Pada Masa Remaja............................................
f. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja...................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................
Kesimpulan..............................................................................................................
Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam referensi makna Pertumbuhan sering diartikan sama dengan
Perkembangan, sehingga kedua istilah itu penggunaannya seringkali
dipertukarkan untuk makna yang sama. Pertumbuhan diberi makna sebagai
perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif semakin besar, panjang,
dll.
Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita
perhatikan dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan
didapatilah bahwa anak itu tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan
bertambahnya umur. Demikian pula halnya dengan pertumbuhan identitas/konsep
diri juga berkembang seiring dengan bertambahnya berbagai pengalaman dan
pengetahuan yang didapatnya baik dari pendidikan keluarga sekolah maupun dari
masyarakat dimana ia tinggal.
Setiap individu pada hakekatnya akan mengalami Pertumbuhan /
Perkembangan yang prosesnya dimulai sejak kita masih dalam kandungan hingga
kita lahir kedunia, dari bayi menjadi seorang balita, kanak-kanak, remaja, hingga
dewasa.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)
dan karakteristik yang diperoleh karena pengaruh lingkungan. Karakteristik
bawaan diperoleh sejak lahir baik faktor Biologis maupun Psikologis. Sifat
individual berkaitan dengan sifat perorangan dimana ciri dan sifat (karakteristik)
orang yang satu berbeda dengan orang yang lain.
Hal ini menjadi sangat penting untuk diketahui bagi seorang pendidik
maupun calon pendidik, agar dapat menguasai karakter siswa yang merupakan
subjek pembelajaran guna menciptakan suasana yang kondusif dalam
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perkembangan remaja?
2. Bagaimana batasan usia masa perkembangan remaja?
3. Bagaimana pertumbuhan fisik pada masa remaja?
4. Bagaimana perkembangan kognitif, social, dan Bahasa pada remaja?
5. Bagaimana perkembangan emosi dan moral pada masa remaja?
6. Bagaimana perilaku-perilaku menyimpang pada remaja?
7. Bagaimana tugas-tugas perkembangan remaja?
C. Tujuan
Makalah ini disusun agar dapat mengetahui dan menjelaskan tentang apa
dan bagaimana proses masa  perkembangan remaja. Adapun yang menjadi dasar
pengetahuan kita tentang masa perkembangan remaja ini adalah :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan masa perkembangan remaja
2. Mengetahui batasan usia masa perkembangan remaja
3. Mengetahui tentang pertumbuhan fisik pada masa perkembangan remaja
4. Mengetahui tentang perkembangan kognitif, sosial dan bahasa pada masa
remaja
5. Mengetahui tentang perkembangan emosi dan moral pada masa remaja
6. Mengetahui perilaku-perilaku yang menyimpang pada perkembangan
remaja
7. Mengetahui tugas-tugas perkembangan pada masa remaja
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI MASA PERKEMBANGAN REMAJA


Masa perkembangan remaja merupakan Masa perkembangan setelah masa
anak-anak dan menuju masa dewasa, yang meliputi perkembangan fisik, kognitif,
emosi, sosial, moral, dan kesadaran beragama.
Masa Remaja adalah Masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak
dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan
berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan
Olds, 2001).
Remaja berasal dari kata latin “adolensence” yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah “adolensence”mempunyai arti yang lebih luas
lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock,
1992). Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak
termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang
dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri
Rumini dan Siti Sundari (2004:53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak
dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk
memasuki masa dewasa.  Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003:26)
bahwa “adolensence”diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-
emosional.

B. BATAS USIA MASA PERKEMBANGAN REMAJA


Terdapat berbagai pendapat mengenai batas dan ukuran tentang kapan
mulainya dan kapan berakhirnya masa remaja itu. Menurut Harold Alberty
(1957:86), periode masa remaja itu kiranya dapat didefinisikan secara umum
sebagai suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang
terbentang semenjak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai datangnya masa
dewasanya. Para ahli umumnya sependapat bahwa rentang masa remaja
berlangsung dari sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender
kelahiran seseorang. Batas umur remaja menurut Kartono (1990) dibagi tiga,
yaitu:

1.  Remaja Awal (12-15 tahun)


Pada masa ini remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan
perkembangan intelektual yang sangat insentif sehingga minat anak pada dunia
luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi
namun belum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa
ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa
kecewa.
2.  Remaja Pertengahan (15-18 tahun)
Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa
remaja ini timbul unsure baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan
badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan
perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis.
3.  Remaja Akhir (18-21 tahun)
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal
dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan
keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan
hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola
yang jelas yang baru ditemukannya.

