Ringkasan Eksekutif
Dalam proses pendidikan, aliran-aliran filsafat progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme
menghendaki agar peserta didik dapat menggunakan kemampuannya secara konstruktif dan
komprehensif dalam mengembangkan pengetahuan dan potensi yang dimilikinya, tanpa menunggu
arahan dan petunjuk dari guru atau siswa lainnya dalam pengembangan kurikulum pendidikan.
Aliran-aliran filsafat progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme memberikan keleluasaan
pada siswa untuk aktif membangun kebermaknaan sesuai dengan pemahaman yang telah mereka
miliki, memerlukan serangkaian kesadaran akan makna bahwa pengetahuan tidak bersifat objektif
atau stabil, tetapi bersifat temporer atau selalu berkembang tergantung pada persepsi subjektif
individu dan individu yang berpengetahuan menginterpretasikan serta mengkonstruksi suatu
realisasi berdasarkan pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan. Pengetahuan berguna jika
mampu memecahkan persoalan yang ada.
1
menekankan pada kemampuan baca tulis
B. Filsafat Pendidikan peserta didik. Dalam konsep progresivisme,
Filsafat dan pendidikan sebenarnya bahwa pendidikan bukanlah sekedar
adalah dua istilah yang mempunyai makna mentransfer pengetahuan kepada peserta
sendiri.Akan tetapi ketika digabungkan akan didik, melainkan melatih kemampuan dan
memiliki makna baru dan khusus.Filsafat keterampilan dengan memberikan
pendidikan tidak dapat dipisahkan dari ilmu rangsangan yang tepat kepada mereka.
filsafat secara umum. Filsafat Filsafat Progresivisme merupakan suatu
pendidikan berperan untuk terus gerakan dalam bidang pendidikan yang
menganalisis dan mengkritisi aspek dipelopori oleh John Dewey. Sejak
akademik dan humanis demi sebuah kelahirannya, aliran ini berusaha
pendidikan yang utuh dan seimbang. Filsafat menanggapi secara positif tentang pengaruh
pendidikan akan terus melakukan peninjauan yang bersumber dari ilmu pengetahuan dan
terhadap proses pendidikan demi teknologi. Adapun tokoh-tokoh aliran
perkembangan pendidikan yang mencetak progresivisme yaitu:
manusia handal. 1. William James (11 Januari 1842 – 26
Agustus 1910)
C. Progresivisme James meyakini bahwa otak atau
progresivisme berasal dari kata pikiran, aspek dari eksistensi organik
progress yang memiliki arti kemajuan. harus mempunyai fungsibiologis dan nilai
Progresivisme merupakan suatu aliran yang kelanjutan hidup. Dia menegaskan agar
menekankan bahwa pendidikan bukan hanya fungsi otak atau pikiran itu dipelajari
sekedar pemberian sekumpulan pengetahuan sebagai bagian dari mata pelajaran pokok
kepada peserta didik, tetapi hendaklah berisi dari ilmu pengetahuan alam. James
aktivitas-aktivitas yang mengarah pada menolong untuk membebaskan ilmu jiwa
pelatihan kemampuan berpikir mereka dari prakonsepsi teologis, dan
sedemikian rupa sehingga mereka dapat menempatkan di atas daasar ilmu
berpikir secara sistematis melalui cara-cara perilaku.
ilmiah seperti memberikan analisis.
Progresivisme merupakan teori yang 2. Jhon Dewey (1859 – 1952)
dianggap baru di dunia barat. Dalam Jhon Dewey mengungkapkan
sejarahnya, bahwa progresivis dibidang teori filsafat pragmatisme yang diukur
pendidikan merupakan bagian dari gerakan dengan standar rasional. Teori Dewey
reformasi sosio-politik yang lebih luas di tentang sekolah adalah “progresivisme”
Amerika Serikat pada abad ke-19 dan awal lebih menekankan pada anak didik dan
abad ke-20 sebagai akibat industrialisasi minatnya dari mata pelajarannya sendiri.
besar-besaran di Amerika Serikat (AS). Maka muncullah “Child Centered
Dalam bidang politik, dipelopori oleh R.L Curriculum”, dan “Child Centered
Follete dan W.Wilson yang mencoba School”. Progresivisme mempersiapkan
mengembangkan demokrasi politik, anak masa kini dibanding masa depan
sementara dalam bidang sosial dipelopori yang belum jelas.
oleh James Adams yang mengadakan
gerakan peningkatan kesejahteraan 3. Hans Vaihinger (1852 – 1933)
masyarakat (improvent of Sosial Walfare). Menurut Hans Vaihinger, kata
Munculnya aliran Progresivisme dalam tau hanya mempunyai arti praktis.
bidang pendidikan sebagai reaksi untuk Persesuaian dengan objeknya tidak
menentang sistem pendidikan konvensional mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran
yang dianggap tradisional konservatif bagai berpikir ialah gunanya (dalam
(esensialisme dan perenialisme) yang bahasa Yunani pragma) untuk
menekankan metode pembelajaran mempengaruhi kejadian-kejadian di
ekstruksional (pengajaran yang formal), dunia.
menekankan pada mental learning, dan
3