Anda di halaman 1dari 15

Makalah

TAKSONOMI BLOOM REVISIANDERSON


(disusun dan didiskusikan pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran yang diampu
oleh Dr. Lilan Dama, S.Pd, M.Pd )

Oleh :
Sri wirdayanti Andup
(431418076)
Kelas B

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena ia senantiasa
memberikan nikmatnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Taksonomi
Bloom Revisi Anderson” dapat diselesaikan dengan baik. Walaupun mungkin
dalam penulisan masih ada kesalahan dan kekeliruan namun penulis yakin bahwa
manusia itu tidak ada yang sempurna, mudah-mudahan melalui kelemahan itulah
yang akan membawa kesadaran kita akan kebesaran tuhan yang maha esa. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan usaha yang
telah membantu saya dalam membuat makalah ini niscaya tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak penyusunan makalah ini tidak akan terwujud.
Penyelesaian makalah ini hanya dapat terlaksana karena bantuan pikiran,
tenaga dan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami menyampaikan
terima kasih. Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun
diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Gorontalo, Januari 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
2.1 Pengertian Taaksonomi Bloom..............................................................2
2.2 Klasifikasi Taksonomi Bloom................................................................3
2.3 Taksonomi Revisi Anderson .................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................11
3.1 Kesimpulan............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri

tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan

instruksional; ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan,

atau sasaran belajar, yang digolongkan dalam tiga klasifikasi umum atau ranah

(domain), yaitu: (1) ranah kognitif, berkaitan dengan tujuan belajar yang

berorientasi pada kemampuan berpikir; (2) ranah afektif berhubungan dengan

perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati); dan (3) ranah psikomotor

(berorientasi pada keterampilan motorik atau penggunaan otot kerangka). Saat ini

dikenal berbagai macam taksonomi tujuan instruksional yang diberi nama

menurut penciptanya, misalnya: Bloom; Merill dan Gagne (kognitif); Krathwohl,

Martin & Briggs, dan Gagne (afektif); dan Dave, Simpson dan Gagne

(psikomotor).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian taksonomi Benyamin Bloom?
2. Apa saja klasifikasi taksonomi Bloom?
3. Bagaimana taksnomi Bloom revisi Anderson?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian taksonomi Benyamin Bloom.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari taksonoi Bloom
3. Untuk mengetahui taksonomi Revisi Anderson

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Taksonomi Bloom
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti pengaturan dan
nomos yang berarti ilmu pengetahuan. Taksonomi adalah sistem
klasifikasi.Taksonomi berarti klasifikasi berhierarki dari sesuatu atau prinsip yang
mendasari klasifikasi atau juga dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang
klasifikasi. Taksonomi merupakan suatu tipe sistem klasifikasai yang berdasarkan
data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan-golongkan dalam
sistematika itu (John,2007).
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S.
Bloom., seorang psikolog bidang pendidikan beserta dengan kawan-kawannya.
Pada tahun 1956, terbitlah karya “Taxonomy of Educational Objective Cognitive
Domain”, dan pada tahu 1964 terbitlah karya“Taxonomy of Educataional
Objectives, Affective Domain”, dan karyaya yang berjudul “Handbook on
Formative and Sumatie Evaluation Of Student Learning’’ pada tahun 1971 serta
karyanya yang lain. “Developing Talent In Young People”(1985). Taksonomi ini
mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan tujuan pendidikan menjadi tiga
domain (ranah kawasan ): kognitif, afektif, dan psikomotor dan setiap rranah
tersebut dibagi kembai kedalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan
hierarkinya.
Beberapa istilah lain yang juga meggambarkan hal yang sama dengan ketiga
domain tersebut yang secara konvensional telah lama dikenal taksonomi tujuan
pendidikan yang terdiri atas aspek cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal
istilah penalaran, penghayatan dan pengamalan (Zahara,1992).

2. 2 Klasifikasi Taksonomi Bloom


Adapun tasonomi atau klasifikasi adalah sebagai berikut:

