Anda di halaman 1dari 3

Teori Pendidikan

Oleh : Putri Siti Nadhiroh

Definisi Teori Pendidikan

Sagala (2006:4), mengatakan bahwa teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep yang
terpadu, menerangkan dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Teori pendidikan ada
yang berperan sebagai asumsi pemikiran pendidikan dan ada yang beperan sebagai definisi
menerangkan makna.
Asumsi pokok pendidikan adalah pendidikan adalah aktual artinya pendidikan bermula dari
kodisi-kondisi aktual dari individu yang belajar dan lingkungan belajarnya, pendidikan adalah
normative artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yang baik, dan pendidikan adalah suatu
proses pencapaian tujuan artiya pendidikan berupa serangkaian kegiatan bermula dari kondisi-
kondisi aktual dan individu yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapakan.

Teori-teori Pendidikan

1. Pendidikan Klasik
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, yang memandang bahwa
pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan
budaya. Teori pendidikan ini lebih menekankan perenan isi pendidikan dari pada proses.
Dalam praktiknya, pendidik memiliki peranan lebih besar dan lebih dominan, sedangkan
peserta didik memiliki peran yang pasif sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari
pendidik.
Teori ini berlandaskan aliran filsafat essensialisme, perenialisme dan eksistensialisme.
Filsafat pendidikan essensialisme dengan tokohnya Brameld bertitik tolak dari kebenaran
yang telah terbukti berabad-abad lamanya, kebenran esensial ialah kebudayaan klasik yang
muncul pada zaman Romawi yang menggunakan buku-buku klasik yang dikenal denganGreat
Book. Penekanannya adalah pada pembentukan intelektual, logika dan kedisiplinan.
Pelajaran sangat berstruktur dengan materi pewarisan budaya dan pengajarannya berpusat
pada guru.

 Materi, pengetahuan yang berguna bagi siswa; terorganisasi secara logis dan jelas
 Guru, ahli dan model
 Siswa, individu yang pasif
2. Pendidikan Teknologik
Teknologi pendidikan merupakan suatu konsep pendidikan yang memiliki
persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan
informasi namun terdapat perbedaan yaitu dalam pedndiikan ini pembentukan dan
penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis lebih diutamakan.
Isi pendidikan disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan
disampaikan dengan media elektronika, dan para peserta didik belajar secara individual.
Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan
secara efisien. Keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat, sedangkan
pendidik berfungsi sebagai direktur belajar, lebih banyak tugas-tugas pengelolaan daripada
penyampaian dan pendalaman bahan. Teori ini merupakan teori pendidikan non-klasik,
karena melibatkan teknologi dalam prosesnya seiring perkembangan zaman.

 Materi, competencies
 Guru,expert
 Siswa, active person

3. Pendidikan Personal
Teori pendidikan ini berasumsi bahwa sejak anak dilahirkan, anak tersebut telah
memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan seyogyanya dapat mengembangkan potensi-
potensi tersebut. Hal ini berarti peserta didik adalah pelaku utama pendidikan, sedangkan
pendidik sebagai pembimbing, motivator, fasilitator serta melayani peserta didik.
Teori pendidikan ini berlandaskan filsafat progresivisme dan filsafat romantic. Filsafat
progresivisme dengan tokoh pendahulunya, Francis Parker dan John Dewey memandang
bahwa peserta didik merupakan satu kesatuan yang utuh. Materi pengajaran berasal dari
pengalaman peserta didik sendiri yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Kurikulumnya adalah kehidupan itu sendiri, artinya kurikulum tidak dibatasi pada hal-hal
yang bersifat akademik saja, karena semua pengetahuan adalah merupakan produk berpikir
melalui pengalaman. Pendidik lebih merupakan ahli dalam metodologi dan membantu
perkembangan peserta didik sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya masing-masing.
Teori pendidikan romantik berawal dari pemikiran J.J Rouseau tentang tabula rasa, yang
memandang setiap individu dalam keadaan fitrah, memiliki nurani kejujuran, kebeneran dan
ketulusan dan siap diisi dengan pengetahuan-pengetahuan.

 Materi, student’s experiences


 Guru, facilitator
 Siswa, whole person
4. Pendidikan Interaksional
Pendidikan Interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang berttik tolak dari
pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerjasama
dengan manusia lainnya. Dalam pendidikan ini tidak hanya menekankan interaksi antara
peserta didik dan pendidik, akan tetapi juga peserta didik dengan materi pembelajaran dan
lingkungan, yaitu antara pemikiran manusia dengan lingkungannya.
Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta yang ada,
memberikan interprestasi yang bersifat menyeluruh serta memahaminya dalam konteks
kehidupan. Filsafat yang melandasinya dalah filsafat rekonstruksionisme yang merupakan
variasi dari progresivisme, yang menginginkan kondisi manusia pada umumnya harus
diperbaiki (Callahan, 1983). Dengan mengkontruksi kembali kehidupan manusia secara total,
dengan merombak tata susunan masyarakat lama dan membangun tata susunan hidup yang
baru melalui lembaga dan proses pendidikan.

 Materi, particular problems of our contemporary sicio cultural world


 Guru, facilitator
 Siswa, student learn in his dialogic relationship with others, learning is an independent
effort.

Teori – Teori Pendidikan yang lain adalah:


1. Empirisme
Tokoh utama aliran ini adalah John Locke (Inggris; 1632-1704).Teori ini beranggapan bahwa
keberhasilan seorang anak itu ditentukan oleh pengalaman dan lingkugannya, dan faktor
pembawaan berupa bakat dari lahir tidak berpengaruh sama sekali.
2. Nativisme
Tokoh utama aliran ini adalah Schopenhauer (Jerman; 1788-1880).Nativus berarti bakat ,
teori ini beranggapan bahwa perkembangan seorang anak ditentukan oleh faktor
pembawaan dari lahir, yang merupakan faktor keturunan dari orang tuanya
3. Konvergensi
Tokoh utama aliran ini adalah William Stern (1871-1939). Teori ini merupakan perpaduan
antara teori empirisme dan nativisme, bahwa perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh
faktor pembawaan dari lahir sebagai bakat dan faktor lingkungan sebagai pengaruh
perkembangannya.
4. Naturalisme
Dipelopori oleh JJ. Rousseau (Perancis; 1712-1778). Teori ini juga disebut dengan
Negativisme karena beranggapan bahwa seorang anak dilahirkan dengan pembawaan yang
baik, namun pembawaan yang baik ini dapat rusak karena dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.

Sumber : http://andhinazubir.blogspot.co.id/2013/11/dasar-dasar-teori-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai