Anda di halaman 1dari 20

KREATIVITAS, KEBERADAAN DAN LAYANAN PENDIDIKAN ANAK

BERBAKAT

Makalah Ini Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Ika Ariyati,M.Pd

Disusun Oleh:

Rendy Ariza Pratama 221310027

Rodiyah Umri 2213101029

Progam Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS MA’ARIF LAMPUNG

2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberi nikmat, rahmat serta
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Kreativitas Keberbakatan Dan Layanan Pendidikan Anak Usia Dini tepat waktu.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah di progam studi Pendidikan
Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah Universitas Ma’arif Lampung pada
semester Dua. Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Ika Ariyati, M.Pd selaku
dosen pembimbing Mata kuliah Psikologi Pendidikan dan kepada segenap pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada
banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum. Wr.Wb.

Metro, 23 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. LatarBelakang...........................................................................................1
B. RumusanMasalah.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

A. Kreativitas..................................................................................................2
B. Keberbakatan Dan Layanan Pendidikan Anak Berbakat............................
BAB III PENUTUP..............................................................................................10

A..Kesimpulan................................................................................................10
B..Saran..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................11

iii
BAB 1

PENDAHULUAH

A. LATAR BELAKANG
Dalam makalah ini akan diuraikan tentang kreativitas
keberbakatan dan layanan pendidikan anak berbakat. Sedang sub bab
tentang kreativitas akan diuraikan tentang pendekatan dan pengertian
kreativitas. Sub bab tentang keberbakatan dan layanan pendidikan anak
berbakat akan diuraikan pengertian keberbakatan dari beberapa ahli,
perbedaan pengertian Gifted dan Talented serta layanan pendidikan
anak berbakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud kreativitas?
2. Bagaimana Keberbakatan Dan Layanan Pendidikan Anak
Berbakat?

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kreativitas
Dalam makalah ini akan diuraikan tentang kreativitas
keberbakatan dan layanan pendidikan anak berbakat. Sedang sub bab
tentang kreativitas akan diuraikan tentang pendekatan dan pengertian
kreativitas. Sub bab tentang keberbakatan dan layanan pendidikan anak
berbakat akan diuraikan pengertian keberbakatan dari beberapa ahli,
perbedaan pengertian Gifted dan Talented serta layanan pendidikan
anak berbakat.
1. Pengertian Kreativitas
Secara konvensional kreativitas didefinisikan dengan
pendekatan tiga P yaitu pendekatan: pribadi yang kreatif, proses
kreatif, dan produk kreatif (Barron, 1988 dalam Davis, 1993).
Kemudian timbul pandangan baru yang menyatakan bahwa pendekatan
press, juga penting untuk memahami kreativitas
(Isaksen, 1987; Mooney, 1963; Taylor, 1988 dalam Davis,
1993). Keempat pendekatan tersebut saling berkaitan secara jelas.J
kreatif merupakan hasil proses kreatif yang muncul dari seorang yang
kreatif yang didukung oleh lingkungan yang kondusif (press). Torrance
(1988) menggambarkan hubungan proses kreatif, pribadi Produk
kreatif, produk kreatif dan press (pendorong) dengan kalimat: "Saya
memilih definisi proses kreatif sebagai tujuan penelitian. Saya berpikir
bila saya memilih proses kreatif sebagai fokus, saya kemudian
bertanya, pribadi macam apa yang harus mendorong sehingga proses
dapat berhasil, lingkungan memfasilitasinya dan produk macam apa
yang akan dihasilkan macam apa yang dari operasi yang sukses dari
kreativitas" (Torrance, 1988 dalam Davis, 1993). Secara berturut-turut
berikut akan dijelaskan masing-masing pendekatan kreativitas.
a. Pendekatan Pribadi Kreatif

v
Menurut Hulbeck (1945 dalam Munandar, 1980, 1999)
tindakan pribadi kreatif didefinisikan sebagai berikut. "Creative
action is an imposing of one's own whole personality on the
environment in a unique and characteristic way". Tindakan kreatif
muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Sternberg dan Lubart (1995, dalam Sternberg & O'Hara,
1999) menyatakan bahwa ada enam elemen yang menyatu
membentuk kreativitas: inteligensi, pengetahuan, gaya berpikir,
kepribadian, motivasi dan lingkungan. Inteligensi termasuk salah
satu kekuatan yang bergabung memengaruhi perilaku dan pikiran
kreatif. Berdasar teori triachic human intelligence Sternberg, tiga
aspek inteligensi yang memengaruhi kreativitas, adalah sintesis,
analisis, dan kemampuan praktis,
Kemampuan sintesis adalah kemampuan membangkitkan
ide yang baru, berkualitas tinggi dan sesuai dengan tugas. Karena
kreativitas dipandang sebagai sesuatu yang baru, berkualitas tinggi
dan sesuai dengan tugas, maka kreativitas bervariasi berdasar
pribadi, tugas dan lingkungannya. Elemen kunci utama
kemampuan sintesis adalah yang disebut Sternberg Ed. (1999)
metacomponent atau metakognisi, yang berupa proses eksekutif
tingkat tinggi dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi
performansi tugas. (Berdasar rincian ini, tampaknya yang disebut
metakomponen tidak berbeda dengan metakognisi yang sudah
dibahas sebelumnya). Metakomponen adalah salah satu proses
pembuatan definisi baru. Dengan kata lain, pribadi yang kreatif
melihat masalah yang dilihat orang lain dengan cara lain, dan
mendefinisikan kembali dengan cara yang sama sekali berbeda. Ini
berarti ide tersebut "menentang orang banyak" (defy the crowd)
atau dengan istilah umum "melawan arus".

vi
Peran analisis inteligensi dalam penerapan kreativitas
berkaitan dengan kemampuan mengevaluasi ide-idenya sendiri,
dan kemudian memutuskan ide yang mana bermakna untuk
diteruskan. Bila ide tertentu bermakna untuk diteruskan,
kemampuan analisis dapat digunakan lebih lanjut untuk
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan ide tersebut, sehingga dapat
ditemukan cara menyempurnakan ide tersebut. Pribadi yang
kemampuan sintesisnya tinggi tetapi kemampuan analisisnya
rendah, mungkin membutuhkan orang lain untuk berperan sebagai
evaluator.
Kemampuan inteligensi ketiga yang berperan dalam
kreativitas adalah kemampuan praktis, yaitu kemampuan
menerapkan keterampilan intelektual dalam konteks kehidupan
sehari-hari. Karena ide-ide kreatif cenderung sering ditolak, maka
penting sekali orang yang ingin kreativitasnya berdampak, harus
menemukan cara mengomunikasikan ide secara efektif, dan belajar
memengaruhi orang lain mengenai keunggulan ide-idenya.
b. Pendekatan Proses Kreatif
Menurut Torrance (1955, 1988) kreativitas didefinisikan
sebagai proses yang menyerupai langkah-langkah dalam metode
ilmiah, yaitu:
a) Memahami adanya kesulitan, masalah kesenjangan informasi,
b) elemen yang hilang, sesuatu yang menyimpang (askew).
c) Memperkirakan dan merumuskan hipotesis tentang perbedaan-
perbedaan.
d) Menilai dan mengetes perkiraan (guesses) dan hipotesis.
Memperbaiki dan mengetes kembali.
e) Mengomunikasikan hasil (Torrance, 1988 dalam Davis, 1993).
Definisi Torrance tersebut bersifat unik karena meliputi
seluruh langkah-langkah kreatif mulai dari menemukan masalah
sampai dengan menyampaikan hasil.

vii
c. Pendekatan Produk Kreatif
Definisi yang terfokus pada produk kreatif menekankan
unsur orisinalitas, kebaruan, kebermaknaan. Definisi yang
menekankan kebaruan atau hal-hal yang baru seperti dikemukakan
Baron (1969, dalam Davis, 1993) sebagai berikut: "Creativity may
be defined, quite simply, as the ability to bring something new into
existence". Kreativitas dapat didefinisikan secara sangat sederhana
sebagai kemampuan menciptakan sesuatu yang baru". Definisi-
definisi lain yang menekankan kebaruan adalah definisi Newell,
Show & Simon (1962), Baron (1989); May (1959); Rhodes (1961);
Murray (1968) yang dikutip oleh Davis (1993). Penekanan pada
orisinalitas, misalnya pernyataan Mason (1960) sebagai berikut;
"Creativeness in the best sense of word, requires two things: an
original concept, or idea, and a benefit to someone" (Mason 1960
dalam Davis 1993). Kreativitas dalam pemahaman yang paling
baik, mempersyaratkan dua hal: suatu konsep atau ide yang orisinal
dan suatu keuntungan bagi seseorang. Definisi lain yang
menekankan pada orisinalitas adalah definisi Fox dalam Fabun
(1968 dalam Davis 1993). Definisi yang menekankan pada
kebermaknaan dikemukakan oleh Haefele (1962, dalam Davis
1993), sebagai berikut: "Creativity is defined as the ability to make
new combination of social worth". Kreativitas dapat didefinisikan
sebagai kemampuan membuat kombinasi baru yang bermakna
sosial.
d. Pendekatan Pendorong Kreatif (Press)
Pendekatan yang keempat pada kreativitas terfokus pada
dorongan kreatif, sosial dan lingkungan psikologi. Ini berarti
terdapat dua macam dorongan yaitu internal (dari diri sendiri)
maupun dorongan eksternal (dar lingkungan sosial dan psikologis).
Menurut Simpson dalam Vernon (1982 dalam Utami Munandar,
1999) dorongan internal merupakan: "the initiative that one

viii
manifest by his power to break away from the usual sequence of
thought". Inisiatif yang dimanifestasikan dengan dorongan untuk
keluar dari seluruh pemikiran yang biasa.
kreativitas tidak hanya tergantung pada keterampilan dalam
bidang dan dalam berpikir kreatif, tetapi juga pada motivasi
intrinsik (pendorong internal) untuk bersibuk diri dalam bekerja
dan pada lingkungan yang kondusif (pendorong eksternal).
2. Ciri-ciri Kemampuan Kreatif dalam Berpikir
Guilford (1959, dalam Utami Munandar, 1999) menyatakan
bahwa ciri-ciri utama kreativitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
ciri bakat (aptitude trait) dan ciri non bakat (non-aptitude trait). Ciri-
ciri aptitude trait kreativitas (berpikir kreatif) meliputi kelancaran,
kelenturan atau keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam
berpikir, dan ciri-ciri ini dioperasionalisasikan dalam tes berpikir
divergen. Sedang yang non-aptitude trait misalnya kepercayaan diri,
keuletan dan apresiasi estetik, rasa ingin tahu, tertarik terhadap tugas-
tugas majemuk yang dirasakan sebagai tantangan, berani mengambil
risiko untuk membuat kesalahan atau untuk dikritik orang lain, tidak
mudah putus asa, menghargai keindahan, mempunyai rasa humor,
ingin mencari pengalaman- pengalaman baru, dapat menghargai diri
sendiri maupun orang lain (Utami Munandar, 1997, 1999).
Guilford (1959) menyatakan bahwa kemampuan berpikir
kreatif memiliki ciri-ciri: kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility),
orisinalitas (originality), elaborasi (elaboration) dalam berpikir (dalam
Utarni Munandar, 1999).
a. Kelancaran (fluency) adalah kemampuan untuk memberikan
gagasan-gagasan dengan cepat (penekanan pada kuantitas).
b. Kelenturan (flexibility) adalah kemampuan untuk memberikan
gagasan yang beragam, bebas dari perseverasi.
c. Orisinalitas (originality) adalah kemampuan untuk memberikan
gagasan yang secara statistik unik dan langka untuk populasi

ix
tertentu dan kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru
atau membuat kombinasi-kombinasi baru antara macam-macam
unsur/bagian. Makin banyak unsur-unsur yang dapat digabung
menjadi satu gagasan atau produk, makin orisinal pemikiran
individu.
d. Kemampuan mengelaborasi adalah kemampuan untuk
mengembangkan merinci dan memperkaya suatu gagasan (Utami
Munandar, 1999).
Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif tersebut selanjutnya
dijadikan aspek-aspek yang diukur atau dengan kata lain pengukuran
(measurement) kreativitas ditujukan pada keempat aspek tersebut,
yaitu: kelancaran, kelenturan, orisinalitas dan elaborasi.
3. Pendekatan Selain Pendekatan 4P
Selain pendekatan 4P terhadap kreativitas terdapat
pendekatan lain, yaitu pendekatan kognisi, kepribadian, psikologi
sosial, pendekatan sistem (Ng Aik Kwang, 2001).
a. Pendekatan Kognitif
Seseorang dikatakan kreatif apabila mampu melakukan
pemecahan masalah secara praktis dan inovatif. Hal ini
dikarenakan adanya kebutuhan. Ini menuntut adanya beberapa hal
yang jarang ditemukan dalam pemecahan masalah biasa. Di
antaranya suatu masalah yang sulit menentukan sifat dari
masalahnya, sehingga sulit menentukan apa yang harus dilakukan,
sulit menentukan informasi yang harus dikumpulkan, dan cara-cara
yang tidak konvensional.
b. Pendekatan Kepribadian yang Kreatif
a) Seorang kreatif memperlihatkan keinginan yang asli. (genuine)
mengenai apa yang ingin dilakukan.
b) Keinginan tersebut menyebabkan seorang kreatif bersedia
menambah waktu dan energinya untuk mencapai tujuannya.

x
c) Memiliki toleransi terhadap ambiguitas (ambiguity) yang
tinggi.
d) Tertarik mendalami masalah-masalah yang kompleks dan
berminat pada bidang-bidang yang luas.
e) Sangat percaya pada dirinya sendiri tentang apa yang dilakukan
dan bertindak bebas dan otonom (Ng Aik Kwang, 2001).
c. Pendekatan Lingkungan yang Kreatif
Amabile (dalam Ng Aik Kwang, 2001) menyatakan suatu
produk atau respons disebut kreatif apabila beberapa peneliti yang
sesuai secara bebas menyetujui bahwa produk it dikatakan kreatif.
Peneliti yang sesuai adalah para ahli dalam fanah (domain) dari
produk tersebut.
Menurut Amabile (dalam Ng Aik Kwang, 2001) terdapat 3
(tiga) komponen dalam Motivasi Intrinsik, yaitu:
a) Keterampilan dalam ranah yang relevan (domain-relevant
skill) yang mengacu pada pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang berkaitan dengan ranah khusus di mana
seorang kreatif tertarik.
b) Keterampilan yang relevan dengan kreativitas (creativity-
relevant skill) yang mengacu pada kemampuan kognisi,
seperti kemampuan berpikir divergen, ciri-ciri kepribadian
seperti keterbukaan terhadap pengalaman, kecondongan
(penchant) mengambil risiko, toleransi yang besar terhadap
kebermaknaan ganda (ambiguitas).
c) Motivasi intrinsik yang mengacu pada keinginan untuk
melakukan suatu tugas yang masih dipertanyakan.
d) Pendekatan sistem.
e) Kreativitas tidak akan terjadi dalam keadaan sosial yang
hampa (vacuum). Sebaliknya justru harus ada hubungan yang
erat antara orang yang kreatif dengan dunia sosialnya, tempar
membentuk aktivitas kreatifnya..

xi
f) Aspek kunci terhadap kreativitas sehingga menjadi lebih
menyeluruh (comprehensif) adalah sistem kreativitas.
Pendekatan lain lebih cenderung untuk memahami apa itu
kreativitas? Pendekatan sistem cenderung membahas dimana
kreativitas?
g) Menurut Csikszenmihalvi (1996 dalam Ng Aik Kwang, 2001)
kreativitas itu ditemukan dalam sistem yang terdiri dari 3
(tiga) bagian yang saling berkaitan, yaitu: individu (person).
ranah (domain), bidang (field),
4. Proses Berpikir Divergen dan Konvergen Merupakan Satu
Putaran (Cyclic)
De Vito (1989) berpendapat bahwa berpikir divergen dan
konvergen merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
bahkan justru membangun suatu sinergi. Secara rinci De Vito
menyatakan bahwa proses berpikir divergen dan konvergen saling
melengkapi satu sama lain dan merupakan suatu putaran (cyclic). Agar
dapat ditingkatkan peranannya atau kegunaannya, kemampuan
divergen harus diperluas atau diperberat masalah yang harus
dipecahkan sehingga dapat dihasilkan ide-ide yang lebih banyak dan
berkualitas.
Model konvergen-divergen adalah suatu proses perluasan
(expansion) ide-ide, seleksi alternatif pemecahan masalah dan
pengujian atau evaluasi seleksi, kemudian kembali ke proses divergen
untuk tingkat perluasan, seleksi dan pengujian seleksi yang baru. Ini
berarti kreativitas dengan kemampuan divergennya dapat menyediakan
beberapa alternatif pemecahan masalah guna mendukung pemilihan
atau penentuan strategi belajar atau strategi penyelesaian tugas-tugas
akademik yang tepat untuk dilaksanakan dalam SRL
Pandangan yang sejalan dengan pandangan De Vito (1989)
adalah hasil penelitian Siler (1990) yang menyimpulkan bahwa sistem
kerja otak dapat dianalogikan dengan sistem kerja atom, yakni pada

xii
suatu saat semua sel belahan orak kiri dan kanan melakukan peleburan
atau fusi (fusion) sehingga menjadi suatu kekuatan. Sepersekian detik
kemudian melakukan proses pemecahan atau pembelahan (fission).
Pada waktu orak melakukan peleburan, maka yang dihasilkan adalah
kekuatan yang sifatnya intuitif, sedang pada saat otak melakukan
pembelahan yang dihasilkan adalah kemampuan penalaran (reasoning).
5. Ciri-ciri Utama Kreativitas
Ciri-ciri utama kreativitas dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
yaitu:
a. Ciri Bakat (Aptitude Trait) Ciri bakat (aptitude trait) atau berpikir
kreatif meliputi:
a) Kelancaran
b) Kelenturan atau seluwesan
c) Orisinalitas dalam berpikir
Ciri-ciri ini dioperasionalkan dalam tes berpikir divergen

b. Ciri-ciri Non Aptitude Trait 1)


a) Kepercayaan diri
b) Keuletan dan apresiasi estetik
c) Rasa ingin tahu
d) Tertarik terhadap tugas-tugas majemuk yang dirasakan sebagai
tantangan
e) Berani mengambil risiko untuk membuat kesalahan atau untuk
dikritik orang lain
f) Tidak mudah putus asa
g) Menghargai keindahan
h) Mempunyai rasa humor
i) Ingin mencari pengalaman-pengalaman baru
j) Dapat menghargai diri sendiri maupun orang lain (Utami
Munandar, 1997, 1999)
6. Ciri-ciri Kepribadian Kreatif Menurut Csikzentmihalyi (1996)

xiii
a. Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang
memungkinkan mereka bekerja berjam-jam dengan konsentrasi
penuh, tetapi mereka juga bisa tenang dan rileks, bergantung pada
situasinya.
b. Pribadi kreatif cerdas dan cerdik, tetapi pada saat yang sama
mereka juga naif. Mereka mampu berpikir konvergen dan divergen.
c. Ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi antara sikap
bermain dan disiplin.
d. Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi,
namun tetap bertumpu pada realitas.
e. Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik introversi
maupun ekstroversi.
f. Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya
pada saat yang sama.
g. Pribadi kreatif menunjukkan androgini psikologis, yaitu mereka
dapat melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminin).
h. Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang tetapi di
lain pihak mereka bisa tetap tradisional dan konservatif.
i. Kebanyakan orang kreatif sangat bersemangat (passionate) bila
menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat objektif dalam
penilaian karyanya.
j. Keunggulan sering mengundang tantangan dari lingkungan dan
pribadi kreatif bisa merasa terisolir dan seperti tidak dipahami.
B. Keberbakatan Dan Layanan Pendidikan Anak Berbakat
1. Beberapa Pengertian Keberbakatan
Belum terdapat pengertian yang sama tentang Keberbakatan
dari beberapa ahli. Hagen dan Hollingworth (dalam Hawadi 2002)
membedakan antara gifted dan talented. Gifted ditujukan pada
individu yang memiliki kemampuan akademik tinggi, sedang
talented ditujukan pada individu dengan kemampuan unggul di
bidang seni, musik dan drama.

xiv
2. Ciri-ciri Keberbakatan
Ciri-ciri yang akan dikemukakan berikut ini merupakan
ciri-ciri keberbakatan intelektual yang telah disusun oleh Utami
Munancar berdasarkan Kuesioner Penilaian Ciri-ciri Anak
Berbakat yang diisi oleh guru kelas, tahun 1982. Ciri-ciri tersebut
meliputi:
a. Ciri-ciri Intelektual
a) Mudah menangkap pelajaran.
b) Ingatan baik.
c) Perbendaharaan kata luas:
d) Penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami
hubungan sebab akibat).
e) Daya konsentrasi baik (perhatian tidak mudah teralihkan).
f) Menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik.
g) Senang dan sering membaca.
h) Ungkapan diri lancar dan jelas.
i)Pengamat yang cermat.
j)Senang mempelajari kamus, peta, ensiklopedi
k) Cepat memecahkan soal.
l)Cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan.
m) Cepat menemukan asas dalam suatu uraian.
n) Mampu membaca pada usia lebih muda.
o) Daya abstraksi tinggi..
p) Selalu sibuk menangani berbagai hal.
b. Ciri-ciri Kreativitas
a) Dorongan ingin tahu besar.
b) Sering mengajukan pertanyaan yang baik.
c) Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu
masalah.
d) Bebas dalam menyatakan pendapat.
e) Mempunyai rasa keindahan.

xv
f) Menonjol dalam salah satu bidang seni.
g) Mempunyai pendapat sendiri dan mengungkapkannya,
tidak mudah terpengaruh orang lain.
h) Rasa humor tinggi.
i) Daya imajinasi kuat.
j) Keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan
gagasan, karangan, dan sebagainya: dalam pemecahan
masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang
diperlihatkan oleh anak-anak lain.
k) Dapat bekerja sendiri.
l)Senang mencoba hal-hal baru.
m) Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu
gagasan (kemampuan elaborasi).
3. Layanan Pendidikan Anak Berbakat
Sebagai telah diuraikan pada sub bab sebelumnya, dan
kawan-kawan (1981) menyatakan bahwa kinerja (performansi)
Renzulli seorang individu di samping dipengaruhi oleh
kemampuan intelektualitas, juga dipengaruhi oleh kreativitas
bersamaan dengan komitmen menyelesaikan tugasnya. Walaupun
yang muncul dua ranah (domain) yang mendampingi kemampuan
intelektual merupakan ranah non intelektual (kreativitas dan
komitmen penyelesaian tugas), namun ranah non intelektual
tersebut sangat menentukan kinerja intelektual seseorang. Ketiga
ranah tersebut saling berinteraksi dan bersinergi yaitu: inteligensi
(IQ) di atas rata-rata (> 120), kreativitas dan komitmen terhadap
tugas (task commitment).
Layanan pendidikan anak berbakat hendaklah bertitik tolak
dari pandangan Renzulli dkk. Ketiga ranah tersebut harus
diberikan pengembangan secara tepat. Pada hakikatnya
keberbakatan intelektual adalah integrasi kemampuan-kemampuan

xvi
yang terakselerasikan dalam perkembangannya atau dengan kata
lain yang perkembangannya berlangsung secara cepat

xvii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.
Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan
yangsangat penting pada saat ini.Kreativitas akan menghasilkan berbagai
inovasi danperkembangan baru dalamsuatu kehiduapan. Individu dan
organisasi yang kreatifakan selalu dibutuhkan olehlingkungannya karena
mereka dapat mampu memenuhikebutuhan lingkungan yang terus berubah
dan mampu untuk bertahan dalamkompetisi global yang dinamis dan ketat.
Pesertadidik yang kreatif adalah peserta didik yang dapa tmengembangkan
kemampuan berpikirnyadengan baik. Kreativitas perlu dipupuk sejak dini
karena sejak masih usia dini, kreativitasseseorang dapat dikembangkan
dengan optimal. Kreativitas juga begitu bermakna dalamhidup karena
kreativitaslah yang membuat hidup kita lebih berwarna, tanpa adanya
kreativitasmungkin hidup kita akan terasa membosankan (monoton).
Bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan
kemampuan di atasrata-rata yang telah ada pada diri kita secara alamiah
dan perlu dilatih untuk mencapai hasilyang maksimal. Bakat baru muncul
bila ada kesempatan untuk berkembang ataudikembangkan. Setiap anak
terlahir di dunia ini memiliki bakat dan potensi yang jika diasahdan
dikembangkan akan menghasilkan prestasi yang luar biasa. Untuk itu,
orang tuahendaknya menyadari hal itu, kemudian menyalurkannya sesuai
dengan bakat dan minat yangdimilikinya.
Layanan pendidikan anak berbakat yang mengalami perkembangan
yang sangat cepatmembutuhkan kurikulum berdeferensiasi yaitu
kurikulum yang berbeda dengan kurikulumumu (Kurikulum Nasional).
Kurikulum berdeferensiasi terutama diarahkan untukmengembangkan
fungsi belahan otak kanan, dengan pengalaman belajar yang
dirancangsecara khusus agar tujuannya yaitu pengembangan keberbakatan
dapat tercapai secaraoptimal

xviii
B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami meminta
kritik yang membangun dari para pembaca

xix
DAFTAR PUSTAKA

xx

Anda mungkin juga menyukai