NIM : 160533611407
1. Jawaban
a. Keterampilan how to think, how to learn, dan how to create
How to think
Menurut Mukhadis merupakan keterampilan individu untuk berpikir analitik, sintetik, dan
praktikal dengan mengikuti ritme fenomena dialektika bidang yang dipelajari. How to
think menekankan pada keterampilan berfikir kritis yang berorientasi pada kemampuan
menganalisa dan berfikir kritis terhadap suatu masalah. Kemampuan berfikir sintetik yaitu
kemampuan berfikir alternatif dalam memilih dan pada akhirnya menetapkan alternative
pemecahan masalah yang dihadapai. Keterampilan berpikir praktikal yaitu kemampuan
berfikir untuk melakukan intropeksi dan mawas diri terhadap keputusan yang telah
diambil, baik dari pihak internal maupun eksternal. Representasi ini dapat diamati dan
diukur kemandirian berfikir adalah dengan adanya kemampuan dalam menjawab
persoalan, mempertanyakan jawaban atas persoalan yang dihadapi, dan mempertanyakan
kebenaran atas pertanyaan yang dijawab.
How to learn
Menurut Mukhadis merupakan keterampilan individu dalam melakukan aktivitas
sustainable selfi-learnig dalam bidang teknologi. Sesuai dengan sifat fenomena dialektika
era global dan teknologi, agar laju dan irama perkembangan antara tuntunan kebutuhan dan
alternatif pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan yang dihadapi esensinya terletak
pada kemampuan melakukan learning,un-learning, dan re-learning (Harefa, 2010).
Representasi kemampuan learning adalah proses untuk mencari, mengumpulkan informasi,
pengetahuan dan keterampilan, serta nilai-nilai hidup melalui proses asimilasi dengan
skemata yang telah dimiliki pada stuktur kognitif individu sehingga menghasilkan
pengalaman baru dengan sebagai hasil dari proses penstrukturan kognitif dalam diri
individu sampai pada tahapan bermakna (meaningful) sehingga dapat mengkontruksi dan
menginternalisasi menjadi pola pikir. Kemampuan un-learning adalah proses kemauan
untuk meninggalkan atau melepas berbagai pola pikir yang sudah tidak sesuai, dan
ketinggalan era serta kebiasaan yang tidak mendukung kemajuan dalam pengembangan
pola pikir baru. Kemampuan re-learning adalah proses memperbaiki pola pikir yang sudah
tidak sesuai dengan tuntutan zaman dengan melakukan adopsi berbagai pola pikir yang
lebih berkualitas dan relevan.
How to create
Menurut Mukhadis merupakan keterampilan individu sebagai prasyarat melakukan
loncatan dalam pengembangan teknologi sebagai alat pemecah masalah dalam kehidupan.
b. Kemampuan individu sebagai job creator dan job seeker
Job creator (pencipta kerja)
Adalah seseorang yang menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada dan berguna bagi
manusia dengan ide dan tindakan kreatif dan inovatif.
Job seeker (pencari kerja)
Sesorang yang mencari pekerjaan dari bergantung pada orang lain yang memiliki lapangan
pekerjaan untuk mendapatkannya.
2. Jawaban
a. Makna essensialisme, eksistensialisme, pragmatism (dengan progresivisme dan
rekonstruksionisme) dan elektisisme.
Filosofi Essensialisme
Filosofi Essensialisme adalah memandang bahwa manusia selalu bergerak dan berkembang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan manusia selalu bergerak dan berkembang sesuai dengan
ketentuan-ketentuan hokum natural yang bersifat universal. Hukum universal yang
mengatur keseluruhan yaitu benda-benda, energy, ruang, dan waktu bahkan pikirian
manusia. Esensialisme memandang bahwa manusia memperoleh ilmu pengetahuan karena
menggunakan pencaindranya dalam menanggapi realita yang ada. Jadi, sumber
pengetahuan terletak pada kesadaran jiwa terhadap alam semesta dan menggunakan
kemampuan indrawinya dalam memahami lingkungan serta mengolah informasi-informasi
yang didapat melalui kemampuan Indrawinya.
Filosofi Eksistensialisme
Filosofi Eksistensialisme adalah filsafat pendidikan yang memfokuskan pilihan kreatif,
subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas
setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas.
Filosofi Pragmatism
Menurut penganut pragmatism hakikat realitas adalah pengalaman, pluralistic, dan terus
menerus berubah. Mereka beragumentasi bahwa realitas adalah sebagaimana dialami
melalui pengalaman setiap individu.
Progresivisme
Memandang realita suatu proses manusia hidup di dalamnya. Pengalaman sebagai ciri
dinamika hidup, dan hidup dengan perjuangan, tindakan dan perbuatan. Pengalaman
sebagai kunci terhadap segala yang ada, menjadi piranti untuk mengetahui realita.
Rekonstruksionisme
Memandang realita sebagai sesuatu yang bersifat universal, ada dimana-mana, alam ini
mengandung hakikat materi dan rohani, yang berdiri sendiri. Pengetahuan ini dihasilkan
melalui rasio dan pengalaman. Bukti kebenaran ada pada diri sendiri, realita, dan
keberadaannya. Untuk masalah nilai berdasar azas supernatural.
Filosofi Elektisisme
Pada hakikatnya filsafat ini ingin memilih yang terbaik dari banyak pendekatan. Eklektik
adalah menggabungkan hal-hal yang berbeda, yang sebenarnya tidak cocok satu sama lain,
kemudian disinergikan sehingga menjadi satu mosaic tersendiri.
3. Jawaban
a. 3 faktor utama
1. SDM ditujukan kepada penyelenggara pendidikan yag belum professional dengan
bidangnya.
Alasan
Karena peningkatan profesionalisme guru kurang memperoleh perhatian dari sekolah
dan pemerintah dan sekarang masih banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan
bidang dan kompetensinya.
2. Fasilitas sarana dan prasarana pembelajaran dan praktikum yang kurang memandai.
Alasan
karena fasilitas sarana dan prasarana dalam pembelajaran dan praktikum sangat penting
dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efesien. Dan sangat penting
dalam praktikum yang mendukung pengembangan siswa dalam kompotensinya.
Sehingga sekolah kejuruan dituntut untuk mengoptimalkan kegiatan prakteknya, yang
mana dalam perbandingan teori dan praktek adalah 30: 70.
3. Kurikulum.
Alasan
Karena dalam kurikulum di sekolah tersebut kurang terstuktur seperti rencana
pembelajaran dan model pembelajaran. Kalau rencana pembelajaran yang dibuat oleh
guru masih kurang inovatif dan kreatif dan kalau model pembelajaran yang dibuat oleh
guru masih terkesan monoton sehingga membuat siswa kurang kreatif dan hanya bisa
mendengarkan saja.
b. Alternatif pemecahannya
1. SDM ditujukan kepada penyelenggara pendidikan yang belum professional dengan
bidangnya.
Pemecahannya
Untuk peningkatan profesionalisme terhadap guru harus dilakukan secara
berkelanjutan. Contoh sertifikasi guru untuk penaikan pangkat yang digencarkan oleh
pemerintah akhir-akhir ini perlu dukungan masyarakat luas dan pelaksanaanya harus
tetap mengacu pada standar kompotensi yang ditetapkan secara utuh.
2. Fasilitas sarana dan prasarana pembelajaran dan praktikum yang kurang memandai.
Pemecahannya
Karena minimnya anggaran pendidikan ini sangat mempengaruhi dengan kualitas
pendidikan. Sehingga perlunya dukungan dari pemerintah untuk masalah ini.
Penyediaan fasilitas praktik untuk siswa SMK sesuaikan dengan kebutuhan lapangan
kerja dan kompotensinya.
3. Kurikulum.
Pemecahannya
Dengan menyusun rencana pembelajaran yang tersturktur dengan sesuai kompotensi
dasarnya dan untuk model pembelajarannnya dibuat dengan menarik siswa untuk
bertanya sehingga dibuat pembelajaran dibuat berbasis project based learning sehingga
dapat memfasilitasi berkembanganya proses kreatif siswa.
4. Jawaban
a. Tanggapan atas permasalahan
Sebenarnya sebelum membuat jurusan baru mempertimbangkan dulu dengan SDM-nya
disekitar sekolah tersebut dan pertimbangkan lagi dengan hubungan partner DU/DI
sehingga tidak menyusahkan guru untuk mencari partner DU/DI.
5. Jawaban
a. Analisis terkait latar belakang perubahan pengelolaan
Menurut analisis saya adalah dapat mengurangi beban pemerintah Kabupaten/Kota karena
Kabupaten/Kota sendiri sudah memegang pengelolaan SD/MI dan SMP/MTS. Untuk
pengelolaan SMA/SMK sekarang sudah dipegang oleh Pemerintah Provinsi dan untuk
proses alih kelola dibutuhkan berbagai pihak. Penyerahan pengelolaan meliputi tiga hal
yaitu asset, SDM, dan keuangan. Dari sisi SDM, seluruh guru dan tenaga pendidik jenjang
SMA/SMK akan di bawahi tanggung jawab Pemerintah Provinsi, termasuk status
kepegawaiannya, proses sertifikasi hingga pengelolaan Tunjangan Pokok Pendidik.
Berkenaan dengan alih kewenangan sekolah tidak perlu khawatir karena pengelolaan
keuangannya akan diatur kembali dan hak-hak sekolah akan tetap diberikan BOS
(Bantuan Operasional Sekolah). Sebenarnya fungsi utama dari perbuhan pengelolaan
adalah untuk pemerataan pendidikan.
Majid, Ismail. 2012. Landasan Filosofi dan Yuridis Pendidikan Teknologi Kejuruan.
https://ismailmajid.wordpress.com/2012/10/08/landasan-filosofi-dan-yuridis-pendidikan-
teknologi-kejuruan/. Diakes pada tanggal 15 September 2017.
Mukhadis. 2013. Sosok Manusia Indonesia Unggul dan Berkarakter dalam Bidang Teknologi
sebagai Tuntutan Hidup. Jurnal Teknologi dan Kejuruan. No 2.
Praba, Linda. 2015. Perbedaan antara Job Creator dan Job Seeker.
http://lindapraba.blogspot.co.id/2015/01/tugas-4-perbedaan-antara-job-creator.html.
Diakses pada tanggal 14 September 2017.
Priyanto, Dwi. 2007. Implikasi Aliran Filsafat Pragmatisme Terhadap Praksis Pendidikan.
Jurnal Pendidikan. Vol 1. No 2.