C. PERTUMBUHAN FISIK PADA REMAJA


Yang dimaksud dengan Pertumbuhan Fisik adalah perubahan-perubahan
pada tubuh, otak, kapasitas sensorik dan keterampilan Motorik (Papalia, dan
Olds , 2001).
Menurut Piaget seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena
perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara
aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak
langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah
mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide
lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak
saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu
mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Tahap operasi formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu
berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang
aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap
operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang
remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal.
Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang
hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini
memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu
memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan. Remaja
dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki
efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu
memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan
yang dapat mempengaruhi dirinya (Santrock ,2001) Pada tahap ini, remaja juga
sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai
membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif
yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk
berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai
peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai
suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001).
D. PERKEMBANGAN KOGNITIF, SOSIAL, DAN BAHASA
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti
belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa
pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak
yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk
eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak.  Piaget menyebut
tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.
Seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi
secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun
dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung
diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu
membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya,
lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja
mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah
cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Tahap operasi formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu
berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang
aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap
operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang
remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal.
Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang
hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini
memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu
memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan. Remaja
dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki
efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu
memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan
yang dapat mempengaruhi dirinya.
Berdasarkan hasil penelitian, para ahli psikologi perkembangan
mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam
menguasai kosakata, ucapan, gramatikal dan etika pengucapannya dalam kurun
waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya.Karena
perbandingan umur kronologis dengan kemampuan berbahasa individu
menunjukkan perkembangan bahasanya.
Ada beberapa aliran yang memiliki pandangan tentang perkembangan
bahasa seseorang. Berikut adalah penjabarannya :
1. Aliran Nativisme
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan bahasa seseorang ditentukan
oleh faktor-faktor bawaan sejak lahir yang ditentukan oleh orang tuanya. Hal ini
berarti, jika kemampuan bahasa orang tuanya baik dan cepat, maka sang anak juga
memiliki kemampuan bahasa yang baik dan cepat, begitu sebaliknya.
2.  Aliran Empirisme atau Behaviorisme
Aliran ini berpandangan sebaliknya, bahwa perkembangan bahasa seseorang
tidak ditentukan oleh faktor bawaan melainkan ditentukan oleh proses belajar dari
lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini jika kemampuan bahasa orang tuanya
kurang baik dan lambat namun proses stimulasi dan proses belajar dilakukan
secara intensif dengan lingkunagan berbahasa secara baik dan cepat, maka
kemampuan berbahasa anak menjadi baik dan cepat
3.  Aliran konvergensi
Aliran ini mengajukan pandangan yang merupakan kolaborasi antara faktor
bawaan dan pengaruh lingkungan. Faktor bawaan yang kuat pengaruhnya
terhadap perkembangan bahasa seseorang adalah aspek kognitif. Sedangkan faktor
lingkungan juga sangat berpengaruh yakni besarnya kesempatan yang diperoleh
dari lingkungan.
Pemikiran remaja bersifat egosentris. Menurut Elkind, egosentrisme
remaja (adolescent egocentrism) memiliki dua bagian yaitu penonton khayalan
dan dongeng pribadi. Penonton khayalan (imaginary audience) merupakan
keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana ia
memikirkan dirinya sendiri. Perilaku-perilaku yang ditujukan untuk menarik
perhatian, umum terjadi pada masa remaja. Dongeng pribadi (the personal
fable) adalah bagian dari egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik
seorang anak remaja. Rasa unik pribadi seorang anak remaja membuat ia merasa
bahwa tidak seorang pun mengerti tentang perasaan mereka sebenarnya. Dongeng
pribadi biasanya dapat ditemukan pada diari seorang anak remaja. Didalam
dongeng pribadi itu terdapat pelampiasan seorang remaja yang merasa bahwa
tidak seorang pun yang mengerti perasaannya. Misalnya, seorang remaja
perempuan yang baru saja diputuskan oleh pacarnya dan ia merasa bahwa Ibunya
tidak mungkin mengerti perasaan yang sedang dialaminya ini. Oleh karenanya, ia
mempertahankan rasa unik itu dengan menceburkan diri kedalam fantasi yang ia
buat sendiri.

E. PERKEMBANGAN EMOSI DAN MORAL PADA MASA REMAJA


Masa remaja atau masa adolensia merupakan masa peralihan atau masa
transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini individu
mengalami perkembangan yang pesat mencapai kematangan fisik, sosial dan
emosi. Salah satu perkembangan yang dialami oleh remaja yaitu perkembangan
emosi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan
kejiwaan yang mewarnai tingkah laku. Emosi dapat juga diartikan sebagai suatu
reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku seperti gembira,
bahagia, sedih, berani, takut, dll.
Biasanya emosi muncul dalam bentuk luapan perasaan dan surut dalam
waktu yang singkat. Hathersall (1985) merumuskan pengertian emosi sebagai
situasi psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari
reaksi wajah dan tubuh.
Pola emosi masa remaja hampir sama dengan pola emosi masa kanak-
kanak. Jenis yang secara normal dialamai adalah cinta atau kasih saying, gembira,
amarah, takut, sedih dan lainnya lagi. Perbedaannya terletak pada macam dan
derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya dan khususnya pola
pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka.
Menurut Biehler (1972), membagi cirri-ciri emosional remaja menjadi dua
rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
a. Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun :
Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
 Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya
diri
 Kemarahan biasa terjadi
 Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
 Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
b. Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
 “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal
dari masa kanak-kanak menuju dewasa
 Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
 Sering kali melamun memikirkan masa depan mereka
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada masa
remaja antara lain :
a. Perubahan jasmani atau fisik
Perubahan atau pertumbuhan yang berlangsung cepat selama masa puber
menyebabkan keadaan tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini
mempengaruhi kondisi psikis remaja. Hal ini menyebabkan rangsangan dalam
tubuh remaja yang sering kali menimbulkan masalah dalam perkembangan
psikisnya, khususnya perkembangan emosinya.
b. Keadaan anak
Keadaan individu pada anak, misalnya cacat tubuh ataupun kekurangan
pada diri anak akan sangat mempengaruhi perkembangan emosional, bahkan akan
berdampak lebih jauh pada kepribadian anak. Misalnya, rendah diri, mudah
tersinggung, atau menarik diri dari lingkungannya.
c.  Perubahan dalam hubungan dengan teman-teman
Pada awal remaja biasanya mereka suka membentuk geng yang biasanya
pula memiliki tujuan yang positif untuk memenuhi minat bersama mereka, namun
jika diteruskan pada masa remaja tengah atau remaja akhir para anggota mungkin
membutuhkannya untuk melawan otoritas atau untuk melakukan yang tidak baik.
Yang paling sering mendatangkan masalah adalah hubungan percintaan antar
lawan jenis dikalangan remaja.
d. Perubahan dalam hubungannya dengan sekolah
Menginjak remaja mungkin mereka mulai menyadari betapa pentingnya
pendidikan untuk kehidupan dimasa mendatang. Hal ini sedikit banyak dapat
menyebabkan kecemasan sendiri bagi remaja. Lebih lanjut berkaitan dengan apa
yang mereka lakukan setelah lulus sekolah.

F. PERILAKU-PERILAKU YANG MENYIMPANG PADA REMAJA


Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan,
hukum, dalam masyarakat yang dilakukan oleh para remaja atau trasisi masa anak
anak ke dewasa dan adapun faktor faktor penyebab penyimpangan perilaku pada
anak/ remaja
1. Faktor Keluarga
Keluarga adalah tempat dimana seorang anak mendapatkan pendidikan
pertama kali, di lingkungan keluarga fungsi orang tua sangat menentukan karakter
seorang anak, jika kondisi internal suatu keluarga positif maka anak atau remaja
akan menuju kearah yang positif juga dan jika kondisi internal keluarga itu negatif
atau tidak ada keharmonisan dalam keluarga, seperti orang tua yang broken home,
orang tua yang lebih mementingkan pekerjaannya dari pada anak, hal tersebut
juga termasuk faktor penyebab kenakalan pada remaja atau penyimpangan
perilaku.
2. Faktor Sekolah
Pihak lain yang bertanggung jawab atas anak atau remaja yaitu sekolah, di
mana sekolah menjadi rumah kedua bagi anak dalam menjalankan suatu
pendidikan. Dan fungsi seorang guru sangatlah dibutuhkan di sekolah, karena jika
kurang nya kepedulian, kasih sayang , pengawasan terhadap murid, hal tersebut
bisa manjadi penyebab kenakalan remaja
3. Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat memiliki fenomena penting dalam membina anak
remaja, dalam kenyataan yang ditemukan fenomena terjadinya kenakalan remaja
justru pengaruh atau akibat dari kondisi sosial yang kurang memperhatikan para
remaja yang berada disekitar mereka.
4. Faktor media sosial
Pada zaman sekarang kita hidup di mana semua orang mengagumkan
teknoloogi, dan mengunakan teknologi untuk segala hala, dan pada saat ini
banyaknya anak anak yang kecanduan dengan gadget mereka, sehingga lupa
dengan pendidikan mereka, itulah yang membuat terjadinya kenakalan remaja,
dan merusak mental para remaja.

G. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA


Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa ini
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu,
dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa
dewasa yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus
menjalankan tugas-tugas perkembangan pada usinya dengan baik.
Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik,
remaja tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan
membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan
untuk fase-fase berikutnya. Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan
tugas-tugas perkembangannya akan membawa akibat negatif dalam kehidupan
sosial fase-fase berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan pada remaja yang
bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam
menuntaskan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
William Kay, sebagaimana dikutip Yudrik Jahja mengemukakan tugas-
tugas perkembangan masa remaja sebagai berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul
dengan teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
6. Memeperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar
skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup (weltanschauung).
7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak-kanakan.
Selanjutnya, Sidik Jatmika menjelaskan adanya kesulitan yang sering
dialami kaum remaja yang betapapun menjemukan bagi mereka dan orangtua,
medrupakan bagian yang normal dari perkembangan remaja itu sendiri. Beberapa
kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja antara lain:
1. Variasi kondisi kejiwaan. Suatu saat mungkin ia terlihat pendiam, cemberut,
dan mengasingkan diri, tetapi pada saat yang lain terlihat sebaliknya, periang,
berseri-seri dan yakin. Perilaku yang sulit ditebak dan berubah-ubah ini
bukanlah sesuatu yang abnormal.hal ini hanyalah perlu diprihatinkan dan
menjadi kewaspadaan bersama manakala telah menjerumuskan remaja dalam
kesulitan-kesulitan di sekolah atau kesulitan dengan teman-temannya.
2. Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba. Hal ini merupakan sesuatu yang
normal dan sehat. Rasa ingin tahu seksual dan bangkitnya rasa birahi adalah
normal dan sehat. Ingat, perilaku tertarik pada seks sendiri juga merupakan
cirri yang normal pada perkembangan masa remaja. Rasa ingin tahu seksual
dan birahi jelas menimbulkan bentuk-bentuk perilaku seksual.
3. Membolos.
4. Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan
menunjukkan perilaku agresif. Sebabnya mungkin bermacam-macam dan
banyak tergantung pada budayanya. Akan tetapi, penyebab yang mendasar
adalah pengaruh buruk teman, dan pendisiplinan yang salah dari orangtua,
terutama bila terlalu keras atau terlalu lunak – dan sering tidak ada sama
sekali.
5. Penyalahgunaan obat bius.
6. Psikosis, bentuk psikosis yang paling dikenal orang adalah skizofrenia
(setengah gila hingga gila beneran).
Secara rinci, Cole16 kemudian memerinci klasifikasi tersebut dalam suatu
tabel berikut ini (Tabel 1.).
Tujuan Perkembangan Masa Remaja Dapat Dilihat Pada Tabel Dibawah

Mengingat tugas-tugas perkembangan tersebut sangat kompleks dan relatif


berat bagi remaja, maka untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan
baik, remaja masih sangat membutuhkan bimbingan dan pengarahan supaya dapat
mengambil langkah yang tepat sesuai dengan kondisinya. Di samping tugas-tugas
perkembangan, remaja masih mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang tentu saja
menuntut pemenuhan secepatnya sesuai darah mudanya yang bergejolak.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut, menurut Edward, sebagaimana dikutip Hafsah,19
adalah meliputi:

1. Kebutuhan untuk mencapai sesuatu


2. Kebutuhan akan rasa superior, ingin menonjol, ingin terkenal
3. Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan
4. Kebutuhan akan keteraturan
5. Kebutuhan akan adanya kebebasan untuk menentukan sikap sesuai dengan
kehendaknya
6. Kebutuhan untuk menciptakan hubungan persahabatan
7. Adanya keinginan ikut berempati
8. Kebutuhan mencari bantuan dan simpati
9. Keinginan menguasai tetapi tidak ingin dikuasai
10. Menganggap diri sendiri rendah
11. Adanya kesediaan untuk membantu orang lain
12. Kebutuhan adanya variasi dalam kehidupan
13. Adanya keuletan dalam melaksanakan tugas
14. Kebutuhan untuk betgaul dengan lawan jenis, dan
15. Adanya sikap suka mengkritik orang lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan penyusunan masalah tentang perkembangan masa
remaja, Penyusun dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Perkembangan fisik pada masa remaja diawali dengan pubertas, adalah masa
kematangan fisik yang sangat cepat, yang meliputi aspek hormonal dan
perubahan fisik. Pikiran mereka juga berubah dengan artian mereka lebih dapat
berfikir abstrak dan hipotesis. Perasaan mereka berubah hampir terhadap segala
hal, semua bidang cakupan perkembangan sebagai seorang remaja menghadapi
tugas utama mereka membangun identitas seksual yang akan terus mereka
bawa sampai masa dewasa.
2) Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa
secara baik.
3) Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang pula kemampuan untuk
memahami orang sebagai individu.
4) Dengan perkembangan bahasa, berkembanglah pula kemampuannya untuk
mengungkapkan isi hatinya. Ia akan lebih mudah mengerti orang lain dan lebih
mudah dimengerti oleh orang lain.
B. Saran
Berdasarkan hasil rangkuman, maka kami dapat mengemukakan saran.
Remaja merupakan tahap awal seorang anak untuk tumbuh menjadi seorang
dewasa yang cerdas dan berpengetahuan luas. Oleh sabab itu, orang tua harus
memperhatikan setiap perkembangan yang dialami oleh anaknya dari mulai
perkembangan fisik, emosi, motivasi, perasaan, intelektual, sosial dan bahasa.
Agar anak tidak terjerumus kedalam hal-hal yang negatif yang akan merusak
dirinya sendiri. Orang tua hendaknya mengetahui kedewasaan remaja dengan
jalan memberikan kebebasan terbimbing untuk mengambil keputusan dan
tanggung jawab sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Argiati, Siti Hafsah Budi, Perilaku Agresif Ditinjau dari Persepsi Pola Asuh
Authoritarian, Asertivitas dan Tahap Perkembangan Remaja Pada
Anak Binaan Lembaga Pemasyarakata Anak Kutoarjo, Jawa Tengah,
Tesis, tidak diterbitkan, Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM, 2008
Desmita. 2006. Psykologi Perkembangan. Bandung. Rosdakarya.
http://de-kill.blogspot.com/2008/03/perkembangan-masa-remaja.html
Jahja, Yudrik, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana, 2011.
Pakusi, Dr. Supartinah. Anak Dan Perkembangannya. Jakarta. PT Gramedia.
Prof. Dr. Soetjiningsih, SpA(k). IBCLC Tumbuh Perkembangan Remaja Dan
Permasalahannya. SAGUNG SETO.
Santrock, Jhon W. ADOLSCENCE Perkembangan Remaja. Jakarta. Erlangga.
Sobur, Alex. 2003. Psykologi Umum. Bandung. Pustaka Setia.
Sumarto, Ny. Hartono Agung. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta.
Rineka Cipta.
Yusuf L.N , Syamsu dan Nani M. Sugandhi. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta. PT RAJA GRAFINDOPERSADA.

Anda mungkin juga menyukai