Disusun oleh :
KELAS 2SDAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMA NEGARA
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang mana berkat limpahan rahmat-Nya kami
selaku penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “BAGAIMANA MENJADI
GURU YANG BAIK” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW. Beserta keluarga dan
sahabatnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar..................................................................................................................................i
Daftar Isi .......................................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .........................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kreativitas guru ................................................................................................3
A. Kesimpulan ..........................................................................................................................9
B. Saran ....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kreatifitas guru merupakan istilah yang banyak digunakan, baik di lingkungan sekolah maupun
luar sekolah. Pada umumnya orang menghubungkan kreatifitas dengan produk-produk kreasi.
Dengan kata lain produk-produk kreasi itu merupakan hal yang penting untuk menilai kreatifitas.
Clark Monstakos, seorang psikolog humanistis menyatakan bahwa kreatifitas adalah pengalaman
mengekspresikan (mengaktualisasikan) identitas individu dalam bentuk terpadu dalam
hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan orang lain.
Pada dasarnya pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang
menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.Dari situlah
sehingga dapat diartikan bahwa guru yang kreatif adalah guru yang mampu mengaktualisasikan
dan mengekspresikan secara optimal segala kemampuan yang ia miliki dalam rangka membina
dan mendidik anakdidik dengan baik. Seorang guru yang kreatif akan memiliki sikap kepekaan,
inisiatif, cara baru dalam mengajar, kepemimpinan serta tanggungjawab yang tinggi dalam
pekerjaan dan tugasnya sebagai seorang pendidik.
Oleh karena itu, guru memiliki posisi yang penting, karena keberhasilan dalam proses
pembelajaran di tentukan oleh peran seorang guru. Dalam usaha untuk mencapai tujuan
pembelajaran guru senantiasa dituntut untuk dapat menyajikan materi secara menarik, memilih
media yang tepat, menyampaikan materi secara matang, serta penggunaan pendekatan dan
strategi pembelajaran yang tepat. Untuk meraih semua itu, seorang guru harus memiliki tingkat
kreatifitas yang tinggi. sehingga dalam proses pembelajaran tercipta suasana hidup dan
menyenangkan, siswa terus bersemangat untuk belajar, rasa ingin tau dan ingin menambah ilmu
semakin tinggi.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kreativitas
Kreatifitas adalah orisinalitas, artinya bahwa produk, proses, atau orangnya, mampu
menciptakan sesuatu yang belum diciptakan oleh orang lain. Kreativitas juga dapat dispesifikkan
dalam dunia pendidikan, yang dinamakan oleh Torrance dan Goff (1990) sebagai kreativitas
akademik (academic creativity), Kreativitas akademik ini menjelaskan cara berpikir guru atau
siswa dalam belajar dan memproduksi informasi. Berpikir dan belajar kreatif memuat
kemampuan untuk mengevaluasi (kemampuan untuk menangkap akar masalah,
ketidakkonsistenan dan elemen yang hilang), berpikir divergen (fleksibilitas, originalitas dan
elaborasi) dan redefinisi.
Belajar secara kreatif adalah hal yang alami karena berkaitan sifat manusia yang selalu
ingin tahu. Psikologi belajar telah menunjukkan bahwa individu yang menghadapi hal baru akan
mengalami ketidakseimbangan dalam dirinya. Dengan demikian peluang untuk mengatasi
ketidakseimbangan tersebut secara kreatif terbuka bagi semua orang.
Kreatifitas tidak selalu dimiliki oleh guru berkemampuan akademik dan kecerdasan yang
tinggi. Hal ini dikarenakan kreativitas tidak hanya membutuhkan keterampilan dan kemampuan,
kreatifitas juga membutuhkan kemauan atau motivasi. Keterampilan, bakat, dan kemampuan
tidak langsung mengarahkan seseorang guru melakukan proses kreatif tanpa adanya faktor
dorongan atau motivasi. Apakah perbedaan antara kreativitas dan inovasi? Inovasi dapat
diartikan sebagai proses penyempurnaan produk atau proses yang sudah ada. Negara Jepang
adalah negara yang inovatif karena terus menerus menciptakan beragam produk otomotif,
elektronik atau industri yang menguasai pasar dunia. Negara Inggris dan Jerman adalah negara
yang kreatif karena banyak ilmuwan mereka banyak memenangkan hadiah Nobel. Kreatifitas
adalah jantung dari inovasi. Tanpa kreatifitas tidak akan ada inovasi. Semakin tinggi kreatifitas,
jalan ke arah inovasi semakin lebar pula.
3
B. Peranan Kreativitas Guru Dalam Meningkatkan Pembelajaran Siswa
Setiap orang memiliki potensi untuk melakukan aktifitas yang kreatif. Setiap siswa baru
yang memasuki proses belajar, dalam benak mereka selalu diiringi dengan rasa ingin tahu. Guru
pada tahap ini diharapkan untuk merangsang siswa untuk melakukan apa yang dinamakan
dengan learning skills acquired, misalnya dengan jalan memberi kesempatan siswa untuk
bertanya (questioning), menyelidik (inquiry), mencari (searching), menerapkan (manipulating)
dan menguji coba (experimenting). Kebanyakan yang terjadi di lapangan adalah aktifitas ini jarang
ditemui karena siswa hanya mendapatkan informasi yang bagi mereka adalah hal yang abstrak.
Rasa ingin tahu siswa harus dijaga dengan cara memberikan kesempatan bagi mereka untuk
melihat dari dekat, memegangnya serta mengalaminya.
Berikut beberapa pembiasaan guru kiranya dapat dijadikan bahan renungan untuk
mengimprov kreativitas dan inovasi guru dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas:
1. Mengaplikasi pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan, siswa bisa diajak ke luar kelas
dengan tujuan memaksimalkan lingkungan sekolah sebagai alat, media dan sumber belajar
yang sesuai.
2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan memanfaatkan potensi sekolah yang ada,
terutama sekolah yang siswanya banyak berasal dari lapisan masyarakat margin proses
pembelajarannya disetting yang kreatif inovavatif mampu beradaptasi berbagai macam
situasi.
4
3. Mendisain pembelajaran oleh “guru kreator” yang dapat menumbuhsuburkan kreativitas
dan inovasi pembelajaran dengan analisis dan evaluasi untuk penyempurnaan disain
berikutnya.
4. Hindari ketegangan semua pelaku proses pembelajaran. Baik guru maupun siswa
diharapkan mampu memnghindari ketegangan sebaliknya nikmati situasi dan kondisi
pembelajaran menuju tercapainya kompetensi siswa sesuai KTSP.
5. Biasakan selalu mengamati lingkungan sekolah sehingga dapat menemukan area yang dapat
dijadikan alat, media dan sumber belajar siswa.
6. Mengimprovisasi daya kreatif dan inovsi dengan sedikit humor sehat dan seperlunya saja untuk
mempertahankan dan mengembangkan semangat inovasinya.
7. Keluar dari dunia sempit menuju dunia luas dengan banyak baca buku bidang seni dan teknologi
dapat menambah daya peka berfikir efektif dan efisien.
5
pembelajaran, dan sebagainya melalui usaha yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan
kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan dengan sedemikian rupa.
3) Perbedaan motivasi kualitas guru
bagi seorang guru yang mempunyai motivasi profesional karena tugas dan tanggungjawab,
maka ia akan selalu berusaha untuk mengembangkan kemampuan yang ia miliki guna menjaga
kualitas pendidikan agar lebih baik. Begitu pula sebaliknya apabila terdapat seorang guru yang
hanya mementingkan imbalan tanpa adanya kesadaran diri, akan menghambat usaha dalam
peningkatan tersebut.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri seorang guru, faktor-faktor
tersebut diantaranya:
1) Sarana dan prasarana pendidikan
Kondisi sarana dan prasarana tentu akan membantu proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru, dengan kata lain sarana dan prasarana merupakan komponen penting dalam
keberlangsungan proses pembelajaran. Sarana dan prasarana yang lengkap akan
menumbuhkan motivasi pada guru untuk bergairah .
2) Pengawasan dari kepala sekolah Salah satu hal yang tak kalah penting adalah pengawasan
dari kepala sekolah terhadap pelaksanaan tugas guru. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala
sekolah sebaiknya bersifat fleksibel dengan memberi kesempatan kepada para guru untuk
senantiasa meningkatkan kualitasnya, dan mendorong mereka untuk aktif terlibat dalam
kegiatan penunjang program sekolah. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah sedikit
banyaknya akan mempengaruhi kinerja guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
3) Kedisiplinan kerja Kedisiplinan kerja guru adalah keadaan tertib dan teratur dalam bekerja di
sekolah yang dimiliki oleh guru seperti tanpa adanya pelanggaran-pelanggaran yang dapat
merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya,
dan terhadap sekolah secara keseluruhan.
f. Senang berpetualang
g. Penuh energi
h. Percaya diri
i. Bersedia mengambil resiko
j. Berani dalam pendirian dan keyakinan.
a. Kesabaran dalam menerima kenyataan siswa sebagaimana adanya, baik dalam bentuk
pernyataannya, perasaannya, maupun sikapnya.
b. Guru mampu menghadirkan kebutuhan minat, dan masalah yang terkandung pada diri siswa.
c. Guru harus memunculkan efek dari suatu kegiatan
7
i. Guru adalah pemberi hadiah atas prestasi belajar siswanya
j. Guru harus melindungi perbuatan-perbuatan yang positif dan mampu memperhatikan
perbuatan-perbuatan yang negatif
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kreatifitas tidak selalu dimiliki oleh guru berkemampuan akademik dan kecerdasan yang tinggi.
Hal ini dikarenakan kreativitas tidak hanya membutuhkan keterampilan dan kemampuan,
kreatifitas juga membutuhkan kemauan atau motivasi. Keterampilan, bakat, dan kemampuan
tidak langsung mengarahkan seseorang guru melakukan proses kreatif tanpa adanya faktor
dorongan atau motivasi.
2. Kreatifitas dan inovasi guru dapat diarahkan pada dua komponen pembelajaran di kelas, yaitu
produk kreatifitas dan hasil inovasi yang mendukung manajemen kelas serta hasil kreatifitas dan
hasil inovasi dalam bentuk media pembelajaran.
3. Peranan kreatifitas guru tidak sekedar membantu proses belajar mengajar dengan mencakup
`satu aspek dalam diri manusia saja, akan tetapi mencakup apek-aspek lainnya yaitu kognitif,
psikomotorik dan afektif.
4. Guru diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendemontsrasikan
perilaku yang kreatif.
B. Saran
Sebagai guru yang berhadapan langsung dengan siswa, hendaknya lebih meningkatkan
kreativitas dalam mengajar, sehingga siswa mampu menjadi siswa yang cerdas harapan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Jarolimek , J. 1982. Social studies in elementary education new york; Mcmillan PublishingCo.,Inc.
Wycoff, J. 2002. Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan- Pikiran . Bandung: Mizan
Media Utama.
------------.2000. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta