Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
pada zaman ini kreativitas identik dengan produktivitas ekonomi karena manusia sebagai
subyek kreativitas mengalami transformasi identitas sebagai wirausahawan.Kreativitas tidak
hanya dipandang sebagai penghasil sesuatu yang baru, tapi lebih dari itu,
kreativitasmenyesuaikan diri terhadap tuntutan kemajuan ekonomi. Para subyek kreativitas
dipaksa mampu bersaing dan menghadirkan “sesuatu” dalam sektor pasar dan industry
kreatif di zaman maju ini. Tuntutan pasar ekonomi kreatif ini mulai mempengaruhi dunia
pendidikan dan menyebabkan esensi awal dari kreativiatas terdegredasi. Masalah – masalah
inilah yang akhirnya melatar belakangi penulis untuk membangun penelitian ini.
Penelitian ini ingin mencari cara menguatkan posisi kreativitas dalam pendidikan seni.
Posisi seni sebagai subyek pendidikan antara lain dalam hal penciptaan “pengetahuan baru”
dan “pelatihan kerja”. Tenaga kerja yang dimaksud sebagai subjek pendidikan adalah
mereka (seniman) yang terlibat langsung dalam praktik seni. Misalnya kurator, desainer, atau
manager seni jika mereka mengelola acara, festifal atau bisnis seni. kreativitas bagi seniman
dan pendidik dalam dunia pendidikan seni. Membahas bagaimanakreativitas dalam
pendidikan seni bertahan menghadapi arus ekonomi global, bagaimana seni
mempertahankan potensi ontologis dan epistemologis kreatifnya dalam industri kreatif
global serta membahas definisi kreativitas, bagaimana ia muncul, dan bagaimana kreativitas
dapat diterima di dunia global. Pada abstrak ini pula dijelaskan bahwa pada penelitian ini
akan berpedoman pada teori- teori Heidegger. Posisi seni sebagai subyek pendidikan antara
lain dalam hal penciptaan “pengetahuan baru” dan “pelatihan kerja”. Tenaga kerja yang
dimaksud sebagai subjek pendidikan adalah mereka (seniman) yang terlibat langsung dalam
praktik seni. Misalnya kurator, desainer, atau manager seni jika mereka mengelola acara,
festifal atau bisnis seni.
Bagaimana seni berhubungan dengan dunia, bagaimana posisinya di dunia? Seni bisa
menjadi praktik representasional sementara, dan pada saat yang sama berfungsi sebagai cara
mempertanyakan representasi sebagai mode dominan dalam memahami dan menafsirkan
dunia. Melalui cara ini seni dipahami sebagai proses mimesis dimana bentuk – bentuk ideal
Platonis diciptakan kembali untuk interpretasi dan konsumsi publik, Kreatifitas telah menjadi

1
hal yang akrab di zaman modern ini, tanda pertumbuhan yang inovatif dalam bidangtransfer
pengetahuan ekonomi global. Pertukaran pengetahuan dan modal yang cepat telah menjadi
pedoman bagi dunia informasi. Kreatifitas sekarang identik dengan produktifitas ekonomi,
karena manusia sebagai subyek atau pelaku mengalami transformasi identitas sebagai
wirausaha.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis menemukan beberapa rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. apa arti seni dan kreatifitas bagi para pendidik seni dan seni di ekonomi kreatif
global?
2. Bagaimana seni mempertahankan potensi ontologis dan epistemologis kreatifnya
dalam ekonomi kreatif global?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui arti seni dan kreatifitas bagi para pendidik seni dan seni di
ekonomi kreatif global?
3. Untuk mengetahui Bagaimana seni mempertahankan potensi ontologis dan
epistemologis kreatifnya dalam ekonomi kreatif global?
1.4 Manfaat penelitian
Melalui penelitian ini ,peneliti berharap dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti pribadi dan masyarakat
dalam bidang akademis berupa peningkatan ilmu pengetahuan mengenai seni dan
kreatifitas dalam pendidikan ekonomi global.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah bahan rujukan bagi masyarakat
sekitar tentang bagaimana pemberdayaan seni dan kreatifitas ,dan harapannya
masyarakat mampu mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang ada
disekitarnya menjadi sebuah kreatifitas yang bernilai ekonomi.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.4 Memposisikan Seni Sebagai Subjek Pendidikan
Posisi seni sebagai subyek pendidikan antara lain dalam hal penciptaan “pengetahuan
baru” dan “pelatihan kerja”. Tenaga kerja yang dimaksud sebagai subjek pendidikan adalah
mereka (seniman) yang terlibat langsung dalam praktik seni. Misalnya kurator, desainer, atau
manager seni jika mereka mengelola acara, festifal atau bisnis seni.
Bagaimana seni berhubungan dengan dunia, bagaimana posisinya di dunia? Seni bisa
menjadi praktik representasional sementara, dan pada saat yang sama berfungsi sebagai cara
mempertanyakan representasi sebagai mode dominan dalam memahami dan menafsirkan
dunia. Melalui cara ini seni dipahami sebagai proses mimesis dimana bentuk – bentuk ideal
Platonis diciptakan kembali untuk interpretasi dan konsumsi publik,
Berikut adalah beberapa cara bagi pendidik untuk membuktikan seni sebagai sumber
ilmu yang membuktikan sesuatu bisa lebih dari mungkin, melalui cara korespondensidengan
mode representasi :
1. Seni sebagai sumber pengetahuan yang tertanam, konseptual dan material.
2. Seni sebagai bahasa pembentukan identitas
3. Seni sebagai arsip pengetahuan dan pengalaman budaya
4. Seni sebagai penghubung antara manusia, ide, kebijakan dan praktek
5. Seni sebagai estetika pemikiran dan pembentukan ilmu yang dapat dibayangkan,
diapresiasi, diterjemahkan dan ditransfer kedalam pemikiran kreatif.
6. Seni sebagai proses pengungkapan diri kepada dunia
2.2 Wacana,Definisi,dan Interpretasi Kreatifitas
1. Definisi kreatifitas menurut para ahli
1) Menurut Conny R Semiawan (2009: 44) kreativitas adalah modifikasi sesuatu
yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep
lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.
2) menurut Utami Munandar (2009: 12), bahwa kreativitas adalah hasil interaksi
antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi
baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur yang sudah ada atau
dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah

3
diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah,
keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat.
3) Menurut Barron yang dikutip dari Ngalimun dkk (2013: 44) kreativitas
didefinisikan sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Guilford yang dikutip dari Ngalimun dkk (2013: 44) menyatakan bahwa
kreativitas mengacu pada kemamampuan yang menandai seorang
kreatif.
4) Rogers (Utami Munandar, 1992: 51) mendifiniskan kreativitas
sebagai proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam tindakan. Hasil-hasil baru
itu muncul dari sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan
individu lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya.
5) Menurut Chandra (1994) dikutip dari Kemendikbud (2011: 28) kreativitas
merupakan kemampuan mental dan berbagai jenis ketrampilan khas
manusia yang dapat melahirkan pengungkapan unik, berbeda, orisinal,
sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna.

Beberapa uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun
karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dari hal-hal yang sudah
ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

2. Wacana kreatifitas
Kreativitas merupakan kemampuan yang mencerminkan kelancaran,
keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk
mengelaborasi suatu gagasan (Utami Munandar 1992 : 47).Definisi Kreativitas dari
Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak,
mengemukakan kreativitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya
terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu: berfikir, merasa,
menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensing and
intuiting).Konsep kreativitas, pengertian kreativitas dapat di tinjau dari empat segi
(3P dari kreativitas) yaitu:

4
a. Kreatifitas sebagai peroses
Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah
suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru
Proses kreatif sebagai munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang
tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang,
dan keadaan hidupnya dilain pihak. Jadi Kreativitas sebagai proses: Bersibuk
diri secara kreatif yang menunjukan kelancaran fleksibilitas (keluwesan) dan
orisinalitas dalam berfikir dan berperilaku.Penekanan pada aspek baru dari
produk kreatif yang dihasilkan dan aspek interaksi antara individu dan
lingkungannya / kebudayaannya. Kreativitas adalah suatu proses upaya
manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek
kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas
kehidupan yang semakin baik. Kreativitas adalah suatu proses yang tercermin
dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam berfikir.
Guilford (1986) menekankan perbedaan berfikir divergen (disebut juga
berfikir kreatif) dan berfikir konvergen. Berfikir Divergen: bentuk pemikiran
terbuka, yang menjajagi macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu
persoalan/ masalah. Berfikir Konvergen: sebaliknya berfokus pada
tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau
masalah.Dalam pendidikan formal pada umumnya menekankan berfikir
konvergen dan kurang memikirkan berfikir divergen. Torrance (1979)
menekankan adanya ketekunan, keuletan, kerja keras, jadi jangan tergantung
timbulnya inspirasi.
b. Kreatifitas sebagai produk
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas
yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik
sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
“Creativity is the ability to bring something new into existence”(Baron, 1976
dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001) Definisi yang berfokus pada produk
kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh

5
Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan
untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut
Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai
makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat
sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada
sebelumnya.Kreativitas dikatakan suatu produk artinya suatu karya dapat di
katakan kreatif jika merupakan suatu ciptaan yang baru atau orisinil dan
bermakna dari individu atau bagi lingkungannya Kreativitas sebagai
kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru.Kecuali unsur baru, juga
terkandung peran faktor lingkungan dan waktu (masa). Produk baru dapat
disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan (penghargaan) oleh
masyarakat pada waktu tertentu. Namun menurut ahli lain pertama- tama
bukan suatu karya kreatif bermakna bagi umum, tetapi terutama bagi si
pencipta sendiriKreativitas atau daya kreasi itu dalam masyarakat yang
progresif dihargai sedemikian tingginya dan dianggap begitu penting sehinnga
untuk memupuk dan mengembangkannya dibentuk laboratorium atau
bengkel-bengkel khusus tang tersedia tempat, waktu dan fasilitas yang
diperlukan.
c. Kreatifitas di tinjau dari segi Pribadi
Kreativitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil
interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya. Sebagai pribadi:
Kreativitas mencerminkan keunikan individu dalam pikiran-pikiran dan
ungkapan-ungkapannya. Kreativitas mulai dengan kemampuan individu untuk
menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif
memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan
norma- norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki
sistem nilai dan sistem apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama yang
dianut oleh masyarakat ramai. Dengan perkataan lain: Kreativitas merupakan
sifat pribadi seorang individu (bukan merupakan sifat sosial yang dihayati

6
oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan
sesuatu yang baru.

3. Interpretasi
a. Pengertian Interpretasi
interpretasi sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, karena
masih banyak hal-hal di dunia ini yang masih belum jelas benar keberadaan-
nya. Proses pemikiran yang dilakukan oleh manusia untuk mencari jawaban
dari ketidak jelasan itulah yang dinamakan interpretasi.
b. Proses Interpretasi
Di dalam proses interpretasi, manusia memerlukan adanya pengetahuan yang
bersifat gramatikal kebahasaan, yang berfungsi sebagai alat untuk
mempertimbangkan sebuah karya mengenai lingkungan munculnya karya dan
bahasa yang digunakan di dalam karya tersebut. Interpretasi merupakan
sebuah proses melingkar dimana setiap bagian yang membentuk suatu
kesatuan tidak terikat melainkan bergerak bebas dan dapat memiliki suatu arti
yang tidak terbatas. Contohnya jika ada sebuah buku yang hendak
diinterpretasikan, maka faktor-faktor seperti pengetahuan akan karya-karya si
pengarang buku tersebut dan pengetahuan mengenai watak serta hidup dari si
pengarang juga akan menentukan penginter-pretasian buku tersebut secara
penuh.
c. Kreatifitas sebagai proses
Menurut Graham Wallas, terdapat tahapan-tahapan dalam proses kreativitas,
yaitu:
1) Tahap 1 Persiapan (Preparation)
Dalam tahap ini, individu berusaha mengumpulkan data atau informasi
yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah yang diha-
dapi sekaligus memikirkan berbagai kemungkinan pemecahan masalah
yang sekiranya efektif.
2) Tahap 2 Inkubasi (Incubation)

7
Pada masa ini, proses pemecahan masalah “dierami” oleh pikiran
bawah sadar sehingga ter-bentuk sebuah pemahaman dan kematangan
terhadap gagasan yang akan timbul nantinya, lewat beberapa macam
teknik, seperti meditasi, latihan peningkatan kreativitas yang dapat
mempermudah “perembetan”, perluasan, dan pendalaman ide.
3) Tahap III Iluminasi
Tahap dimana gagasan yang dicari itu muncul untuk memecahkan
masalah Kemudian gagasan yang sudah diperoleh tadi dikelola,
digarap, sehingga kemudian menuju pada pengembangan suatu hasil
(product development). Kohler melukiskan tahap ini dengan kata-kata
“Aha, Erlebnis!” atau “Now, I see it!”, yang kira-kira berarti: Oh, iya!
4) Tahap IV Verifikasi
Dalam tahap ini diadakan evaluasi secara kritis terhadap gagasan yang
diambil dengan mengguna-kan cara berpikir konvergen. ( Supriadi 50
2.3 Konteks Kreatifitas dalam Industri dan Seni
Berbagai definisi dan konteks untuk kreatifitas akan ditemukan melalui manajemen
dan bisnis, desain dan arsitektur industry, sains dan teknik, keuangan dan ekonomi,
kedokteran, psikologi dan psikiatri, seni dan sastra. Dalam bisnis dan industry, kreativitas
didefinisikan sebagai aktivitas terkodifikasi yang identik dengan inovasi, enterprise dan
meeting of strategic target. Maksudnya adalah menumbuhkan dan memasarkan produk
dan menemukan solusi baru untuk pertumbuhan modal. Berkaitan pula dengan upaya
meningkatkan produksi, mencari teknologi baru untuk hasil yang optimal, bergerak maju,
serta bekerja terus menerus pada inovasi kinerja.
2.4 Wacana dan Metodologi
Kreatfitas adalah proses yang kompleks. Kompleksitas ini telah menjadi subyek
psikologi kongnitif dan teori pendidikan selama abad ke 20 hingga 21 dan telah
dipulihkan kembali dalam marketisasi pendidikan sebagai produk kreatif dalam wacana
ekonomi global. Howard Gardner pada tahun 1982 mengusulkan pendekatan
kongnitifnya untuk kreatifitas dengan bekerja bersama psikolog Jean Piaget dan
simbologi structural. Teori- teori Gardner tentang berbagai kecerdasan telah
memunculkan banya literature pendidikan tentang pemikiran kreatif dan menggabungkan

8
keterampilan berpikir untuk kepentingan pembelajaran siswa dan mempersiapkan mereka
untuk menghadapi permintaan pasar abad ke-21.
Konsep “world pulse” dan “menjadi kreatif” pada proses pembelajaran dalam
pendidikan sangat bertentangan dengan wacana pemikiran kreatif individu di wacana
psikolog abad ke-20. Sebagai contoh psikiater dan psikoanalis abad ke-20, silvano Arieti
mempertimbangkan cara- cara untuk menumbuhkan kreatifitas individu. Arieti (1997)
menjelaskan ada 9 atribut pada “Dinamika Kreatifitas”
1. Kesendirian (memunculkan dari rangsangan)
2. Tidak aktif (beri diri waktu untuk tidak melakukan apapun)
3. Imajinasi (berimajinasi)
4. Berpikir bebas (suspensi control)
5. Mudah tertipu (suspensi keputusan)
6. Ingat trauma (mengingat kembali)
7. Kewaspadaan (peningkatan kesadaran)
8. Produktivitas yang disiplin (memiliki komitmen- keterampilan praktis)

Focus dari teori ini adalah pada individu sebagai makhluk kognitif, pemikir rasional
yang responnya dapat diamati, diuji, dievaluasi dan jika perlu dimodifikasi atau diubah
agar sesuai kebutuhan dan ketegori perilaku lainnya. Pada penelitian ini penulis ingin
mengungkapkan cara lain untuk berbicara tentang kreatifitas dalam seni, untuk mengenali
atribut- atributnya, untuk mendorong serta memajukan proses pembelajaran kreatif pada
pelajar dan untuk mempengaruhi kreatifitasnya. Metode yang digunakan pada penelitian
ini adalah metode metode korespondensi model representasi

2.5 Kreatifitas sebagai “melahirkan” atau “memodifikasi”


Membawa pemikiran Heidegger lebih jauh, dalam The Question Concerning
Techonology Heidegger (1997 hal.11) berbicara tentang “bringing-forth” sebagai langkah
Pendidikan Seni, Globalisasi dan Kreatifitas yang dapat Dipasarkan syarat penting bagi
seniman dan pendidik seni adalah untuk mempertimbangkan tempat dan peran seni kreatif
sebagai bidang pengetahuan dalam perekonomian global. Serta dimana ruangan yang
diberikan untuk kreativitas publik dan legitimasi kelembagaan, tempatnya untuk hidup dan
berkembang untuk melayani kebutuhan pasar ekonomi kreatif. Istilah Industri Kreatif dewasa

9
ini cukup akrab di pasar pengetahuan global. Misalnya di Aotearoa Selandia Baru, perdana
menteri Helen Clark (2002) mengidentifikasi dan membuat kebijakan agar Industri kreatif
meningkatkan pertumbuhan sector ekonomi, bioteknologi serta teknologi informasi. Disaat
yang bersamaan Labour Party (partai buruh selandia baru) telah mendalangi kesuksesan
Trilogi Lord Of The Rings karya Peter Jackson yang akhirnya meningkatkan ekonomi bidang
pariwisata budaya (lokasi utama pembuatan film Trilogi Lord Of The Rings adalah di
Selandia Baru sehingga ketika film ini sukses juga meningkatkan kunjungan pariwisata yang
ke lokasi film yakni di selandia baru). Selain itu, kesuksesan Trilogi Lord Of The Rings juga
membuka jalan bagi film Lands Of Narnia, Whale Riders menuju kesuksesan dan
meningkatkan produktivitas nasional Selandia Baru. Perusahaan kreatif masuk ke industry
pariwisata dan mengoptimalkan kapasitas kebijakan perdagangan untuk memberikan
keuntungan pada kedua pihak.
2.1 Melampaui Bentuk dan Konten
Menurut penulis, Heidegger menganggap bentuk dan konten adalah konsep yang paling
basi dimana segala hal dapat digabungkan. Heidegger menambahkan pekerjaan seni
membuat publik menjadi sesuatu yang berbeda dari dirinya sendiri. Yakni pekerja seni harus
membuka pikiran ketika berhadapan dengan seni yang mampu mengungkapkan dan
memunculkan karya.Heidegger membuka wawasan kita untuk berpikir mengenai identitas
dan Wujud dengan cara yang berbeda.
Menurutnya, asumsi metafisik barat tentang Wujud adalah akar masalah pemisahan jati
diri dengan dunia. Ketika kita mencoba menghadirkan kembali dunia melalui proses seni,
maka kita membatasi pengungkapan diri kita kepada dunia. Jika proses waktu dan wujud
dapat dimunculkan kembali sebagai proses pengungkapan pada peristiwa- peristiwa kreatif,
maka kreatifitas akan mengembalikan kembali hubungan antara diri dan dunia.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan dari beberapa data-data di lapangan dengan teori-
teori,serta pokok-pokok yang terdapat pada rumusan masalah yang ada pada penelitian
mengenai seni dan kreatifitas dalam ekonomi global maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan poladistribusi yang
lebih murah dan lebih efisien, era globalisasi dankonektivitas mengubah cara bertukar
informasi, berdagang, dan konsumsidari produk-produk budaya dan teknologi dari
berbagai tempat di dunia.Dunia menjadi tempat yang sangat dinamis dan kompleks
sehinggakreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai
dalamkompetisi dan pengembangan ekonomi. Kebutuhan masyarakat
2. dengandukungan pemerintah eksistensi ekonomi kreatif meningkat. Dari beberapa ura
iandalam pembahasan dapat disimpulkan ekonomi kreatif merupakan suatukonsep
ekonomi yang muncul setelah era ekonomi informasi yangmengedepankan
kreativitas, keterampilan dan bakat individu dalammencipta karya orisinil
berdasarkan daya kreasi dan daya cipta individuyang bernilai ekonomis dan
dilindungi oleh HKI. Dalam banyak hal, keberadaan ekonomi kreatif di arus
pembangunan ekonomi modern mampu mengakselarasi pembangunan ekonomi
dan bisnis serta mendorong percepatan globalisasi ekonomi karena produk
produk yang dihasilkan industri kreatif di Indonesia Mampu bersaing di pasar global.
Saat ini Indonesia tercatat menempati peringkat ke -43
3. Perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia mengalami kemajuanwalaupun masih
tergolong rendah. Ada lima kendala utama, yaitu:
akses pada bahan baku, teknologi, permodalan, perlindungan hak cipta, danketersedia
an ruang publik dan pemanfaatan teknologi masih rendah.Melalui pemaparan
data data yang telah ditulis sebelumnya perkembangan
Ekonomi kreatif mengalami peningkatan sejak tahun 2002- 2010 baik dari segi PDB,
penyerapan tenaga kerja, kontribusinyaterhadap ekspor Indonesia. Sektor Industri
Kreatif penyumbang eksportertinggi adalah Industri Fesyen dan KerajinanDampak

11
positif dari pengembangan ekonomi modern terhadap arus pembangunan ekonomi
modern di Indonesia saat ini adalah meningkatnyakontribusi ekonomi industri kreatif
terhadapPDB menciptakanlapangan pekerjaan,Peningkatan Ekspor Menciptakaniklim
bisnis seperti penciptaanlapangan usaha, Dampak bagi sektor industri lain, pemasaran
produk, dan citra &identitas bangsa seperti turisme ikon internasional membangun
warisan budaya & nilai lokal.
4.1 Saran
Adapun saran-saran yang diberikan oleh peneliti, yaitu :
1. Saran untuk peneliti lain yaitu agar lebih melengkapi refrensi data dan teori-teori
terbaru mengenai seni dan kreatifitas dalam pendidikan ekonomi global
2. Saran untuk seniman syarat penting bagi seniman dan pendidik seni adalah untuk
mempertimbangkan tempat dan peran seni kreatif sebagai bidang pengetahuan dalam
perekonomian global. Serta dimana ruangan yang diberikan untuk kreativitas publik
dan legitimasi kelembagaan, tempatnya untuk hidup dan berkembang untuk melayani
kebutuhan pasar ekonomi kreatif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Barthos, Basir,Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro,(Jakarta : Bumi


Aksara, 2012)

Budiani,Ni Wayan. “Evektivitas program penanggulangan pengangguran karangtaruna Eka


Taruna Bakti desa sumerta kelod kecamatan denpasar timur kota Denpasar ”. Jurnal ekonomi
dan sosisl. Vol 2. No 1. hlm 49-57

Fatchan, H.A.,Metode Penelitian Kualitatif , (Surabaya: Jenggala Pustaka Utama.2011)

Moelyono, Mauled, Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan dan Kebutuhan, (Jakarta :
Rajawali Pres, 2010)

Prastyo, P. Eko dan siti maisaroh. Model strategi pemberdayaan ekonomi rakyat sebagai
upaya pengentasan kemiskinan. Vol 8. No 2. Desember 2009. hlm103-105

Subagiyo, Rokhmat. Metode Penelitian Ekonomi Islam : Konsep dan Penerapan

.(Jakarta : Alim’s Publishing. 2017)

Wahyu Purhantara,Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis, (Yogyakarta: GrahaIlmu.


2010)Wicaksono,

Anton Priyo. Strategi dinas koperasi dan UMKM dalam pemberdayaanekonomi masyarakat.

2010

https://www.academia.edu/36728810/
Seminar_Proposal_Skripsi_PERAN_EKONOMI_KREATIF_DALAM_MENSEJAHTERAKAN_MASYARAKAT_DE
SA_SAWO_Ahmad_Rizal_Fauzi_ES_6-I.docx

13
14

Anda mungkin juga menyukai