Anda di halaman 1dari 27

Progresivisme

Menurut bahasa istilah Progresivisme berasal dari kata progresif yang


artinya bergerak maju. dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan
bahwa kata Progresivisme diartikan sebagai kearah perbaikan sekarang
dan pertingkat-tingkat naik. dengan demikian secara singkat progresif
dapat dimaknai sebagai sesuatu gerakan perubahan menuju perbaikan.
Istilah Progresivisme sering dikaitkan dengan kata progres yaitu
kemajuan, artinya Progresivisme merupakan salah satu kemajuan yang
makna kemajuan ini akan membawa sebagai perubahan pendapat lain
menyebutkan bahwa Progresivisme sebuah aliran yang menginginkan
kemajuan-kemajuan
Sejarah Progressivisme
Awal mula lahirnya aliran progresivisme ialah dilatar belakangi ketidak
puasan terhadap pelaksanaan pendidikan yang sangat tradisional,
cenderung otoriter dan peserta didik hanya dijadikan sebagai objek
pembelajaran. Menurut Gutek (1974:139) Aliran ini berakar dari
semangat pembaharuan sosial pada awal abad ke 20 yakni gerakan
pembaharuan politik Amerika. Adapun aliran progresif pendidikan
Amerika mengacu pada pembaharuan pendidikan di Eropa barat.
Pendapat lain menyebutkan bahwa aliran progresivisme secara historis
telah muncul pada abad ke-19, namun perkembangannya secara pesat
baru terlihat pada awal abad ke-20, khususnya di negara Amerika
Serikat.
Implementasi Aliran Progressivisme Dalam
Pendidikan Di Indonesia
• Dalam buku Philosofical Alternatives in Education, Gutek (1974:140)
menyebutkan bahwa pendidikan progresif menekankan pada beberapa hal;
• 1) Pendidikan progresif hendaknya memberikan kebebasan yang mendorong
anak untuk berkembang dan tumbuh secara alami melalui kegiatan yang
dapat menanamkan inisiatif, kreativitas, dan ekspresi diri anak;
• 2) Segala jenis pengajaran hendaknya mengacu pada minat anak, yang
dirangsang melalui kontak dengan dunia nyata;
• 3) Pengajar progresif berperan sebagai pembimbing anak yang diarahkan
sebagai pengendali kegiatan penelitian bukan sekedar melatih ataupun
memberikan banyak tugas;
Lanjutan
4) Prestasi peserta didik diukur dari segi mental, fisik, moral dan juga perkembangan
sosialnya;
5) Dalam memenuhi kebutuhan anak dalam fase perkembangan dan pertumbuhannya
mutlak diperlukan kerja sama antara guru, sekolah, rumah, dan keluarga anak tersebut;
6) Sekolah progresif yang sesungguhnya berperan sebagai laboratorium yang berisi
gagasan pendidikan inovatif dan latihan-latihan.

Bila dikaitkan dengan pendidikan di Indonesia saat ini, maka progresivisme memiliki
andil yang cukup besar, terutama dalam pemahaman dan pelaksanaan pendidikan yang
sesungguhnya. Di mana pendidikan sudah seharusnya diselenggarakan dengan
memperhatikan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, serta berupaya
untuk mempersiapkan peserta didik supaya mampu menghadapi dan menyelesaikan
setiap persoalan yang dihadapi dilingkungan sosialnya.
Tujuan Pendidikan Progressivisme
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, maka tujuan pendidikan
menurut progresivisme ini sangat senada dengan tujuan pendidikan
nasional yang ada di Indonesia. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Jadi
berdasarkan pengertian ini, maka aliran progresivisme sangat sejalan
dengan tujuan pendidikan yang ada di Indonesia
Kurikulum pendidikan progressivisme
Dalam pandangan progresivisme kurikulum merupakan serangkaian program
pengajaran yang dapat mempengaruhi anak belajar secara edukatif, baik di
lingkungan sekolah maupun di luar.

Aliran Progresivisme disebutkan sebagai salah satu yang mendasari pengembangan


Kurikulum 2013, dikarenakan dalam Kurikulum 2013 pendekatan pembelajaran
yang digunakan ialah pendekatan saintifiks. Di mana pendekatan saintifiks ini lebih
menekankan pada pemecahan sebuah masalah (problem solving). Yang dimaksud
pendekatan saintifik yaitu pembelajaran dilakukan dengan kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan. Jadi dapat
dipahami bahwa Kurikulum 2013 sangat cocok dengan pandangan aliran
Progresivisme.
Belajar dalam pandangan progressivisme
Ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam belajar menurut
pandangan progresivisme, di antaranya:
a. Memberi kesempatan anak didik untuk belajar perorangan.
b. Memberi kesempatan anak didik untuk belajar melalui pengalaman.
c. Memberi motivasi dan bukan perintah.
d. Mengikut sertakan anak didik di dalam setiap aspek kegiatan yang
merupakan kebutuhan pokok anak.
e. Menyadarkan pada anak didik bahwa hidup itu dinamis
Peran Guru dalam pandangan progressivisme
Adapun peran guru menurut aliran progresivisme ialah
berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan pengarah
bagi siswa. Aliran progresivisme ingin mengatakan bahwa
tugas guru sebagai pembimbing aktivitas anak didik/siswa
dan berusaha memberikan kemungkinan lingkungan
terbaik untuk belajar. Sebagai Pembimbing ia tidak boleh
menonjolkan diri, ia harus bersikap demokratis dan
memperhatikan hak-hak alamiah anak didik/siswa secara
keseluruhan.
Esensialisme
Esensialisme merupakan falsafah pendidikan tradisional
yang memandang bahwa nilai-nilai pendidikan
hendaknya bertumpu pada niali-nilai yang jelas dan
tahan lama sehingga menimbulkan kestabilan dan arah
yang jelas pula. Nilai-nilai humanisme yang dipegangi
oleh essensialisme dan dijadikan sebagai tumpuan hidup
untuk menentang kehidupan yang materialistik, skiller,
dan saintifik yang gersang dari nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam hubungannya dalam pendidikan esensialisme menekankan pada
tujuan pewarisan nilai-nilai (cultural-historis) kepada peserta didik.
Bagi aliran ini Education as Cultural Conservation, pendidikan sebagai
pemeliharaan kebudayaan. Karena dalil ini maka aliran esensialisme
dianggap para ahli sebagai Conservatif Road to Culture, yakni aliran ini
ingin kembali kepada kebudayaan lama warisan sejarah yang telah
membuktikan kebaikan kebaikan bagi kehidupan manusia. Dengan
artian esensialisme ingin kembali kemasa dimana nilai-nilai kebudayaan
itu masih tetap terjaga nilai itu tersimpul dalam ajaran para filosof yang
ajaran dan nilai-nilai ilmu mereka kekal.
Latar belakang munculnya esensialisme
Bagley sebagai pelopor esensialisme meyakini
bahwa fungsi utama sekolah adalah
menyampaikan warisan budaya dan sejarah
kepada generasi muda.
Esensialisme muncul pada masa Renaisance
dengan ciri-ciri yang berbeda dengan
pregresivisme.
Dasar pijakan aliran ini lebih fleksibel dan
terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak
ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
Filsafat ini menginginkan agar manusia
kembali kepada kebudayaan lama karena
kebudayaan lama telah banyak melakukan
kebaikan untuk manusia.
Tokoh-tokoh aliran esensialisme
• Johan Frieddrich Herbart (1776-1841) Ia berpendapat bahwa
tujuan pendidika adalah menyesuaikan jiwa seseorang dengan
kebijaksanaan tuhan artinya adanya penyesuaian dengan
hukum kesusilaan. Proses untuk mencapai tujuan itu disebut
pengajaran
• William T Harris (1835-1909)Tugas pendidikan adalah
menjadikan terbentuknya realitas berdasarkan susunan yang
tidak teletak dan bersendikan spiritual, sekolah adalah lembaga
yang memelihara nilai-nilai yang turun temurun dan menjadi
penuntun penyesuaian orang pada masyarakat.
Konsep pendidikan esensialisme
• Kaum esensialisme mengungkapkan bahwa sekolah harus
melatih/mendidik siswa berkomunikasi dengan jelas dan logis,
ketrampilan-ketrampilan kurikulum haruslah berupa membaca,
menulis, berbicara dan berhitung serta sekolah memilki tanggung
jawab untuk memperhatikan penguasaan ketrampilan-ketrampilan
tersebut.
• Tujuannya adalah untuk meneruskan warisan budaya dan warisan
sejarah melalui pengetahuan inti yang terkomunikasi dan telah
bertahan dalam kurun waktu yang lama, serta merupakan suatu
kehidupan yang telah teruji oleh waktu yang lama.
Kurikulum dipusatkan pada penguasaan
materi pelajaran, dan karnanya fokus
pendidikan selama sekolah dasar adalah
ketrampilan membaca, menulis, dan berhitung,
sementara pada sekolah menengah hal tersebut
dengan memasukan pelajaran matematika,
sains, humaniora, bahasa dan sastra.
Guru, dalam proses pendidikan, dipandang sebagai
center for excellen, karena dituntut untuk
menguasai bidang studi dan sebagai model atau
figure yang amat diteladani bagi siswa. Guru harus
menguasai materi pengetahuannya, sebab mereka
dianggap memegang posisi tertinggi dalam
pendidikan. Ruang kelas ada dalam pengaruh dan
kendali guru sepenuhnya.
PERENNIALISM
Perenialisme adalah sejenis filosofi pendidikan yang
menganggap bahwa pendidikan harus menekankan materi
inti pembelajaran yang telah ditetapkan dan telah terbukti
relevan dan berguna dari waktu ke waktu. Dalam
pandangan perenialisme, pengetahuan dan nilai-nilai dasar
manusia tidak berubah seiring ruang dan waktu, sehingga
pendidikan juga harus fokus pada materi pembelajaran
yang bersifat universal, seperti matematika, sains, filsafat,
sejarah dan bahasa.
Perennialism Purpose
The main purpose of perennialism in education is to provide a strong
foundation for students to be able to face various situations and
challenges in the future.
other goals :
-Build critical and analytical thinking
-Cultivate abstract thinking skills
-Develop a broader understanding of the world.
Characteristics of Perennialism
• Focus on core materials
• Respect human intellectual heritage
• Fixed curriculum
• Education focuses on reason
• Learning through traditional methods
Perennialism Learning Method
• Class discussion
• Student centred learning
• Problem Based Learning
• Collaborative project
• Using Technology
RECONSTRUCTIONISM
Reconstructionism comes from the word
reconstruct which means rearranging. The term is
commonly used in everyday conversation, but in the
context of educational philosophy,
reconstructionism is an understanding of social
criticism in education, which seeks to overhaul the
old order and build a modern pattern of cultural
living arrangements.
Reconstructionism in Education requires that
the goal of education is to increase students'
awareness of the social, political and
economic problems faced by humans
globally, and to foster and equip them with
basic abilities to be able to solve these
problems.
PRINCIPLES OF RECONSTRUCTIONISM
• Formal education as the main agent in the social order
• Creation of a worldwide social order
• Learning social change in formal education
• Application of democratic principles in teaching methods
Learning Activities
The patterns of learning activities in the reconstructionist flow according to Kinsley
Price are as follows:
1. Everything that has an autocratic pattern must be avoided, so that those who learn
are protected from coercion.
2. The teacher must be able to convince his students of their ability to solve
problems, so that the problems in the subject matter can be overcome.
3. To develop students' learning desires, a teacher must be able to recognize each
student individually.
4. A teacher must be able to create classroom conditions in such a way that the
interaction between the teacher and the students and all those present in one
classroom can communicate well, without anyone showing an authoritarian attitude.
Aliran Rekonstruksi Sosial
• aliran yang bersumber dari al Qur’an dan as-Sunah, di
samping menekankan sikap progressif dan dinamis, juga
sikap proaktif dan antisipasif dalam menghadapi
menghadapi perkembangan Iptek, tuntutan perubahan, dan
beriorentasi pada masa depan dan menuntut kreatifitas.
• Tugas pendidikan Islam terutama membantu agar manusia
menjadi makhluk yang cakap dan selanjutnya manusia
mampu bertanggung jawab terhadap pengembangan
masyarakat yang dilandasi iman dan taqwa kepada Allah.
Thank You Very Much

Wallohu A`lam Bisshowab

Anda mungkin juga menyukai