Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mumtaza Mandarasy

NIM : A420210013

Kelas :A

Aliran filsafat pendidikan Progresivisme


Filsafat Pendidikan dapat diartikan sebagai ilmu yang menalaah pertanyaan yang
muncul, kemudian dicari jawabannya, solusi dan hikmah. Dipandang dari landasan
filosofisnya, filsafat Pendidikan ilmu yang menjiwai landasan filosofis. Dalam filsafat
pendidikan mempunyai banayak aliran, salah satunya aliran Progesivisme.

A. Pengertian Aliran Progresivisme

Progresivisme lahir pada sekitaran abad ke 20 merupakan filsafat yang


bersumber dari aliran filsafat pragmatisme yang diperkenalkan oleh John dewey
dan William james. Progresivisme menurut bahasa dapat diartikan sebagai aliran
yang menginginkan kemajuan-kemajuan secara cepat. Aliran atau teori
pendidikan progresivisme adalah teori pendidikan yang memfokuskan
pentingnya pendidikan sebagai sarana “kemajuan” atau liberasi peserta didik.
Kemajuan atau progres tersebut  berarti bahwa pendidikan tidak sekedar dengan
memberikan sekumpulan pengetahuan akademik kepada pesertia didik, tetapi
hendaklah berisi aktivitas atau ketrampilan yang mengarah pada pelatihan
kemampuan berfikir mereka sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berfikir
secara sistematis seperti memberikan analisis, pertimbangan, dan perbuatan
kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling memungkinkan untuk
pemecahan masalah yang dihadapi. Progresivisme berfokus pada mendidik
siswa dengan cara yang membuat mereka menjadi orang dewasa yang produktif
fungsi cekatan dalam dunia yang senantiasa berubah. Progresivisme sebagai
aliran pendidikan ditopang oleh filsafat sosial John Dewey, yang menghendaki
implementasi sosial dalam dunia pendidikan.

B. Tokoh Aliran Progresivisme

Ada beberapa tokoh-tokoh filsafat pendidikan progresivisme yang terkenal yaitu :

1. John dewey

Tokoh aliran filsafat progresivisme yang bernama john dewey ini


merupakan tokoh yang terkenal dan sangat populer baik dari segi filsafat
maupun dari segi sosial. Pendapat john dewey tentang progresivisme adalah ia
menekankan pada anak didik dan minatnya dari pada mata pelajarannya
sendiri. Ia menerangkan pada bukunya adalah bahwa pendidikan itu adalah
proses kehidupan bukan persiapan pada masa yang akan datang.
2. William james

Tokoh filosof terkenal yang berasal dari amerika ini mengemukakan


pendapatnya tentang aliran filsafat progresivisme bahwa dia berkeyakinan otak
dan fikiran harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kegunaan hidup maka,
dia menegaskan bahwa fungsi otak dan fikiran itu dipelajari sebagian dari mata
pelajaran pokok di bidang ilmu pengetahuan alam.

3. Hans vaihinger
Tokoh progresivisme ini berpendapat bahwasanya tahu atau mengetahui
itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan objeknya tidak mungkin
di buktikan satu-satunya ukuran berfikir itulah gunanya.
4. Georges santayana
Georges santayana ini dilibatkan dalam aliran pragmatisme. Tokoh filosof
progresivisme ini sangat sulit untuk membagi hasil pemikirannya,
dikarrnakan banyak pengaruh betentangan terhadap apa yang dialaminya. 
C. Sifat-sifat Aliran Progresivisme

Progresivisme juga merupakan pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat:

 Fleksibel ( Tidak kaku, tidak menolak perubahan,dan tidak terikat oleh dokrin
tertentu )
 Curious ( Ingin mengetahui, ingin menyelidiki )
 Toleran dan open-minded ( Mempunyai hati terbuka )

Aliran progresivisme memiliki sifat-sifat umum yaitu:

1. Sifat Negatif

Sifat itu dikatakan negatif dalam arti bahwa, progresivisme menolak


otoritarisme dan absolutisms dalam segala bentuk, seperti misalnya terdapat
dalam agama, politik, etika dan epistemologi.

2. Sifat Positif
Positif dalam arti, bahwa progresivisme menaruh kepercayaan terhadap
kekuatan alamiah dari manusia, kekuatan-kekuatan yang diwarisi oleh manusia
sejak ia lahir – man’s natural powers. Terutama yang dimaksud adalah kekuatan
kekuatan manusia untuk terus-menerus melawan dan mengatasi kekuatan-
kekuatan, takhayul-takhayul dan kegawatan-kegawatan yang timbul dari
lingkungan hidup yang selamanya mengancam.

Progresivisme yakin bahwa manusia mempunyai kesanggupan-


kesanggupan untuk mengendalikan hubungannya dengan alam, sanggup
meresapi rahasia¬rahasia alam, sanggup menguasai alam. Namur disamping
keyakinan-keyakinan tersebut ada juga kesangian dimana apakah manusia itu
sendiri mampu belajar bagaimana mempergunakan kesanggupan itu, tetapi
meskipun demikian progresivisme tetap bersikap optimis, tetap percaya bahwa
manusia dapat menguasai seluruh lingkungannya, baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosial.

D. Pandangan Progresivisme

Progresivisme didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus


berpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang
muatan. Progresivisme didasarkan pada enam asumsi, yaitu:

 Muatan kurikulum harus diperoleh dari minat-minat siswa bukannya dari


disiplin-disiplin akademik.
 Pengajaran dikatakan efektif jika mempertimbangkan anak secara menyeluruh
dan minat-minat serta kebutuhan-kebutuhannya dalam hubungannya dengan
bidang-bidang kognitif, afektif, dan psikomotor.
 Pembelajaran pada pokoknya aktif bukannya pasif. Pengajaran/ guru yang
efektif memberi siswa pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka
belajar dengan melakukan kegiatan.
 Tujuan dari pendidikan adalah mengajar para siswa berpikir secara rasional
sehingga mereka menjadi cerdas, yang memberi kontribusi pada anggota
masyarakat.
 Di sekolah, para siswa mempelajari nilai-nilai personal dan juga nilai-nilai
sosial.
 Umat manusia ada dalam suatu keadaan yang berubah secara konstan, dan
pendidikan memungkinkan masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan
masa lalu.
 Pandangan progresivisme diuraikan berdasarkan pandangan ontologi,
epistomologi, dan aksiologi.
1. Ontologi Progresivisme

Pandangan ontologi progresivisme bertumpu pada tiga hal yakni


asas hereby (asas keduniaan), pengalaman sebagai realita dan pikiran (mind)
sebagai fungsi manusia yang unik. Ontologi Progresivisme adalah sebagai
berikut:

 Asas Hereby ialah adanya kehidupan realita yang amat luas tidak terbatas sebab
kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia.
 Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu. Manusia
punya potensi pikiran (mind) yang berperan dalam pengalaman. Eksistensi dan
realita mind hanyalah di dalam aktivitas, dalam tingkah laku. John Dewey
mengatakan, pengalaman adalah key concept manusia atas segala sesuatu.
Pengalaman ialah suatu realita yang telah meresap dan membina pribadi.
Pengalaman menurut Progresivisme:
 Dinamis, hidup selalu dinamis, menuntut adaptasi, dan readaptasi dalam semua
variasi perubahan terus menerus.
 Temporal (perubahan dari waktu ke waktu);
 Spatial yakni terjadi disuatu tempat tertentu dalam lingkungan hidup manusia;
 Pluralistis yakni terjadi seluas adanya hubungan dan antraksi dalam mana
individu terlibat. Demikian pula subyek yang mengalami pengalaman itu,
menangkapnya, dengan seluruh kepribadiannya degnan rasa, karsa, pikir dan
pancainderanya. Sehingga pengalaman itu bersifat pluralistis.
 Pikiran (mind) sebagai fungsi manusia yang unik. Manusia hidup karena fungsi-
fungsi jiwa yang ia miliki. Potensi intelegensi ini meliputi kemampuan
mengingat, imaginasi, menghubung-hubungkan, merumuskan, melambangkan
dan memecahkan masalah serta komunikasi dengan sesamanya. Mind ini ialah
integrasi di dalam kepribadian, bukan suatu entity (kesatuan lahir) sendiri.
Eksistensi dan realita mind hanyalah di dalam aktivitas. Mind adalah apa yang
manusia lakukan. Mind pada prinsipnya adalah berperan di dalam pengalaman.

2. Epistemologi Progresivisme

Pandangan epistemologi progresivisme ialah bahwa pengetahuan itu


informasi, fakta, hukum, prinsip, proses, dan kebiasaan yang terakumulasi dalam
pribadi sebagai proses interaksi dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh
manusia baik secara langsung melalui pengalaman dan kontak dengan segala
realita dalam lingkungan, ataupun pengetahuan diperoleh langsung melalui
catatan-catatan. Pengetahuan adalah hasil aktivitas tertentu. Makin sering kita
menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalaman kita dalam
praktik, maka makin besar persiapan kita menghadapi tuntutan masa depan.
Pengetahuan harus disesuaikan dan dimodifikasi dengan realita baru di dalam
lingkungan.

3. Aksiologi Progresivisme

Dalam pandangan progresivisme di bidang aksiologi ialah nilai timbul


karena manusia mempunyai bahasa, dengan demikian menjadi mungkin adanya
saling hubungan. Jadi masyarakat menjadi wadah timbulnya nilai-nilai. Bahasa
adalah sarana ekspresi yang berasal dari dorongan, kehendak, perasaan,
kecerdasan dari individu-individu. Nilai itu benar atau tidak benar, baik atau
buruk apabila menunjukkan persesuaian dengan hasil pengujian yang dialami
manusia dalam pergaulan.

Pandangan pendidikan progresivisme menghendaki yang progresif.


Tujuan pendidikan hendaklah diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang
terus menerus. Pendidikan hendaklah bukan hanya menyampaikan pengetahuan
kepada peserta didik untuk diterima saja, melainkan yang lebih penting daripada
itu adalah melatih kemampuan berpikir dengan memberikan stimuli-stimuli.

E. Ciri-ciri Utama Progresivisme

Adapun ciri-ciri dalam progresivisme yaitu :


1. Pendidikan dianggap mampu merubah dalam arti membina kebudayaan baru
yang dapat menyelamatkan manusia bagi masa depan.
2. Percaya bahwa manusia sebagai subyek yang memiliki kemampuan untuk
menghadapi dunia dengan skill dan kekuatan mandiri.
3. Progress yang menjadi inti perhatiannya, maka ilmu pengetahuan yang dapat
menumbuhkan kemajuan dipandang merupakan bagian-bagian utama dari
kebudayaan, yaitu ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam.

Progresivisme adalah satu filsafat transisi antara dua konfigurasi


kebudayaan yang besar. Progresivisme adalah rasionalisasi mayor daripada
suatu kebudayaan yakni (1) perubahan yang cepat dari pola-pola kebudayaan
Barat yang diwarisi dan dicapai dari masa ke masa, (2) perubahan yang cepat
menuju pola-pola kebudayaan baru yang sedang dalam proses pembinaan untuk
masa depan.

Progresivisme sebagai ajaran filsafat merupakan watak yang dapat


digolongkan ke (1) negative and diagnosticyakni bersikap anti terhadap
otoritarialisme dan absolutisme dalam segala bentuk, seperti agama, moral,
sosial, politik dan ilmu pengetahuan, (2) positive and remedial yakni suatu
pernyataan dan kepercayaan atas kemampuan manusia sebagai subyek yang
memiliki potensi alamiah, terutama kekuatan-kekuatan self-
regenarative (diperbaharui sendiri) untuk menghadapi dan mengatasi semua
problem hidup.

Pertanyaan :

1. Bagaimana aplikasi progresivisme dalam pendidikan saat ini?


2. Adakah keterkaitan aliran progresivisme dengan pendidikan islam?

Anda mungkin juga menyukai