Anda di halaman 1dari 14

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT

Makalah Ini Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Filsafat Umum

Dosen Pengampu: Ari Rohmawati, M.Phil

Oleh Kelompok 1 :

M Bahrul Izzi 221230040

Lilik Wijayanti 221230032

Zahra Vita Anggraeni 221230067

Dwi Panji Alfian 221230016

Progam Studi Perbankan Syari’ah

FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF (IAIMNU)

METRO LAMPUNG

2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan yang maha esa atas segala limpahan
rahmat,taufik dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Umum dengan Judul
Aliran Aliran Filsafat

Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada Ibu Ari Rohmawati,
M.Phil selaku Dosen pengampu mata kuliah Filsafat Umum yang telah
memberikan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini

Penulis menyadari bahwa dalam pemulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas kemampuan kami.
Maka dari itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran guna untuk
membangun para pembaca. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Metro, 30 September 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang.....................................................................................................
B. RumusanMasalah................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Aliran Aliran Filsafat..........................................................................................


B. Tokoh Tokoh Aliran Filsafat...............................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAH

A. LATAR BELAKANG
Pembahasan aliran. aliran filsafat merupakan penelahan
salah satu aspek sekaligus menyangkut dengan faham dan pandangan
para ahli pikir dan filosuf. Dari kajian ini para ahli melihat sesuatu atau
menyeluruh, mendalam dan sistematis. Para filsus menggunakan sudut
pandang yang berbeda sehingga menghasilkan filsafat yang berbeda
pula. Antara aliran atau paham satu dengan yang lainnya, ada yang
saling bertentangan dan ada pula yang memiliki konsep dasar yang
sama. Akan tetapi meskipun bertentangan, bukanlah untuk saling.
dipertentangkan. Justru dengan banyak aliran atau paham yang sudah
diperkenalkan oleh tokoh tokoh filsafat, kita dapat memilih cara yang
pas dengan persoalan yang sedang kita hadapi.
Memahami sistem filsafat sesungguhnya menelusuri dan
mengkaji suatu pemikiran mendasar dan tertua yang mengawali
kebudayaan manusia. Suatu sistim, filsafat berkembang berdasarkan
ajaran seorang atau beberapa orang tokoh pemikir filsafat. Sistem
filsafat sebagai suatu masyarakat atau bangsa. Sistem filsafat amat
ditentukan oleh potensi dan kondisi masyarakat atau bangsa itu,
tegasnya oleh kerjasama faktor dalam dan faktor luar. Faktor-faktor ini
diantaranya yang utama ialah sikap dan pandangan hidup, cita rasa dan
kondisi alam lingkungan. Apabila cita karsanya tinggi dan kuat tetapi
kondisi alamnya tidak menunjang, maka bangsa itu tumbuhnya tidak
subur (tidak jaya). Tujuan dari penulisan makalah ini sendiri, selain
memenuhi kewajiban membuat tugas, adalah untuk memenuhi rasa
ingin tahu dan keterkaitan penulis terhadap bab aliran alira filsafat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertiam dari aliran rasionalisme, empirisme, idealisme,
realisme?
2. Siapa saja yang berperan dalam aliran aliran filsafat tersebut?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aliran Aliran Filsafat


1. Rasionalisme
Rasionalisme adalah adalah aliran filsafat yang menyatakan
bahwa kebenaran dapat diperoleh hanya melalui hasil pembuktian,
logika dan analisis terhadap fakta. Segala sumber pengetahuan
dalam rasionalisme berasal dari akal pikiran atau harus bersifat
rasional realistis.1
Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam
memperoleh pengetahuan, pengalaman indera diperlukan untuk
merangsang memberikan bahan akal yang dapat bahan yang
menyebabkan akal tersebut bekerja. Akan tetapi untuk sampainya
manusia kepada kebenaran adalah semata mata dengan akal.
Laporan indera menurut rasionalisme merupakan bahan yang
belum jelas. Bahan ini kemudian dipertimbangkan oleh akal dalam
pengalaman berpikir. Akal membentuk bahan tersebut sehingga
terbentuk pengetahuan yang benar. Jadi akal bekerja karena bahan
dari indera. Akan tetapi akal juga dapat menghasilkan
pengetahuan yang tidak berdasarkan bahan inderawi sama sekali,
jadi akal juga dapat. menghasilkan pengetahuan tentang objek
yang betul betul abstrak.2
Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan
bahwa akal (reason). adalah alat tepenting untuk memperoleh
pengetahuan dan mengetes pengetahuan. Jika empirisme
mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam
mengalami objek empiris. Maka rasionalisme mengajarkan bahwa

1
Atang Abdul Hakim, Beni Ahmad Saebebi, Filsafat Umum, (Bandung,Pustaka Setia,2008),
H.247
2
Ahmad Tafsir,Filsafat Umum Akal Dan Hati Srjak Thales Sampai Carpa, (Bandung,
Remaja Rosdakarya,2013), h. 25
pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir. Alat dalam berpikir
itu kaidah Logika. - kaidah logis atau kaidah- kaidah logika3
Ada dua macam rasionalisme yaitu dalam bidang agama
dan bidang filsafat. Dijelaskan bahwa bidang agama dalam
rasionalisme ialah lawannya autoritas, sedangkan dalam bidang
filsafat lawannya ialah empirisme. Jelas sekali perbedaanya karena
di dalam agama rasionalisme mengkritik ajaran agama dan bidang
filsafat rasionalisme menjelaskan teori pengetahuan.
Meskipun antara rasionalisme dan empirisme
bertetantangan namun kedua aliran ini mampu bekerja sama yang
mana menghasilkan scientific method dan dari hasil metode ini
timbulah scientific knowledge. Mengapa? Singkatnya pengetahuan
sains hanyalah pengetahuan yang logis.
2. Empirisme
Empirisme adalah aliran yang menjadikan pengalaman
sebagai sumber pengetahuan. Aliran ini beranggapan bahwa
pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dengan cara observasi
penginderaan. Pengalaman merupakan faktor fundamental dalam
pengetahuan, ia merupakan sumber dari pengetahuan manusia.
Dalam sejarah filsafat, klaim empiris ialah tidak ada sesuatu
dalam pikiran yang mulanya tidak ada dalam indera. Hal tersebut
mengandung makna bahwa:
1) Sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman
2) Semua ide (gagasan) merupakan abstraksi yang dibentuk lewat
menggabungkan apa yang dialami
3) Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan
4) Akal budi tidak dapat memberikan tentang realitas tanpa acuan
dari pengalaman inderawi.4

3
Ahmad Tafsir,Filsafat Umum Akal Dan Hati Srjak Thales Sampai Carpa, (Bandung,
Remaja Rosdakarya,2013), h. 127
4
Lorens Bagus, kamus filsafat, opcit
Empirisme berpendirian bahwa pengetahuan dapat di
peroleh melalui indera. Indera memperoleh kesan-kesan dari alam
nyata. Untuk kemudian kesan-kesan tersebut berkumpul dalam diri
manusia sehingga menjadi pengalaman. Pengetahuan yang berupa
pengalaman terdiri dari penyusunan dan pengaturan kesan-kesan
yang bermacam-macam.

Kelemahan aliran ini cukup banyak, diantaranya yang


pertama ialah indera terbatas. Benda yang jauh kelihatan kecil.
Apakah benda itu kecil? Tidak. Ketebatasan kemampuan indera
ini melaporkan bahwa tidak sebagaimana adanya; dari sini akan
membentuk pengetahuan yang salah. Kemudian yang kedua ialah
indera menipu Pada orang sakit malaria, gula rasanya pahit, udara
panas dirasakan dingin. Ini juga akan menimbulkan pengetahuan
yang empiris. Yang ketiga ialah objek yang menipu, contohnya
ilusi. Kelemahan yang keempat ialah berasal dari indera atau objek
sekaligus. Yang mana mata (indera penglihatan) tidak dapat
melihat keseluruhan seekor kerbau tersebut, dan seekor kerbau
tersebut juga tidak dapat memperlihatkan seluruh anggota
badannya. Andaikan saja ketika kita melihatnya dari depan, kita
hanya dapat melihat kepalanya saja yang mana kita tidak akan
melihat ekornya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aliran ini lemah
karena keterbatasan indera atau objek tersebut. Maka dari itu
aliran empirisme sangatlah bertentangan dengan aliran
rasionalisme.

3. Idealisme
Filsafat Idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang
mengagungkan jiwa. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan
suatu angan-angan, yaitu dunia idea. Pokok pemikiran Idealisme
ialah menyakini adanya Tuhan sebagai ide tertinggi dari kejadian
alam semesta ini.
Idealisme mempunyai nama lain serba cita yang merupakan
salah satu aliran filsafat tradisional yang paling tua dan merupakan
aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Pertemuan antara
jiwa dan cita melahirkan suatu angan angan yaitu dunia idea.
Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata
hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap dan tidak mengalami
perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak
dikategorikan idea. Alasan terpenting dari aliran ini adalah
manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga, lebih tinggi
nilainya dari materi dari kehidupan manusia. Roh itu dianggap
sebagai hakikat yang sebenarnya. Sehingga materi hanyalah
badannya, bayangan atau. penjelmaannya saja.
Idealisme dapat di kelompokkan menjadi beberapa
jenisnya. Yang mana idealisme subjektif, idealisme objektif,
idealisme personalisme, rasional, etis, estetis, religious.5
4. Realisme
Filsafat realisme adalah suatu aliran filsafat yang
memandang bahwa dunia materi sesuatu yang benar-benar ada
atau terjadi. Dunia ini mempunyai hakikat realitas berdiri dari
dunia fisik dan dunia rohani.
realisme memandang hakikat wujud/nyata/realitas terdiri
atas dunia fisik dan rohani (dualitas). Realisme di dalam dunia
pendidikan memiliki prinsip dan tujuan untuk memberikan
perhatian kepada peserta didik yang apa adanya, untuk
menyesuaikan hidup dan tanggung jawab sosial.
Realisme sangat memandang dalam sebuah pendidikan,
karna realisme sendiri memiliki memiliki tujuan didalam
pendidikan yaitu dengan mengembangkan kemampuan intelektual,
dan ingin memfokuskan pendidikan pada pencarian kebenaran
melalui persamaan terhadap dunia fisik atau informasi yang

5
Ahmad Tafsi, Filsafat Umum, H. 144
berubah ubah. Agar dapat mengatasi situasi terkini dengan
membekali kemampuan agar dapat memecahkan masalah yang
ada saat ini. Implikasi dalam filsafat pendidikan ialah halnya
seperti setiap manusia memiliki identitas tersendiri dan memiliki
bakat tersendiri yang sudah di tentukan.
B. Tokoh Tokoh Aliran Filsafat
1. Tokoh Rasionalisme
a. Descartes (1596-1650)
Descartes dianggap sebagai bapak aliran filsafat modern. Ia
merupakan filosof yang ajaran filsafatnya sangat populer,
karena pandangannya yang tidak pernah goyah, tentang
kebenaran tertinggi berada pada akal atau rasio manusia.
Descartes menjelaskan kebenaran melalui metode keragu-
raguan. Dalam karyanya Anaxemens Discourse on
Methode ada 4 hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :
1) Kebenaran baru dinyatakan sahih jika benar-benar indrawi
dan realitasnya telah jelas dan tegas (clearly and
distincictly), sehingga tidak ada keraguan apapun yang
mampu merobohkannya.
2) Pecahkanlah setiap kesulitan atau masalah sampai sebanyak
mungkin sehingga tidak ada keraguan apapun yang mampu
merobohkannya.
3) Bimbinglah pikiran dengan teratur (mulai dari yang
sederhana atau mudah diketahui sampai hal yang paling
sulit atau kompleks).
4) Pencarian dan pemeriksaan harus dibuat dengan
perhitungan yang sempurna serta mempertimbangkan
secara menyeluruh sehingga diperoleh keyakinan bahwa
tidak ada satupun yang terabaikan atau terlewatkan.
b. Spinoza (1632-1677)
Spinoza memiliki pemikiran bahwa kebenaran itu berpusat
pada pemikiran dan keluasan. Pemikiran adalah jiwa,
sedangkan keluasan adalah tubuh, yang ekstensinya
berbarengan antara jiwa dan tubuh pada setiap individu.
Baruch Spinoza atau Benedictus de Spinoza merupakan salah
satu pengikut pemikiran Descartes yang menjadikan substansi
sebagai tema pokok dalam metafisika yang sampai saat ini
dikenal dengan mazhab rasionalisme. Spinoza menjawab
pertanyaan-pertannyaan kebenaran dengan tentang sesuatu,
menggunakan metode deduksi matematis yang meletakkan
definisi aksioma, proposisi, kemudian berulang membuat
pembuktian atau menyimpulkan.
Seperti Descartes, Spinoza juga mengatakan bahwa
kebenaran itu terpusat pada pemikiran dan keluasaan.
Pemikiran adalah jiwa, sedangkan keluasaan adalah tubuh yang
eksistensinya berbarengan.6
2. Tokoh Empirisme
a. John Locke (1632-1704)
Ia lahir tahun 1632 di Bristol Inggris dan wafat tahun 1704
di Oates Inggris. Ia juga ahli politik, ilmu alam, dan
kedokteran. Pemikiran John termuat dalam tiga buku
pentingnya yaitu essay concerning human understanding, terbit
tahun 1600; letters on tolerantion terbit tahun 1689-1692; dan
two treatises on government, terbit tahun 1690. Aliran ini
muncul sebagai reaksi terhadap aliran rasionalisme. Bila
rasionalisme mengatakan bahwa kebenaran adalah rasio, maka
menurut empiris, dasarnya ialah pengalaman manusia yang
diperoleh melalui panca indera. Dengan ungkapan singkat
Locke :

