KREATIFITAS
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu
M. Hafizin, M.Pd
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca, khususnya untuk penulis, kritik dan saran dari pembaca akan
sangat perlu untuk memperbaiki dalam penulisan makalah dan akan diterima
dengan senang hati. Serta semoga makalah ini tercatat menjadi motivator bagi
penulis untuk penulisan makalah yang lebih baik dan bermanfaat. Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan .................................................................................................. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Permasalahan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan berdasar pada beberapa pengertian iklim dan atau iklim kelas di
atas, maka dapat dipahami bahwa iklim kelas adalah segala situasi yang muncul
akibat hubungan antara guru dan peserta didik atau hubungan antarpeserta didik
yang menjadi ciri khusus dari kelas dan mempengaruhi proses belajar-mengajar.
Situasi di sini dapat dipahami sebagai beberapa skala (scales) yang dikemukakan
oleh beberapa ahli dengan istilah seperti kekompakan (cohesiveness), kepuasan
2
(satisfaction), kecepatan (speed), formalitas (formality), kesulitan (difficulty), dan
demokrasi (democracy) dari kelas.
3
B. Yang Di Harapkan Dalam Belajar Kreatif
Jadi kesimpulannya, jika kita kaitkan tuntutan era digital dengan sistem
pendidikan kita saat ini, maka Kurikulum 2013 merupakan jalan keluar dan dapat
dijadikan pedoman bagi guru dan peserta didik kita dalam mewujudkan
pendidikan abad 21 atau ‘Pendidikan Jaman NOW’.
1. Pencahayaan
Cahaya merupakan salah satu sumber energi kreatif paling ampuh, bahkan
cahaya matahari yang terang langsung memiliki kaitan biologis dengan tubuh dan
pikiran. Kaitan antara cahaya dan energi lahir dan batin ditimbulkan oleh
pengaruh cahaya terhadap kelenjar pineal, para peneliti yakin bahwa melatonin
4
berperan tinggi dalam mengatur kesiangaan san kemampuan kerja fisik dan
mental, sebagaimana unsur kimiawi tubuh lain yang dipengaruhi sinar matahari.
2. Sentuhan warna
Warna memiliki aspek tertentu terhadap lingkungan, dapat membuat kita merasa
penuh energi. Sementara warna lain punya efek menenangkan. Ada beberapa cara
dasar penggunaan warna untuk meciptakan lingkungan kreatif, yaitu
Istilah seni dalam lingkungan berarti segala sesuatu di dinding, rak dan
semua permukaan sekitar ruangan. Ini meliputi apa saja dimulai dari poster,
hiasang dinding dan foto berbingkai, hingga hiasan kecil, ukiran dan benda seni.
5
Dalam hal ini guru harus banyak member umpan balik dan minta siswa
untuk menilai sendiri produk-produk kreatifitasnya. Guru yang kreatif adalah guru
yang secara kreatif mampu menggunakan berbagai pendekatan dalam proses
kegiatan belajar dan membimbing siswanya. Ia juga figur yang senang melakukan
kegiatan kreatif dalam hidupnya.
Produk belajar juga membuka dimensi buku. Produk belajar tidak hanya
menyangkut perkembangan keterampilan baru, tetapi menggunakan keterampilan
itu untuk tantangan kehidupan nyata. Jadi, produk belajar adalah masalah yang
dipecahkan dan belajar proses memecahkan masalah. Dengan menggunakan
ketiga tingkat dari model Treffinger, siswa membangun keterampilan
6
menggunakan kemampuan kreatifitas dan menemukan penyaluran untuk
mengungkapkan kreativitas selama hidup.
1. Memberikan pemanasan
7
3. Pertanyaan yang menggangu gagasan
Teknik ini yang juga disebut daftar periksa (check list), dikembangkan oleh
alex osbron meningkatkan tujuan meningkatkan gagasan. Pertanyaan pertanyaan
osbronyang berupa “kata kerja 8 anipulative” membantu seseorang dalam
mengembangkan gagasan kreatif dengan melihat hubungan hubungan baru,
memanipulasi informasi dan gagasan untuk menghasilkan ide ide yang orisinil.
1. Synectics
Ada 3 jenis analogi yang digunakan dalam synectics, yaitu analogi fantasi,
analogi langsung, dan analogi pribadi. Yang palingumum digunakan adalah
analogi fantasi, disini siswa mencari pemecahan yang ideal untuk suatu masalah,
termasuk solusi yang aneh dan tidak lazim. Guru dapat meminta siswa
memikirkan bagaimana dapat menggerakkan alat yang berapt dihalaman sekolah.
Siswa dapat menghayalkan analogi seperti makhluk makhluk kecil mengangkat
alat tersebut, menggunakan gajah atau balon raksasa. Seperti pada sumbang saran,
semua gagasan diterima, tidak ada yang di kritik, dan siswa dapat melanjutkan
gagasan siswa lain. Setelah menghasilkan sejumlah fantasi, guru mengajak siswa
melakukan evaluasi praktis dan menganalisis gagasan untuk menemukan yang
mana dapat diterapkan secara praktis.
Bentuk analogi lain adalah analogi langsung. Disini siswa diminta untuk
menemukan situasi masalah sejajar dalam situasi dalam kehidupan nyata,
misalnya bagaimana memindahlan perabot yang berat kedalam ruang kelas.
Membawa anak anaknya. Beda utamanya dengan analogi fantasi dan analogi
8
langsung adalah bahwa analogi fantasi dapat seluruhnya bersifat fiktif, sedangkan
pada analogi langsung masalahnya dikaitkan dengan kehidupan nyata. Juga disini
semua gagasan siswa diterima untuk kemudian ditinjau kemungkinan
penerapannya secara praktis.
Analogi pribadi menurut siswa menempatkan dirinya dalam peran masalah itu
sendiri. Misalnya jika saay sebuah ayunan ditempat bermain dan ingin pindah
ketempat lain, apa yang akan saya lakukan? Saya akan berayun jauh dan tinggi
dan sampai saya dapat meraih pohon (seperti tarzan) saya dapat sampai ditempat
yang saya inginkan”.
2. Futuristics
Mengajar dengan pandangan masa depan amat penting agar siswa berbakat
kelak dapat menggunakan kemampuan mereka untuk membantu menciptakan
masa depan. Yang termasuk futurist yang paling terkenal di Amerika Serikat,
menyatakan bahwa siswa perlu dibantu dalam mengaitkan perubahan yang akan
terjadi didunia denganperubahan dalam kehidupan mereka sendiri.
1. Memberikan siswaz cara-cara berpikir tentang masa depan yang lebih baik,
lebih canggih dan lebih positif.
2. Membekali siswa dengan keterampilan dan konsep yang perlu untuk
memahami sistem-sistem yang kompleks.
3. Membanatu siswa menemukali dan memahami masalah-masalah utama
yang timbul pada masa depan
4. Membantu siswa memahami perubahan dan bagaimana menghadapinya.
5. Keterampilan khusus yang dapat digunakan pada futuristics ialah menulis
scenario, menggambar roda masa depan, dan trending yang menggunakan
9
pertanyaan untuk mengidentifikasi kecendrungan yang ada dan ang akan
timbul
Jika pada tingkat I siswa perlu belajar untuk membuka dirinya terhadap
pertanyaan pertanyaan yang berakhir terbuka dan terhadap kemungkinan
memberikan banyak gagasan atau pemecahan masalah seperti pada teknik
sumbang saran dan terknik pertanyaan yang memicu gagasan. Pada tingkat II
siswa diajak untuk lebih meluaskan pemikiran mereka dan berperan serta dalam
kegiatan yang lebih majemuk dan menantang, seperti pada teknik synectics dan
futuristic, pada tingkat III siswa dilibatkan dalam tantangan dalam masalah nyata.
Ia menjadi seseorang peneliti dan penelitiannya menggunakan teknik teknik
kreatif yang ada pada tingkat I dan II.
Proses lima tahap. Teknik pemecahan masalah secara kreatif yang dikemukakan
oleh shallcross meliputi lima tahap, yaitu orientasi, persiapan, pengagasan,
penilaian, dan pelaksanaan atau implementasi.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/11/model-treffinger-untuk-belajar-
kreatif.html. (di akses pada 3 desember 2019)
http://ribkayovitasyam.blogspot.com/2015/05/makalah-pengembangan-
kreativitas-dan.html. (di akses pada 3 desember 2019)
https://www.kompasiana.com /pembelajaran-kreatif-kebutuhan-pendidikan-
kekinian. (di akses pada 3 desember 2019)
12