Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

FILOSOFI KONSEP DASAR KURIKULUM

Allan C. Ornstein
St. John’s University
Francis P. Hunkins
University of Washington, Emeritus

1. PENDAHULUAN

Filsafat adalah pusat kurikulum. Filosofo sekolah tertentu dan


pejabat mempengaruhi tujuan, isi, dan organisasi kurikulumnya. Biasanya,
sekolah mencerminkan beberapa filosofi. Keragaman ini meningkatkan
kurikulum dinamika. Mempelajari filsafat memungkinkan kita tidak hanya
lebih memahami sekolah dan kurikulum mereka, tetapi jua untuk
menangani keyakinan dan nilai pribadi kita sendiri. Isu- isu filosofis selalu
berddampak pada sekolah dan masyarakat. Masyarakat kontemporer dan
sekolah- sekolahnya berubah dengan cepat. Kebutuhan khusus untuk
penilaian ulang teru smenerus panggilan untuk filosofis pendidikan.
William Van Tili mengatakan “Sumber arahan kami ditemkan dalam
filosofis panduan kami… tanpa filsafat (kami membuat) kubah tanpa
pikiran ke dalam pelana dan kami memiliki kecenderungan untuk
mengendarai dengan gila- gilaan ke segala arah”.
Untuk sebagian besar filosifi pendidikan kami menentuan
keputusan, pilihan, dan alternative pendidia kita. Filsafat berkaitan dengan
aspek kehidupan yang lebih besar dan cara kita mengatur pikiran kita dan
menafsirkan fakta. Ini adalah upaya untuk memahami kehidupan,
masalahnya dan masalah dalam pesrpektif penuh. Ini melibatkan
pertanyaan dan sudut pandang kita sendiri serta pandangan orang lain. Itu
melibatkan pencarian nilai- nilai yang ditentukan dan emperjelas
keyakinan kita.
Dasar filsafat kurikulum sangat penting karena menentukan apa
yang akan dicapai sekolah, tujuan sekolah, struktur kurikulum apa yang
dianggap benar dicapai oleh siswa. Segala bentuk kurikulum dengan
kandungan yang ada ditentukan oleh filsafat kurikulum.
2. PEMBAHASAN

A. Filsafat dan Kurikulum

Filsafat membantu orang- orang yang berhubungan dengan


kurikulum yang didasarkan bagaimana sekolah dan kelas diorganisir.
Misalnya, bias menjawab apa yang akan didirikan oleh sekolah, apa
mata pelajaran yang bernilai diberikan kepada siswa, bagaimana siswa
belajar dengan materi pelajaran, apa tujuan, aktivitas yang disiapkan
untuk siswa sampai semua kegiatan- kegiatan yang lainnya.
Pentingnya filsafat itu menentukan keputusan- keputusan dalam
sebuah kurikulum, seperti menurut L. Thomas Hopkins, ketika pejabat
dibidang pendidikan menyarankan akan skedul yang berpihak pada
guru dan siswa pasti berbasis pada filsafat yang dianutnya, apakah
yang tersembunyi atau yang dianutnya terhadap masalah. Apapun
keputusan yang diambil berbasis pada filsafat yang dianutnya.
Selanjutnya Hopkins menyatakan bahwa filsafat itu penting untuk
semua aspek kurikulum. Apakah filsafat itu dinyatakan secara jelas
atau tidak. Jhon Goodlad menyatakan bahwa filsafat adalah titik awal
dalam memutuskan suatu kurikulum dan menjadi basis untuk semua
bagian dari suatu kurikulum. Filsafat menjadi kriteria untuk
menentukan tujuan, alat, dan hasil dari kurikulum.
Smitts, Stanley dan Shores juga berpendapat bahwa peranan
filsafat dalam mengembangkan kurikulum adalah:
1. Memformasikan tujuan pendidikan
2. Menyeleksi dan mengorganisir pengetahuan
3. Memformulasikanaktivitas dan prosedur dasar.
4. Menjawab masalah ketimpangan antara apa yang dilihat dengan
yang sebenarnya.

B. Filsafat dan Penyusunan Kurikulum

Filsafat mempengaruhi pandangan kurikulum, seharusnya


penyusunan kurikulum itu mesti terbuka terhadap pandangan-
pandangan lain, bukan penyusunan yang bersifat ego karena ingin
menganut pandangan diri sendiri.
Fungsi filsafat ada dua, yaitu:
1. Titik awal dari pengembangan kurikulum.
2. Sebagai interpendensi (menghubungkan antara satu dengan yang
lainnya).
Jhon Dewey menyatakan bahwa bagian filsafat adalah untuk
menyediakan kerangaka kerja atau acuan bagi tujuan dan metode dari
sekolah (menyediakan pengertian umum tentang kehidupan dan cara
berpikir). Selanjutnya Jhon Dewey menyatakan bahwa filsafat itu
tidak hanya sebagai titik awal tapi juga penting untuk aktivitas
kurikulum dan sekolah adalah laboratorium pendidikan, dimana
perbedaan- perbedaan filsafat nampak jelas.
Sementara menurut Tyler’s filsafat adalah kriteria untuk
menyusun pendidikan yang berfungsi sebagai lapisan pertama untuk
mengembangkan program- program sekolah. Karena itu filsafat
pendidikan dalam masyarakat demokrasi akan menekankan secara
tegas nilai- nilai demokrasi di sekolah.

C. Aliran Filsafat Utama

Ada 4 aliran pada yang mempunyai pengaruh besar pada


pendidikan di Amerika, yaitu idealisme, realisme, pragmatisme, dan
eksistensialisme.
1. Idealisme.
Tokok- tokoh yang menganut paham realisme adalah Plato.
Yang berpengaruh besar terhadap paham- paham pendidikan
idealisme menekankan pada moral dan spiritual sebagai ide utama
dalam dunia. Kemudian kebenaran dan nilai- nilai yang sifatnya
absolut, universal dan tidak terbatas waktu. Pikiran dan ide
sifatnya permanen terus menerus dan tersusun pada susunan yang
sempurna.
Pendidikan yang idealis lebih menyukai susunan dan pola
dari ilmu pengetahuan dalam kurikulum yang berhubungan
dengan ide- ide dan konsep satu sama lain.
2. Realisme
Tokoh aliran realisme adalah Aristoteles, Thomas Aquinas,
Harry Broudy dan Jhon Wild. Kaum realisme melihat dunia dari
segi objek dan materi. Orang sampai ke pengatahuan tentang dunia
melalui sensoris dan alasan- alasannya. Segala sesuatu ditentukan
dari alam dan dia berhubungan dengan hokum alam. Perilaku
manusia adalah rasional jika dihubungkan dengan hokum alam.
Kaum realis menekankan kurikulum berisi mata pelajaran
yang diorganisasikan secara terpisah yang sangat penting adalah
membaca, menulis aritmatika bagi kaum realisme ini. Kebenaran
dan kenyataan berasal dari sains dan seni.
3. Pragmatisme
Pendukung utama pragmatism adalah Jhon Dewey.
Pragmatisme menganggap bahwa pengetahuan adalah proses
dimana realita berubah, karena itu belajar terjadi jika seseorang
terlibat dalam problem solving.
Menurut Jhon Dewey pendidikan adalah proses
meningkatkan, bukan menerima kondisi kemanusiaan. Karena itu
tekanan utama pada problem solving menggunakan metode
scientific tidak mengumpulkan fakta- fakta atau pandangan-
pandangan. Jika mata pelajaran itu adalah interdisipliner. Orang
pragmatis menganggap proses pembelajaran adalah proses
rekonstruksri pengalaman sesuai dengan metode saintifik.
Prinsipnya belajar harus aktif, secara mandiri maupun social.
4. Eksistensialisme
Pragmatisme itu memang berasal dari Amerika tulen, sedangkan
eksistensial berasal dari eropa. Menurut kaum eksistensialisme
dihadapkan kepadaberbagai pilihan dalam situasi yang
dihadapinya. Setiap manusia menciptakan definisinya sendiri
termasuk dalam melakukannya sesuai dengan pilihannya.
Eksistensialisme lebih menyukai cara belajar yang bebas untuk
memilih apa yang ingin dipelajarinya dana pa yang dianggapnya
benar. Tujuannya meningkatkan kehidupan manusia dimana
keilmuan yang diperolehnya sangat tergantung pada potensiyang
dimiliki.

D. Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan diwarnai juga dengan aliran- aliran
Prenelialisme,
1. Prenelialisme merupakan jawban pertanyaan pendidikan
merujuk pada satu pertanyaan, yaitu apa hakikat manusia.
Preneliasme menganggap bahwa hakikat manusia adalah
konstan atau tetap. Manusia mempunyai kemampuan memahami
dan mengerti kebenaran- kebenaran universal dari alam. Tujuan
pendidikan adalah mengembangkan rasionalitas manusia dan
menuju kebenaran- kebenaran universal dengan cara melatih
intelektual. Kurikulum prenelialisme adalah subjek inti berasala
dari disiplin- disiplin ilmu apa yang disebut dengan liberal
dengan tekanan pada bahsam sastra, matematika, seni, dan sains.
Guru dipandang sebagai orang yang ahli dalam hal tersebut.
Oleh karenanya guru harus ahli dalam disiplin ilmunya dan
membimbing siswa untuk berdiskusi.
2. Essensialisme dikemukakan oleh William Bagley. Essensialisme
lebih konsen pada isu- isu kontemporer. Menurut esnsialis
kurikulum sekolah harus diarahkan kepada sifatnya yang
esensial saja. Esensialis menolak subyek lain seperti seni,
fisikal, dan vokasional. Menganggap apapun kemampuan siswa
harus mengikuti kurikulum yang sama, tetapi dalam tingkat dan
jumlah yang disesikan dengan kemampuannya. Peranan guru
adalah sebagai model dan mengurasai bidang ilmunya secara
maksimal guru memegang kendali penuh atas kelasnya.
Tuntutan menaikkan standar akademis dan kemampuan berpikir
siswa.
3. Progresifisme dikembangkan dari pragmatis. Menurut paham ini
keterampilan dan alat untuk belajar meliputi metode problem
solving dan scientific. Pengalaman belajar harus meliputi
perilaku kerjasama dan disiplin diri. Keduanya dianggap penting
untuk kehidupn yang demokratis. Progresif sifatnya berpusat
pada anak sebagai peserta didik tidak sebagai subjek didik.
4. Rekonstruksianisme menganggap siswa dan guru tidak hanya
mengambil posisi tertentu tetapi juga mesti bertindak sebagai
agen perbahan untuk memperharui masyarakat. Netralitas dalam
kelas tidak perlu untuk proses demokrasi, tetapi guru dan siswa
harus mengambil sikap untuk memberikan alasan- alasan
berpartisipasi dalam tanggung jawab social. Dalam kurikulum,
dengan pendidikan harus sesuai dengan ekonomi politik yang
baru. Bagi rekonstruksionis analisis, interpretasi dan evaluasi
dari masalah tidak cuku. Komitmen dan aksi dari siswa dan guru
diperlukan karena masyarakat selalu berubah maka kurikuum
juga berubah. Siswa dan guru sebagai agen perubahan.
Kurikulum yang didasarkan pada isu- isu social dan pelayanan
social dianggap ideal.

E. KESIMPULAN

Filsafat memberikan arti terhadap keputusan dan setiap


tindakan, kalua ada filsafat yang mendasarinya, pendidikan cenderung
rapuh terhadap hal- hal lain dan paham- paham lain. Yang paling
berpengaruh dalam menetapkan filsafat dalam kurikulum adalah John
Dewey.
Filsafat utama yang terkandung dalam suatu kurikulum dapat
dilihat dari dua kontinum, yaitu paham tradisional (konservatif) dan
paham kontemporer.
Pandangan umum filsafat ini mempengaruhi filsafat pendidikan.
Semua pandangan filsafat menginginkan peningkatan proses
pendidikan, menghasilkan warga negara yang lebih produktif dan
mengingkatkan kehidupan masyarakat, tapi karena mereka berbeda
dalam pandangan mereka juga tidak sepakat tentang bagaimana cara
mencapai tujuan- tujuan tersebut. Pandangan kita sebagai ahli
kurikulum adalah berusaha mencari jalan tengah dari dua kutu esktim.

Anda mungkin juga menyukai