Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KETERAMPILAN/KERAJINAN TANGAN SEKOLAH DASAR


Dosen Pengampu: Ratna Said, S.S., M.Pd.

DISUSUN OLEH:
NUR KOMALA SARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah dengan judul “Keterampilan/Kerajian Tangan Sekolah Dasar”
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan materi
maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata
kuliah Pendidikan Seni Rupa dan Keterampilan Sekolah Dasar yang diampu oleh
Ibu Ratna Said, S.S., M.Pd. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para calon pendidik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pendidik di masa depan.

Baubau, 18 Oktober 2022

Nur Komala Sari

ii
DAFTAR ISI
F
F

HALAMAN SAMPUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Makalah.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Keterampilan dan Kerajinan........................................................3


B. Teknik-teknik dalam Ketrampilan dan Kerajinan..........................................5

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

A. Kesimpulan..................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah
karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan
perkembangan peserta didik yang terletak pada pemberian pengalaman
dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi, dan berapresiasi
(Permendiknas nomor 19 tahun 2005). Dari pernyataan tersebut dapat
menunjukkan bahwa pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan tidak
hanya berorientasi dalam penguasaan materi ajar, tetapi juga berorientasi
pada peningkatan kreativitas siswa dalam mengembangkan sebuah
keterampilan kerajinan tangan. kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada
dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenali pembuatnya. Dengan
pengertian ini, kita dapat mengetahui bahwa kriteria utama dalam kreativitas
adalah menghasilkan produk. (Agustyaningrum, 2014).

Mengembangkan keterampilan kerajinan tangan merupakan suatu


kreativitas yang harus diasah dalam diri siswa. Pendidikan Seni Budaya dan
Keterampilan memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan
multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan
mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media.
Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi
konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi. Sifat
multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan
kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara
dan Manca negara.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalah


sebagai berikut:

1. Apa itu ketrampilan dan kerajinan?

1
2

2. Bagaimana teknik dalam ketrampilan dan kerajinan?

C. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah di atas dapat disimpulkan tujuan makalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penjelasan tentang ketrampilan dan kerajinan.

2. Untuk mengetahui beberapa teknik dalam ketrampilan dan kerajinan.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan dan Kerajinan

A. Pengertian Keterampilan
Keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide,
dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu
menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil
pekerjaan tersebut.
Tujuan mempelajari keterampilan sebagai berikut.
a) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya.
b) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya.
c) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya.
d) Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional,
maupun global.

Adapun faktor-faktor yang menentukan keterampilan secara umum


dibedakan menjadi 3 hal utama, yaitu :

a) Faktor proses belajar (learning process)


Proses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya menjelmakan
pembelajaran pada setiap pesertanya. Dengan memahami berbagai teori belajar
akan memberi jalan tentang bagaimana pembelajaran bisa dijelmakan, yang inti
sari dari adanya kegiatan pembelajaran adalah terjadinya perubahan
pengetahuan dan perilaku individu peserta pembelajaran.

b) Faktor pribadi (personal factor)


Setiap orang merupakan individu yang berbeada-beda, baik dalam hal fisik,
mental, emosional, maupun kemampuan-kemampuannya. Ada ungkapan yang
sering didengar dalam kehidupan sehari-hari bahwa si A berbakat besar dalam
voli, si B berbakat dalam olahraga-olahraga individu, dsb. Demikian juga
bahwa seorang anaklebih cepat menguasai suatu keterampilan, sedang anak
yang lain memerlukan waktu lebih lama. Dan semua ini merupakan pertanda
bahwa individu memilik ciri, kemampuan, minat, kecenderungan, serta bakat
yang berbeda.

3
4

c) Faktor situasional (situational factor)


Sebenarnya faktor situasional yang dapat mempengaruhi kondisi pembelajaran
adalah lebih tertuju pada keadaan lingkungan yang termasuk dalam faktor
situasional itu antara lain seperti : tipe tugas yang diberikan, peralatan yang
diguanakan termasuk media belajar, serta kondisi sekitar dimana pembelajaran
itu dilangsungkan. Faktor-faktor ini pada pelaksanaannya akan mempengaruhi
proses pembelajaran serta kondisi pribadi anak, yang kesemuanya terjalin
saling menunjang dan atau sebaliknya.

