Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM VII

A. Judul
Kompetisi pada tumbuhan
B. Tujuan
Mengetahui adanya kompetisi interspesifik dan intraspesifik dan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksinya.
C. Dasar Teori
Organisme hidup di dalam suatu ekosistem yang didalamnya saling
berinteraksi antar satu spesies dengan spesies lain. Interaksi tersebut dapat berupa
interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti
kompetisi. Kompetisi tumbuhan dalam suatu spesies mampu di liat pada jarak
antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara
tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal
sangat jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini
mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.
Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam
yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air,
dan cahaya matahari. Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik , hasil tanaman
akan ikut terpengaruh.
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman.
Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan
tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat
bahwa tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula
biasanya vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem tersebut  juga spesifik atau
tertentu. Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup
berdampingan. Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan
yang tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat
bagi jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakan Allelopati (Irwan,2007).
2.2 Hubungan atau Interaksi Sesama Tanaman
Dalam usaha mengkomposisikan jenis-jenis tanaman misalnya untuk keperluan
estetika,  perlu diketahui bahwa hubungan sesama tanaman tertentu memerlukan
bantuan tanaman tertentu  pula, misalnya untuk perlindungan. Tumbuh-tumbuhan
dapat mengahasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau meracuni jenis
tumbuhan lain. Senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji-biji tanaman yang ada
disekitarnya (Irwan,2007).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan sesama tanaman
yaitu:
1.Adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber
daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air. Kompetisi
ini disebut juga alelospoli
2.Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa
kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut disebut
allelopati.
 3. Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan yang dap[at
mempengaruhi  pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang
bertindak sebagai tuan rumah atau inang (Irwan,2007).
2.3 Kompetisi
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi
kemampuan bertahan (survival),  pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing
(Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002) kompettisi didefinisikan sebagai
interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup
mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu
pada satu spesies yang sama atau interspesifik. Kompetisi dapat didefenisikan
sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan
sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang
menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis
tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya,
CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005)
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu
apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan
permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan
terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih  banyak.organisme mungkin
bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang  paling baik
di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati
tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu
adalah untuk hidup dan  bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya
(Noughton,1990).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka
akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat
bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas
ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang
sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih
populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar
merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam
kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , spesies yang
berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian
kompetitif ( competitive exclusion principles ) .Kompetisi dalam suatu komunitas
dibagi menjadi dua , yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau
scramble atau exploitative competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan
secara bersama-sama sumber daya yang terbatas Inferensi (inference competition
atau contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan
kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak
terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia
(allelochemical) yang  berpengaruh negatif pada individu lain.

2.4 Persaingan Dalam Komunitas


Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua
organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi
antara indifidu yang sejenis ataupun antara individu yang berbeda jenis.
Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan
intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang  berbeda
jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik. Persaingan yang terjadi antara
organisme-organisme tersebut mempengaruhi  pertumbuhan dan hidupnya, dalam
hal ini bersifat merugikan. Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan
jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi  penyebab
terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain
– lain. Faktor-faktor intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam
individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada
hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan
biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).
Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan
untuk menggambarkan adanya persaingan antar individu-individu tanaman yang
sejenis. Persaingan intraspesifik terdiri atas :
1..Persaingan aktivitas
2.Persaingan sumber daya alam
  Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-
individunya secara  bebas di kendalikan oleh hal- hal sebagai berikut:
1.Perbedaan unsur hara
2.Perbedaan sebab- sebab kematian
3. Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun
4.Kepekaan terhadap faktor
Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan
interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
1.Jenis tanaman
Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk
pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang
memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan
persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun
talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan
dalam memperebutkan air.
2. Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan
persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak
mencukupi bagi  pertumbuhan tanaman.
3.Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau
melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji
mempunyai kemampuan  bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang
menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor
penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti
suhu, cahaya, oksigen, dan air.
4. Waktu
Lamanya periode tanaman sejenis hidup bersama dapat memberikan
tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman. Periode 25-
30 % pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap
kerugian yang disebabkan oleh kompetisi.
D. Alat dan Bahan
1. Pot atau polibag
2. Beberapa jenis biji
3. Tanah subur
4. Pupuk
5. Kertas label
6. Cetok
F. Prosedur kerja
1. Kompetisi interspesies

Kompetisi interspesies

Menyiapkan 12 pot atau polibag.

Mengisi pot-pot tersebut dengan tanah kira-kira sampai


1 cm dari permukaan atas pot dan memberi label
dengan tulisan pensil.
Memilih biji yang baik dan seragam yang telah
dissediakan,dan semaikan pada pot-pot dengan jumlah
sebagai berikut :2,3,5,10,18,34 dan setelah
berkecambah dilakukan pengurangan
menjadi:1,2,4,8,16,dan 32. Memastikan memiliki benih
tambahan untuk mengganti jika ada yang mati atau
hilang pada pot cadangan.
Menambahkan tanah pada pot sehingga tanahnya rata
dengan batas bibir pot.

Menyirami dengan air setiap hari dan mengamati


pertumbuhan tanamannya setiap 3 hari sampai
menghasilkan biji.

Menimbang berat kering tanaman setiap pot dan produksi


bijinya.
2. Kompetisi intraspesies

Kompetisi intraspesies

Menyiapkan 2 set pot (8 buah pot)

Mengisi setiap plot dengan tanah sampai tanah


mencapai kira-kira 1 cm dari bagian atas. Setelah
selesai jangan memadatkan tanah pada pot.
menanam biji pada pot dengan kerapatan dan proporsi
sebagai berikut:
1.empat spesies 1 : empat spesies 2
2.empat spesies 1: tiga puluh dua spesies 2
3.tiga puluh dua spesies 1: empat spesies 2
4.tiga puluh dua spesies1 :tiga puluh dua spesies 2

Menambahkan tanah pada masing-masing pot yang


telah berkecambah seperti pada percobaan 1.

Menyirami dengan air setiap hari dan mengamati


pertumbuhannya.
DAFTAR PUSTAKA

 Irwan, Z.D.. 2007.  Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta: Bumi Aksara.


Indriyanto. 2006.  Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta.
Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan
Laboratorium.UI Press . Jakarta.
 Naughhton.1973.  Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press Yogyakarta.
Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan
Srigandono, B) Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.
Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum
Ekologi.PAU Ilmu  Hayat IPB: Bogor.
Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan
Komunitas. UI-Press: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai