Anda di halaman 1dari 12

Filsafat Pendidikan

Nama : Dewi Astuti

Nim : 210207075

Prodi : Pendidikan biologi

Mata kuliah : UAS filsafat Pendidikan

Dosen pengampu : Dr. Azhar, M.Pd

Soal-Soal:

1. Jelaskan urgensi, peranan dan kedudukan filsafat pendidikan dalam proses


pembelajaran di sekolah
Jawaban
Peranan dan kedudukan Filsafat pendidikan merupakan aplikasi ide-ide filosofis ke
dalam masalah-masalah pendidikan. Begitupun sebaliknya, praktik-praktik pendidikan
juga bisa menyumbang gagasan terhadap perbaikan ide-ide filosofis tersebut. Sebab
pendidikan itu berkaitan dengan dunia ide aktivitas praktis. Ide-ide yang baik
memiliki implikasi yang baik pula terhadap praktik-praktik pendidikan. Filsafat
pendidikan lebih banyak disandarkan pada pemikiran- pemikiran para filsuf
pendidikan sembari berupaya untuk mengaplikasikan pemikiran-pemikiran tersebut
dalam praktik pendidikan. Filsafat pendidikan tidak hanya merupakan cara untuk
mendapatkan dan mencari ide-ide, tetapi juga merupakan media pembelajaran tentang
bagaimana menggunakan ide-ide tersebut secara lebih tepat. Filsafat pendidikan hanya
bisa menjadi signifikan ketika pendidik mengenali perlunya berpikir secara jernih
tentang apa yang sedang mereka lakukan. Kemudian melihat relasi antara apa yang
sedang mereka kerjakan dengan konteks individu dan perkembangan sosial yang lebih
luas. Dalam konteks inilah, praktik memperluas teori dan mengarahkannya untuk
mendapatkan kemungkinan-kemungkinan yang baru. Para pendidik harus memahami
bahwa filsafat pendidikan juga memberikan sesuatu yang berbeda dalam wawasan dan
aktivitas pendidikan itu sendiri. Maka perlunya menggunakan ide-ide filosofis dan
pola-pola pemikiran agar dapat menjadikan aktivitas mereka pada taraf kesadaran etis.
Bukannya sekedar rutinitas. Hanya saja ini tidak berarti bahwa pendidik harus
menerima pemikiran filsafat apa adanya. Mereka harus tetap menguji pemikiran
filsafat sesuai dengan konteks sosial peserta didik. Ketika kondisi berubah maka
perspektif dan wawasan harus diuji kembali.menurut Dr. H. Amka, M.Si 28 Filsafat
pendidikan tidak bisa dilihat dalam ruang yang vakum, tapi harus dilihat dalam
dinamika kekuatan-kekuatan yang lain. Maka dari itu, mengkaji basis teori kritis yang
menjadi landasan bagi praksis pendidikan yang memiliki corak dalam mengajarkan
idea terhadap penghargaan atas harkat dan martabat kemanusiaan, kesetaraan dan
keadilan, penghargaan atas perbedaan, dan pembebasan atas dominasi dan
ketertindasan. Lantas memungkinkannya untuk memujudkan cita-cita transfomasi
sosial dan emansipasi. Platon percaya bahwa pendidikan adalah pembudayaan, proses
di mana manusia anak-anak dijadikan manusia seutuhnya sesuai dengan karakter dan
watak masyarakatnya (polisnya). Pendidikan bukanlah sekedar mentransfer
pengetahuan. Kata "transfer" mungkin membuat kita mengingat uang atau rekening
bank, dan daya serap setiap anak didik begitu kompleks sehingga transfer seperti itu
tidak menolong kita untuk mendidik anak-anak. Gambaran lain yang mirip
berbahayanya adalah mengumpankan pendidikan sebagai unduhan program ke kepala
anak-anak. Institusi pemikiran Platon tentang pendidikan berpusat pada jati diri
manusia, yaitu pada jiwanya. Mendidik artinya merawat jiwa dengan baik. Hanya jiwa
yang terawat yang nantinya bisa melahirkan pemimpin dan masyarakat rasional yang
menjadi idaman setiap orang. Dalam bahasa Platon, aktivitas berfilsafat, di mana salah
satunya adalah melakukan pendidikan, merupakan aktivitas "merawat jiwa". Para
pemikir Yunani bergulat dengan takdir dan berusaha lolos dari kungkungannya
dengan mengidamkan kehidupan Ilahi yang immortal.

Haryanto, “Pendidikan karakter menurut ki hadjar dewantara”, ( cakrawala


Pendidikan: XXX edisi khusus dies natalis UNY, 2011), h.15-27
2. Ada beberapa macam aliran filsafat pendidikan, antara lain: progesivisme,
esensialisme, perenialisme, eksistensialisme, dan rekontruksionisme.
- Jelaskan ciri dan tokoh masing-masing aliran filsafat di atas.
- Jelaskan pula konsep/pandangan aliran-aliran filsafat tersebut di atas terhadap
murid, guru, kurikulum, tujuan, materi ajar, metode pembelajaran, dan
evaluasi.

Jawaban
A. Progesivisme
1. Pengertian Progresivisme

Progresivisme menurut bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan


kemajuan-kemajuan secara cepat. Aliran atau teori pendidikan progresivisme adalah
teori pendidikan yang memfokuskan pentingnya pendidikan sebagai sarana
“kemajuan” atau liberasi peserta didik. Kemajuan atau progres tersebut berarti bahwa
pendidikan tidak sekedar dengan memberikan sekumpulan pengetahuan akademik
kepada pesertia didik, tetapi hendaklah berisi aktivitas atau ketrampilan yang
mengarah pada pelatihan kemampuan berfikir mereka sedemikian rupa, sehingga
mereka dapat berfikir secara sistematis seperti memberikan analisis, pertimbangan,
dan perbuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling memungkinkan
untuk pemecahan masalah yang dihadapi.

2. Ciri-ciri Utama Progresivisme


a. Pendidikan dianggap mampu merubah dalam arti membina kebudayaan baru
yang dapat menyelamatkan manusia bagi masa depan.
b. Percaya bahwa manusia sebagai subyek yang memiliki kemampuan untuk
menghadapi dunia dengan skill dan kekuatan mandiri.
c. Progress yang menjadi inti perhatiannya, maka ilmu pengetahuan yang dapat
menumbuhkan kemajuan dipandang merupakan bagian-bagian utama dari
kebudayaan, yaitu ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam.
d. Progresivisme adalah satu filsafat transisi antara dua konfigurasi kebudayaan
yang besar. Progresivisme adalah rasionalisasi mayor daripada suatu kebudayaan
yakni (1) perubahan yang cepat dari pola-pola kebudayaan Barat yang diwarisi
dan dicapai dari masa ke masa, (2) perubahan yang cepat menuju pola-pola
kebudayaan baru yang sedang dalam proses pembinaan untuk masa depan.
e. Progresivisme sebagai ajaran filsafat merupakan watak yang dapat digolongkan
ke (1) negative and diagnosticyakni bersikap anti terhadap otoritarialisme dan
absolutisme dalam segala bentuk, seperti agama, moral, sosial, politik dan ilmu
pengetahuan, (2) positive and remedial yakni suatu pernyataan dan kepercayaan
atas kemampuan manusia sebagai subyek yang memiliki potensi alamiah,
terutama kekuatan-kekuatan self-regenarative (diperbaharui sendiri) untuk
menghadapi dan mengatasi semua problem hidup.

3. Tokoh-Tokoh Progresivisme
a. William James (11 Januari 1842 – 26 Agustus. 1910)

James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi
organik, barns mempunyai fungsi biologic dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia
menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata
pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk
membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas
dasar ilmu perilaku.

b. John Dewey (1859 – 1952)

Teori Dewey tentang sekolah adalah “Progressivism” yang lebih menekakan pada
anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah
“Child Centered Curiculum”, dan “Child Centered School”. Progresivisme
mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas.

Filsafat yang dianut Dewey adalah bahwa dunia fisik itu real dan perubahan itu bukan
sesuatu yang tak dapat direncanakan. Perubahan dapat diarahkan oleh kepandaian
manusia. Sekolah mesti membuat siswa sebagai warga negara yang lebih demokratik,
berpikir bebas dan cerdas. Bagi Dewey ilmu pengetahuan itu dapat diperoleh dan
dikembangkan dengan mengaplikasikan pengalaman, lalu dipakai untuk
menyelesaikan persoalan barn. Pendidikan dengan demikian adalah rekonstruksi
pengalaman. Untuk memecahkan problem, Dewey mengajarkan metode ilmiah
dengan langkah-langkah sebagai berikut : sadari problem yang ada, definiskan
problem itu, ajukan sejumlah hipotesis untuk memecahkannya,uji telik konsekuensi
setiap hipotesis dengan melihat pengalaman silam, alami dan tes solusi yang paling
memungkinkan.
c. Hans Vaihinger (1852 – 1933)

Hans Vaihinger Menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian
dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan. Satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah
gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di
dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu
berguna. untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tabu saja bahwa
kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.

4. Konsep/pandangan aliran-aliran progesivisme terhadap


a. Murid
Student centered learning (riati, 2019). Yang mana peserta didik berperan lebih
aktif dan guru hanya sebagai fasiliator saja. Maka dari itu dengan aliran filsafat
progresivisme, peserta didik diberikan kebebasan untuk megembangkan
kemampuan yang dimilikinya.
b. Guru
Peran guru dalam suatu kelas yang berorientasi secara progresif adalah berfungsi
sebagai seorang pembimbing atau orang yang menjadi sumber, yang pada intinya
memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi pembelajaran siswa. Guru
berhubungan dengan membantu para siswa mempelajari apa yang penting bagi
mereka. Terhadap tujuan ini, guru progresif berusaha untuk memberi siswa
pengalaman –pengalaman yang mereplikasi/ meniru kehidupan keseharian
sebanyak mungkin..
c. Kurikulum
Filsafat progresivisme menghendaki jenis kurikulum yang bersifat luwes
(fleksibel) dan eksperimental (pengalaman). Jadi kurikulum bisa diubah dan
dibentuk sesuai dengan zamannya. W.H Kilpatrick mengatakan, suatu kurikulum
yang dianggap baik didasarkan atas tiga prinsip:
 Meningkatkan kualitas hidup anak didik pada tiap jenjang.
 Menjadikan kehidupan aktual anak ke arah perkembangan dalam suatu kehidupan
yang bulat dan menyeluruh.
 Mengembangkan aspek kreatif kehidupan sebagai suatu uji coba atas keberhasilan
sekolah sehingga anak didik dapat berkembang dalam kemampuannya yang aktual
untuk aktif memikirkan hal-hal baru yang baik untuk diamalkan.
d. Tujuan
Meberikan keterampilan dan alat-alat yang bermanfaat untuk berinteraksi dengan
lingkungan yang bermanfaat untuk berinteraksi dengan lingkungan yang berada
dalam proses perubahan secara terus-menerus
e. Materi ajar
Pendidikan selal dalam proses perkembangan, penekannya adalah perkembangan
individu, maasyarakat dan kebudayaan.pendidikan harus siap memperbarui
metode,kebijaksanaanya, berhubungan dengan perkembangan sains dan teknologi,
serta perubahan lingkungan.
f. Metode pembelajaran
Filsafat progresivisme mempunyai konsep bahwa anak didik mempuyai akal dan
kecerdasan sebagai potensi yang merupakan suatu kelebihan dibandingkan dengan
makhluk-makhluk lain. Filsafat progresivisme mengakui anak didik memiliki
potensi akal dan kecerdasan untuk berkembang dan megakui individu atau anak
didik pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif dan dinamis dalam menghadapi
lingkungannya.

B. Esensialisma
1. Pengertian esensialisme
Aliran filsafat esensialisme adalah aliran yang menerapkan warisan-warisan budaya
yang baik.Jadi didalam dunia pendidikan peranan guru dan sekolah lah yang sangat
berpengaruh seperti sekolah menerapkan aturan-aturan yang mendisiplinkan siswa
dengan cara warisan-warisan budaya dan tetap mengembangkan warisan-warisan
budaya.
2. Ciri- ciri sensialisme
a. kesan pada awal pembelajaran yang menarik dapat meninbulkan minat yang kuat
dan tahan lama dalam diri siswa.
b. Pada perkembangan manusia di usia balita, pengawasan, pengarahan, dan
bimbingan dari orang tua akam melekat pada proses pertumbuhannya.
c. Menjadikan sikap disiplin sebagai tujuan dari pendidikan tersebut
d. Esensialisme menyajikan teori pendidikan yang kuat dan kokoh, sedangkan
sekolah lain menyajikan teori yang lebih lemah
3. tokoh-tookoh esensialisme
a. William C Bagley
Ia adalah seorang pendidik yang berasal dari Amerika. Ia lahir tahun pada tahun
1876 lalu meninggal pada tahun 1946. Ia berpendapat bahwa filsafat pendidikan
mempunyai beberapa ciri diantaranya yaitu:
A. Minat kuat pada seorang peserta didik sering gugur pada tahap awal.
B. Pengawasan, bimbingan, pengarahan.
C.Kemampuan mendisiplinkan diri untuk mencapai tujuan.
b. Johan Frieddrich Herbet
Ia berpendapat bahwa tujuan pendidikan yaitu untuk menyesuaikan jiwa seseorang
disertai dengan kebijaksanaan dari tuhan. Sedangkan dalam mencapai sebuah
proses tujuan pendidikan yaitu melalui sebuah pengajaran.
c. William T Haris
Ia berpendapat bahwa tugas pendidikan yaitu terbentuknya realitas dengan tujuan
yang tidak dapat dielakkan.
d. Johan Freederich Frobel
Ia lahir pada tahun 1782. Ia adalah seorang tokoh trasendental. Menurutnya tugas
pendidikan yaitu membimbing peserta didik ke arah kesadaran diri yang murni. Ia
juga berpendapat bahwa esensialisme menawarkan sebuah teori yg kokoh dan kuat
dalam suatu pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya memberikan teori
yg lemah. Maksudnya adalah aliran esensialisme ini sudah menyediakan banyak
teori dalam pembelajaran yang kuat dan kokoh untuk pendidikan, tetapi pada
kenyataannya sekarang banyak sekolah-sekolah yang progesivismenya atau cara
penyampaiannya itu lemah.
4. Konsep/pandangan aliran-aliran perenialisme terhadap

