Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH DASAR-DASAR dan PROSES PEMBELAJARAN FISIKA

TAKSONOMI BLOOM

DISUSUN OLEH:

Khusniatun Aisyah
Nim: 06111181924011

DOSEN PENGAMPU: Dr. Ketang Wiyono, M.Pd


Drs. Abidin Pasaribu, M.M

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020/2021

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. Sejarah Taksonomi Bloom.....................................................................................4
1. Taksonomi Bloom Ranah Kognitif.....................................................................5
2. Taksonomi Bloom Ranah Afektif.......................................................................8
3. Taksonomi Bloom Ranah Psikomotorik...........................................................10
B. Revisi Taksonomi Bloom.....................................................................................11
Bagaimana Cara Menggunakan Taksonomi Bloom?................................................12
BAB III............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
Kesimpulan.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut
ciri-ciri tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk
klasifikasi tujuan instruksional; ada yang menamakannya tujuan
pembelajaran, tujuan penampilan, atau sasaran belajar, yang digolongkan
dalam tiga klasifikasi umum atau ranah (domain), yaitu: (1) ranah kognitif,
berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada kemampuan
berpikir; (2) ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem
nilai, dan sikap hati); dan (3) ranah psikomotor (berorientasi pada
keterampilan motorik atau penggunaan otot kerangka). Saat ini dikenal
berbagai macam taksonomi tujuan instruksional yang diberi nama menurut
penciptanya, misalnya: Bloom; Merill dan Gagne (kognitif); Krathwohl,
Martin & Briggs, dan Gagne (afektif); dan Dave, Simpson dan Gagne
(psikomotor)

B. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian taksonomi Bloom dan sejarahnya?
b. Bagaimana peran taksonomi Bloom dalam pembelajaran?

C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini agar para mahasiswa diharapkan dapat :
a. Menjelaskan tentang taksonomi Bloom
b. Mengetahui peran taksonomi Bloom dalam pembelajaran

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Taksonomi Bloom


Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu
tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi
Taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan.
Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang
psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan
pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses
pembelajaran. Bloom, lahir pada tanggal 21 Februari 1913 di Lansford,
Pennsylvania dan berhasil meraih doktor di bidang pendidikan dari The
University of Chicago pada tahun 1942. Ia dikenal sebagai konsultan dan
aktivis internasonal di bidang pendidikan dan berhasil membuat perubahan
besar dalam sistem pendidikan di India. Ia mendirikan the International
Association for the Evaluation of Educational Achievement, the IEA dan
mengembangkan the Measurement, Evaluation, and Statistical Analysis
(MESA) program pada University of Chicago. Di akhir hayatnya, Bloom
menjabat sebagai Chairman of Research and Development Committees of
the College Entrance Examination Board dan The President of the
American Educational Research Association. Ia meninggal pada 13
September 1999.
Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an,
dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan
mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di
sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya
meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Konferensi tersebut
merupakan lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada tahun 1948.
Menurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah dalam
kemampuan berpikir (thinking behaviors). Masih banyak level lain yang
lebih tinggi yang harus dicapai agar proses pembelajaran dapat
menghasilkan siswa yang kompeten di bidangnya.
Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan
Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir
yang dinamakan Taxonomy Bloom. Jadi,Taksonomi Bloom adalah
struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang
rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih
tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka

4
konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga
domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik.

1. Taksonomi Bloom Ranah Kognitif

Ranah Kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual,


seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Ranah afektif mencakup
perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi,
dan sikap. Sedangkan ranah Psikomotorik berisi perilaku yang
menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorik / kemampuan
fisik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Para trainer biasanya
mengkaitkan ketiga ranah ini dengan Knowledge, Skill and Attitude
(KSA). Kognitif menekankan pada Knowledge, Afektif pada Attitude, dan
Psikomotorik pada Skill. Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir menggambarkan
tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu
mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Ranah kognitif ini terdiri atas
enam level, yaitu: (1) knowledge (pengetahuan), (2) comprehension
(pemahaman atau persepsi), (3) application (penerapan), (4) analysis
(penguraian atau penjabaran), (5) synthesis (pemaduan), dan (6) evaluation
(penilaian).

Level ranah ini dapat digambarkan dalam bentuk piramida berikut

Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking


Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill.
Namun demikian pembuatan level ini bukan berarti bahwa lower level
tidak penting. Justru lower order thinking skill ini harus dilalui dulu untuk

5
naik ke tingkat berikutnya. Skema ini hanya menunjukkan bahwa semakin
tinggi semakin sulit kemampuan berpikirnya.

