Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PEMBUKUAN, LAPORAN, DAN AUDIT


KEUANGAN SEKOLAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


Manajemen Keuangan Pendidikan Lanjutan

Dosen Pengampu:
Prof.Dr. Dewie Tri Wijayati Wardoyo, M.Si
Dr. Muhammad Sholeh, M.Pd

Oleh:
Estika Fitriyanti
NIM. 21070845024

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.4 Dasar Hukum ............................................................................................. 3
1.5 Hasil Yang Diharapkan .............................................................................. 4
BAB II. KAJIAN TEORI ................................................................................ 5
2.1 Pembukuan ............................................................................................. 5
2.1.1 Bentuk Buku Kas Umum Skontro .............................................. 6
a. Buku Pembantu Bank ............................................................. 7
b. Buku Pembantu Kas Tunai ..................................................... 8
c. Buku Pajak .............................................................................. 8
2.1.2 Memperbaiki Kesalahan Pada Buku Kas Umum ....................... 9
2.2 Pelaporan penggunaan Anggaran Pendidikan ........................................ 11
2.2.1 Laporan Pelaksanaan Proyek Pembangunan Pendidikan ........... 11
2.2.2 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi ..................................... 12
2.2.3 Pengolahan dan Penyampaian Laporan Penggunaan
Anggaran Pendidikan ................................................................. 12
2.3 Audit Penggunaan Anggaran Pendidikan .............................................. 13
2.3.1 Monitoring Penggunaan Anggaran Pendidikan .......................... 14
2.3.2 Konsep Audit Anggaran Pendidikan .......................................... 15
2.3.3 Audit Penggunaan Anggaran Pendidikan ................................... 16
BAB III. PENUTUP ........................................................................................ 19
Kesimpulan ...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua lembaga harus memiliki manajemen untuk melaksanakan kegiatan


organisasinya. Diharapkan semua kegiatan dapat dilakukan dengan manajemen.
Dilakukan secara sistematis atau berurutan, sampai mendapat hasil yang bagus.
Organisasi memerlukan kontrol untuk mengatur kinerja anggota yang ingin
dicapai, mendapatkan tujuan yang diinginkan dan hasil yang bagus. Salah satu
dari manajemen yang paling penting adalah adanya manajemen keuangan
perusahaan atau organisasi. Definisi manajemen keuangan telah berkembang,
pemahaman manajemen yang hanya mengutamakan kegiatan pembiayaan hanya
untuk yang mengutamakan kegiatan penggalangan dana dan pembelanjaan dan
manajemen aset. Apalagi dengan analisis sumber pendanaan digunakan untuk
mencapai keuntungan maksimal organisasi tersebut. Manajemen keuangan perlu
memahami aliran uang baik eksternal maupun internal.

Akuntansi keuangan adalah salah satu bidang akuntansi yang bertujuan


untuk menyajikan laporan keuangan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu
untuk kepentingan pihak eksternal (Supriyono, 1999). Standar Akuntansi
Keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam
berbagai cara misalnya, laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.
Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga laporan keuangan yang
disajikan terpisah atau yang disajikan dalam dokumen publik lainnya seperti
laporan tahunan atau prospektus

Penganggaran diperlukan sebagai rencana belanja. Dalam permintaan.


anggaran terdiri dari tiga bagian: pendapatan, pengeluaran dan pembiayaan.
Anggaran itu penting ketika item yang diperlukan termasuk anggaran
penyimpanan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pengeluaran adalah anggaran potensial untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

Biaya merupakan salah satu faktor terpenting dalam menyelenggarakan


pendidikan. Penetapan biaya mempengaruhi efisiensi dan efektivitas kegiatan
dalam berorganisasi. Suatu misal kegiatan tersebut biayanya relatif rendah, tetapi
produk yang dihasilkan berkualitas baik, maka kegiatan tersebut efisien dan
efektif.

Pembiayaan adalah proses pengalokasian sumber daya untuk kegiatan atau


program untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, atau untuk proses belajar
mengajar di kelas. Antara lain, perencanaan anggaran pendidikan, pendanaan
pendidikan, pelaksanaan anggaran pendidikan, akuntansi dan akuntabilitas
keuangan pendidikan, serta audit dan pemantauan anggaran pendidikan.

Akuntabilitas pengelolaan dana pendidikan memerlukan pengkategorian


dana pendidikan menurut aturan standar tertentu, menjumlahkan transaksi
keuangan yang dilakukan dan melaporkannya kepada pemangku kepentingan.
Kegiatan ini dikenal dengan akuntansi dalam keuangan pendidikan. Penyusunan
akuntansi keuangan di bidang pendidikan harus didasarkan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Transaksi keuangan tidak diatur oleh
peraturan apapun, tetapi memerlukan akuntabilitas keuangan dengan pembukuan
yang jelas dan mudah dipahami.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah pencatatan, pelaporan, dan audit keuangan mampu membantu


manajemen keuangan satuan pendidikan dengan baik?

1.3 Tujuan

Dengan adanya manajemen keuangan yang baik, satuan pendidikan


diharapkan mampu:

1. Melakukan pencatatan dengan tepat;


2. Melaksanakan pelaporan dengan valid;
3. Menyediakan berkas dan data untuk audit.
1.4 Dasar Hukum

Dasar hukum penyelenggaran pendidikan yang paling mendasar adalah


UUD 1945 tepatnya alinea ke empat yang berbunyi “…..Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umumn mencerdasakan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia …………” Bab XIII Pendidikan
Pasal 31 ayat 1 dan 2. Tidak terkecuali perihal keuangan diatur pada Bab VIII
Hal Keuangan yaitu Pasal 23 yang membahas mengenai anggaran, pajak,
pengelolaan, dan audit keuangan, yang tentunya keuangan pendidikan termaksud
di dalamnya karena bersumber pada keuangan negara.

Dasar hukum selanjutnya yang menjelaskan tentang keuangan pendidikan


adalah Permendikbud No.6 tahun 2021 tentang Juknis Pengelolaan Dana BOS
Regular Pasal 18 bahwa Pengelolaan dan pelaporan penggunaan Dana BOS
Reguler dilakukan oleh sekolah dan Pemerintah Daerah. Sedangkan Tata cara
pengelolaan dan pelaporan Dana BOS Reguler oleh sekolah tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Menteri ini.

Pengelolaan dijatur pada Pasal 19, yang berbunyi:

1. Dalam pengelolaan Dana BOS Reguler, kepala sekolah bertugas:


a. Membuat perencanaan atas penggunaan Dana BOS Reguler;
b. Mengisi dan melakukan pemutakhiran Dapodik sesuai dengan kondisi
riil di sekolah sampai dengan batas waktu yang ditetapkan setiap
tahun;
c. Menggunakan Dana BOS Reguler sesuai komponen penggunaan Dana
BOS Reguler sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1); dan
d. Membuat laporan penggunaan Dana BOS Reguler.
2. Pelaksanaan tugas kepala sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diverifikasi dan divalidasi oleh kepala Dinas

Selanjutnya pelaporan keuangan sekolah dilakukan dengan ketentuan sebagai


berikut:
1. Sekolah harus menyusun pembukuan secara lengkap. Pembukuan disertai
dengan dokumen pendukung. Pembukuan yang harus disusun oleh sekolah
sebagai berikut:
a. RKAS;
b. Buku kas umum;
c. Buku pembantu kas;
d. Buku pembantu bank;
e. Buku pembantu pajak; dan
f. Dokumen lain yang diperlukan;
2. Sekolah harus menyusun laporan secara lengkap dengan ketentuan sebagai
berikut:

1) Melakukan rekapitulasi realisasi penggunaan Dana BOS reguler yaitu


melakukan rekapitulasi penggunaan Dana BOS Reguler berdasarkan
standar pengembangan sekolah dan komponen pembiayaan Dana BOS
Reguler;

2) Realisasi penggunaan dana yang dilaporkan merupakan seluruh


penggunaan Dana BOS Reguler yang diterima sekolah pada tahun
berkenaan;

3) Laporan dibuat tiap tahap dan ditandatangani oleh Bendahara, kepala


sekolah, dan Komite Sekolah serta disimpan di sekolah; dan

4) Sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah


menyampaikan laporan realisasi penggunaan Dana BOS Reguler
kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;

3. Sekolah harus memublikasikan semua pelaporan baik penerimaan dan


penggunaan Dana BOS Reguler kepada masyarakat secara terbuka.
Dokumen yang harus dipublikasikan yaitu rekapitulasi Dana BOS Reguler
berdasarkan komponen pembiayaan. Publikasi laporan dilakukan pada
papan informasi Sekolah atau tempat lainnya yang mudah diakses oleh
masyarakat.

1.5 Hasil yang Diharapkan


Satuan pendidikan mampu menyajikan draft untuk pembukuan, pelaporan,
dan audit dengan benar.

BAB II
KAJIAN TEORI

Pengelolaan keuangan pendidikan adalah kegiatan pencatatan transaksi


keuangan untuk mendanai suatu program pendidikan dengan tujuan memperoleh
informasi tentang penanggung jawab pengelolaan anggaran pendidikan. Kegiatan
ini sangat membantu dalam menilai dan memutuskan bagaimana membelanjakan
anggaran pendidikan.

Kegiatan tersebut meliputi identifikasi dan evaluasi data keuangan serta


pencatatan dan klasifikasi data keuangan. Ketika mengukur data keuangan
pendidikan, transaksi keuangan pendidikan dicatat dari waktu ke waktu dan
sistematis dalam satu atau lebih buku yang disebut jurnal. Setiap catatan harus
didukung oleh dokumen keuangan seperti catatan, faktur, dan kuitansi. Unit
pengukuran yang sesuai adalah unit mata uang. Kegiatan yang tidak dapat diukur
dengan uang tidak dapat digolongkan sebagai transaksi keuangan karena tidak
dapat diproses lebih lanjut.

Dalam penatausahaan keuangan pendidikan, terdapat tiga kegiatan penting


yaitu: pembukuan, laporan, dan audit anggaran pendidikan.

2.1 Pembukuan

Kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan teknis akuntansi, yaitu


pencatatan, klasifikasi, dan peringkasan transaksi keuangan adalah penegrtian dari
pembukuan. Selain pembukuan, akuntansi juga melakukan audit, menyiapkan
laporan keuangan tahunan, menafsirkan laporan, dan banyak lagi. Akuntansi
hanyalah unit kegiatan manajemen keuangan.

Pembukuan membahas “sebagaimana dicatat”, dan pembukuan juga


membahas semua prosedur yang berhubungan dengan ungkapan “mengapa” dan
“untuk tujuan apa”.
Penjelasan mengenai pengertian pembukuan dan akuntansi dapat disajikan
seperti visualisasi di bawah ini pada gambar 1.

Akuntansi

Pembukuan

Survei dan Pencatatan Pengelom- Perkiraan Pemeriksaan,


Perencanaan pokan Penyusunan,
Sistem Laporan, dan
Penafsiran

Dikerjakan oleh bendahara pemegang kas,


diawasi akuntan dan pembantunya

Dikerjakan oleh akuntan dan


pembantunya

Gambar 1. Hubungan Pembukuan dan Akuntansi

Pembukuan yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan dalam


pendidikan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku secara
garis besar dapat dibedakan menjadi dua jenis. Yaitu, buku kas umum skontro dan
buku kas tabularis. Berikut ini adalah penjelasan rinci tentang buku kas umum
skontro yang dikelola, termasuk langkah-langkah untuk memperbaiki kesalahan
dalam buku besar.

2.1.1 Bentuk Buku Kas Umum Skontro

Buku kas umum skontro adalah sarana pencatatan hasil semua


transaksi pendapatan dan pembayaran akuntansi sebagai bagian dari
pengelolaan anggaran yang disediakan. Meskipun format buku ini
sederhana, namun tidak dapat dilihat dengan cepat jumlah penerima, jumlah
pembayaran, atau saldo dari item pengeluaran apa pun sekaligus. Semua
yang dicatat dalam buku besar yang dikelola adalah data penting untuk
pelaporan dan audit.

Format buku kas umum skontro dapat dicontohkan seperti pada tabel
1 di bawah ini:
Buku Kas Umum Skontro
Bulan : ………………….
N No. No No.
Tanggal Uraian Jumlah Tanggal Uraian Jumlah
o SPM . Be/BP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Penutupan Jumlah Penutupan

Mengetahui, ……………, …………………...


Kepala Satuan Pendidikan Bendahara BOS

( ) ( )
NIP. NIP.

Saldo sebesar Rp ……..,-


terdiri dari:
uang tunai pada Kas Rp ……………,-
pada rekening bank Rp ………..…..,-

Tabel 1. Buku Kas Umum Skontro

Buku kas umum skontro memerlukan buku pembantu, yaitu: buku


pembantu kas tunai, buku anggaran pengeluaran, buku pembantu bank, dan
buku pajak karena bentuknya yang sangat sederhana.

a. Buku Pembantu Bank


Penyetoran, pengambilan, dan pembayaran melalui bank dicatat
dalam buku ini. Bank mempunyai peran yang utama dalam sistem
pembayaran yang baru. Format buku pembantu bank seperti tabel 2
berikut ini:
Buku Pembantu Bank
Bulan : …………………
N
Tanggal Uraian No. Bukti Peneriman Pengeluaran Saldo
o
1 2 3 4 5 6 7

Jumlah saldo akhir bulan


…………, ………………………….
Bendahara BOS
( )
NIP.

Tabel 2. Buku Pembantu Bank

b. Buku Pembantu Kas Tunai


Penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan kas tunai dicatat
pada buku pembantu kas tunai. Setiap pembayaran yang dilakukan
melalu kas bendahara atas suatu pembayaran pada pihak ketiga yang
nilainya di atas Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) atau penerimaan
potongan lainnya dicatat di buku ini di samping pada buku lainnya
yang berkaitan. Format buku pembantu kas tunai dapat dilihat pada
tabel 3 di bawah ini.

Buku Pembantu Kas Tunai


Bulan : …………………
N No.
Tanggal Uraian Peneriman Pengeluaran Saldo
o Bukti
1 2 3 4 5 6 7

Jumlah saldo akhir bulan


…………, ………………………….
Bendahara BOS

( )
NIP.

Tabel 3. Buku Pembantu Kas Tunai

c. Buku Pajak
Penerimaan dan pengeluaran dana yang berasal dari sumber-
sumber lain dicatat pada buku ini. Buku pajak berfungsi sebagai
penunjang buku utama jika ada kekeliruan pencatatan dapat dengan
mudah dilacak. Bentuk Buku Pembantu Pajak dapat dilihat pada tabel
4 berikut ini:
Buku Pembantu Pajak
Bulan : …………………..

Penerimaan Pengeluaran
No Tanggal Uraian Jumlah No Tanggal Uraian Jumlah
PPN PPh PPN PPh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

…………, ………………………….
Bendahara BOS

( )
NIP.

Tabel 4. Buku Pembantu Pajak

Ruang lingkup instansi sangat menentukan sedikit banyaknya buku


pembantu yang lainnya. Semakin besar instansi yang diampu, semakin
banyak buku pembantu yang diperlukan. Hal ini untuk mengatasi masalah
pencatatan yang kompleks dan menghindari tumpeng tindihnya pencatatan
keuangan.

2.1.2 Memperbaiki Kesalahan Pada Buku Kas Umum

Ketika melakukan pembukuan pada buku kas umum mungkin saja


terjadi kekeliruan atau kesalahan- kesalahan yang disebabkan oleh terlalu
banyaknya pekerjaan sehingga ketelitian menjadi berkurang. Hal ini
mengakibatkan kesalahan tulis, kesalahan- kesalahan dalam pembukuan ini
harus diperbaiki, karena pembukuan harus sesuai dengan kenyataan dan
bukti- buktinya.
Dalam surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.333/M/V/9/1968 tanggal 26 September 1968 terdapat ketentuan bahwa:
pada halaman pertama Buku Kas Umum, bendahara harus mencatat jumlah
halaman buku kemudian memberi nomor urut dan paraf. Halaman terakhir
digunakan untuk pemeriksaan kas. Buku kas umum harus ditulis dengan
tinta hitam, tidak diperbolehkan ada ruangan- ruangan tidak terisi, dan tidak
boleh ada tanda bekas hapusan atau tindasan tulisan. Jika ada coretan-
coretan harus dikerjakan dengan dengan dua garis lurus sehingga tulisan
yang semula masih bias dibaca, kemudian diparaf.
Berdasarkan ketentuan di atas, maka jika terjadi kesalahan pembukuan
hal tersebut tidak boleh merobek lembar halaman dan menggantinya dengan
buku yang baru, dan tidak boleh menghapus tulisan yang salah dan
menggantinya dengan tulisan yang baru.
Seperti telah disebut di atas bahwa kesalahan pembukuan yang sering
terjadi adalah kesalahan dalam menulis dan kesalahan dalam pembayaran.
Kesalahan dalam menulis misalnya jumlah harga yang dicatat pada buku
kas umum tidak sesuai dengan harga yang tercantum dalam bukti
kwitansinya, mungkin ditulis lebih lebih besar atau lebih kecil dari harga
yang ada pada kwitansi.
Perbaikan pembukuan karena kesalahn tulis dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu:
1. Angka yang salah dicoret dengan dua garis lurus dan diparaf sesuai
dengan ketentuan Pasal 8 Surat Keputusan Menteri Keuangan republic
Indonesia, kemudian ditulis dengan angka baru yang benar.

Mencoret Angka yang Salah, Ditulis Angka yang Benar di atasnya dan Diparaf

DEBET BULAN : ………….


No.
No Tanggal Uraian SPM Jumlah No Tanggal Uraian BK/BP Jumlah
MAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Biaya Prf-
5-12-
1. Interne 02/12/5917 315.000
2021
t 345.000

Tabel 5. Perbaikan Kesalahan Penulisan Menggunakan Cara Mencoret


dan Paraf
2. Membukukan kembali (contra pos) kesalahan pembukuan dengan
mendebet buku kas umum jika kesalahannya berupa kesalahan
pembukuan pengeluaran, selanjutnya melakukan pembukuan
pengeluaran sebenarnya.

Koreksi Bukti Kas No. 02/12/5917


DEBET BULAN : ………….
No.
No Tanggal Uraian SPM Jumlah No Tanggal Uraian BK/BP Jumlah
MAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5917 345.000 1. 5-12- Biaya 02/12/5917 345.000
2021 Interne
2. t 02/12/5917 315.000
5-12- Biaya
2021 Interne
t

Tabel 6. Koreksi Bukti Kas

3. Membukukan pada buku kas umum selisihnya saja jika terjadi selisih
kurang atas pembukuan pengeluaran.

Membukukan Selisih Lebih


DEBET BULAN : ………….
No.
No Tanggal Uraian SPM Jumlah No Tanggal Uraian BK/BP Jumlah
MAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 02-12- Kelebihan 5917 30.000 1. 5-12- Biaya 02/12/5917 345.000
2021 2021 Internet

Tabel 7. Membukukan Selisih Lebih

Membukukan Selisih Kurang


DEBET BULAN : ………….
No.
No Tanggal Uraian SPM Jumlah No Tanggal Uraian BK/BP Jumlah
MAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1. 5-12- Biaya 02/12/5917 345.000
2021 Internet
2. Kekurangan
5-12- membukukan
2021 pada bukti
kas No.
02/12/5917 30.000

Tabel 8. Membukukan Selisih Kurang


2.2 Pelaporan Penggunaan Anggaran Pendidikan.

Ada banyak jenis laporan penggunaan anggaran pendidikan. Setiap laporan


memiliki format, isi, waktu penyampaian, sistem, dan mekanisme penyusunan
yang berbeda. Laporan penggunaan anggaran pendidikan secara garis besar dapat
dibagi menjadi dua kelompok. Artinya, laporan pelaksanaan proyek pembangunan
dan pelaksanaan tugas dan fitur tersebut. Laporan pelaksanaan proyek
pembangunan terdiri dari laporan bulanan dan triwulanan. Laporan tugas dan
kinerja terdiri dari laporan tengah tahunan dan laporan tahunan.

2.2.1 Laporan Pelaksanaan Proyek Pembangunan Pendidikan

Format yang digunakan untuk menyusun laporan triwulan berisi


penjaringan data yang bersifat umum, data keuangan, data realisasi, dan data
pelaksanaan. Format ini meliputi administrasi dan pelaksanaan, pencapaian
fisik, pencapaian sasaran bembayaran, dan pencapaian tujuan.

Mekanisme penyusunan laporan membutuhkan peran serta pimpinan


dalam pelaksanaan proyek pembangunan di lingkungan satuan pendidikan,
diperlukan laporan dari setiap proyek atau bagian proyek yang
berkesinambungan dan tepat waktu. Untuk itu maka harus dilakukan rapat
monitoring bulanan di setiap unit. Rapat diperlukan untuk menyampaikan
laporan pelaksanaan proyek dan permasalahan yang dihadapi kepada
pimpinan struktural.

2.2.2 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Pennyusunan laporan pelaksanaan program pendidikan meliputi


pelaksanaan tugas dan fungsi pelaksanaan rencana dan program rutin dan
pembangunan, keadaan organisasi dan ketatalaksanaan, ketenagaan,
perlengkapan, dan anggaran. Dalam hal ini terdapat dua jenis laporan yaitu
laporan tengah tahunan dan laporan tahunan.

1. Laporan Tengah Tahunan


Pelaporan dilakukan tiap semester dengan tujuan apakah suatu
rencana perlu ditelaah dan disempurnakan atau tidak. Isi laporan
menunjukkan hasil yang telah dicapai berupa data kualitatif dan
kuantitatif, kekurangan dan kegagalan pencapaian target, dan
penyimpangan yang mungkin saja terjadi.
2. Laporan Tahunan
Laporan tahunan dipertanggungjawabkan pada akhir tahun anggaran.
Materi laporan meliputi pelaksanaan program, usulan rencana dan
program rutin, dan usul kebijakan pembangunan tahun berikutnya.
Masukan dari laporan tahunan menjadi dasar dalam menetukan
kebijakan pimpinan pada tahun anggaran selanjutnya.

2.2.3 Pengolahan dan Penyampaian Laporan Penggunaan Anggaran


Pendidikan.

Seluruh pelaporan dari tingkat satuan pendidikan sampai regional


bermuara pada rakernas pusat yang bertujuan untuk meningkatkan
pelaksanaan rencana dan program kerja, menentukan kegiatan- kegiatan
secara rasional, mengidentifikasi sumber penyebab penyimpangan, dan
menganalisis kebijakan yang telah dilaksaakan sebagai pembanding untuk
menentukan alternatif kebijakan yang akan datang.

2.3 Audit Penggunaan Anggaran Pendidikan.

Tahap terakhir dalam penggunaan anggaran pendidikan adalah proses


pengawasan. Dalam proses pengawasan ini terdapat dua langkah yaitu monitoring
dan auditing.
Pengawasan

Monitoring Auditing

Kegiatan pemantauan terhadap penggunaan anggaran pendidikan tidak


boleh dilakukan dengan memilih atau mengklasifikasikan satu atau lebih kegiatan
dan harus mencakup penggunaan dalam empat kegiatan utama: pemantauan,
pengecekan, evaluasi, dan pelaporan, karena ada yang disebut sistematis. Ini
disebut sistematis, dan kegiatan yang memantau penggunaan anggaran pendidikan
perlu dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pemantauan, peninjauan dan
evaluasi kegiatan dan diakhiri dengan memberikan laporan penggunaan anggaran
kepada pemangku kepentingan.
Dilihat dari perspektif pelaksanaan pengawasan, pengawasan penggunaan
anggaran pendidikan dapat dikategorikan ke dalam empat kelompok, yaitu:

1. Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilaksanakan oleh atasan


langsung kepada bawahannya, atau engawasan terhadap kinerja bawahan
dilaksanakan oleh atasan langsung bukan pihak lain. Prinsip yang harus
dipegang oleh seorang atasan dalam melakukan pengawasan antara lain
harus dilakukan terus menerus (rutin), efektif, komprehensif, cepat, tertib,
objektif, terdapat kriteria yang jelas, factual, dan rasional.
2. Pengawasan Fungsional adalah pengawasan yangdilaksanakan oleh aparat
yang berfungsi sebagai pengawas. Badan pengawasan keuangan di tingkat
satuan pendidikan adalah Inspektorat Jenderal Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
3. Pengawsan legislatif adalah pengawasan yang dilakukan oleh badan
legislatif, yaitu Dewan perwakilan Rakyat (DPR) terhadap pelaksanaan,
rencana, dan program kerja pemerintah. Pengawasan legislative pada
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dilakukan dengan cara Inspektorat
beserta jajarannya menyampaikan hasil pengawasan pada satuan kerja
dilingkungannya dengan cara menjawab pertanyaan- pertanyaan yang
diajukan oleh anggota dewan dalam rapat dengar pendapat dengan DPR/
DPRD.
4. Pengawasan masyarakat, adalah pengawasan yang dilakukan oleh anggota
masyarakat baik anggota masyarakat secara individual maupun kelompok
dengan cara melihat, memperhatikan, memonitor, menilai, dan melaporkan
pelaksanaan kegiatan suatu unit kerja satuan pendidikan .

2.3.1. Monitoring Penggunaan Anggaran Pendidikan

Pemantauan penggunaan anggaran pendidikan mencakup segala upaya


untuk melacak kemajuan proses pelaksanaan kegiatan, termasuk
penggunaan anggaran pendidikan. Kegiatan ini meliputi pengumpulan,
pencatatan, pengolahan, dan pengecekan statistik dan informasi tentang
penggunaan anggaran. Informasi tersebut diwujudkan dalam bentuk
kemajuan yang mengarah pada pelaksanaan rencana pendidikan, dan
pelaksanaan rencana.

Tujuan utama monitoring adalah untuk mengumpulkan, mengkaji dan


mengolah data dan informasi tentang penggunaan anggaran pendidikan
untuk menilai kemajuan dalam perencanaan dan penggunaan program,
hasil yang dicapai dalam perencanaan dan pelaksanaan program, hambatan
dan upaya. Tujuan lain dari pemantauan adalah untuk dapat
membandingkan hasil pelaksanaan rencana dengan program.

Pelaksanaan monitoring anggaran pendidikan dilakukan dengan dua


tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan
menetapkan dan menyusun instrument monitoring. Tahap pelaksanaan
terbagi menjadi pelaksanaan secara langsung dan tidak langsung.

Pelaksanaan langsung memiliki kelebihan yaitu data yang diperoleh


lebih akurat karena merupakan data primer, dilaksanakan dengan cepat, dan
penggunaan waktu yang singkat. Kelemahan pelaksanan langsung adalah
pada biaya pelaksanaan yang tinggi, pendokumentasian tidak
tersebarluaskan karena tidak tertulis, membutuhkan tenaga yag lebih
banyak, dan data yang dibutuhkan tidak lengkap karena ketidaksiapan
responden.

Berdasarkan perspektif waktu, moitoring dibedakan menjadi


monitoring periodik (rutin) dan insidental. Monitoring periodik
dilaksanakan daam kurun waktu ruitn dan berkelanjutan. Monitoring
insidental dilaksanakan sewaktu- waktu dimana telah ditemukan indikasi
terjadinya penyimpangan atau hambatan yang membutuhkan penanganan
dengan segera.

Dalam implementasinya, pelaporan hasil monitoring di lingkungan


satuan pendidikan menggunakan system dan mekanisme pelaporan
tersendiri yaitu laporan bulanan, triwulan, dan tahunan. Pelaporan
menggunakan instrument baku yang berlaku untuk kegiatan proyek maupun
non proyek. Hal- hal yang dlaporkan adalah indikasi keberhasilan dilihat
dari kegiatan, sasaran, realisasi, alokasi anggaran, sisa dana, sisa kredit, dan
realisasi keuangan fisik (asset).

2.3.2. Konsep Audit Anggaran Pendidikan.

Auditing adalah kegiatan yang mengkaji, mengevaluasi, dan


melaporkan pelaksanaan rencana kerja yang telah diprogramkan
sebelumnya dengan tujuan untuk memastikan bahwa kegiatan yang
diprogramkan telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan program. Dari
pengertian tersebut, pemantauan penggunaan anggaran pendidikan adalah
kegiatan pengamatan yang menggunakan anggaran yang dialokasikan untuk
mendanai program pendidikan, anggaran yang dialokasikan digunakan
dengan tepat, dan program pendidikan dilaksanakan secara efektif dan
efisien.

Pembahasan pertimbangan penggunaan anggaran pendidikan tidak


terlepas dari pembahasan konsep efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
rencana dan program pendidikan. Efisien mengacu pada hubungan antara
input dan output. NS. Suatu sistem dikatakan efisien jika menghasilkan
output yang cukup atau output yang lebih banyak dari targetnya dengan
sumber daya yang minimal. Efektivitas dipahami sebagai hubungan antara
kinerja yang diinginkan dan kinerja yang dicapai. Jika keluaran yang
diinginkan sesuai dengan keluaran yang dicapai, maka tujuan tercapai secara
efektif.Ini sejalan dengan pendapat Levin. Gloss dan Meiser (1984) yang
mengatakan bahwa, efisiensi dinyatakan bila keluaran yang dikehendaki
adalah maksimal (efektif) untuk suatu tingkat masukan (biaya/ sumber daya)
yang minimal. Selanjutnya, Olynn Deniston dkk, menjelaskan suatu
pendekatan menyeluruh dan sistematis untuk menilai efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan program yaitu dengan mengurai empat pertanyaan
penting yang berkaitan dengan kesesuaian, kecukupan, ketepatan
pencapaian tujuan (keefektifan), dan tingkat penghematan penggunaan
sumber daya (keefisiensian).

2.3.3 Audit Penggunaan Anggaran Pendidikan


Auditing adalah proses sistematis untuk memperoleh dan menilai
secara objektif bukti pernyataan tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi,
menentukan tingkat kesesuaian antara salah satu pernyataan dan kriteria
tertentu, dan menentukan hasilnya. Tujuannya adalah untuk
mengkomunikasikan kepada pengguna yang berkepentingan. Hasil audit
juga erat kaitannya dengan masalah komunikasi, sehingga betapapun
efektifnya proses penilaian dalam mengaudit laporan keuangan, informasi
yang dikumpulkan darinya tidak terlalu berguna jika tidak dikomunikasikan
dengan baik. Dari hasil audit ini muncul adanya kebutuhan dasar manusia
atau keinginan dan kebutuhan.

Audit atau pemeriksaan anggaran pendidikan adalah kegiatan meneliti


atau melihat untuk mempelajari dan menelaah sampai dengan mengusut
penggunaan anggaran tersebut. Kegiatan ini dilakukan dengan car ameneliti
dokumen asli dari kegiatan transaksia yang telah dilakukan dengan tujuan
menemukan kemungkinan adanya kesalahan pencatatan atau bahkan
kecurangan.

Audit anggaran pendidikan juga dapat dilakukan dengan akuntansi


melalui pertanggungjawaban tertulis atas penyetoran dan penarikan. Jenis
inspeksi dan pemantauan ini disebut pemantauan jarak jauh atau
pemantauan tidak langsung. Oleh karena itu, akuntansi perlu menyiapkan
laporan keuangan bulanan (SPJ) untuk pengelolaan dana pendidikan.
Pemeriksaan dan pengawasan pengelolaan anggaran pendidikan juga dapat
dilakukan secara langsung oleh bendahara yang mereview buku dan arsip,
serta membelanjakan uang.

Fungsi dari audit sebagai sarana untuk meneliti keabsahan, kebenaran,


dan keaslian domunen dari pengelolaan anggaran dengan tujuan
memberikan laporan langsung, menghindari kesalahan, menghindari
penyimpangan, pembetulan/ koreksi, menciptakan kondisi penggunaan
anggaran yang efektif dan efisien.

Sasaran penggunaan anggaran diarahkan kepada pemeriksaan bukti-


bukti dokumen asli mulai dari perihal penerimaan dan penyerahan uang,
piutang, saldo, pengelolaan barang hasil belanja atau bantuan, dan pada
periode tertentu memeriksa keadaan akhir barang.

Pelaksana kegiatan pemeriksaan (auditor) merupakan staf yang


diserahi tugas oleh pejabat yang berwenang. Hal yang perlu
dipertimbangkan meliputi ruang lingkup pemeriksaan, luas objek, dan
tanggung jawab pelaksanaan pemeriksaan tersebut.

Data yang diperlukan untuk pemeriksaan di tingkat satuan pendidikan


yaitu RKAS, buku kas umum, buku pembantu bank, dan buku pembantu
pajak. Pemeriksaan rutin dilakukan setiap akhir semester pertama dan
kedua. Pemeriksaan berkala dilakukan secara acak atau sampling, biasanya
dipilih dengan jumlah penerima bantuan terbanyak. Dari hasil temuan yang
diperoleh, satuan pendidikan dapat memperbaiki kesalahan pelaporan
apabila teridentifikasi kesalahan dalam bentuk format atau salah hitung,
namun apabila temuan mengarah pada manipulasi bahkan markup nominal
maka auditor dalam hal ini yang berwenang adalah inspektorat dapat
melaporkan adanya tindakan penyelewengan.

Hasil audit dari pelaporan yang baik akan menampilkan informasi


penting seperti sejauh mana pelaksanaan rencana dan program telah
dijalankan, kendala dan hambatan apa saja yang dihadapi, dan
penyimpangan serta penyebab dari penyimpangan tersebut.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pembukuan adalah penyelenggaraan teknis pembukuan yang berkaitan


dengan pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi keuangan. Setiap
laporan memiliki format, isi, waktu penyampaian, sistem, dan mekanisme
penyusunan yang berbeda. Artinya, laporan pelaksanaan proyek pembangunan
dan pelaksanaan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Mekanisme penyusunan laporan membutuhkan peran serta pimpinan dalam
pelaksanaan proyek pembangunan di lingkungan satuan pendidikan, diperlukan
laporan dari setiap proyek atau bagian proyek yang berkesinambungan dan tepat
waktu. Rapat diperlukan untuk menyampaikan laporan pelaksanaan proyek dan
permasalahan yang dihadapi kepada pimpinan struktural. Penyusunan laporan
pelaksanaan program pendidikan meliputi pelaksanaan tugas dan fungsi
pelaksanaan rencana dan program rutin dan pembangunan, keadaan organisasi dan
ketatalaksanaan, ketenagaan, perlengkapan, dan anggaran. Dalam proses
pengawasan ini terdapat dua langkah yaitu monitoring dan auditing.
Kegiatan pemantauan terhadap penggunaan anggaran pendidikan tidak
boleh dilakukan dengan memilih atau mengklasifikasikan satu atau lebih kegiatan
dan harus mencakup penggunaan dalam empat kegiatan utama: pemantauan,
pengecekan, evaluasi, dan pelaporan, karena ada yang disebut sistematis.
Sistematika ini adalah kegiatan memantau penggunaan anggaran pendidikan
yang perlu dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pemantauan, peninjauan
dan evaluasi kegiatan dan diakhiri dengan memberikan laporan penggunaan
anggaran kepada pemangku kepentingan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Matin, M.Pd. (2020), Manajemen Pembiayaan Pendidikan: Konsep dan
Aplikasinya; Rajawali Pers
Abdul Halim, 2008. Auditing (Dasar- Dasar Audit Laporan Keuangan).
Yogyakarta; Unit Penrbit dan Percetakan STIM dan YKPN
Mardiasmo, Prof. Dr. M.B.A., Akt. 2000. Akuntansi Keuangan Dasar. BPFE
Yogyakarta Edisi 3, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada
Al. Haryono Jusup. Dasar- Dasar Akuntansi Edisi 6. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2003.
Arwildayanto. Lamatenggo, N., & Sumar, W.T (2017) Manajemen Keuangan dan
Pembiayaan Pendidikan (Subarna (Ed)). Widya Padjajaran.

Anda mungkin juga menyukai