a. Murid
peserta didik. Dalam filsafat esensialisme, fokus utama dalam proses belajar adalah
membentuk intelektualitas peserta didik. Siswa didorong untuk dapat berpikir secara
jelas dan logis. Sesuai dengan tujuan dari pendidikan esensialisme, yakni
menginginkan peserta didiknya untuk dapat menguasai disiplin-disiplin dasar subjek
pengetahuan sebagai upaya dalam memecahkan berbagai permasalahan yang
dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masyarakat sekitar. Maka, tujuan utama
dari filsafat esensialisme bagi peserta didik adalah mempersiapkan peserta didiknya
dalam bermasyarakat dan beradab.
b. Guru
Guru merupakan orang yang menguasai ilmu pengetahuan,dan kelas berada dibawah
pengaruh dan pengawasan guru.Guru merupakan model untuk para peserta
didik,sebagai model contoh yang baik untuk ditiru oleh para peserta didik.Peranan
guru disekolah bagi peserta didik adalah memelihara dan menyampaikan warisan
budaya dan sejarah pada generasi millennial atau peserta didik.Seperti mewariskan
budaya disiplin yaitu guru harus menjadi panutan misalnya guru sedang dating
terlambat,berpakaian yang rapid an sopan.
c. Kurikulum
Kurikulum pada aliran esensialisme yaitu kurikulum yang berpusat pada mata
pelajaran.Penguasaan materi kurikulum tersebut merupakan dasar yang esensialisme
general education.Tujuan nya ialah agar siswa bisa menjadi seorang yang berguna dan
mampu dalam bidang yang dikuasainya.Terutama dalam mempelajari
matematiak,ipa,sejarah Bahasa,seni,dan sastra.Dalam kehidupan belajar dengan tepat
dan disiplin akan mengembangakan kemampauan nalar anak sadar akan dunia fisik
sekitar.
d. Tujuan Pendidikan
Tujuannya adalah agar meneruskan dan mengembangkan warisan budaya dan warisan
sejarah yang sudah ada, agar tidak hilang dan dapat diterapkan secara terus menerus
untuk peserta didik agar terbentuk peserta didik yang unggul. Untuk mempersiapkan
manusia untuk hidup dan tidak lepas dari dunia pendidikan, dengan sekolah memberi
kontibusi yaitu membuat sasaran pada mata pelajaran yang memadai untuk
mempersiapkan manusia terutama peserta didik kedepannya.
e. Metode pembelajaran
Dalam pandangan esensialisme, metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar lebih tergantung pada inisiatif dan kreatifitas pengajar (guru), sehingga
dalam hal ini sangat tergantung pada penguasaan guru terhadap berbagai metode
pendidikan dan juga kemampuan guru dalam menyesuaikan antara berbagai
pertimbangan dalam menerapkan suatu metode sehingga bisa berjalan secara efektif.

C. Perenialisme
1. pengertian perenialisme
Perenialisme adalah filosofi Pendidikan yang berpusat pada guru yang berfokus
pada ide-ide abadi dan kebenaran universal.
2. Tokoh-tokoh perenialisme
a. plato: pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normative
dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan.
b. Aristoteles: pendidikan membentuk kebiasaan pada tingakat pendidikan usia
muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral.
c. Thomas Aquin: pendidikan adalh menuntun kemamouan-kemamouan yang
masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap-tiap
individu.
3. Konsep/pandangan aliran-aliran perenialisme terhadap
1. Murid
Murid dalam aliran perenialisme merupakan mahkluk yang di bombing oleh
prinsip-prinsip pertama, kebenaran-kebenaran abadi pikiranmengangkat dunia
biologis. Hakikat pendidikan upaya proses transformasi pengetahuan dan nilai
pada subyek didik. Mencangkup totalitas aspek kemanusiaan , kesadaran, dan
sikap dan tindakan kritis, terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya.
Pendidikan bertujuan mencapai tujuan kepribadian manusia yang menyeluruh
secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, diri manusia yang rasianaol,
perasaan dan indera, karena itu pendidikan harus mencanggkup pertumbuhan
manusia dalam segala aspeknya.

b. guru

Tugas utama pendidikan adalah guru, dimana tugas pendidikan yang


memberikan pendidikan dan pengajaran(pengetahuan) kepada anak didik .
Faktor keberhasilan anak dalam akalnya adalah guru, berikut pandangan aliran
perenialisme mengenai guru.

1) Guru mempunyai peran yang dominan dalam penyelengaraan kegiatan


belajar-mengajar di dalam kelas.

2) Guru hendaknya adalah orang yang menguasai cabang ilmu, yang bertugas
membimbing diskusi yang akan memudahkan siswa dalam menyimpulkan
kebenaran, yang tepat ,tanpa cela , dan dipandang sebagai orang yang
memiliki otoritas dalam suatu bidang pengetahuan dan kehlianya tidak
diragukan

D. Eksistensialisme
1. Pengertian eksistensialisme
Eksistensi berasal dari kata eks yang berarti keluar, dan sistensi atau sisto
berarti berdiri, menempatkan. Secara umum berarti, manusia dalam
keberadaannya itu sadar bahwa dirinya ada dan segala sesuatu
keberadaannya ditentukan oleh dirinya sensiri.
2. Ciri-ciri eksistensialisme
1. selalu melihat cara manusia berdiri sendiri, sehingga dapat diartikan
ada unsur berbuat dan menjadi.
2. manusia dipandang sebagai kenyataan yang masih dapat berkembang,
serta didasari dari pengalaman yang konkret atau empiris yang ada di
sekitar
3. eksistensialisme adalah pemberontakan dan protes terhadap resionalisme
dan masyarakat modern, khususnya terhadap idealism hegal
4. eksistensialisme adalah suatu proses atas nama individualis terhadap
konsep-konsep, filsafat akademis yang jauh dari kehidupan konkrit.
3. Tokoh-tokoh eksistesialisme
1. Friedrich Nietzsche
2. Soren aabye kiekegaard
3. Jean paul sarte
4. Karl laspers
5. Martin heideggar
4. Konsep/dangan aliran-aliran progesivisme terhadap
a. Peran Murid
Makhluk rasional dengan kebebasan untuk memilih dan bertanggung
jawab atas pilihannya, sesuai dengan pemenuhan tujuan personal
b. Peran guru
Melindungi dan menjaga kebebsan akademis dimana guru hari ini dapat
menjadi siswa esok hari.
c. Kurikulum
Mengutamakan kebebsan karena “liberal learning” sangat mungkin
melandaasi “human freedom”
d. Tujuan Pendidikan
Menyediakan pengalaman yang luas dan komperhesif dengan segala
bentuk kehidupan
e. Metode
Tidak ada perhatian khusus yang mengenal metode, tetatpi apapun
metode yang digunakan harus terarah kepada cara pencapain kebahagian
dan karakter yang baik.

Daftar Pustaka
Dr. H. Amka, M.Si.2019. filsafat Pendidikan, nizamia learning center.
Nadia. Dkk. peran filsafat dalam pengembangan Pendidikan. Universitas
Bengkulu
Nanuru dan Ricard F.2013. “progresivisme Pendidikan relavansinya di
Indonesia”. Jurnal UNIERA. Vol 1. No. 2.
H.A. Yunus . 2016.“ALIRAN PENDIDIKAN PROGRESIVISME DAN ESENSIALISME
DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN”. Jurnal Cakrawala Pendas, Vol. 2,
NO. 1.

http://sukatendellisna.blogspot.com/2015/11/filsafat-pendidikan-aliran-
esensialisme.html
Amirudin,Noor.2018.Filsafat Pendidikan Islam.Gresik:Caremedia
Communication
Abu Bakar, M. Yunus. 2015. “Problematika Pendidikan Islam di
Indonesia.” Dirasat”. Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam. Vol 1, no.
1.
Satre jean P. 2002. “eksistensiallisme dan mhumanisme” Pustaka belajar.

Anda mungkin juga menyukai