2
1. Ranah kognitif
Taksonomi Bloom mengklasifikasikan perilaku menjadi enam kategori,
dari yang sederhana (mengetahui) sampai dengan yang lebih kompleks
(mengevaluasi). Ranah kognitif terdiri atas (berturut-turut dari yang paling
sederhana sampai yang paling kompleks), ialah:
a. Pengetahuan (Knowledge ) / C – 1
Pengetahuan dalam pengertian ini melibatkan proses mengingat kembali
hal-hal yang spesifik dan universal, mengingat kembali metode dan proses,
atau mengingat kembali pola, struktur atau setting. Pengetahuan dapat
dibedakan menjadi tiga, yakni: (1) pengetahuan tentang hal-hal pokok; (2)
pengetahuan tentang cara memperlakukan hal-hal pokok; dan (3) pengetahuan
tentang hal yang umum dan abstraksi. Pengetahuan tentang hal-hal pokok
yaitu mengingat kembali hal-hal yang spesifik, penekanannya pada simbol-
simbol dari acuan yang konkret. Pengetahuan tentang hal-hal pokok dibagi
menjadi dua yakni: (1) pengetahuan tentang terminologi; dan (2) pengetahuan
mengenai fakta-fakta khusus.
Pengetahuan tentang cara memperlakukan hal-hal pokok yaitu
pengetahuan tentang cara-cara untuk mengorganisasi, mempelajari, menilai,
dan mengkritik. Pengetahuan tentang cara memperlakukan hal-hal pokok
dibagi menjadi lima yakni: (1) pengetahuan tentang konvensi; (2)
pengetahuan tentang kecenderungan atau urutan; (3) pengetahuan tentang
klasifikasi dan kategori; (4) pengetahuan tentang tolok ukur; dan (5)
pengetahuan tentang metodologi. Pengetahuan tentang konvensi yaitu
pengetahuan tentang cara-cara yang khas untuk mempresentasikan ide dan
fenomena misalnya cara untuk mempresentasikan puisi, drama, dan makalah
ilmiah. Pengetahuan tentang kecenderungan atau urutan yaitu pengetahuan
tentang proses, arah, dan gerakan suatu fenomena dalam kaitannya dengan

3
waktu misalnya pengetahuan tentang perkembangan kebudayaan Indonesia
b. Pemahaman (Comprehension) / C – 2
Pemahaman bersangkutan dengan inti dari sesuatu, ialah suatu bentuk
pengertian atau pemahaman yang menyebabkan seseorang mengetahui apa yang
sedang dikomunikasikan, dan dapat menggunakan bahan atau ide yang sedang
dikomunikasikan itu tanpa harus menghubungkannya dengan bahan lain.
Pemahaman dibedakan menjadi tiga, yakni: (1) penerjemahan (translasi) yaitu
kemampuan untuk memahami suatu ide yang dinyatakan dengan cara lain dari
pada pernyataan asli yang dikenal sebelumnya; (2) penafsiran (interpretasi) yaitu
penjelasan atau rangkuman atas suatu komunikasi, misalnya menafsirkan berbagai
data sosial yang direkam, diubah, atau disusun dalam bentuk lain seperti grafik,
tabel, diagram; dan (3) ekstrapolasi yaitu meluaskan kecenderungan melampaui
datanya untuk mengetahui implikasi, konsekuensi, akibat, pengaruh sesuai dengan
kondisi suatu fenomena pada awalnya, misalnya membuat pernyataan-pernyataan
yang eksplisit untuk menyikapi kesimpulan-kesimpulan dalam suatu karya sastra.
c. Penerapan (Application) / C – 3
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan,
prosedur, metode, rumus, teori, prinsip di dalam berbagai situasi. Sebagai contoh:
agar teh dalam gelas cepat mendingin, maka tutup gelas harus dibuka (bidang
fisika), orang perlu menyirami tanaman agar tidak layu (bidang biologi); dan jari
yang terlukai harus diberi obat merah (bidang kesehatan).
d. Analisis (Analysis) / C – 4
Analisis diartikan sebagai pemecahan atau pemisahan suatu komunikasi
(peristiwa, pengertian) menjadi unsur-unsur penyusunnya, sehingga ide
(pengertian, konsep) itu relatif menjadi lebih jelas dan/atau hubungan antar ide-ide
lebih eksplisit. Analisis merupakan memecahkan suatu isi komunikasi menjadi
elemen-elemen sehingga hierarki ide-idenya menjadi jelas. Kategori analisis

4
dibedakan menjadi tiga, yakni: (1) analisis elemen yaitu analisis elemen-elemen
dari suatu komunikasi; (2) analisis hubungan yaitu analisis koneksi dan interaksi
antara elemen-elemen dan bagian-bagian dari suatu komunikasi; dan (3) analisis
prinsip pengorganisasian yaitu analisis susunan dan struktur yang membentuk
suatu komunikasi.
e. Sintesis (Synthesis) / C – 5
Sintesis adalah memadukan elemen-elemen dan bagian-bagian untuk
membentuk suatu kesatuan. Sintesis bersangkutan dengan penyusunan bagian-
bagian atau unsur-unsur sehingga membentuk suatu keseluruhan atau kesatuan
yang sebelumnya tidak tampak jelas. Kategori sintesis dibedakan menjadi tiga
yakni: (1) penciptaan komunikasi yang unik, yaitu penciptaan komunikasi yang di
dalamnya penulis atau pembicara berusaha mengemukakan ide, perasaan, dan
pengalaman kepada orang lain; (2) penciptaan rencana yaitu penciptaan rencana
kerja atau proposal operasi; dan (3) penciptaan rangkaian hubungan abstrak yaitu
membuat rangkaian hubungan abstrak untuk mengklasifikasikan data tertentu.
f. Evaluasi (Evaluation) / C – 6
Evaluasi adalah menentukan nilai materi dan metode untuk tujuan tertentu.
Evaluasi bersangkutan dengan penentuan secara kuantitatif atau kualitatif tentang
nilai materi atau metode untuk sesuatu maksud dengan memenuhi tolok ukur
tertentu. Kategori evaluasi dibedakan menjadi dua, yakni: (1) evaluasi
berdasarkan bukti internal yaitu evaluasi terhadap ketetapan komunikasi
berdasarkan logika, konsistensi, dan kriteria-kriteria internal lain misalnya,
menunjukkan kesalahan-kesalahan logika dalam suatu argumen; dan (2) evaluasi
berdasarkan bukti eksternal yaitu evaluasi terhadap materi berdasarkan kriteria
yang ditetapkan atau diingat, misalnya membandingkan teori-teori, generalisasi-
generalisasi, dan fakta-fakta pokok tentang kebudayaan tertentu.
2. Ranah Afektif (affective domain)

5
Ranah afektif merupakan kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi,
dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran. Kawasan afektif yaitu kawasan
yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan
terhadap moral dan sebagainya. Ranah afektif terdiri dari lima ranah yang
berhubungan dengan respons emosional terhadap tugas. Pembagian ranah afektif
ini disusun oleh Bloom bersama dengan David Krathwol, antara lain:
a) Penerimaan (receiving)
Seseorang peka terhadap suatu perangsang dan kesediaan untuk
memperhatikan rangsangan itu,seperti penjelasan yang diberikan oleh guru.
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya yang dalam
pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan
mengarahkannya. Misalnya juga kemampuan mengakui adanya perbedaan-
perbedaan.
b) Partisipasi(responding)
Tingkatan yang mencakup kerelaan dan kesediaan untuk memperhatikan
secara aktif danberpartisipasi dalam suatu kegiatan. Hal ini dinyatakan dalam
memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disjikan, meliputi persetujuan,
kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. Misalnya, mematuhi
aturan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c) Penilaian atau Penentuan Sikap (valuing)
Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa
diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap,menrima, menolak
atau mengabaikan. Misalnya menerima pendapat orang lain.
d) Organisasi (organization)
Kemampuan untuk membentuk suatu system nilai sebagai pedoman dan
pegangan dalam kehidupan. Misalnya, menempatkan nilai pada suatu skala nilai
dan dijadikan pedoman dalam bertindak secara bertanggungjawab.
e) Pembentukan Pola Hidup (characterization by avalue)

6
Kemampuan untuk menghayati nilai kehidupan, sehingga menjadi milik
pribadi (internalisasi) menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur
kehidupannya sendiri. Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah lakunya
sehingga menjadi karakteristik gaya hidupnya. Kemampuan ini dinyatakan dalam
pengaturan hidup diberbagai bidang, seperti mencurahkan waktu secukupnya pada
tugas belajar atau bekerja. Misalnya juga kemampuan mempertimbangkan dan
menunjukkan tindakan yang berdisiplin.
3. Ranah Psikomotor (psychomotoric domain)
Ranah psikomotor kebanyakan dari kita menghubungkan aktivitas motor
dengan pendidkan fisik dan atletik, tetapi banyak subjek lain, seperti menulis
dengan tangan dan pengolahan kata juga membutuhkan gerakan. Kawasan
psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan
jasmani. Rician dalam ranah ini tidak dibuat oleh Bloom, namun oleh ahli lain
yang berdasarkan ranah yang dibuat oleh Bloom, antara lain:
a ) Persepsi (perception)
Kemampuan untuk menggunakan isyarat-isyarat sensoris dalam memandu
aktivitas motrik. Penggunaan alat indera sebagai rangsangan untuk menyeleksi
isyarat menuju terjemahan. Misalnya, pemilihan warna.
b) Kesiapan (set)
Kemampuan untuk menempatkan dirinyadalam memulai suatu gerakan.
kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.Misalnya, posisi
start lomba lari.
3) Gerakan terbimbing (guided response)
Kemampuan untukmelakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang
diberikan. Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk
di dalamnya imitasi dan gerakan cobacoba. Misalnya, membuat lingkaran di atas
pola.
4) Gerakan yang terbiasa (mechanical response)

7
Kemampuan melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh yang
diberikan karena sudah dilatih secukupnya, membiasakan gerakan-gerakan yang
telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap. Misalnya,
melakukan lompat tinggi dengan tepat.
5) Gerakan yang kompleks (complex response)
Kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak
tahap dengan lancar, tepat dan efisien. Gerakan motoris yang terampil yang di
dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks. Misalnya, bongkar
pasang peralatan dengan tepat.
6) Penyesuaian pola gerakan (adjusment)
Kemampuan untuk mengadakan perubaha dan menyesuaikan pola gerakan
dengan persyaratan khusus yang berlaku. Keterampilan yang sudah berkembang
sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi. Misalnya, keterampilan
bertanding.
7) Kreativitas (creativity)
Kemampuan untuk melahirkan pola gerakan baru atas dasar prakarsa atau
inisiatif sendiri. Misalnya, kemampuannya membuat kreasi tari baru.
2. 3 Taksonomi Bloom Revisi Anderson
Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan
para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai
dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut dipublikasikan pada tahun 2002
dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah
kognitif. Revisi tersebut meliputi:
1. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level
taksonomi.
2. Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkis, namun urutan level
masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar
terletak pada level 5 dan 6. Perubahan- perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai

8
berikut:
a. pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering/ mengingat,
b. pada level 2, comprehension dipertegasmenjadi understanding/ memahami,
c. pada level 3, application diubah menjadi applying/ menerapkan,
d. pada level 4, analysis diubah menjadi analyzing/ menganalisis,
e. pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan
perubahan mendasar yaitu creating/mencipta,
f. pada level 6, evaluation turun posisinya menjadi level 5 dengan sebutan
evaliuating/ menilai.
Alasan anderson beserta rekannya merevisi Taksonomi Bloom sebab adanya
kebutuhan untuk memadukan pengetahuan-pengetahuan dan pemikiran baru
dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan pendidikan. Selain itu, taksonomi
merupakan sebuah kerangka berpikir khusus yang menjadi dasar untuk
mengklasifikasikan tujuan-tujuan pendidikan. Dengan diadakannya revisi,
menurut Anderson taksonomi yang baru ini merefleksikan bentuk system berpikir
yang lebih aktif dan akurat dibandingkan dengan taksonomi sebelumnya dalam
menciptakan tujuan-tujuan pendidikan.
Revisi yang dilakukan ini khusus dalam domain kognitifnya. Hasil
revisiannya dipublikasikan pada tahun 2001 dalam buku yang berjudul “A
Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: Arevision of Bloom's Taxonomy
of Educational Objectives” yang disusun oleh Lorin W. Anderson dan David R.
Karthwohl
Dalam revisi ini, ada perubahan kata kunci dengan mengubah penamaan yang
semula menggunakan kategori kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing
kategori masih diurutkan secara hierarkis dari urutan terendah ke yang lebih
tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis
diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep
terdahulu tidak berubah jumlahnya, sebab Anderson dan Krathwohl memasukkan

9
kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada. Creating atau
menciptamerupakan tingkatan tertinggi dalam sistem berpikir yang harus
terintegrasi dalam tujuan pembelajaran.
Revisi pada aspek kemampuan kognitif dipilah menjadi dua dimensi, yaitu
dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Dimensi pengetahuan dalam
proses belajar memuat objek ilmu yang disusun dalam empat jenis pengetahuan
yaknipengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan
pengetahuan metakognitif. Sedangkan dimensi proses kognitif memuat enam
tingkatan, yaitu mengingat, mengerti, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta.
Perubahan terminologi yang dilakukan Anderson dan Krathwohl, antara lain:
(1) tingkatan pada Taksonomi Bloom yang lama menggunakan kata benda
sedangkan Anderson dan Krathwohl mengubahnya menjadi kata kerja, (2)
tingkatan terendah Taksonomi Bloom pada tingkatan pengetahuan diganti dengan
mengingat, yang sekarang menggunakan kata kerja, (3) tingkat komprehensi
dalam Tsksonomi Bloom diubah menjadi memahami dan sintesis juga diubah
menjadi mencipta, (4) urutan sintesis atau mencipta dan evaluasi atau
mengevaluasi terdapat penukaran posisi.

10
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan

instruksional; ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan, atau

sasaran belajar, yang digolongkan dalam tiga klasifikasi umum atau ranah (domain),

yaitu: (1) ranah kognitif, ranah afektif dan (3) ranah psikomotor. Dalam revisi

taksonomi Anderson menurutnya taksonomi yang baru ini merefleksikan bentuk

system berpikir yang lebih aktif dan akurat dibandingkan dengan taksonomi
sebelumnya dalam menciptakan tujuan-tujuan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W. 1983. The Architecture of Cognition. Cambridge: Harvard University
Press
Dimyati, Mudjono 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
John W. Santrock, 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Muhammad Yaumi, 2013. Prinsip- Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta :
Kencana
Zahara Idris,dkk. 1992. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai