Menurut saya jika dilihat dari tujuan dan kebijakan pendidikan indonseia sekarang ini maka
landasan filsafat yang paling cocok adalah landasan Progresivisme. Tujuan pendidikan progresivisme
yang menekankan pada pengalaman empiris sehingga peserta didik dapat selalu belajar dimana saja,
dengan maksud lain peserta didik mampu belajar dari pengalaman – pengalaman yang ada ( problem
solving) dengan system pembelajaran yang bersifat riil atau sesuai dengan kenyataan, di dalam pedidikan
hal tersebut bias dibantu oleh pendidik. Konsep problem solving yang digunakan dapat menjadi dasar
kemampuan peserta didik dalam memecahkan berbagai masalah baru dalam kehidupannya baik masalah
pribadi maupun kehidupan bersosial dengan lingkungan sekitar yang sering terjadi proses perubahan.
Progresivisme sendiri berarti progress atau pengalaman yang terus menerus (berpikir secara ilmiah).
Dalam konteks pendidikan Indonesia, progresif sangat pas dengan tujuan yang hendak dicapai pendidikan
Indonesia. Menurut Undang – Undang No. 20 Taun 2003 tentang system pendidikan nasional disebutkan
bahwa pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulis, sehat, berilmu,cakap,kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Jadi berdasarkan hal
tersebut aliran progresivisme dianggap sejalan denga tujuan pendidikan yang ada di Indonesia.
Relevansi antara progresivisme dengan pendidikan di Indonesia juga terlihat dari pengembangan
dari salah satu kurikulum yang pernah di gunakan di Indonesia sendiri, yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum
2013 di maknai sebagai kurikulum yang mengembangkan kemampuan soft skill dan hadr skill yang
dimiliki peserta didik (berupa ketrampilan dan pengetahuan). Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
saitifik (mengamati,bertanya,mengumpulkan informasi,menalar,berkomunikasi) yang menekankan pada
pemecahan sebuah masalah problem solving yang sama atau sejalan dengan tujuan aliran progresivisme.