6
Simon Petrus, L.Thahjadi, Petualang Intelektual, (Yogyakarta, Kanisius, 2004), 212
Segala sesuatu berasal dari pengalaman inderawi, bukan budi
(otak). Otak tak lebih dari sehelai kertas yang masih putih, baru
melalui pengalamanlah kertas itu terisi. Dengan demikian dia
menyamakan pengalaman batiniah (yang bersumber dari akal
budi) dengan pengalaman lahiriah (yang bersumber dari
empiris)
3. Tokoh Idealisme
a. Fichte ( 1762-1814)
Johann Gottlieb Fichte adalah filosof Jerman. Menurut
Fichte, dasar realitas adalah kemauan; kemauan inilah thing in
itself-nya manusia. Penampakan, menurut pendapatnya adalah
sesuatu yang ditanam oleh Roh Absolut sebagai penampakan
kemauannya.Roh Absolut adalah sesuatu yang berada di
belakang kita
4. Tokoh Realisme
a. Johan Amos
Johan Amos memiliki pemikiran tokoh terhadap
pendidikan, dan dapat di golongkan pada realisme religius yaitu
tentang manusia harus berusaha untuk mencapai dua tujuan
antara keselamatan dan kebahagiaan, dan juga keadaan
kehidupan yang sejahtera.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa aliran filsafat ini
berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Terutama aliran empirisme,
rasionalisme, positivisme dan idealisme. Aliran empirisme memandang
bahwa pengetahuan ini bukanlah ada pada kita, akan tetapi ada diluar pada
diri kita. Aliran rasionalisme memandang bahwa akal pikiran atau rasio
adalah sebagai dasar pengetahuan manusia. Aliran positivisme
memandang bahwa pengetahuan ini lebih memberi tekanan pada fakta,
kepada bukti – bukti yang kongkrit ke sesuatu yang diverifikasi.
Sedangkan aliran idealisme memandang bahwa dunia ide dan gagasan
merupakan hakikat dari realitas yang mana pengetahuan dibentuk
berdasarkan ide – ide yang abstrak dan mengedepankan akal pikiran dan
moral.
Tokoh – tokoh dalam aliran filsafat berbeda – beda. Pada aliran
empirisme tokohnya adalah John Locke dan David Hume yang mana
mereka mempunyai pemikiran untuk mendapat kebenaran maka harus
diperoleh dari pengalaman. Tokoh Rasionalisme adalah Descartes dan
Spinoza yang mana pemikiran dari tokoh ini adalah rasionalisme dapat
diimplikasikan menggunakan kaidah – kaidah logika yang bersifat pasti.
Tokoh positivisme adalah Auguste Comte, menurutnya positivisme
kebenaran berdasarkan pengalaman aktualfisikal. Terakhir, tokoh
idealisme adalah Fitche dan Hegel, menurut mereka bahwa aliran
idealisme ini bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dengan
kaitan roh dan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakim, Atang, Beni Ahmad Saeban. 2008. Filsafat Umum dari Metodologi
sampai Teofilosofi. Bandung: Pustaka Setia

Bagus, Lorens. 1997. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia.

Ghafur, Abd. 2007. Filsafat Ilmu. Malang: Kantor Jaminan Mutu KJM UIN
Malang.

Hadiwijono, Harun. 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius.

Ihsan, Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Petrus, Simon, L.Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius.

Tafsir, Ahmad. 2010. Filsafat Umum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai