Anda di halaman 1dari 5

MODUL 4

GERAKAN –GERAKAN PENDIDIKAN


PROGRESIVISME DAN ESENSIALISME

A. PROGRESIVISME
1. Latar belakang : 
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang dilakukan oleh suatu perkumpulan yang dilandasi
konsep-konsep filsafat tertentu,dan sangat berpengaruh dalam pendidikan bangsa Amerika pada
permulaan abad ke – 20
Progresivisme menentang pendidikan yang bersifat otoriter,cara-cara belajar yang pasif dan
proses mentransfer kebudayaan pada generasi muda
2. Filsafat Pendukung yang Melandasi
Progresivisme didukung dan dilandasi oleh Filsafat Pragmatisme dari John Dewey
Filsuf Yunani kuno dan filsuf lainnya : Heraklitos,Socrates,Phitagoras,W James,Francis
Bacon,J.J. Rousseau,Immanuel Kant,dan Hegel
Pelopor bangsa Amerika : Benjamin Franklin,Thomas Paine,Thomas Jefferson

3. Pandangan Ontologi
(1)     bersifat Evolusionistis dan Pluralistis
(2)     progresivisme memandang manusia sebagi subjek yang bebas dan memiliki potensi
intelegensi sebagai instrumen untuk memecahkan masalah
(3)     pengalaman manusia mempunyai empat karakteristik yaitu spatial,temporal,dinamis dan
pluralistis
(4)     terdapat kesatuan anatara pikiran dan pengaaman dalam perbuatan praktis
4. Pandangan Epistemologi
a. Sumber pengetahuan
b. Kriteria / Kebenaran
c. Sifat pengetahuan: Relatif berubah
5. Pandangan Aksiologi
a. nilai tidak diturunkan dari sesuatu yang nonempiris tetapi dari pengalaman/kondisi riil
manusia
b. sifat nilai berada dalam proses,relatif,kondisional,memiliki kualitas sosial dan individual serta
dinamis
c. Kriteria nilai : berguna adalah baik
sesuatu dikatakan baik apabila berguna dalam praktik kehidupan
d. Demokrasi sebagai nilai
progresivisme memandang demokrasi sebagai nilai ideal yang harus dilaksanakan
6. Pandangan tentang Pendidikan
a. Pendidikan
Menurut progresivisme pendidikan selalu dalam proses perkembangan dan sebagai
rekonstruksi nilai yang terus menerus: Pendidikan seharusnya hidup itu sendiri bukan
persiapan untuk kehidupan; Pendidikan dianggap mampu mengubah dalam arti membina
kebudayaan baru yang dapat menyelamatkan manusia di hari depan
b. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan bertujuan agar peserta didik ( individu ) memiliki kemampuan
memecahkan berbagai masalah baru dalam kehidupan pribadi maupun sosial dalam
berinteraksi dengan lingkungan yang berada dalam proses perubahan
c. Sekolah
Sekolah dipandang sebagai masyarakat yang baik dalam bentuk kecil;
Sekolah hendaknya merupakan mikrokosmos dari masyarakat luas ;
Sekolah merupakan suatu masyarakat demokratis dalam ukuran kecil ( Dewey )
d. Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan sifat-sifat peserta didik
( child centered ) namun harus berbasis masyarakat’
( community centered ),kurikulum juga harus fleksibel,tidak beku atau statis melainkan
mungkin berubah atau dapat direvisi
e. Metode
Metode yang diutamakan dalam progresivisme adalah pemecahan masalah ( problem solving
method ) serta metode penyelidikan dan penemuan ( inquiry and discovery method )
f. Peranan peserta didik
Peranan peserta didik dipandang sebagai organisme ( subjek ) yang mempunyai kemampuan
untuk berpikir dan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa.

B. ESSENSIALISME
1. Latar Belakang : Essensialisme tumbuh sebagai perlawanan atau protes terhadap progresivisme;
Sekitar tahun 1930 lahirlah Essensialist Committee for the advancement,tokohnya William C
Bagley; Essensialisme menolak pandangan progresivisme yang mengakui adanya sifat realitas
yang serba berubah,partikular,dan bahwa nilai-nilai itu relatif
2. Filsafat yang mendukung dan melandasi
Essensialisme didukung oleh filsafat Idealisme dan filsafat Realisme
Filsuf-filsuf Idealisme : Plato,Leibniz,Immanuel Kant,Hegel,dan Schopenhauer
Filsuf-filsuf Realisme : Aristoteles,Democritos,Thomas Hoobes,John Locke,G Barkeley,David
Hume
3. Pandangan Ontologis
Ontologi Idealisme : realitas ideal yang abadi adalah hakikat akhir dari segala realitas,sedangkan
realitas material yang temporal dan fana hanyalah penampakan saja atau copy dari realitas ideal
Ontologi Realisme : hakikat realita bersifat eksternal atau objektif artinya berada di luar subjek
atau manusia dan independen dari pikiran manusia; realitas bersifat teratur berdasarkan hukum-
hukum yang tidak tunduk kepada manusia: Manusia memiliki intelegensi untuk menyesuaikan
diri terhadap dunia eksternalnya sehingga ‘survive’

4. Pandangan Epistemologis
a. Idealisme :sumber pengetahuan adalah “ dari dalam “ diri karena manusia memiliki ide-ide
bawaan. Pengetahuan diperoleh dari proses berpikir,intuisi,atau instropeksi.Kriteria
kebenaran penegetahuan diuji melalui uji koherensi atau konsistensi logis ide-idenya
b. Epistemologis Realisme : sumber pengetahuan adalah dunia luar subjek, pengetahuan
diperoleh melalui pengalaman dria,atau pengamatan,Kriteria kebenaran pengetahuan jika
pengetahuan sesuai dengan realitas eksternal dan independen dan dapat diuji melalui uji
korespondensi pengetahuan dengan realitas

5. Pandangan Aksiologi
Aksiologi Idealisme : nilai hakikatnya diturunkan dari realitas absolut,karena nilai-nilai abadi
dan tidak berubah
Aksiologi Realisme : standar nilai tingkah laku manusia diatur oleh hukum alam,pada taraf yang
lebih rendah diatur melalui konvensi atau kebiasaan,adat istiadat dala masyarakat
6. Pandangan tentang Pendidikan
merupakan upaya untuk memelihara kebudayaan; Tujuan pendidikan adalah mentransmisikan
kebudayaan untuk menjamin solidaritas sosial dan kesejahteraan umum; Sekolah yang baik
adalah sekolah yang berpusat pada masyarakat “ society centered school “ Kurikulum terdiri dari
berbagai mata pelajaran yang berisi ilmu pengetahuan,agama,dan seni,isi kurikulum berpusat
pada mata pelajaran ( subject matter centered ); Metode mempertahankan metode-metode
tradisional yang berhubungan dengan disiplin mental; Guru berperan sebagai mediator atau “
jembatan “ antara dunia masyarakat atau orang dewasa dengan dunia anak

PERENIALISME DAN KONSTRUKTIVISME


A. PERENIALISME
1. Latar Belakang : Ditinjau dari etimologi Perenialisme berasal dari kata perenis ( latin )
atau perenial ( bahasa Inggris ) yang berarti tumbuh terus melalui waktu,hidup terus dari
waktu ke waktu,abadiPerenialisme muncul sebagai reaksi dan solusi yang diajukan atas
terjadinya suatu keadaan yang mereka sebut sebagai krisis kebudayaan dalam kehidupan
modern
2. Filsafat Pendukung yang Melandasi
Gagasan Prenealisme merupakan integritas antara asas-asas filosofis Yunani Klasik
dengan asas-asas religious Kristen yang berkembang pada abad pertengahan.
Perenialisme didukung oleh filsuf Yunani Klasik yaitu : Plato (427-347 SM) dan
Aristoteles (384-322 SM).
3. Pandangan Ontologi
Realitas bersifat universal,realitas bersumber dan bertujuan akhir pada realita
supranatural/Tuhan ( asas supranatural ),realitas merupakan watak bertujuan ( asas
teologis ).Substansi realitas adalah bentuk dan materi ( hylemorphisme )
4. Pandangan Epistemologi
Mereka mengakui bahwa impresi atau kesan melalui pengamatan individual thing adalah
pangkal pengertian kebenaran
5. Pandangan Aksiologi
Hakikat nilai menurut perenialisme adalah pandangan mengenai hal-hal yang bersifat
spiritual.Hal yang absolut atau Ideal ( Tuhan ) adalah sumber nilai
6. Pandangan Tentang Pendidikan
Pendidikan adalah jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang
seperti dalam kebudayaan masa lampau yang dianggap sebagai suatu kebudayaan

a. Pendidikan
Filsafat Perenialisme memandang pendidikan sebagai proses menuntun kemampuan yang
tertidur (bakat terpendam) yang dimiliki seseorang menjadi aktif atau nyata (real,
berwujud, aplicated) tergantung pada kesadaran tiap-tiap individuyang memiliki
kemampuan tersebut
b. Tujuan pendidikan
Membantu peserta didik menyingkapkan dan menginternalisasikan nilai- nilai kebenaran
yang abadi agar mencapai kebijakan dan kebaikan dalam hidup
c. Sekolah
Merupakan lembaga tempat latihan elite intelektual yang mengetahui kebenaran dan
mneruskan ke generasi selanjutnya
d. Kurikulum
Pelajaran bersifat subject centered berpusat pada materi pelajaran
e. Metode
Metode yang digunakan adalah membaca dan diskusi
f. Peranan guru dan peserta didik
Guru berperan bukan sebagai perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan
berperan sebagai “ murid “ yang mengalami proses belajar sementara mengajar

B. KONSTRUKTIVISME
1. Latar belakang : ada 3 konstruktivisme yaitu
a. konstruktivisme Psikologis personal yang menekankan bahwa subjek sendirilah yang
mngkonstruksi pengetahuan;
b. Konsruktivisme sosiologis,masyarakatlah yang mengkonstruksi pengetahuan;
c. Sosiokulturalisme pembentuk pengetahuan adalah msyarakat,lingkungan dan
personal itu sendiri
Menurut Tobin,Tippins, & Gallard ( 1994 ) masyarakat sekarang mengalami apa yang
disebut Thomas Kuhn sebagai pengeseran nilai, mulai meninggalkan paradigma lama dan
menerima paradigma konstruktivisme menurut konstruktivisme pengetahuan adalah
konstruksi atau bentukan. bukan proses transfer pengetahuan.Bahaya dari konstruktivisme
adalah mengarah pada empirisme dan relativisme
2. Filsafat yang mendukung dan melandasi adalah Empirisme dan Pragmatismisme. Tokoh-
tokohnya adalah Mark Baldwin,Jean Piaget,Giambatista Vico ( pencetus konstruktivisme
)
3. Pandangan Ontologi
Konstruktivisme menolak pandangan Objektivisme ( empirisme ). Manusia dipandang
sebagai tabula rasa sesuai teori empirisme ( John Locke ),karena manusia dituntut aktif
membangun dirinya sendiri
4. Pandangan Epistemologi
a. Sumber pengetahuan berasal dari luar tapi konstruksikan dalam diri individu,jadi
konstruktivisme memuat 2 segi yaitu Empirisme dan Nativisme
b. Kriteria kebenaran diletakkan pada viabilitasnya
c. Sifat Pengetahuan bersifat subjektif,tidak dapat ditransfer,merupakan proses yang
terus berkembang ,dan bersifat relatif
5. Pandangan tentang pendidikan :
a. Pendidikan (mengajar)
diartikan sebagai mengajar; tujuan pendidikan lebih menekankan perkembangan
konsep dan pengertian ( pengetahuan ) yang mendalam sebagai hasil konstruksi aktif
si pelajar; kurikulumnya lebih sebagai program aktivitas di mana pengetahuan dan
keterampilan dapat dikonstruksikan; metode yang digunakan adalah multi
metode;peranan guru sebagai mediator dan fasilitator yang baik
b. Tujuan pendidikan
Lebih menekankan pada perkembangan konsep dan pengertian (pengetahuan) yang
mendlaam sebagai hasil konstruksi aktif si pelajar (Fosnot, 1996)
c. Kurikulum
Driver dan Oldman seperti dikutip Mathew, 1994 menyatakan bahwa perencanaan
kurikulum konstruktivis tidak dapat begitu saja mengambil kurikulum standar yang
hanya menekan siswa pasif dan guru aktif, sebagai cara mentransfer pengetahuan
dari guru kepada siswa.
d. Metode
Satu metode saja tidak akan banyak membantu siswa belajar sehingga guru sangat
mungkin untuk mempertimbagkan dan menggunakan berbagai metode yang
membantu siswa belajar
e. Peran guru dan siswa
Guru hendaknya berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar
proses belajar siswa berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai