Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS DENGAN KECERDASAN

DOSEN PENGAMPU: Dr. NURHASTUTI, M.Pd

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2

ANJAR MELTIANA (23003229)


FITRIANA KUSUSMA WARDANI (23003244)
KARTIKA SARI (23003251)
NURHIDAYAH (23003264)
SAINA FATHIASARI (23003273)

PROGRAM RPL PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Hubungan antara Kreativitas dengan Kecerdasan tepat waktu.
Makalah Hubungan antara Kreativitas dengan Kecerdasan ini disusun guna memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Pendidikan Anak dengan Kecerdasan dan Bakat Istimewa di
program RPL Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Padang. Selain itu, kami juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang pemahaman Pendidikan
Anak dengan Kecerdasan dan Bakat Istimewa terutama pada materi Hubungan antara
Kreativitas dan Kecerdasan.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Nurhastuti, M.Pd
selaku dosen pengampu sehingga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kami terkait bidang yang ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun senantiasa kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 12 Oktober 2023

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR – 1
DAFTAR ISI – 2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG – 3
B. RUMUSAN MASALAH – 4
C. TUJUAN – 4
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KREATIFITAS – 5
B. KARAKTERISTIK ORANG YANG KREATIF – 7
C. HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS DAN KECERDASAN – 11
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN – 16
DAFTAR PUSTAKA – 17

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kreativitas dan kecerdasan adalah dua konsep yang sering kali dihubungkan satu
sama lain dalam literatur ilmiah dan pemahaman umum tentang kemampuan kognitif
manusia. Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, inovasi, dan
karya seni yang orisinal dan bermanfaat, sementara kecerdasan mencakup kapasitas untuk
belajar, berpikir, merespon terhadap informasi, dan menyelesaikan masalah. Studi
tentang hubungan antara kreativitas dan kecerdasan telah menjadi topik yang menarik dan
penting, karena pemahaman tentang interaksi antara keduanya dapat memberikan
wawasan berharga dalam perkembangan individu, pendidikan, dan berbagai aspek
kehidupan manusia.

Kreativitas dan kecerdasan adalah konsep-konsep yang kompleks dan tidak selalu
memiliki definisi yang tetap. Munculnya berbagai teori dan model yang mencoba
menjelaskan kedua konsep ini telah memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana
kreativitas dapat diukur dan apakah kreativitas berbeda dari kecerdasan.

Penelitian tentang hubungan antara kreativitas dan kecerdasan sering kali fokus
pada perkembangan anak. Pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana kreativitas
berkembang seiring dengan pertumbuhan intelektual anak dan apakah ada pola kreativitas
yang berkorelasi dengan kecerdasan anak-anak telah menjadi subjek penelitian yang
penting.

Pendidikan adalah area di mana hubungan antara kreativitas dan kecerdasan sangat
relevan. Pendidik berusaha untuk memahami bagaimana memfasilitasi perkembangan
kreativitas sambil tetap memenuhi tuntutan pengembangan kecerdasan siswa. Pendidikan
yang berfokus pada pengembangan kreativitas dapat memberikan manfaat jangka
panjang bagi individu.

3
Dalam dunia penelitian ilmiah dan inovasi, kreativitas dan kecerdasan sering kali
saling melengkapi. Peneliti yang memiliki kemampuan kreatif dapat menghasilkan ide-
ide inovatif, sementara kecerdasan yang kuat dapat membantu dalam analisis dan
eksekusi proyek-proyek penelitian. Bagi individu, pemahaman tentang hubungan antara
kreativitas dan kecerdasan dapat membantu dalam pengembangan karier dan
pertumbuhan pribadi. Kreativitas dapat memungkinkan individu untuk mengeksplorasi
jalan baru dan solusi inovatif untuk masalah.

Dalam makalah ini, kita akan mengeksplorasi lebih dalam hubungan antara
kreativitas dan kecerdasan. Kami akan menggali hasil penelitian terbaru, teori-teori yang
berhubungan, dan implikasi dari pemahaman ini terhadap pendidikan, pengembangan
individu, dan perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Dengan pemahaman yang
lebih baik tentang hubungan ini, kita dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk
memanfaatkan kreativitas dan kecerdasan manusia secara lebih efektif dalam berbagai
aspek kehidupan.

B. Rumusan Masalah
Apa pengertian kreativitas?
Bagaimana karakteristik orang yang kreatif?
Bagaimana hubungan antara kreativitas dengan kecerdasan?

C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian kreatifitas
Untuk memahami karakteristik orang yang kreatif
Untuk menganalisis hubungan antara kreativitas dengan kecerdasan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian kreativitas

James J. Gallagher (1985) mengatakan bahwa “Creativity is a mental process by


which an individual creates new ideas or products, or recombines existing ideas and
pruduct, in fashion that is novel to him or her” (kreativitas merupakan suatu proses mental
yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau mengombinasikan
antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya).

Guilford (1950, dalam Davidoff, 1991: 121) mengatakan bahwa kreativitas adalah
berfikir divergen yaitu aktivitas mental yang asli, murni dan baru yang berbeda dari pola
pikir sebelumnya dan menghasilkan lebih dari satu pemecahan permasalahan.

Menurut Munandar (1999: 25) kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan


sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberi gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan
baru antara unsur yang sudah ada sebelumnya, kemampuan yang mencerminkan
kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir serta kemampuan untuk
mengelaborasi suatu gagasan.

Lebih lanjut Supriadi (1994) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan


seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata
yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa
kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan
terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, di tandai oleh suksesi, diskontinuitas,
diferensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan

Haefele (1962, dalam Munandar) kreativitas adalah kemampuan untuk membuat


kombinasikombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Contoh: Mobil dan helikopter
sudah ada beratus tahun yang lampau, tetapi ada muncul gagasan baru menggabung kedua
teknologi tersebut menjadi menjadi satu sehingga tercipta sebuah teknologi mobil

5
terbang. Haefele menekankan bahwa suatu produk kreatif tidak hanya baru dalam
gagasannya tetapi juga memiliki kebermaknaan.

Clarkl Monstakis (dalam Munandar, 1995) mengatakan bahwa kreativitas


merupakan pengalaman dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas
individu dalam bentuk terpadu antara hubungan diri sendiri, alam, dan orang lain. Pada
umumnya definisi kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses, produk,
dan press, seperti yang diungkapkan oleh Rhodes yang menyebut hal ini sebagai “Four
P’s of Creativity: Person, Process, Press, Product”. Keempat P ini saling berkaitan:
Pribadi yang kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif, dan dengan dukungan dan
dorongan (press) dan lingkungan, akan menghasilkan produk kreatif.

Adapun Semiawan (1997) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan


kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan
masalah.

Sementara itu Chaplin (1989), mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan


menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau dalam permesinan, atau dalam memecahkan
masalah-masalah dengan metode-metode baru.

Definisi berikutnya diutarakan oleh Csikzentmihalyi (dalam Munandar, 1995),


beliau memaparkan kreativitas sebagai produk berkaitan dengan penemuan sesuatu,
memproduksi sesuatu yang baru, daripada akumulasi keterampilan atau berlatih
pengetahua dan mempelajari buku.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa kreativitas


merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode
ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi,
suksesi, diskontinuitas, dan diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk
pemecahan suatu masalah.

6
Adapun proses kreatif hanya akan terjadi jika dibangkitkan melalui masalah yang
memacu pada lima macam perilaku kreatif, sebagaimana yang dipaparkan oleh Parnes
(dalam Nursito: 2000) sebagai berikut:
1. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk
memecahkan suatu masalah.
2. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide
guna memecahkan suatu masalah di luar kategori yang biasa.
3. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respons yang unik atau luar
biasa.
4. Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara
terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.
5. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai
tanggapan terhadap suatu situasi.

B. Karakteristik Orang Yang Kreatif

Salah satu aspek penting dalam kreativitas adalah memahami ciri-cirinya. Upaya
menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan kreativitas hanya mungkin
dilakukan jika kita memahami terlebih dahulu sifat-sifat kemampuan kreatif dan iklim
lingkungan yang mengitarinya.

Supriadi (1994) mengatakan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam


dua kategori, kognitif, dan nonkognitif. Ciri kognitif di antaranya orisinalitas,
fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. Sedangkan ciri nonkognitif di antaranya motivasi
sikap dan kepribadian kreatif. Kedua ciri ini sama pentingnya, kecerdasan yang tidak
ditunjang dengan kepribadian kreatif tidak akan menghasilkan apa pun. Kreativitas hanya
dapat dilahirkan dari orang cerdas yang memiliki kondisi psikologis yang sehat.
Kreativitas tidak hanya perbuatan otak saja namun variabel emosi dan kesehatan mental
sangat berpengaruh terhadap lahirnya sebuah karya kreatif. Kecerdasan tanpa mental
yang sehat sulit sekali dapat menghasilkan karya kreatif.

Sedangkan mengenai 24 ciri kepribadian yang ditemukannya dalam berbagai studi,


adalah sebagai berikut:

7
1. Terbuka terhadap pengalaman baru.
2. Fleksibel dalam berpikir dan merespons.
3. Bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan.
4. Menghargai fantasi.
5. Tertarik pada kegiatan kreatif.
6. Mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain.
7. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
8. Toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti.
9. Berani mengambil risiko yang diperhitungkan.
10. Pencaya diri dan mandiri.
11. Memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas.
12. Tekun dan tidak mudah bosan.
13. Tidakkehabisan akal dalam memecahkan masalah.
14. Kaya akan inisiatif.
15. Peka terhadap situasi lingkungan.
16. Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan daripada masa lalu.
17. Memiliki citra diri dan stabilitas emosi yang baik.
18. Tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistis, dan mengandung teka-
teki.
19. Memiliki gagasan yang orisinal.
20. Mempunyai minat yang luas.
21. Menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan konstruktif bagi
pengembangan diri.
22. Kritis terhadap pendapat orang lain.
23. Senang mengajukan pertanyaan yang baik.
24. Memiliki kesadaran etika moral dan estetik yang tinggi.

Selanjutnya Ayan (Rachmawati, 2005:16) melengkapi ciri kepribadian orang


kreatif dengan menambahkan beberapa karakteristik, sebagai berikut:
1. antusias
2. banyak akal
3. berpikiran terbuka
4. bersikap spontan

8
5. cakap
6. dinamis
7. giat dan rajin
8. idealis
9. ingin tahu
10. jenaka
11. kritis
12. mampu menyesuaikan diri
13. memecah belah
14. menjauhkan diri
15. orisinal atau unik
16. pemurung
17. penuh daya cipta
18. penuh pengertian
19. selalu sibuk
20. sinis
21. sulit ditebak
22. tekun
23. toleran terhadap resiko
24. asertif
25. berlebihan
26. bersemangat
27. bingung
28. cerdas
29. fleksibel
30. gigih
31. impulsive
32. introvert
33. keras kepala
34. linglung
35. mandiri
36. memiliki naluri petualang
37. mudah bergerak

9
38. pemberontak
39. pengamat
40. penuh humor
41. percaya diri
42. sensitive
43. skeptis
44. tegang
45. tidak toleran

Dari karakteristik tersebut kita dapat melihat, betapa sangat beragam dan
fluktuatifnya kepribadian orang kreatif. Orang kreatif memiliki potensi kepribadian yang
positif juga negatif. Sebagai contoh; ciri perilaku sosial individu kreatif cenderung tidak
toleran terhadap orang lain, sinis, skeptis, dan kadang pemberontak. Disinilah pentingnya
kehadiran guru sebagai pembimbing yang akan membantu anak menyeimbangkan
perkembangan kepribadiannya, sehingga anak kreatif dapat berkembang optimal tidak
hanya perkembangan inteligensinya tetapi juga perkembangan sosial dan emosinya.

Karakteristik anak berbakat seringkali mengarah pada beberapa masalah, yang dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Kecepatan belajar yang tinggi disertai Menjadi bosan dan frustrasi menghadapi
kemampuan berpikir abstrak dan berbagai repetisi dalam belajar. Terkesan sok
penalaran yang kritis dalam melihat pintar
hubungan antar ide
Kemampuan bahasa yang luar biasa biasa Mendominasi diskusi, kurang memiliki
keterampilan untuk mendengarkan orang lain
Memiliki tingkat energi yang tinggi Tidak membutuhkan banyak tidur, frustrasi
ketika tidak banyak aktivitas yang bisa
dilakukan.Tampak hiperaktif, mudah
bosantanpa adanya tantangan yang sesuai.
Rasa ingin tahu yang besar disertai luas Melakukan terlalu banyak aktivitas,
dengan minat yang kurangbaik dalam tugas-tugas kelompok,
suka bertanya pada saat yang tidak tepat.

10
Persistensi yang tinggi dalam Mengganggu rutinitas kelas, merasa
menghadapi tugs-tugas yang menarik terkekandengan aturan, suka melakukan
baginya. interupsi, aturan dianggap sebagai sesuatu
yang konyol.
Kreatif: banyak ide, luwes dalam Sering dianggap aneh, sering dianggap
berpikir, ide-idenya orisinil tidakmenghargai figur otoritas,
dianggappembangkang, tidak patuh.
Peka terhadap masalah-masalah moral Frustrasi menghadapi kondisi lingkungan,
dan keadilan serta permasalahan orang menunjukkan sikap yang sinis terhadap
dewasa lingkungan
Sense of humor yang cukup tinggi Menggunakan humor untuk menyerang
oranglain, bingung ketika leluconnya
tidakdipahami orang lain.
Lebih suka bergaul dengan anak yang Mengalami keterasingan ketika bergaul
lebih tua usianya dengan anak seusianya karena dianggap suka
mencari perhatian, aneh, terlalu pandai,
ataubisa jadi juga ditolak oleh anak yang
usianya lebih tua.
Perfeksionis Membuat standar yang tidak realistik bagi
dirinya sendiri maupun orang lain.
Mandiri Kurang suka bekerja dalamkelompok,
kurang kooperatif dalam kerja kelompok.
Kemampuan kepemimpinan Memahami dan memiliki berbagai
langkahkepemimpinan yang diterapkan
dalamkegiatannya.

C. Hubungan antara Kreativitas dan Kecerdasan Manusia

Kajian keterkaitan antara intelegensi dengan kreativitas selalu menarik perhatian


para pakar dan masyarakat pada umumnya. Bila kajian ini dibahas maka timbul beberapa
pertanyaan. Apakah orang memiliki intelegensi tinggi adalah orang yang kreatif atau
apakah orang yang kreatif adalah yang berintelegensi tinggi?. Apakah orang-orang kreatif

11
yang ada disekitar kita memang benar memiki intelegensi yang tinggi?. Lalu orang tidak
kreatif berarti dia memiliki intelegensi rendah?.

Mozart seorang seniman musik klasik yang sangat kreatif menyebutkan ia


mendapatkan ilham untuk penciptaan musiknya ketika ia sedang bergembira dan
berjalan-jalan dikebun, sedang merenung karena tidak bisa tidur dimalam hari atau ketika
habis makan. Ia sendiri tidak dapat menjelaskan mengapa itu bisa terjadi.

Kelihatanya, para seniman yang sangat kreatif tidak bisa menjelaskan secara
gamblang karya seninya dapat tercipta dengan baik. Psikolog pun menyadari hal ini
sebagai sesuatu yang rumit untuk dipahami. Davidoff mengatakan bahwa kreativitas dan
kecerdasan seseorang tergantung pada kemampuan mental yang berbeda-beda. Davidoff
(1991: 121) menyebutkan bahwa ukuran intelegensi pengarang, seniman, ahli matematika
dan ilmuwan hampir selalu diatas rata-rata. Tetapi angka kecerdasan itu sendiri tidak bisa
memprediksi seberapa tinggi tingkat kreatifitas seseorang itu nantinya.
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas
juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan
antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan.
Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear
dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak
mendukung hal itu.

Joel Barker (dalam Stoltz, 2000) menjelaskan kecerdasan menghadapi rintangan


sangat mempengaruhi kreativitas hal ini dikarenakan kecerdasan dalam menghadapi
rintangan menuntut kemampuan kreativitas yang timbul oleh hal-hal yang tidak pasti.
Orang-orang yang tidak Mampu menghadapi rintangan menjadi tidak mampu untuk
berpikir kreatif.

Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula.
Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitasyang tinggi pula.
Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih
tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat
kreativitas.

12
Sehubungan dengan intelelegensi ini, Guilford mengeluarkan model Struktur
Intelektual (Structure of Intellect) untuk menjelaskan kreativitas manusia. Struktur
intelegensi dibagi menjadi dua bagian yakni berpikir konvergen dan berpikir divergen.
Berpikir konvergen adalah kemampuan untuk melakukan penalaran dengan cara
konvensional dan sampai pada satu jawaban yang benar. Kecerdasan atau intelegensi
yang diukur oleh tes kecerdasan tradisonal menekankan pada berpikir konvergen.
Sedangkan berpikir divergen adalah proses berfikir yang memberikan serangkaian
alternatif jawaban bisa beraneka ragam, baru, yang akan berbeda dari pola pikir
sebelumnya dan menghasilkan lebih dari satu pemecahan permasalahan.

Berpikir divergen ini terkait dengan kreativitas. Kemampuan berfikir divergen


merupakan indikator dari kreativitas yang ditunjukkan beberapa karakteristik berikut:
1. Kelancaran, yaitu kemampuan untuk menghasilkan sejumlah besar ide-ide atau solusi
masalah dalam waktu singkat.
2. Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk secara bersamaan mengusulkan berbagai
pendekatan untuk masalah tertentu.
3. Orisinalitas, yaitu kemampuan untuk memproduksi hal baru, ide-ide asli.
4. Elaborasi, yaitu kemampuan untuk melakukan sistematisasi dan mengatur rincian ide
di kepala dan membawanya keluar.

Guilford meyakini bahwa standar tes inteligensi yang ada pada saat itu tidak
mendukung proses berpikir divergen. Tes inteligensi tidak dirancang untuk mengukur
hal ini, tetapi tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang
bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau
kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat
dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengembangan
proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam
berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan.

Renzulli (Akbar & Hawadi, 2006 : 12) seorang pakar pendidikan Amerika
mengatakan bahwa individu yang memiliki keunggulan dan mampu berprestasi tinggi
adalah mereka yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, kreativitas, serta

13
pengikatan diri terhadap tugas. Masing masing memiliki keterkaitan satu sama lain,
mereka yang memiliki kemampuan inteligensi tinggi dituntut memiliki kreativitas
sebagai kemampuan untuk :
a. Bersikap luwes (flexibility)
b. Lancar dalam memberikan pendapatnya (fluency)
c. Mampu menciptakan sesuatu yang baru (originality)
d. Mampu memperkaya suatu ide (elaboration)

Keterkaitan antara kreativitas dan inteligensi menurut Satiadarma dan Waruwu


(2003: 111) menunjukkan bahwa hingga tingkat tertentu terdapat hubungan antara
kreativitas dan inteligensi. Hubungan itu merupakan sesuatu yang mutlak karena
kreativitas tidak dapat berfungsi dalam suatu kekosongan. Kreativitas menjurus ke
penciptaan suatu yang baru tergantung pada kemampuan untuk mendapatkan
pengetahuan yang sudah umum diterima sebelumnya dan ini tergantung pada
kemampuan intelektual seseorang. Senada dengan sebelumnya, Mulyadi (Pamilu,
2007: 11) mengatakan antara kecerdasan dan kreativitas anak itu mempunyai
hubungan yang sangat erat, oleh karena itu anak tidak boleh hanya dididik menjadi
seorang anak yang cerdas saja, tetapi juga menjadi anak yang kreatif dan mempunyai
emosi stabil.

Intelegensi mempunyai hubungan positif yang sangat signifikan dengan


kreativitas, artinya semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang maka akan semakin
tinggi pula tingkat kreativitasnya. Hal ini sesuai dengan teori Anderson (Munandar,
1999). Kreativitas merupakan suatu proses penyatuan pengetahuan dari berbagai
bidang pengalaman yang berlainan untuk menghasilkan ide-ide yang bermanfaat
dengan cara baru dan lebih baik serta mampu merealisasikannya; dan kreativitas
merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis yaitu inteligensi,
gaya kognitif, dan kepribadian, yang secara bersamaaan membantu memahami apa
yang melatar belakangi individu yang kreatif.

Mendukung pendapat sebelumnya ,Glinow (2012:216) menyebutkan ada empat


karakteristik utama yang menjadikan seseorang berpotensi lebih kreatif yaitu:

14
kecerdasan, ketekunan,pengetahuan dan pengalaman, ciri personal dan nilai yang
mempresentasikan kebebasan imajinasi.

Berbeda dengan pendapat sebelumnya Kristi Aguirre (2011) menyatakan tidak


ada hubungan yang signifikan antara IQ dan kreativitas pada anak pra sekolah. Getzels
dan Jackson, Hampir tidak ada hubungan antara kreativitas dan inteligensi. Menurut
teori ini orang yang mempunyai IQ tinggi bisa saja kreativitasnya rendah atau
sebaliknya, hal itu menunjukkan kreativitas dan inteligensi adalah dua ranah
kemampuan manusia yang berbeda dalam sifat dan orientasinya, inteligensi tidak
dapat dijadikan kriteria tunggal untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif.

Kemudian Taylor dan Holand (Slameto, 2010) berpendapat bahwa, kecerdasan


hanya memegang peranan yang kecil saja di dalam tingkah laku kreatif, dan dengan
demikian tidak memadai untuk dipakai sebagai ukuran kreativitas. Berdasarkan teori
ini, mengukur kreativitas tidak hanya menjadikan inteligensi sebagai alat ukur, namun
ada aspek aspek lain yang perlu dikaitkan dalam mengukur kreativitas.

Selain itu ditambahkan oleh Hurlock (2010) dalam bukunya yang mengatakan
bahwa kecerdasan dan kreativitas berjalan seiring tergantung pada faktor diluar
kreativitas dan kecerdasan itu sendiri. Faktor lingkungan atau dalam diri seseorang
sering mengganggu perkembangan kreativitas.

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Setiap individu mempunyai potensi kreativitas masing-masing. Kreativitas sering


dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk menemukan hal-hal yang baru yang belum
pernah ia dapatkan sebelumnya, baik berupa konsep berfikir maupun berupa produk nyata. Ada
beberapa faktor yang memiliki keterkaitan erat dengan kemampuan untuk berpikir dan berbuat
kreaktif, salah satu fator tersebut adalah intelegensi.
Intelegensi merupakan kemampuan individu dalam memecahkan persoalan dengan cepat,
tepat dan akurat. Dari beberapa penelitian terdahulu ditemukan bahwa intelegensi memiliki
pengaruh terhadap tingkat kreativitas individu. Individu-individu dengan intelegensi tinggi
biasanya cenderung lebih kreatif. Tapi bukan berarti individu-individu dengan intelegensi
rendah tidak kreatif. Selain intelegensi ada faktor lain yang mempengaruhi kreativitas.
Kecerdasan dan kreativitas merupakan komponen yang berbeda satu sama lain, namun
memiliki keterkaitan Kreativitas individu bisa diasah, dikembangkan dan ditingkatkan melalui
pendidikan, latihan keterampilan dengan pengembangan beberapa metode. kreativitas individu
dapat muncul dan berkembang sebanyak mungkin bila hambatan dari lingkungan eksternal
semakin kecil.

16
DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, C. P. Alih bahasa oleh Kartini Kartono. (1989). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Davidoff, Linda L. 1991. Psikologi Suatu Pengantar jilid 2 (terjemahan). Jakarta: Erlangga
Dewi Fitriana. 2016. INDIVIDU BERBAKAT (GIFTEDNESS): TINJAUANPSIKOLOGI
PENDIDIKAN. Jurnal Al-Qalb, Jilid 7, Nomor 1, Maret 2015, hlm.
Gallagher, James. J. (1985). Teaching The Gifted Child. Boston: Allyn And Bacon, Inc.
Hurlock, Elizabeth B. 2010. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Munandar, S. C. Utami. (1985). Mengembangkan bakat dan Kreati vitas Anak Sekolah. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Munandar, Utami. 2012. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Pamilu, Anik, 2007. Mengembangkan Kreativitas dan Kecerdasan Anak. Yogyakarta: Citra
Media.
Rachmawati Yeni., dan Euis Kurniati. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak
Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikbud.
Satiadarma, Monty, P. 2003. Mendidik Kecerdasan. Jakarta: Pustaka Obor.
Semiawan Conny, AIim Djeniah. (2002). Petunjuk Layanan dan Pem binaan Kecerdasan Anak.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Semiawan, Conny. (1997). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Ja- karta: Gramedia
Widiasarana Indonesia. Semiawan, Conny, dkk. (1992). Pengenalan dan Pengembangan
Bakat Sejak Dini. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Supriadi, Dedi. (1994). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembang an Iptek. Bandung: Alfabeta.

17

Anda mungkin juga menyukai