B. Pengertian Kerajinan
Kerajinan adalah menciptakan suatu produk atau barang yang
dilakukan oleh tangan dan memiliki fungsi pakai atau keindahan sehingga
memiliki nilai jual. Kerajinan tangan yang memiliki kualitas tinggi tentu
harganya akan mahal, jika kalian memiliki keterampilan dan berusaha untuk
membuat suatu produk mungkin dengan kerajinan yang akan anda miliki
bisa menjadi suatu usaha yang menjanjikan.
Kerajinan Tangan memiliki dua fungsi yaitu:

a) Fungsi Pakai adalah Kerajinan yang hanya mengutamakan kegunaan dari


benda kerajinan tersebut dan memiliki keindahan sebagai tambahan agar
menjadi menarik.

b) Fungsi Hias adalah Kerajinan yang hanya mengutamakan keindahan tanpa


memperhatikan guna dari barang tersebut, contoh kerajinan ini seperti
miniatur, patung dll yang hanya menjadi kenikmatan bagi siapa yang
melihatnya.
Faktor yang mempengaruhi ciri khas kerajinan suatu daerah, yaitu:
a) Budaya.
b) Letak Geografis.
c) Sumber Daya Alam.
5

Tahap Atau Cara Pembuatan Kerajinan Tangan.


1) Membuat rancangan atau desain.
2) Menyiapkan alat dan bahan.
3) Membuat benda sesuai rancangan.
4) Finishing ( tahap akhir ).

Manfaat lain dari membuat kerajinan tangan

1) Mengembangkan kreatifitas.
2) Hobi yang bermanfaat.
3) Melatih kemampuan motorik dan kemampuan dasar lainny.
4) Menambah penghasilan.
5) Membangun percaya diri

Persamaan dan Perbedaan Keterampilan dengan Kerajinan Tangan

a) Persamaan
Kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam
mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna
sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan
b) Perbedaan
Keterampilan tidak hanya terikat pada kreatifitas membuat dan menghasilkan
sesuatu dengan alat, keterampilan lebih luas mencakup kemampuan seseorang
dalam berbagai bidang, sedangkan kerajinan tangan terbatas pada apa yang
akan ia kelola untuk dapat menghasilkan nilai dalam pekerjaannya dan
membutuhkan alat atau benda untuk bisa ia ubah menjadi bermanfaat.

B. Teknik-teknik dalam Ketrampilan dan Kerajinan

1. Teknik Basah
Teknik basah adalah teknik menggambar ilustrasi menggunakan
linseed oil atau minyak cat atau cat dalam keadaan basah. Media yang
digunakan dalam teknik basah diantaranya seperti cat air, tinta, cat poster,
tinta bak, kuas, palet, dan media lainnya.
6

2. Teknik Kering

Teknik kering sendiri adalah kebalikan dari teknik basah. Teknik


kering adalah teknik menggambar ilustrasi tanpa menggunakan minyak cat
atau dalam keadaan kering. Dalam teknik ini kuas yang digunakan dalam
keadaan kering dan tidak berminyak.

Kelebihan menggambar ilustrasi menggunakan teknik basah dan


Teknik Kering:

a) Teknik Basah
 Cat minyak yang digunakan relatif sedikit.
 Ilustrasi yang dihasilkan terlihat bersih.
 Sisa cat minyak yang berada di palet masih bisa digunakan.
b) Teknik Kering
 Mudah dalam membentuk objek.
 Mudah dalam penghapusan warna yang tertumpuk.
 Mudah dalam mengontrol detil gambar

C. Ragam Hias

Ragam hias atau ornamen adalah berbagai gambar bentuk hias atau
motif yang biasanya dibuat secara berulang dan memiliki pola tertentu
hingga mengisi seluruh area kosong pada suatu karya seperti bahan kain,
guci, furnitur kayu, kulit, dsb. Contohnya, kain batik menggunakan ragam
hias dalam motifnya. Di Indonesia, kesenian ini telah berkembang dari sejak
zaman prasejarah. Ragam hias tradisional Indonesia banyak dipengaruh oleh
lingkungan alam, flora dan fauna nusantara.

Selain itu, setiap budaya juga memiliki ciri khas untuk


mengiterasikan alam nusantara dan berbagai kearifan lokal lainnya di
masing-masing daerah. Ragam hias biasanya memiliki pola atau susunan
yang berulang. Semua unsur hias yang ada mengikuti pola tersebut,
sehingga ragam ornamen tampak teratur dan terukur. Pola ini juga biasa
disebut irama dan dapat memiliki arah dan ukuran yang beragam disetiap
7

gambar hias yang diulang.

a) Fungsi Ragam Hias


Keinginan untuk menghias sesuatu merupakan insting dan naluri manusia.
Pembuatan ornamen penghias didasarkan atas kebutuhan masyarakat baik
secara praktis maupun estetis hingga kebutuhan ritual kepercayaan atau
agama. Kebutuhan praktis meliputi kebutuhan manusia terhadap benda pakai
yang dianggap layak untuk digunakan dalam masyarakatnya. Kain samping
harus diberi motif batik agar tampak blend-in dengan masyarakat. Piring
harus bermotif bunga agar warung nasi mereka dianggap sekelas dan patut
dikunjungi seperti warung nasi lain yang telah sukses sebelumnya.

b) Jenis Motif Ragam Hias

Diluar kebiasaan masyarakat Indonesia yang selalu membuat ragam hias yang
terinspirasi dari alam, terdapat beberapa jenis motif lain yang bukan diambil
dari alam. Jenis ragam motif yang ada meliputi: ragam ornamen floral
(vegetal), fauna, figural dan geometris.

1) Floral (Vegetal)

Motif ini menampilkan ornamen-ornamen yang menyerupai tumbuh-


tumbuhan dari dedaunan, rerumputan dan bunga. Bentuk floral sebagai
motif yang sangat mudah dijumpai hampir diseluruh pulau Indonesia.
Motif ini dapat ditemukan pada barang-barang seni seperti ukiran
furniture, kain batik, kain sulam, tenun, border, dll.

Untuk menciptakan motif floral awalnya dapat diambil dari objek tunggal,
misalnya daun. Kemudian gambar ulang disebelahnya dan variasikan daun
tersebut sesuai dengan imajinasi dan kreativitas kita sendiri. Proses
tersebut dapat disebut dengan stilasi.

2) Fauna (Animal)

Motif fauna adalah gambar hias yang distilasikan dari berbagai binatang
seperti cicak, ikan, ayam, harimau hingg ke gajah. Dalam motif tradisional
8

nusantara, biasanya motif ini dipadukan dengan motif flora dan bentuk
geometris juga. Motif ini banyak ditemukan pada karya seni batik, ukiran,

anyaman, sulaman dan batik.

 Menggambar Ragam Motif Fauna

Menggambar motif fauna sebetulnya sama saja seperti motif flora.


Hanya saja, binatang bentuknya tidak sesederhana daun, sehingga
cenderung harus disederhanakan. Jika fauna yang digambar terlalu
mendetail, biasanya kurang tampak menarik untuk dijadikan ragam
ornamen.

3) Geometris

Motif geometris adalah gambar hias yang dibuat dari bentuk-bentuk


geometris seperti garis-garis sederhana, segitiga, lingkaran, dsb. Motif ini
sering dijumpai di pulau Jawa dan Sumatra. Berbagai motif-motif
sederhana itu dapat diatur dengan pola yang teratur dalam irama
pengulangan yang dinamis sehingga menghasilkan ragam hias yang
estetis.

 Menggambar Motif Geometris

Ragam hias geometris akan memerlukan alat khusus seperti penggaris


untuk menggambarnya. Intinya motif ini mengembangkan bentuk-
bentuk geometri seperti segitiga, segi empat dan lingkaran. Coba
mulai dari bentuk geometris yang berupa garis luar atau outline.
Kemudian ulang dan variasikan bentuknya dalam satu pola yang
sama. Berbeda dengan motif fauna yang cenderung harus
disederhanakan, motif geometris justru harus dilebih-lebihkan agar
tampak lebih menarik sebagai gambar hias.

4) Figuratif

Motif figuratif adalah hiasan yang dibuat menyerupai sosok manusia


dengan penggayaan tertentu, seperti disederhanakan atau sedikit
diabstrakan. Ragam hias ini lebih banyak ditemukan pada bahan kain atau
9

tekstil dan ukiran kayu.

 Menggambar Ragam Motif Figuratif

Menggunakan gambar manusia sebagai motif terhitung lebih rumit


dari yang lain. Karena referensi gambar manusia harus
disederhanakan menjadi lebih abstrak (ke-kartun-kartunan) kemudian
dilebihkan agar tampak lebih dinamis dan tidak kaku.

c) Teknik Menggambar Ragam Hias

Menggambar ragam ornamen (hias) harus memperhatikan komposisi,


proporsi keseimbangan dan keharmonisannya. Prosedur yang harus dilakukan
dimulai dari menentukan jenis, kemudian membuat pola yang ingin
digunakan. Lebih jelasnya, akan dijabarkan pada langkah-langkah dibawah
ini:

 Perhatikan pola bentuk yang akan digambar, apakah motif fauna? Flora?
Atau geometris?. Persiapkan referensinya, misalnya cari foto bunga dan
tumbuhan yang biasa tumbuh di Indonesia untuk sumber inspirasi yang
akan distilasikan ke ornamen.

 Siapkan alat dan media gambar yang dapat menunjang pola bentuk yang
akan digambar. Jika ragam ornamen yang akan kamu gambar memiliki
detail, ukuran dan arah yang presisi, persiapkan juga penggaris dan pensil
yang runcing. Tentukan ukuran pola gambar yang akan dibuat. Salah satu
kata kunci ragam hias adalah “pengulangan” maka ukuran pola gambar
harus cukup untuk diulang beberapa kali pada media. Misalnya, minimal
ada 5-6 jajar pola pengulangan dalam satu kertas. Ragam hias memiliki
pola bentuk gambar dan pengulangan yang teratur atau tidak teratur tapi
masih tetap seimbang. Pola teratur akan menghasilkan gambar yang rapi,
harmonis dan memberikan kesan menenangkan. Sementara pola tidak
teratur akan menghasilkan ragam ornamen (hias) yang ekspresif dan
dinamis.

Terdapat empat jenis ragam pola hias:


10

1) Flora, yang berarti motif diciptakan mengikuti bentuk dedaunan,


bunga dan tumbuhan lain,

2) Fauna, terinspirasi dari binatang.

3) Geometris, dibuat dari bidang-bidang seperti segitiga, persegi dan


lingkaran, dibuat mengikuti wujud manusia.
Kesenian ini banyak ditemukan di Indonesia seperti di pulau Jawa,
Sumatra, Kalimatan, Sulawesi, Madura, Bali dan Papua. Beberapa
masyarakat Indonesia masih menciptakan ragam hias sebagai penghormatan
kepada nenek moyang atau untuk mencari keselamatan hidupnya.
Fungsi dari kesenian ini sendiri meliputi fungsi praktis, fungsi estetis,
hingga berkepentingan sebagai simbol dari kepercayaan suatu masyarakat.
Gambar-gambar ragam hias dapat ditemukan pada dinding rumah adat,
anyaman, kain batik dan benda-benda kerajinan atau kriya lainnya.

4. Pengertian Seni grafis

Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya
menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik
Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam
jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya
dikenal sebagai 'impression'.

Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil


yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan, yang umum
digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving
atau batu digunakan untuklitografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu.
Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-
tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan
sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan
sebuah edisi, pada masa seni rupa modern masingmasing karya
ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut
adalah edisi terbatas.

a. Teknik-teknik Seni Grafis


11

1) Tinjauan Umum
Teknik seni grafis dapat dibagi dalam kategori dasar sebagai berikut:
Cetak relief, di mana tinta berada pada permukaan asli dari matrix. teknik
relief meliputi: cukil kayu, engraving kayu, cukillinoleum/linocut, dan cukil
logam/metalcut. Intaglio, tinta berada di bawah permukaan matrix. teknik
ini meliputi: engraving, etsa, mezzotint, aquatint, chine-collé dandrypoint;
planografi di mana matrix permukaannya tetap, hanya mendapat perlakuan
khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan image/gambar. teknik ini
meliputi: litografi,monotype dan teknik digital stensil, termasuk cetak saring
dan pochoir.

2) Cukil Kayu
Cukil kayu , adalah salah satu teknik cetak relief, merupakan teknik
seni grafis paling awal, dan merupakan satu-satunya yang dipakai secara
tradisional di Asia Timur. Kemungkinan pertama kali dikembangkan
sebagai alat untuk menciptakan pola cetak pada kain, dan pada abad ke-5
dipakai di Tiongkok untuk mencetak teks dan gambar pada kertas. Teknik
cukil kayu di atas kertas dikembangkan sekitar tahun 1400 di Eropa, dan
beberapa waktu kemudian di Jepang. Di dua tempat ini, teknik cukil kayu
banyak digunakan untuk proses membuat gambar tanpa teks. Seniman
membuat skets terlebih dulu pada sebidang papan kayu, atau di kertas yang
kemudian ditransfer ke papan kayu. Tradisionalnya, seniman kemudian
menyerahkan rancangannya ke ahli cukil khusus, yang menggunakan
peralatan tajam untuk mencukil

3) Engraving
Proses ini dikembangkan di Jerman sekitar tahun 1430 dari engraving
(ukiran halus) yang digunakan oleh para tukang emas untuk mendekorasi
karya mereka. penggunaan alat yang disebut dengan burin merupakan
ketrampilan yang rumit.
Pembuat engraving memakai alat dari logam yang diperkeras yang
disebut dengan burin untuk mengukir desain ke permukaan logam,
tradisionalnya memakai plat tembaga. Alat ukir tersebut memiliki
bermacam-macam bentuk dan ukuran menghasilkan jenis garis yang
12

berbeda-beda.

4) Etsa
Etsa adalah bagian dari kelompok teknik intaglio bersama dengan
engraving, drypoint, mezzotint dan aquatint. Proses ini diyakini bahwa
penemunya adalah Daniel Hopfer (sekitar 1470-1536) dari Augsburg,
Jerman, yang mendekorasi baju besinya dengan teknik ini. Etsa kemudian
menjadi tandingan engraving sebagai medium seni grafis yang populer.
Kelebihannya adalah, tidak seperti engraving yang memerlukan
ketrampilan khusus dalam pertukangan logam, etsa relatif mudah dipelajari
oleh seniman yang terbiasa menggambar. Hasil cetakan etsa umumnya
bersifat linear dan seringkali memiliki detail dan kontur halus. yang runcing,
sehingga bagian logamnya terbuka. Plat tersebut lalu dicelupkan dalam
larutan asam atau larutan asam disapukan di atasnya.

Asam akan mengikis bagian plat yang digores (bagian logam yang
terbuka/tak terlapisi). Setelah itu, lapisan yang tersisa dibersihkan dari plat,
dan proses pencetakan selanjutnya sama dengan proses pada engraving.

5) Mezzotint
Salah satu cara lain dalam teknik intaglio di mana plat logam terlebih
dahulu dibuat kasar permukaannya secara merata; gambar dihasilkan dengan
mengerok halus permukaan, menciptakan gambar yang dibuat dari gelap ke
terang. Mungkin juga menciptakan gambar hanya dengan mengkasarkan
bagian tertentu saja, bekerja dari warna terang ke gelap. Mezzotint dikenal
karena kualitas tone-nya yang kaya: pertama, karena permukaan yang
dikasarkan secara merata menahan banyak tinta, menghasilkan warna cetak
yang solid; kedua, karena proses penghalusan tekstur dengan menggunakan
burin, atau alat lain menghasilkan gradasi halus untuk mengembangkan
tone. Metode mezzotint ditemukan oleh Ludwig von Siegen(1609-1680).

6) Aquatint
Aquatint dalah variasi dari etsa. Seperti etsa, aquatint menggunakan
asam untuk membuat gambar cetakan pada plat logam. Pada teknik etsa
13

digunakan jarum untuk menciptakan garis yang akan menjadi warna tinta
pekat, aquatint menggunakan serbuk resin yang tahan asam untuk
menciptakan efek tonal. Kebanyakan karya-karya grafis Goya menggunakan
teknik aquatint.

7) Drypoint
Merupakan variasi dari engraving, dikerjakan dengan alat runcing,
bukan dengan alat burin berbentuk "v". Sementara garis pada engraving
sangat halus dan bertepi tajam, goresan drypoint meninggalkan kesan kasar
pada tepi garis. Kesan ini memberi ciri kualitas garis yang lunak, dan
kadang-kadang berkesan kabur, pada drypoint. Karena tekanan alat press
dengan cepat merusak kesan tersebut, drypoint hanya berguna untuk jumlah
edisi yang sangat kecil; sekitar sepuluh sampai duapuluh karya. Untuk
mengatasi ini, penggunaan electro-plating (pelapisan secara elektrik dengan
bahan logam lain) telah dilakukan sejak abad sembilanbelas untuk
mengeraskan permukaan plat. Teknik ini kelihatannya ditemukan oleh
seorang seniman Jerman selatan abad limabelas yang memiliki julukan
Housebook Master, di mana semua karya-karyanya menggunakan drypoint.

8) Litografi
Litografi adalah teknik yang ditemukan pada tahun 1798oleh Alois
Senefelder dan didasari pada sifat kimiawi minyak dan air yang tak bisa
bercampur. Digunakan permukaan berpori, biasanya sejenis batu yang
disebut limestone/batu kapur; gambar dibuat pada permukaan batu dengan
medium berminyak. Kemudian dilakukan pengasaman , untuk mentransfer
minyak ke batu, sehingga gambar 'terbakar' pada permukaan. Lalu dilapisi
gum arab, bahan yang larut air, menutupi permukaan batu yang tidak
tertutupi medium gambar (yang berbasis minyak). Batu lantas dibasahi, air
akan berada pada bagian permukaan yang tidak tertutup medium gambar
berbasis minyak tadi; selanjutnya batu di-roll dengan tinta berbasis minyak
ke seluruh permukaan; karena air menolak sifat minyak pada tinta, maka
tinta hanya menempel pada bagian gambar yang berminyak. Kemudian
selembar kertas lembap diletakkan pada permukaan, image/gambar
ditransfer ke kertas dengan menggunakan alat press.
14

9) Cetak Saring
Cetak saring dikenal juga dengan sablon atau serigrafi menciptakan
warna padat dengan menggunakan teknik stensil. Mula-mula seniman
menggambar berkas pada selembar kertas atau plastik (kadang-kadang
dipakai juga film.) Gambar kemudian dilubangi untuk menciptakan stensil.
(Bagian yang berlubang adalah bagian yang akan diwarnai.) Sebuah
screendibuat dari selembar kain (asalnya dulu menggunakan sutra) yang
direntangkan pada rangka kayu. Selanjutnya stensil ditempelkan pada
screen. Kemudian screen diletakkan di atas kertas kering atau kain. Tinta
dituangkan di sisi dalam screen. Sebuah rakel dari karet digunakan untuk
meratakan tinta melintasi screen, di atas stensil, dan menuju ke kertas atau
kain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:

 Keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide,


dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu
menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil
pekerjaan tersebut.

 Tujuan mempelajari keterampilan sebagai berikut, a) Memahami konsep


dan pentingnya seni budaya, b) Menampilkan sikap apresiasi terhadap
seni budaya, c) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya, d)
Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal,
regional, maupun globlal.

 Kerajinan adalah menciptakan suatu produk atau barang yang dilakukan


oleh tangan dan memiliki fungsi pakai atau keindahan sehingga memiliki
nilai jual. Kerajinan tangan yang memiliki kualitas tinggi tentu harganya
akan mahal, jika kalian memiliki keterampilan dan berusaha untuk
membuat suatu produk mungkin dengan kerajinan yang akan anda miliki
bisa menjadi suatu usaha yang menjanjikan.

 Kerajinan Tangan memiliki dua fungsi yaitu Fungsi Pakai dan Fungsi
Hias.

 Terdapat 4 teknik di dalam ketrampilan dan kerajinan, sebahgai beriku:


Teknik basah, teknik kering, ragam hias atau ornamen, dan seni grafis.
B. Saran
Dalam pembelajaran kerajinan tangan sebaiknya menggunakan bahan yang
bervariasi dan mudah ditemukaan disekitar lingkungan tempat tinggal dan sekolah
sehingga tumbuh motivasi dan siswa akan merasa senang saat melaksanakan
pembelajaran keterampilan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Eko Purnomo, d. (2017). Seni Budaya VII. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
Gray, P. (2009). Panduan Lengkap Menggambar & Ilustrasi Objek & Observasi. (T. S.
Karisma, Editor)
Juih, d. (2000). Kerajinan Tangan dan kesenian. (Yudhistira, Editor, & Jakarta, Producer)

iv

Anda mungkin juga menyukai