RANAH KOGNITIF - PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)


No Kategori Penjelasan Kata kerja kunci
1 Pengetahuan Kemampuan Mendefinisikan,
menjelaskan atau menyusun daftar,
menyebutkan kembali. menamai,
menyatakan,
mengidentifikasikan,
mengetahui,
menyebutkan, membuat
rerangka, menggaris
bawahi, menggambarkan,
menjodohkan, memilih
2 Pemahaman Kemampuan Menerangkan,
memahami menjelaskan ,
instruksi/masalah, menguraikan,
menginterpretasikan membedakan,
dan menyatakan menginterpretasikan,
kembali dengan merumuskan,
kata-kata sendiri memperkirakan,
Contoh : Menuliskan meramalkan,
kembali atau menggeneralisir,
merangkum materi menterjemahkan,
pelajaran mengubah,
memberi contoh,
memperluas, menyatakan
kembali, menganalogikan,
merangkum
3 Penerapan Kemampuan Menerapkan, mengubah,
menggunakan menghitung,
konsep dalam praktek melengkapi, menemukan.
atau situasi yang baru membuktikan,
Contoh: Menggunakan menggunakan,
pedoman/ aturan dalam mendemonstrasikan,
menghitung gaji memanipulasi,
pegawai. memodifikasi,
menyesuaikan,
menunjukkan,
mengoperasikan,
menyiapkan,
menyediakan,
menghasilkan.
4 Analisa Kemampuan Menganalisa,

6
memisahkan konsep mendiskriminasikan,
kedalam beberapa membuat
komponen untuk skema /diagram,
memperoleh membedakan,
pemahaman yang lebih membandingkan,
luas atas dampak mengkontraskan,
komponen– komponen memisahkan, membagi,
terhadap konsep menghubungkan,
tersebut secara utuh. menunjukan hubungan
Contoh: Menganalisa antara variabel,
penyebab memilih, memecah
meningkatnya Harga menjadi beberapa bagian,
pokok penjualan dalam menyisihkan,
laporan keuangan mempertentangkan.
dengan memisahkan
komponen-
komponennya.
5 Sintesa Kemampuan merangkai Mengkategorikan
atau menyusun kembali mengkombinasikan,
komponen-komponen mengatur memodifikasi,
dalam rangka mendisain,
menciptakan mengintegrasikan,
arti/pemaham mengorganisir,
struktur baru. mengkompilasi,
Contoh: Menyusun mengarang, menciptaka
kurikulu dengan menyusun kembali,
mengintegrasikan menulis kembali,
pendapat dan materi merancang, merangkai,
dari beberapa sumber merevisi,
menghubungkan,
merekonstruksi,
menyimpulkan,
mempolakan
6 Evaluasi Kemampuan Mengkaji ulang,
mengevaluasi dan membandingkan,
menilai sesuatu menyimpulkan,
berdasarkan norma, mengkritik,
acuan atau kriteria. mengkontraskan,
Contoh: mempertentangkan
Membandingkan hasil menjustifikasi,
ujian siswa dengan mempertahankan,
kunci jawaban. mengevaluasi,
membuktikan,
memperhitungkan,
menghasilkan,
menyesuaikan,

7
mengkoreksi,
melengkapi, menemukan

2. Taksonomi Bloom Ranah Afektif


Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi,
misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan
sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang
sederhana hingga yang paling kompleks.

RANAH AFEKTIF – SIKAP (ATTITUDE)


No Kategori Penjelasan Kata kerja kunci
1 Penerimaan Kemampuan untuk menanyakan,
menunjukkan atensi dan mengikuti, memberi,
penghargaan terhadap menahan /
orang lain mengendalikan diri,
Contoh: mendengar mengidentifikasi,
pendapat orang lain, memperhatikan,
mengingat nama menjawab.
seseorang
2 Responsif Kemampuan Menjawab,
berpartisipasi aktif membantu, mentaati,
dalam pembelajaran memenuhi,
dan selalu termotivasi menyetujui,
untuk segera bereaksi mendiskusikan,
dan mengambil melakukan, memilih,
tindakan atas suatu menyajikan,
kejadian. mempresentasikan,
Contoh: berpartisipasi melaporkan,
dalam diskusi kelas menceritakan,
menulis,
menginterpretasikan,
menyelesaikan,
mempraktekkan.
3 Nilai yang dianut Kemampuan Menunjukkan,
(nilai diri) menunjukkan nilai mendemonstrasikan,
yang dianut untuk memilih,
membedakan mana membedakan,
yang baik dan kurang mengikuti, meminta,
baik terhadap suatu memenuhi,
kejadian/obyek, dan menjelaskan,
nilai tersebut membentuk,
diekspresikan berinisiatif,
dalam perilaku. melaksanakan,

