Dosen Pengampu
Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu nabi Muhammad SAW yang
kita nanti nantikan syafaatnya di akhirat kelak.Kami mengucapkan syukur kepada Allah
SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya baik itu sehat fisik maupun sehat batin sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Pembelajaran Kreatif, Teaching For
Creativity, Creativity Teaching creativity teaching” ini.
Dalam kesempatan ini, perkenankan kami dengan segala rasa hormat menyampaikan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ibu Dr. Yuliarma, M.Ds dan Dr. Yusmerita,
M.Ds. selaku dosen pengajar mata kuliah Strategi Pembelajaran, karena beliau telah
memberikan ilmu kepada kami selaku penulis.Kami tentu menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna serta masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari Ibu dosen dan teman-teman agar
kedepannya makalah dapat diselesaikan dengan lebih sempurna.
Putri Vanisha
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan Makalah.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kreatifitas...........................................................................................2
B. Kreatifitas Pendidik ............................................................................................3
C. Pembelajaran Kreatif...........................................................................................6
D. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kreatif
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................................21
Saran............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kreatifitas merupakan salah satu hal yang urgen untuk dimiliki seorang peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa. Dengan menggunakan kreatifitas, seseorang
dapat tetap survive dalam menghadapi era persaingan global. Pengembangan
kemampuan berpikir kreatif peserta didik enjadi hal yang perlu diutamakan dalam
implementasi pendidikan. Alasan pengembangankemampuan ini adalah tingkat
kompleksitas permasalahan dalam segala aspek kehidupan modern yang semakin
tinggi. Permasalahan yang kompleks dapat terselesaikan dengan menggunakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi salah satunya kemampuan berpikir kreatif.
Kemampuan melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi secara logis, kritis, kreatif, dan
produktif yang merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi diperlukan dalam
membuat keputusan yang rasional dan bertanggung jawab. Atas dasar itulah,
kemampuan berpikir tingkat tinggi perlu diajarkan dan dikembangkan pada diri
peserta didik.
Jenjang pendidikan yang potensial untuk mengembangkan kemmapuan berpikir
kreaif adalah jenjang sekolah dasar. Pada jenjang ini, peserta didik masih pada tahap
pembentukan kepribadian dan arah berpikir peserta didik. Oleh karena itu,
diharapkan guru sekolah dasar dapat membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif tersebut.Pada makalah ini akan dibahas tiga hal, meliputi:
pengertian kreatifitas, strategi pembelajaran yang mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif, dan berbagai alternative model pembelajaran yang dapat dIgunakan
guru untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
B. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan kreatifitas?
b) Apa metode pembelajaran kreatif ini efektif digunakan?
c) Mengapa guru dituntut mengajar kretif?
C. Tujuan
Pembaca dapat memahami maksud dan tujuan model pebelajajaran
teaching for creativity, creative teaching,and creativiti learning dengan baik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kreatifitas
B. Kreativitas Pendidik
Kreativitas pendidik merupakan kemampuan guru dalam menjankan
tugasnya sebagai pendidik dalam menemukan atau menciptakan ide-ide baru
yang dapat memberikan solusi dari suatu permasalahan, sehingga memiliki
kualitas yang berbeda dari keadaan sebelumnya. Dengan kreativitas yang
dimilikinya, pendidik mempunyai kesempatan untuk mengubah keadaan
pembelajaran yang kurang baik menjadi lebih baik. Seorang pendidik harus
kreatif dalam pembelajaran karena bentuk kreativitas pendidikan memudahkan
peserta didik memahami dan menerima materi pelajaran. Pendidik yang kreatif
tidak akan merasa cukup hanya dengan menyampaikan materi saja, tetapi selalu
memikirkan bagaimana cara supaya materi yang diajarkan dapat dipahami oleh
peserta didik dan mereka akan merasa senang ketika mempelajari materi
tersebut. Pendidik yang kreatif akan menciptakan peserta didik yang kreatif.
Kreatifitas Guru:
4
Kreativitas pendidik dalam kegiatan belajar mengajar merupakan
bagian penting, peranan kreativitas pendidik tidak hanya membantu kegiatan
pembelajaran yang mencakup satu aspek dalam diri manusia, namun juga
mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Secara umum kreativitas
yang dimiliki pendidik memiliki empat fungsi, sebagai berikut:
a. Kreativitas pendidik berguna untuk meningkatkan minat siswa terhadap
mata pelajaran
C. Pembelajaran Kreatif
Inovasi pembelajaran yang kreatif dapat dilakukan dengan menerapkan
model- model pembelajaran yang sudah ada. Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat- perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-
buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Perdana, 2020:1020). Model-
model pembelajaran dalam proses perkembangannya sampai hari ini mengalami
kemajuan yang sangat pesat, jika dilihat dari maraknya kemunculan teori-teori
dan pelatihan-penerapan teori model-model pembelajaran yang ada. Dosen
memilih dan memilah dari sekian banyak model pembelajaran yang ditawarkan
untuk diaplikasikan layaknya dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran
yang dianggap tepat guna ketika diterapkan dalam PBM (proses belajar
mengajar) tentunya menjadikan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat
terlaksana dan menyenangkan.
Pembelajaran menyenangkan dapat diartikan sebagai pembelajaran yang
dapat menarik perhatian siswa dengan berbagai metode yang diterapkan,
sehingga saat pembelajaran berlangsung siswa tidak merasa bosan. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran menyenangkan adalah suatu
proses pembelajaran yang berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan
mengesankan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan
menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai maksimal. Pembelajaran dikatakan menyenangkan
apabila di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan, aman,
menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta
didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan
gembira, konsentrasi tinggi. Sementara sebaliknya pembelajaran menjadi tidak
menyenangkan apabila suasana tertekan, perasaan terancam, perasaan
menakutkan, merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, malas atau tidak
berminat, jenuh atau bosan, suasana pembelajaran monoton, pembelajaran tidak
menarik siswa (Silitonga, 2021:147).
6
Horng dkk (2005) menyebutkan lima strategi pembelajaran yang efektif untuk
mengembangkan kreativitas peserta didik. Kelima strategi pembelajaran
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik (student-centered learning)
Peseta didik adalah subjek/pelaku utama dalam pembelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.
Peserta didik mengkontruksikan materi dengan bantuan guru. Bantuan guru
dapat berupa membantu peserta didik melakukan refleksi diri, diskusi
kelompok, bermain peran, presentasi, atau aktivitas kelompok lainnya. Guru
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan didiskusikan dalam
kelompok. Peserta didik diberi kebebasan memilih cara menyelesaikan suatu
masalah. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksplorasi dalam
menyelesaikan masalah, sehingga diharapkan kreativitas peserta didik dapat
berkembang.
b. Menggunakan berbagai alat bantu dalam pembelajaran
Penggunaan berbagai alat bantu, selain dapat membant penyampaian
pesan, juga dapat meningkatkan ketertarikan peserta didik dalam berpikir.
Banyak penelitian yang menunjukkan hal tersebut. Penelitian yang dilakukan
Gokhale (1996) menunjukkan penggunaan komputer dalam pembelajaran
dapat memberi dampak positif terhadap kemampuan berpikir tinggi peserta
didik. Kreatif merupakan salah satu bagian dari kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Alat bantu dalam pembelajaran tidak terbatas pada software, hardware
pun termasuk alat bantu selama itu dapat memberikan manfaat dalam
pembelajaran. Di antara alat bantu tersebut adalah media pembelajaran.
Tentunya, hal ini memberi konsekuensi bagi guru. Guru dituntut untuk lebih
kreatif dan terampil dalam pemilihan alat bantu/media pembelajaran sesuai
dengan karakteristik materi dan karakteristik peserta didik, salah satu
diantaranya keterampilan menggunakan komputer berbasis internet.
c. Strategi pengelolaan kelas
Saat pelaksaaan pembelajaran, guru dituntut untuk terampil mengelola
kelas. Guru mengkondisikan suasana kelas agar tercipta suasana yang
mendukung untuk pembelajaran Nada bicara lembut dan tegas serta bahasa
tubuh yang ramah bisa guru tunjukkan pada peserta didik saat proses
7
pembelajaran. Guru pun merespon pertanyaan atau tanggapan peserta didik
dengan tidak menggunakan kata-kata atau nada bicara
menghakimi/menyalahkan peserta didik. Lingkungan belajar yang kondusif
merupakan syarat yang harus ada daalam pembelajaran yeng
mengembangkan kreatifitas peserta didik. Dengan suasana yang nyaman,
diharapkan peserta didik dapat lebih leluasa untuk mengungkapkan ide-
idenya dan kreatifitas peserta didik dapat berkembang.
d. Konten materi menggunakan bahan materi yang kontekstual
Penyajian materi yang kontekstual atau dapat ditemui peserta didik
dalam kehidupan nyata membantu pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Peserta didik jauh lebih mudah mengerti apa yang sedang dipelajari. Guru
membawa permasalahan dalam kehidupan dalam kelas untuk selanjutnya
dipecahkan oleh peserta didik sesuai dengan kemampuannya. Dengan
penyajian materi/masalah yang kontekstual akan merangsang peserta didik
untuk merespon, mendiskusikan, dan juga memikirkan apa yang sedang
dipelajari. Hal ini dapat membantu mengasah kreatifitas peserta didik, yaitu
ketika memecahkan masalah yang diangkat.
e. Menggunakan pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka merupakan pertanyaan yang memiliki lebih dari satu
jawaban pasti. Jawaban antara orang yang satu dengan yang lain dapat
berbeda. Dengan pemberian pertanyaan terbuka pada siswa, dapat
merangsang peserta didik untuk berpikir kreatif.
9
inovatif.
11. Guru dan siswa lebih punya banyak kesempatan mengembangkan bakat
dan talenta yang dimilki.
12. Guru dan siswa mampu mengembangkan kemampuan bahasa dan
menerapkannya secara komunikatif dan produktif.
Guru:
1. Guru cenderung mengikuti dan melanjutkan pola yang sudah ada.
2. Beberapa Guru enggan untuk belajar lebih, dengan alasan, usia, waktu
dan keluarga.
3. Guru tidak sering mengembangkan diri dengan kemampuan pedagogik
yang dimiliki.
4. Guru kurang menguasai mata pelajaran yang diampu.
5. Keterbatasan fasilitas yang tersedia.
6. Pola pikir yang klasik.
7. Perpektif Guru terhadap siswa, pemimpin sekolah maupun kurikulum.
8. Karakter pemimpin yang kurang disiplin.
Siswa:
1. Hanya memiliki sikap konsumen bukan produsen.
2. Kurikulum dan waktu belajar yang padat.
3. Sikap apatis dan pesimis terhadap guru dan sekolah.
4. Membentuk opinibahwa pelajaran bahasa Inggris sulit dimengerti.
5. Kurang terinspirasi dan termotivasi.
6. Faktor internal; psikologis, keluarga, dll.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang menstimulasi siswa
untuk mengembangkan gagasannya dengan memanfaatkan sumber belajar yang
ada. Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar melaksanakan
dan menerapkan kurikulum. Kurikulum memang merupakan dokumen dan
rencana baku, namun tetap perlu dikritisi dan dikembangkan secara kreatif.
Berikut ini ciri-ciri guru yang kreatif, yaitu : mampu menciptakan
kegiatan belajar yang beragam sehingga mampu memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa, mampu menciptakan kegiatan belajar yang dibuat
memperhatikan/ menyesuaikan dengan level perkembangan kognisi, mental dan
emosi dari siswa. Ciri-ciri siswa yang kreatif, yaitu : mampu memotivasi diri,
berpikir kritis, daya imaginasi tinggi (imaginative), berpikir orisinil / bukan
kutipan dari guru (original), memiliki tujuan untuk berprestasi, menyampaikan
pemikiran dengan bahasa sendiri.
B. Saran
Sebagai calon seorang pendidik tentunya sudah lazim jika kita akan
melakukan berbagai metode pemelajaran sesuai dengan materi yang ingin
disampaikan maka dari itu model pembelajaran kreatif ini cocok digunakan
dalam mengajar .
11
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun KKBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kelima (Jakarta: Badan
Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan RI, 2016).
YeniRachmawatiandEuisKurniati,StrategiPengembanganKreativitasPadaAnak
UsiaTaman Kanak-Kanak (Jakarta: Kencana, 2011), 13.
12