8
Contoh: Mengusulkan memprakarsai,
kegiatan Corporate menjustifikasi,
Social Responsibility mengusulkan,
sesuai dengan nilai melaporkan,
yang berlaku dan menginterpretasikan,
komitmen perusahaan. membenarkan,
menolak,
menyatakan /
mempertahankan
pendapat,
4 Organisasi Kemampuan entaati, mematuhi,
membentuk sistem nilai merancang, mengatur,
dan budaya organisasi mengidentifikasikan,
dengan mengkombinasikan,
mengharmonisasikan mengorganisisr,
perbedaan nilai. merumuskan,
Contoh: Menyepakati menyamakan,
dan mentaati etika mempertahankan,
profesi, mengakui menghubungkan,
perlunya keseimbangan mengintegrasikan,
antara kebebasan dan menjelaskan,
tanggung jawab mengaitkan,
menggabungkan,
memperbaiki,
menyepakati,
menyusun,
menyempurnakan,
menyatukan
pendapat,
menyesuaikan,
melengkapi,
membandingkan,
memodifikasi
5 Karakterisasi Kemampuan Melakukan,
mengendalikan melaksanakan,
perilaku berdasarkan memperlihatkan
nilai yang dianut dan membedakan,
memperbaiki memisahkan,
hubungan intrapersonal, menunjukkan,
interpersonal dan mempengaruhi,
social. mendengarkan,
Contoh: Menunjukkan memodifikasi,
rasa percaya diri ketika mempraktekkan,
bekerja sendiri, mengusulkan,
kooperatif dalam merevisi,
aktivitas kelompok memperbaiki,

9
membatasi,
mempertanyakan,
mempersoalkan,
menyatakan,
bertindak,
Membuktikan,
mempertimbangkan.

3. Taksonomi Bloom Ranah Psikomotorik

Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani,


keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah
jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut
kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh kategori
dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga
tingkat yang rumit.

RANAH PSIKOMOTORIK– KETERAMPILAN (SKILLS)


No Kategori Penjelasan Kata kerja kunci
1 Meniru kemampuan untuk mengaktifan,
melakukan sesuatu dengan menyesuaikan,
contoh yang menggabungkan,
diamatinya walaupun melamar, mengatur,
belum dimengerti makna mengumpulkan,
ataupun hakikatnya dari menimbang,
keterampilan itu. memperkecil,
membangun,
mengubah,
membersihkan,
memposisikan, dan
mengonstruksi
2 Memanipulasi kemampuan dalam mengoreksi,
melakukan suatu tindakan mendemonstrasikan,
serta memilih apa yang merancang, memilah,
diperlukan dari apa yang melatih,
diajarkan. memperbaiki,
mengidentifikasikan,
mengisi,
menempatkan,
membuat,
memanipulasi,
mereparasi, dan
mencampur.
4 Pengalamiahan suatu penampilan tindakan mengalihkan,

10
dimana hal yang diajarkan menggantikan,
dan dijadikan sebagai memutar, mengirim,
contoh telah menjadi suatu memindahkan,
kebiasaan dan gerakan- mendorong, menarik,
gerakan yang ditampilkan memproduksi,
lebih meyakinkan. mencampur,
mengoperasikan,
mengemas, dan
membungkus.
5 Artikulasi suatu tahap dimana mengalihkan,
seseorang dapat mempertajam,
melakukan suatu membentuk,
keterampilan yang lebih memadankan,
kompleks terutama yang menggunakan,
berhubungan dengan memulai, menyetir,
gerakan interpretatif. menjeniskan,
menempel,
mensketsa,
melonggarkan, dan
menimbang

B. Revisi Taksonomi Bloom


Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl
dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom
agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru
dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom.
Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif. Revisi tersebut meliputi:
1) Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap
level taksonomi.
2) Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan
level masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi.
Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6. Perubahan-
perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering
(mengingat).
 Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding
(memahami).
 Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan).
 Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).
 Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi
dengan perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta).

11
 Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan
sebutan evaluating (menilai).

Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif terdiri dari
enam level: remembering (mengingat), understanding (memahami), applying
(menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan
creating (mencipta). Revisi Krathwohl ini sering digunakan dalam merumuskan
tujuan belajar yang sering kita kenal dengan istilah C1 sampai dengan C6.

Sama dengan sebelum revisi, tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower
Order Thinking Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking
Skill. Jadi, dalam menginterpretasikan piramida di atas, secara logika adalah
sebagai berikut:

 Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya


terlebih dahulu
 Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu
 Sebelum kita menganalisa maka kita harus menerapkannya dulu
 Sebelum kita mengevaluasi maka kita harus menganalisa dulu
 Sebelum kita berkreasi atau menciptakan sesuatu, maka kita harus
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi.

Bagaimana Cara Menggunakan Taksonomi Bloom?

langkah-langkah yang harus digunakan dalam menerapkan Taksonomi Bloom


adalah sebagai berikut:

1) Tentukan tujuan pembelajaran

12
2) Tentukan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai apakah
peningkatan knowledge, skills atau attitude. Dalam hal ini perlu
dipertimbangkan karakteristik mata diklat, dan peserta didik
3) Tentukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi
pembelajaran.
a. Ranah kognitif : Tentukan tingkatan taksonomi, apakah pada
tingkatan Mengingat, Memahami,Menerapkan, Menganalisis,
Menilai, Membuat.
b. Ranah Psikomotorik : Kategorikan ranah tersebut, apakah termasuk
Persepi, Kesiapan, Reaksi yang diarahkan, Reaksi natural
(mekanisme), Adaptasi, Reaksi yang kompleks Kreativitas.
c. Ranah Afektif: Kategorikan ranah tersebut, apakah termasuk
penerimaan, Responsif, Nilai yang dianut (Nilai diri), Organisasi
dan Karakterisasi.
4) unakan kata kerja kunci yang sesuai, untuk menjelaskan instruksi
kedalaman materi, baik pada tujuan program diklat, kompetensi dasar dan
indikator pencapaian.
5) ebagai tambahan, untuk penerapan taksonomi bloom dalam ranah kognitif,
dapat ditentukan pula media pembelajaran yang sesuai dengan mengacu
pada Bloom’s Cognitive Wheel. Pilihan media pembelajaran ini dapat
dilihat pada lingkaran terluar yang berwarna hijau.

Berikut ini adalah penjelasan dan pilihan kata kerja kunci dari ranah kognitif yang
telah direvisi.

RANAH KOGNITIF - PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)


No Kategori Penjelasan Kata kerja kunci
1 Mengingat kemampuan mendefinisikan, menyusun
menyebutkan daftar,
kembali informasi / menjelaskan, mengingat,
pengetahuan yang mengenali,
tersimpan menemukan kembali,
dalam ingatan. menyatakan,
Contoh: mengulang, mengurutkan,
menyebutkan arti menamai,
taksonomi. menempatkan,
menyebutkan.
2 Memahami kemampuan menerangkan,
memahami menjelaskan,
instruksi dan menterjemahkan,
menegaskan menguraikan,
pengertian/makna ide mengartikan, menyatakan
atau konsep yang telah kembali, menafsirkan,

13
diajarkan baik dalam menginterpretasikan,
bentuk lisan, tertulis, mendiskusikan,
maupun menyeleksi, mendeteksi,
grafik/diagram melaporkan, menduga,
Contoh : Merangkum mengelompokkan,
materi yang telah memberi
diajarkan dengan contoh, merangkum
kata-kata sendiri menganalogikan,
mengubah,
memperkirakan.
3 Menerapkan kemampuan memilih, menerapkan,
melakukan sesuatu melaksanakan,
dan mengaplikasikan mengubah, menggunakan,
konsep mendemonstrasikan,
dalam situasi tetentu. memodifikasi,
Contoh: Melakukan menginterpretasikan,
proses pembayaran menunjukkan,
gaji sesuai dengan membuktikan,
sistem menggambarkan,
berlaku. mengoperasikan,
menjalankan
memprogramkan,
mempraktekkan, memulai.
4 Menganalisis kemampuan mengkaji ulang,
memisahkan membedakan,
konsep kedalam membandingkan,
beberapa komponen mengkontraskan,
dan mnghubungkan memisahkan,
satu sama lain untuk menghubungkan,
memperoleh menunjukan
pemahaman atas hubungan antara variabel,
konsep tersebut secara memecah menjadi
utuh. beberapa bagian,
Contoh: Menganalisis menyisihkan, menduga,
penyebab mempertimbangkan
meningkatnya Harga mempertentangkan,
pokok menata ulang,
penjualan dalam mencirikan, mengubah
laporan struktur, melakukan
keuangan dengan pengetesan,
memisahkan mengintegrasikan,
komponen- mengorganisir,
komponennya. mengkerangkakan.
5 Mengevaluasi/ mampuan menetapkan Mengkaji ulang,
menilai derajat sesuatu mempertahankan,
berdasarkan menyeleksi,

14
norma, kriteria atau mempertahankan,
patokan tertentu mengevaluasi,
Contoh: mendukung, menilai,
Membandingkan hasil menjustifikasi,
ujian siswa dengan mengecek, mengkritik,
kunci jawaban. memprediksi,
membenarkan,
menyalahkan.
6 Mencipta Mampuan erakit, merancang,
memadukan unsur- menemukan,
unsur menjadi sesuatu menciptakan,
bentuk baru yang utuh memperoleh,
dan mengembangkan,
koheren, atau memformulasikan,
membuat sesuatu yang membangun, membentuk,
orisinil. melengkapi,
Contoh: Membuat membuat,
kurikulum dengan menyempurnakan,
mengintegrasikan melakukan
pendapat dan materi inovasi, mendisain,
dari beberapa sumber menghasilkan karya.

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri
tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan
instruksional; ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan,
atau sasaran belajar. Taksonomi tujuan instruksional ialah adanya hierarki yang
dimulai dari tujuan instruksional pada jenjang terendah sampai jenjang tertinggi.
Dengan kata lain, tujuan pada jenjang yang lebih tinggi tidak dapat dicapai
sebelum tercapai tujuan pada jenjang di bawahnya. Taksonomi Bloom ranah
kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan
pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum. Tingkatan taksonomi Bloom yakni:
(1) pengetahuan (knowledge); (2) pemahaman (comprehension); (3) penerapan
(application); (4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis); dan (6) evaluasi
(evaluation). Tingkatan-tingkatan dalam taksonomi tersebut telah digunakan
hampir setengah abad sebagai dasar untuk penyusunan tujuan-tujuan pendidikan,
penyusunan tes dan kurikulum. Revisi dilakukan terhadap Taksonomi Bloom,
yakni perubahan dari kata benda (dalam Taksonomi Bloom) menjadi kata kerja
(dalam taksonomi revisi).

Perubahan ini dibuat agar sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan-


tujuan pendidikan mengindikasikan bahwa siswa akan dapat melakukan sesuatu
(kata kerja) dengan sesuatu (kata benda). Revisi dilakukan oleh Kratwohl dan
Anderson, taksonomi menjadi: (1) mengingat (remember); (2) memahami
(understand); (3) mengaplikasikan (apply); (4) menganalisis (analyze); (5)
mengevaluasi (evaluate); dan (6) mencipta (create).

16
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, P., Schallert, D., Hare, V. 1991. Coming to Terms: How


Researcher in Learning and Literacy Talk about Knowledge.
Review of Educational Research, 61: 315 – 343.

Cahyadi, Sugiarto. 2017. TAKSONOMI BLOOMApa dan Bagaimana


Menggunakannya?. (Online). https://docplayer.info/29803601-
Taksonomi-bloom-apa-dan-bagaimana-menggunakannya-oleh-
retno-utari-widyaiswara-madya-pusdiklat-knpk.html. (Di akses
pada 20 April 2021).

deJong, T., dan Ferguson-Hessler, M. 1996. Types and Qualities of


Knowledge. Educational Psychologist, 31: 105 – 113.

Dochy, F., dan Alexander, P. 1995. Mapping Prior Knowledge: A


Framework of Discution among Researcher. European Journal of
Psychology in Education, 10: 224 – 242.

Flavell, J. 1979. Metacognition and Cognitive Monitoring: A New Area of


Cognitive Developmental Inquiry. American Psychologist, 34: 906
– 911.

Gunawan, Imam., Palupi, Anggraini Retno. 2012. TAKSONOMI


BLOOM–REVISI RANAH KOGNITIF: KERANGKA
LANDASAN UNTUK PEMBELAJARAN, PENGAJARAN, DAN
PENILAIAN. Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 2.

Heer, R. 2012. A Model of Learning Objectives (Online).


www.celt.iastate.edu/teaching/RevisedBlooms1.html. (Diakses 20
April 2021)

Sosialia. 2010. Revisi Taksonomi Bloom atau Revised Bloom Taxonomy.


(Online). https://hilman.web.id/posting/blog/852/revisi-taksonomi-
bloom . (Di akses pada 20 April 2021).

17

Anda mungkin juga menyukai