Anda di halaman 1dari 22

MODUL 1

Pengertian Dan Aspek-Aspek Hakikat Manusia

Hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tentang manusia dan makna eksistensi manusia di
dunia

Manusia Sebagai Makhluk Tuhan


Terdapat 2 pandangan filsafat yang berbeda tentang asal-usul alam semesta yaitu
1)                   Evolusionisme
2)                   Kreasionisme

Menurut Evolusionisme alam semesta ada bukan karena diciptakan melainkan ada dengan sendirinya alam semesta
berkembang dari alam itu sendiri sebagai hasil dari evolusi,teori ini dianut oleh Herbert Spencer ( S.E. Frost Jr,1957 ) dan
Konosuke Matsushita ( 1997 )

Menurut Kreasionisme alam semesta ada sebgai hasil ciptaan suatu Creative Cause atau Personality yang kita sebut Tuhan
YME teori ini dianut oleh Thomas Aquinas dan Al-Ghazali ( Ali Issa Othman,1987 )

Dalam metafisika khususnya kosmologi,paham evolusionisme ditentang melalui argumen kosmologi

Argumen kosmologi menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada mesti mempunyai sebab adanya manusia dan alam semesta
adalah suatu akibat,argumen ini dinyatakan oleh Thomas Aquinas dan Muh Baqir Ash-Shadr

Manusia Sebagai Kesatuan Badan – Roh


Materialisme gagasan ini dianut oleh Julian de La Mettrie dan Ludwig Fuerbach alam semesta atau realitas ini adalah serba
materi,serba zat atau benda yang esensial dari manusia adalah badannya

Idealisme gagasan ini dianut oleh Plato menurut penganut Idealisme bahwa esensi diri manusia adalah jiwanya atau spiritnya
sehingga paham ini disebut juga spiritualisme

Dualisme menurut paham ini esensi diri manusia terdiri dua substansi yaitu badan dan jiwa

Namun demikian setiap peristiwa kejiwaan selalu pararel dengan peristiwa badaniah atau sebaliknya,hubungan seperti ini
sering disebut paralelisme

Menurut E.F. Schumacher ( 1980 ) memandang manusia sebagai kesatuan dari hal yang bersifat badani dan rohani yang pada
hakikatnya berbeda dari benda material,tumbuhan,hewan maupun Tuhan
Dalam eksistensinya manusia memiliki aspek individualitas,sosialitas,moralitas,keberbudayaan dan keberagamaan

Manusia sebagai Makhluk Individu


Sebagai individu manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi,memiliki perbedaan dengan manusia lainnya sehingga
bersifat unik,dan merupakan subjek yang otonom

Manusia sebagai Makhluk Sosial


Manusia hidup dalam keterpautannya dengan sesama,mereka tidak dapat hidup sendiri,Aristoteles menyebut manusia sebagai
makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat

Dalam rangka mengukuhkan eksistensinya mereka hendaknya menjaga keseimbangan antara individualitas dan sosialitas
pada setiap manusia,dan hubungan antar mereka hendaknya hubungan subjek dengan subjek

Manusia sebagai Makhluk Berbudaya


Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan ,manusia tidak terlepas dari kebudayaan bahkan
manusia itu baru menjadi manusia karena dan bersama kebudayaan

Manusia sebagai Makhluk Susila


Menurut Immanuel Kant,manusia memiliki aspek kesusilaan karena manusia terdapat rasio praktis yang memberikan perintah
mutlak ( categorical imperative )

Manusia sebagai Makhluk Beragama


Aspek keberagamaan merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi manusia yang terungkap dalam bentuk
pengakuan atau keyakinan akan kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan tingkah laku

HUBUNGAN HAKIKAT MANUSIA DENGAN PENDIDIKAN


M.J. Langelveld menyebut manusia sebagai Animal Educandum,terdapat 3 asas-asas yang mengimplikasikan bahwa manusia
perlu dididik dan mendidik diri sendiri,yaitu:
Manusia sebagai Makhluk yang belum selesai
Tugas dan tujuan manusia adalah menjadi manusia
Perkembangan manusia bersifat terbuka
Manusia dapat dididik dan mungkin dididik ,menurut M.J. Langelveld disebut animal educabile ada 5 asas antropologis yang
mendasari kesimpulan tersebut yaitu
1) Asas Potensialitas
Manusia dapat dididik karena ia memiliki berbagai potensi untuk dapat menjadi manusia
2) Asas Dinamika
Manusia memiliki dinamika untuk menjadi manusia ideal,karena itu dimensi dinamika mengimplikasikan bahwa manusia dapat
dididik
3) Asas Individualitas
Manusia dengan individualitasnya berupaya untuk mewujudkan dirinya menjadi seseorang sesuai keinginannya sendiri karena
itu aspek individualitas memungkinkan sesorang untuk dididik
4) Asas Sosialitas
Dalam kehidupannya bersama orang lain akan timbul hubungan timbal balik,hal inilah yang memungkinkan manusia untuk
dididik
5 ) Asas Moralitas
Pendidikan bersifat normatif artinya berdasarkan sistem nilai dan norma yang diarahkan untuk membentuk manusia
ideal,pendidikan normatif memiliki aspek moralitas yang memungkinkan seseorang dididik

PENDIDIKAN,MARTABAT,DAN HAK ASASI MANUSIA


Pendidikan sebagai Humanisasi
Tujuan hidup manusia adalah membangun atau “mengadakan” dirinya mendekati manusia ideal.Inilah yang dalam filsafat
disebut self-realization ( realisasi diri )

Realisasi diri erat hubungannya dengan pandangan tentang hakikat manusia yang bersumber dari agama atau filsafat

Humanisasi adalah suatu upaya dalam rangka membantu manusia agar mampu hidup sesuai dengan martabat
kemanusiaannya

Humanisasi pendidikan upaya pengembangan potensi manusia ( sudut pandang psikologi ) kemampuan yang dikembangkan
adalah SQ agar bertakwa pada Tuhan,EQ agar mampu menmgendalikan emosi,IQ agar memiliki kemampuan berhitung,verbal
dan membuat prioritas dan Sos Q agar mampu berkomunikasi dengan orang lain

Humanisasi pendidikan juga berarti sosialisasi ( sosiologi ),sivilisasi ( politik ),enkulturasi ( antropologi ),pembinaan manusia
beriman dan bertakwa ( religi ),pembinaan manusia bermoral ( etika )

Pendidikan dan Hak Asasi Manusia


Hak asasi adalah hak-hak alamiah yang tidak dapat dicabut karena ini adalah karunia Tuhan

John Locke menyatakan bahwa hak adalah milik manusia karena naturanya,namun karena natura ini adalah natura sosial
maka dengan apa yang dianggap hak diwajibkan mengakui hak orang lain

Noah webster menyatakan pada awal berdirinya Amerika memiliki konstitusi berbentuk republik tetapi undang-undang
pendidikannya masih monarki.Menurut beliau pemerintahan dispotik akan membatasi pendidikan karena khawatir
kekuasaannya lama kelamaan akan berkurang

Menurut Thomas Jefferson ( equalitarianisme Jefferson ) menyatakan modal utama kekuatan politik berada pada rakyat yaitu
rakyat yang mengetahui pengetahuan dan informasi

Menurut Dewey menyatakan bahwa demokrasi merupakan sesuatu yang lebih dari pada suatu pengertian politik; demokrasi
merupakan suatu kehidupan bersama yang saling berkaitan dan saling mengkomunikasikan pengalaman

Hak untuk mendapatkan pendidikan tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 dan dalam UU RI No 20 tahun 2003

Hak untuk mendapat pendidikan bagi setiap warga negara tertuang dalam UUD 1945 pasal 31” Tiap-tiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan” dan UU RI No 20 Tahun 2003,ayat (1) pasal 5 menyatakan “Setiap warga negara mempunyai hak
yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.

Dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,nilai keagamaan,nilai
kultural,dan kemajemukan bangsa

MODUL 2
LANDASAN PENDIDIKAN
Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktik pendidikan
Berdasarkan sumbernya ada 4 jenis landasan pendidikan
Landasan relegius pendidikan asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik tolak praktik
pendidikan
Landasan Filosofis pendidikan asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak praktik pendidikan
Landasan ilmiah pendidikan asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai cabang disiplin ilmu yang menjadi titik tolak
praktik pendidikan
Landasan Yuridis atau hukum pendidikan asumsi-asumsi yang bersumber peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
menjadi titik tolak praktik pendidikan

Fungsi landasan pendidikan adalah memberikan dasar pijakan atau titik tolak bagi sekelompok orang atau lembaga dalam
praktik pendidikan

Landasan Yuridis Pendidikan


Landasan yuridis pendidikan di Indonesia anatara lain adalah :
          Undang- Undang Dasar Negara Rebuplik Indonesia Tahun 1945
          Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
          Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah
          Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar
          Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
          Peraturan Pemerintah No 30 dan 31 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi
          Peratutan Pemerintah No 73 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah

Landasan pendidikan bersifat ideal dan normatif artinya merupakan sesuatu yang diharapkan dilaksanakan dan mengikat
untuk dilaksanakan setiap pengelola,penyelenggara dan pelaksana pendidikan dalam sistem pendididkan nasional

Dasar pendidikan nasional Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945


Akar pendidikan nasional Indonesia adalah nilai-nilai agama dan kebudayaan nasional Indonesia

Menurut UU RI No 20 Tahun2003 maka


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,keagamaan,penegendalian
diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia serta ketreampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat,bangsa dan negara

Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdasaskan kehidupan bangsa

Tujuan Pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME,berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab

Landasan Filosofis Pendidikan


Landasan Filosofis Pendidikan merupakan seperangkat asumsi pendidikan yang dideduksi dari asumsi-asumsi filsafat umum
( metafisika,epistemologi dan aksiologi ) yang bersifat preskriptif dari suatu aliran filsafat tertentu

Metafisika adalah hakikat realitas bahwa alam semesta tidaklah ada dengan sendiri melainkan sebagai ciptaan Tuhan YME

Pancasila mengajarkan bahwa eksistensi manusia bersifat mono-pluralis tetapi bersifat integral

Asas mono dualisme artinya manusia kesatuan badani-rohani,ia pribadi individual sekaligus sosial

Asas mono-pluralisme artinya meyakini keberagaman manusia,baik suku bangsa,budaya dan sebagainya,tetapi adalah suatu
kesatuan sebagai bangsa Indonesia/Bhinneka Tunggak Ika

Asas nasionalisme dalam eksistensinya manusia terikat oleh ruang dan waktu maka ia mempunyai relasi dengan
daerah,zaman dan sejarahnya yang diungkapkan dengan sikapnya mencintai tanah air

Asas internasionalisme manusia Indonesia tidak meniadakan eksistensi manusia lain baik secara pribadi,kelompok atau
bangsa lain
Asas demokrasi; dalam mencapai tujuan bersama,kesamaan hak dan kewajiban menjadi dasar hubungan antara warga
negara dan negara dan sebaliknya

Asas keadilan sosial; menjunjung tinggi tujuan kepentingan bersama dalam membagi hasil pembudidayaanya

Epistemologi; segala pengetahuan hakikatnya bersumber pada Tuhan YME,kebenaran pengetahuan ada yang bersifat mutlak
( pengetahuan keagamaan/revealed knowledge ) dan ada pula yang bersifat relatif ( pengetahuan ilmiah )

Aksiologi; sumber segala nilai hakikatnya adalah Tuhan

Hal yang diperhatikan dalam menyusun kurikulum adalah :


1)       peningkatan iman dan takwa
2)       peningkatan akhlak mulia
3)       peningkatan potensi,kecerdasan dan minat peserta didik
4)       keragaman potensi daerah dan lingkungan
5)       tuntutan pembangunan daerah dan nasional
6)       tuntutan dunia kerja
7)       perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi dan seni
8)       agama
9)       dinamika perkembangan global
10)    persatuan nasional dan nilai-nilai Kebangsaan

Metode yang digunakan adalah bersifat multi metode yang merangsang siswa aktif

Peranan pendidik dan peserta didik tersirat dalam semboyan


-    Ing Ngarso Sung Tulodho; pendidik harus memberikan teladan bagi peserta didik
-    Ing Madya Mangun Karso; pendidik harus mampu membangun karsa pada diri peserta didik
-    Tut Wuri Handayani; bahwa sepanjang tidak berbahaya pendidik harus memberi kebebasan atau kesempatan pada peserta didik
untuk belajar mandiri

Landasan Ilmiah Pendidikan


Yelon dan Weinstein mengemukakan 5 prinsip perkembangan individu
1)       Perkembangan individu berlangsung terus menerus
2)       Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda
3)       Semua aspek perkembangan yang bersifat fisik,sosial,mental dan emosional satu dengan yang lain saling berhubungan dan
mempengaruhi
4)       Arah perkembangan individu dapat diramalkan
5)       Perkembangan berlangsung bertahap

Arah perkembangan individu


Individu berkembang secara menyeluruh
Perkembangan struktur mendahului fungsi
Perkembangan mulai dari hal yang bersifat umum ke khusus
Perkembangan mental mulai dari yang konkret ke abstrak
Perkembangan bergerak mulai dari egosentrisme ke persfektivisme hingga dapat mengerti pendirian/pandangan orang lain
Perkembangan bergerak dari dominasi kontrol luar diri kepada kontrol dalam diri
Perkembangan bergerak dari absolutisme kepada relativisme
Perkembangan bergerak spiral ke arah tujuan

Robert Havighurst (1953 ) membagi perkembangan individu menjadi 4 tahap yaitu :


1)       masa bayi dan kanak-kanak kecil ( 0 – 6 tahun );
2)       masa kanak-kanak ( 6 – 12 tahun );
3)       masa remaja atau adolesen ( 12 – 18 tahun );
4)       masa dewasa ( 18 - ..... )

Implikasi dari konsep perkembangan individu terhadap pendidikan


Perkembangan individu berlangsung bertahap dan di setiap perkembangannya memunculkan masalah-masalah yang berbeda
dengan tahap sebelumnya

Pendidikan merupakan upaya membantu peserta didik untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya sesuai
dengan tahap perkembangannya

Tahap perkembangan peserta didik mengandung tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya dan
mengimplikasikan kemampuan serta kesiapan belajarnya

Keberhasilan peserta didik menyelesaikan tugas dalam tahapannya mempengaruhi keberhasilan pada tahap selanjutnya

Prinsip dan arah perkembangan individu antara lain mengimplikasikan bahwa :


a)        pendidikan berlangsung sepanjang hayat;
b)       isi kurikulum hendaknya disusun secara spiral;
c)        pengembangan fisik,mental,sosial dan emosional hendaknya dilakukan secara terintegrasi;
d)       pengajaran dimulai dari yang sederhana ke hal yang kompleks;
e)        pendidikan bagi setiap individu disesuaikan dengan kecepatan perkembangan masing-masing

Faktor –faktor yang mempengaruhi perkembangan individu dan implikasinya terhadap pendidikan
-    Nativisme; tokohnya Schoipenhauer dan Arnold Gessel penganut teori ini berasumsi bahwa setiap individu yang dilahirkan ke
dunia membawa faktor-faktor hereditas yang berasal dari orang tuanya
-    Emperisme; tokohnya John Locke dan J,B. Watson mereka berasumsi bahwa setiapa anak dilahirkan ke dunia dalam keadaan
bersih ibarat kertas belum ditulisi ( as a blank slate atau tabula rasa )
-    Konvergensi; tokohnya William Stern dan Robert J Havighurst mereka berasumsi bahwa perkembangan individu dipengaruhi
faktor hereditas maupun oleh faktor lingkungan
Teori Belajar dan Implikasikasinya terhadap Pendidikan
Ada tiga teori belajar yaitu :
1)       Behaviorisme,
2)       Kognitif dan
3)       Humanisme

Behaviorisme; tokohnya B.F.Skinner; didasarkan asumsi bahwa :


-    hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat diobservasi
-    tingkah laku dan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dimodifikasi oleh kondisi lingkungan
-    komponen teori behavior adalah stimulus,respon dan konsekuensi
-    faktor penentu yang penting sebagai kondisi lingkungan dalam belajar adalah reinforcement

Kognitif; tokohnya Jerome Bruner; didasarkan asumsi bahwa


-    individu mempunyai kemampuan memproses informasi
-    kemampuan memproses informasi bergantung pada faktor kognitif yang sejalan dengan usianya
-    belajar adalah proses internal yang kompleks berupa pemrosesan informasi
-    hasil belajar adalah berupa perubahan struktur kognitif
-    cara belajar anak-anak dan orang dewasa berbeda sesuai tahap perkembangannya
-    Humanisme: tokohnya Carl Rogers; didasarkan pada asumsi bahwa
-    individu merupakan pribadi utuh yang memiliki kebebasan untuk memilih untuk menentukan kehidupannya
-    individu mempunyai hasrat untuk mengetahui ( curiosity ),hasrat bereksplorasi dan mengasimilasi pengalaman-pengalamannya
-    belajar adalah fungsi seluruh kepribadian siswa
-    belajar yang melibatkan seluruh kepribadian individu akan lebih bermakna

Individu dan Masyarakat serta Implikasinya terhadap Pendidikan


Individu adalah manusia perseorangan yang mempunyai karakteristik bahwa ia sebagai suatu kesatuan,tdak dapat
dibagi,unik,dan otonom

Masyarakat menurut Ralph linton; setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka
dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka satu kesatuan

Menurut Selo Sumarjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan

Struktur sosial adalah pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam
masyarakat

Dalam struktur sosial setiap individu memilki status dan peranan

Menurut Ralph Linton, status adalah suatu kumpulan dari hak dan kewajiban; peranan adalah aspek dinamis dari status

a.         Status dibedakan menjadi dua macam yaitu :


1)       status yang diperolrh sejak lahir atau diberikan kepada individu disebut ascribed status
2)       status yang diraih,yaitu status yang memerlukan kualitas tertentu yang diraih melalui upaya tertentu atau persaingan achieved
status

Konformitas adalah bentuk interaksi yang di dalamnya seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan apa yang
diharapkan kelompok

Sosialisasi merupakan fungsi masyarakat dalam rangka mengantarkan generasi mudanya ke dalam proses kehidupan
bermasyarakat,ke dalam kehidupan masyarakatnya

Implikasi dari konsep individu dan masyarakat adalah


a)        pendidikan harus dilakukan agar tercipta konformitas dalam masuarakat
b)       dalam konteks ini pendidikan identik dengan sosialisasi

Pendidikan dan Masyarakat


Pendidikan sebagai pranata sosial;Theodorson G.A. mendefinisikan pranata sosial sebagai suatu sitem peran dan norma
sosial yang saling berhubungan dan terorganisasi di sekitar pemenuhan kebutuhan atau fungsi sosial yang penting

Hubungan Pendidikan dan Masyarakat,menurut Sudarja Adiwikarta ( 1988 )


-    Terdapat hubungan yang tetap dan positif antara derajat pendidikan dan kehidupan ekonomi,artinya makin tinggi derajat
pendidikan seseorang makin tinggi pula kehidupan ekonominya demikian juga sebaliknya
-    Terdapat hubungan aatara stratifikasi sosial ( pelapisan sosial ) pendidikan,pendidikan berpengaruh pada stratifikasi sosial
demikian juga sebaliknya
-    Pendidikan berpengaruh pada mobilitas sosial,melalui pendidikan orang dapat naik ke tangga status yang lebih tinggi
-    Pendidikan mempunyai peranan dalam rangka perubahan sosial,karena pendidikan adalah agen pelestari keadaan masyarakat
dan juga pelaku perubahan keadaan di masyarakat

Landasan Antropologi Pendidikan


Selain sebagai makhluk sosial manusia juga merupakan makhluk berbudaya,ada 3 jenis kebudayaan yaitu:
1)       Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide,gagasan-gagasan,norma-norma,peraturan-peraturan
2)       Wujud kebudayaan sebagai kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dan masyarakat
3)       Wujud kebudayaan dari benda-benda hasil karya manusia

Hubungan Pendidikan dan Kebudayaan


Kebudayaan milik suatu masyarakat yang berupa nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang akan menggariskan tujuan pendidikan

Wujud kebudayaan berupa nilai-nilai,norma-norma,gagasan-gagasan dan wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas
berpola dari suatu masyarakat akan menjadi isi kurikulum dan cara-cara metode pendidikan

Wujud fisik berupa bangunan,benda-benda dan uang merupakan sarana,alat dan biaya yang digunakan dalam
pendidikan,sebaliknya pendidikan mempunyai fungsi pelestari dan pengembangan kebudayaan

Landasan Historis Pendidikan


Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan, dalam kesinambungannya konsep dan praktik pendidikan yang
dipandang baik dan berguna,misalnya ajaran metode among Ki Hajar Dewantara,Ing Ngarso sung Tulodho,Ing Madya Mangun
Karsa ,Tut Wuri Handayani sejak jaman Pergerakan Nasional sampai kini masih tetap dipertahankan,sebaliknya konsep dan
praktik pendidikan yang keliru dan tidak berguna akan diperbaiki misalnya pendidikan yang bersifat dualistik da aristokratis
pada jaman penjajahan diperbaiki dengan pendidikan yang bersifat demokratis

MODUL 3
LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Lingkungan Pendidikan Tripusat


Pendidikan : Keluarga,Sekolah,dan Masyarakat
Keluarga,Sekolah,dan Masyarakat sebagai komponen sistem Pendidikan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri individu

Lingkungan dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu


1)       lingkungan alam;
2)       lingkungan sosial budaya

Hakikat pendidikan berlangsung sepanjang hayat yang dapat berlangsung di dalam berbagai lingkungan yaitu lingkungan
pendidikan informal ( keluarga ),lingkungan pendidikan formal ( sekolah ),dan lingkungan pendidikan non formal ( masyarakat )

Berkenaan dengan ketiga lingkungan pendidikan tersebut Ki Hajar Dewantara mengemukakan konsep yang dikenal dengan Tri
Pusat Pendidikan

Pasal 13 UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas formal,
non formal dan informal

Dalam konteks sistem pendidikan nasional bahwa keluarga,sekolah,dan masyarakat merupakan komponen sistem pendidikan

Keluarga ( lingkungan Pendidikan Formal )


Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat universal artinya terdapat di setiap tempat di dunia ( universe )

Jenis-jenis keluarga
berdasarkan keanggotaannya;
1.        keluarga batih ( nuclear family );
2.        keluarga luas ( extended family )

berdasarkan garis keturunannya;


1.        patrilinial ( garis keturunan ayah );
2.        matrilineal ( garis keturunan ibu );
3.        bilateral ( garis keturunan ayah dan ibu )

berdasarkan pemegang kekuasaan;


1.        patriarhat/patriarchal ( dominasi pihak ayah );
2.        matriarhat/matriarchal ( dominasi pihak ibu );
3.        equalitarian ( ayah dan ibu mempunyai kekuasaan yang sama )

berdasarkan bentuk perkawainannya;


1.        monogami ( satu pria dan satu wanita );
2.        poligami ( satu pria dan lebih dari datu wanita );
3.        poliandri ( satu wanita memiliki lebih dari satu suami pada saat yang sama )

berdasarkan keutuhannya;
1.        keluarga utuh;
2.        keluarga pecah/bercerai;
3.        keluarga pecah semu

George Peter Murdock ( Sudardja Adiwikarta,1988 ) mengemukakan 4 fungsi keluarga yang universal
1.        sebagai pranata yang membenarkan hubungan seksual atas dasar pernikahan
2.        mengembangkan keturunan
3.        melaksanakan pendidikan
4.        sebagai kesatuan ekonomi

Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar tanggung jawab kodrati dan atas dasar kasih sayang yang secara naluriah
muncul pada orang tua,pelaksanaan pendidikan berlangsung secara alamiah atau secara wajar karena itu disebut pendidikan
informal
M..I Soelaeman ( 1985 ) menyatakan bahwa pengalaman dan perlakuan yang didapat anak dari lingkungannya semasa kecil
dan dari keluarganya menggariskan semacam pola hidup bagi kehidupan selanjutnya,Adler menyebut pola ini dengan
Leitline,semacam garis yang membimbing kehidupannya,yang sadar atau tidak sadar diusahakan untuk meraihnya

Tujuan dan isi pendidikan dalam keluarga


tujuannya agar anak menjadi pribadi yang mantap,beragama,bermoral,dan menjadi anggota masyarakat yang baik

isi pendidikan meliputi nilai agama,nilai budaya,nilai moral,dan keterampilan

Kualitas pendidikan anak dipengaruhi oleh jenis keluarga,gaya kepemimpinan orang tua,kedudukan anak dalam urutan
keanggotaan keluarga,hubungan keluarga dengan dunia luar,status sosial ekonomi orang tua

Karakteristik Lingkungan Pendidikan

          Informal (keluarga)
          Formal (sekolah)
          Non Formal (masyarakat)

1 Tujuan
          menekankan pengembangan karakter
          menekankan pengembangan intelektual
          menekankan pegembangan keterampilan praktis
2 Peserta didik
          bersifat heterogen
          bersifat homogen
          heterogen

3 Isi Pendidikan
          tidak terprogram
          terprogram secara formal/kurikulumnya tertulis
          kurikulum tertulis ada yang terprogram secara tertulis dan ada yang tidak

4 Berjenjang/Tidak
          tidak berjenjang
          terstruktur, berjenjang dan berkesinambungan
          dapat berjenjang atau tidak

5 Waktu Pendidikan
          relatif lama, terjadwal secara ketat,
          relatif lama dan terjadwal secara ketat
          relatif singkat

6 Cara pelaksanaan
          bersifat wajar
          formal, artificial
          mungkin artifisial, mungkin pula wajar

7         Evaluasi
          tidak sistematis, insidental
          sistematis
          sistematis atau tidak

8 Credentials
          tidak ada, tidak penting
          ada dan penting
          mungkin ada atau tidak

Pendidikan sebagai Suatu Proses


Unsur-unsur pendidikan menurut Sutan Zanti Arbi dan Syahniar Syahrun antara lain tujuan pendidikan, pendidik, peserta
didik,materi,metode dan alat,dan lingkungan pendidikan

Proses pendidikan merupakan interaksi antar berbagai unsur pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

Pergaulan dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu


-    pergaulan orang dewasa dengan orang dewasa
-    pergaulan orang dewasa dengan anak atau orang yang belum dewasa
-    pergaulan anak dengan anak

Situasi pergaulan secara umum dibedakan menjadi 2 yaitu situasi pergaulan biasa dan situasi pendidikan

M.J. Langeveld mengemukakan 2 karakteristik pergaulan yang mengandung situasi pendidikan dam proses pendidikan;
a)        bahwa dalam pergaulan orang berusaha mempengaruhi;
b)       pengaruh datangnya dari orang dewasa ( atau yang diciptakan orang dewasa seperti sekolah,buku,peraturan dan
sebagainya ) agar anak mencapai kedewasaannya

M.J. Langelveld mengemukakan 2 sifat yang harus diperhatikan pendidik yang akan mengubah situasi pergaulan menjadi
situasi pendidikan yaitu
a)        Kewajaran ( wajar )
b)       Ketegasan ( tegas )

Pengubahan ke situasi pendidikan dilakukan secara wajar agar tidak nampak jelas kesengajaannya karena kesengajaan yang
terlalu nyata dianggap anak didik sebagai pelanggaran atas hak dan kebebasannya untuk menentukan sikapnya sendiri

Pengubahan situasi pendidikan terkadang harus dilaksanakan secara tegas alasannya agar memberi kejelasan bagi anak didik
tentang apa yang positif yang dikehendaki oleh pendidik

Kewibwaan adalah suatu kekuatan atau kelebihan pribadi pendidik yang diakui dan diterima secara sadar dan tulus oleh anak
didik dengan kebebasannya mau menuruti pengaruh pendidik

Menurut M.J Langelveld,faktor-faktor yang mmempengaruhi kewibawaan pendidik adalah


-    kasih sayang terhadap anak
-    kepercayaan bahwa anak akan mampu dewasa
-    kedewasaan
-    identifikasi terhadap anak
-    tanggung jawab pendidikan

Kepenurutan atau menurutnya anak didik kepada pendidik ditentukan faktor:


-    kemampuan anak dalam memahami bahasa
-    kepercayaan anak kepada pendidik
-    kebebasan anak dalam menentukan sikap
-    identifikasi
-    imitasi dan simpati

Dalam pergaulan pendidikan motif intrinsik pendidik adalah rasa kasih sayang

Pendidik seharusnya adalah orang dewasa artinya orang yang mampu menentukan diri atas tanggung jawab sendiri,dan turut
serta secara konstuktif dalam kehidupan masyarakat di mana ia hidup

Kedewasaan merupakan bentuk yang mempunyai 2 arti yaitu


-    individuasi artinya bahwa orang dewasa itu telah menjadi manusia tertentu
-    sebagai kesatuan nilai-nilai dan norma-norma yang diidentifikasikan oleh manusia tertentu tadi

Kewibawaan itu bersifat bipolaritet atau pada ketegangan polair yaitu si satu pihak pendidik menuntut kepenurutan dari anak
didik di pihak lain pendidik mengakui bahwa anak didik ahrus mampu berdiri sendiri

MODUL 4
GERAKAN –GERAKAN PENDIDIKAN
PROGRESIVISME DAN ESENSIALISME

PROGRESIVISME
Latar belakang : progresivisme adalah gerakan pendidikan yang dilakukan oleh suatu perkumpulan yang dilandasi konsep-
konsep filsafat tertentu,dan sangat berpengaruh dalam pendidikan bangsa Amerika pada permulaan abad ke – 20
progresivisme menentang pendidikan yang bersifat otoriter,cara-cara belajar yang pasif dan proses mentransfer kebudayaan
pada generasi muda

Filsafat Pendukung yang Melandasi


Progresivisme didukung dan dilandasi oleh Filsafat Pragmatisme dari John Dewey
Filsuf Yunani kuno dan filsuf lainnya : Heraklitos,Socrates,Phitagoras,W James,Francis Bacon,J.J. Rousseau,Immanuel
Kant,dan Hegel

Pelopor bangsa Amerika : Benjamin Franklin,Thomas Paine,Thomas Jefferson

Pandangan Ontologi
(1)      bersifat Evolusionistis dan Pluralistis
(2)      progresivisme memandang manusia sebagi subjek yang bebas dan memiliki potensi intelegensi sebagai instrumen untuk
memecahkan masalah
(3)      pengalaman manusia mempunyai empat karakteristik yaitu spatial,temporal,dinamis dan pluralistis
(4)      terdapat kesatuan anatara pikiran dan pengaaman dalam perbuatan praktis

Pandangan Aksiologi :
nilai tidak diturunkan dari sesuatu yang nonempiris tetapi dari pengalaman/kondisi riil manusia
sifat nilai berada dalam proses,relatif,kondisional,memiliki kualitas sosial dan individual serta dinamis
sesuatu dikatakan baik apabila berguna dalam praktik kehidupan
progresivisme memandang demokrasi sebagai nilai ideal yang harus dilaksanakan

Pandangan tentang Pendidikan


Menurut progresivisme pendidikan selalu dalam proses perkembangan dan sebagai rekonstruksi nilai yang terus menerus:
Pendidikan seharusnya hidup itu sendiri bukan persiapan untuk kehidupan; Pendidikan dianggap mampu mengubah dalam arti
membina kebudayaan baru yang dapat menyelamatkan manusia di hari depan
Tujuan pendidikan bertujuan agar peserta didik ( individu ) memiliki kemampuan memecahkan berbagai masalah baru dalam
kehidupan pribadi maupun sosial dalam berinteraksi dengan lingkungan yang berada dalam proses perubahan
Sekolah dipandang sebagai masyarakat yang baik dalam bentuk kecil;
Sekolah hendaknya merupakan mikrokosmos dari masyarakat luas ;
Sekolah merupakan suatu masyarakat demokratis dalam ukuran kecil ( Dewey )
Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan sifat-sifat peserta didik
( child centered ) namun harus berbasis masyarakat
( community centered ),kurikulum juga harus fleksibel,tidak beku atau statis melainkan mungkin berubah atau dapat direvisi

Metode yang diutamakan dalam progresivisme adalah pemecahan masalah ( problem solving method ) serta metode
penyelidikan dan penemuan ( inquiry and discovery method )

Peranan peserta didik dipandang sebagai organisme ( subjek ) yang mempunyai kemampuan untuk berpikir dan guru berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing siswa

ESSENSIALISME
Latar Belakang : Essensialisme tumbuh sebagai perlawanan atau protes terhadap progresivisme; Sekitar tahun 1930 lahirlah
Essensialist Committee for the advancement,tokohnya William C Bagley; Essensialisme menolak pandangan progresivisme
yang mengakui adanya sifat realitas yang serba berubah,partikular,dan bahwa nilai-nilai itu relatif

Filsafat yang mendukung dan melandasi


Essensialisme didukung oleh filsafat Idealisme dan filsafat Realisme
Filsuf-filsuf Idealisme : Plato,Leibniz,Immanuel Kant,Hegel,dan Schopenhauer
Filsuf-filsuf Realisme : Aristoteles,Democritos,Thomas Hoobes,John Locke,G Barkeley,David Hume

Pandangan Ontologis
Ontologi Idealisme : realitas ideal yang abadi adalah hakikat akhir dari segala realitas,sedangkan realitas material yang
temporal dan fana hanyalah penampakan saja atau copy dari realitas ideal

Ontologi Realisme : hakikat realita bersifat eksternal atau objektif artinya berada di luar subjek atau manusia dan independen
dari pikiran manusia; realitas bersifat teratur berdasarkan hukum-hukum yang tidak tunduk kepada manusia: Manusia memiliki
intelegensi untuk menyesuaikan diri terhadap dunia eksternalnya sehingga ‘survive’

Pandangan Epistemologis
Epistemologis Idealisme :sumber pengetahuan adalah “ dari dalam “ diri karena manusia memiliki ide-ide
bawaan.Pengetahuan diperoleh dari proses berpikir,intuisi,atau instropeksi.Kriteria kebenaran penegetahuan diuji melalui uji
koherensi atau konsistensi logis ide-idenya

Epistemologis Realisme : sumber pengetahuan adalah dunia luar subjek,pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dria,atau
pengamatan,Kriteria kebenaran pengetahuan jika pengetahuan sesuai dengan realitas eksternal dan independen dan dapat
diuji melalui uji korespondensi pengetahuan dengan realitas

Pandangan Aksiologi
Aksiologi Idealisme : nilai hakikatnya diturunkan dari realitas absolut,karena nilai-nilai abadi dan tidak berubah

Aksiologi Realisme : standar nilai tingkah laku manusia diatur oleh hukum alam,pada taraf yang lebih rendah diatur melalui
konvensi atau kebiasaan,adat istiadat dala masyarakat

Pandangan tentang Pendidikan


Pendidikan merupakan upaya untuk memelihara kebudayaan; Tujuan pendidikan adalah mentransmisikan kebudayaan untuk
menjamin solidaritas sosial dan kesejahteraan umum; Sekolah yang baik adalah sekolah yang berpusat pada masyarakat “
society centered school “ Kurikulum terdiri dari berbagai mata pelajaran yang berisi ilmu pengetahuan,agama,dan seni,isi
kurikulum berpusat pada mata pelajaran ( subject matter centered ); Metode mempertahankan metode-metode tradisional yang
berhubungan dengan disiplin mental; Guru berperan sebagai mediator atau “ jembatan “ antara dunia masyarakat atau orang
dewasa dengan dunia anak

PERENIALISME DAN KONSTRUKTIVISME


PERENIALISME
Latar Belakang : Ditinjau dari etimologi Perenialisme berasal dari kata perenis ( latin ) atau perenial ( bahasa Inggris ) yang
berarti tumbuh terus melalui waktu,hidup terus dari waktu ke waktu,abadiPerenialisme muncul sebagai reaksi dan solusi yang
diajukan atas terjadinya suatu keadaan yang mereka sebut sebagai krisis kebudayaan dalam kehidupan modern

Perenenialisme mempunyai kesamaan dengan essensialisme dalam hal menentang progressivisme,perbedaannya dalam hal
prinsip perenialist yang relegius dan agama oriented

Tokoh-tokohnya : Robert M. Hutchins, Mortimer J. Adler

Filsafat yang mendukung dan melandasi,yaitu


asas-asas filosofis yunani klasik yaitu Plato dan Aristoteles dan relegius Kristen
Filsafat humanisme rasional dan supranasionalisme Thomas Aquinas

Pandangan Ontologis
realitas bersifat universal,realitas bersumber dan bertujuan akhir pada realita supranatural/Tuhan ( asas supranatural ),realitas
merupakan watak bertujuan ( asas teologis ).Substansi realitas adalah bentuk dan materi ( hylemorphisme )

Pandangan Epistemologi : mereka mengakui bahwa impresi atau kesan melalui pengamatan individual thing adalah pangkal
pengertian kebenaran
Pandangan Aksiologi : hakikat nilai menurut perenialisme adalah pandangan mengenai hal-hal yang bersifat spiritual.Hal yang
absolut atau Ideal ( Tuhan ) adalah sumber nilai

Pandangan tentang pendidikan


Pendidikan adalah jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan masa
lampau yang dianggap sebagai suatu kebudayaan
Tujuan pendidikan membantu peserta didik menyingkapkan dan menginternalisasikan nilai- nilai kebenaran yang abadi agar
mencapai kebijakan dan kebaikan dalam hidup

Sekolah merupakan lembaga tempat latihan elite intelektual yang mengetahui kebenaran dan mneruskan ke generasi
selanjutnya
Kurikulum pelajaran bersifat subject centered berpusat pada materi pelajaran

Metode yang digunakan adalah membaca dan diskusi

Peranan guru berperan sebagai “ murid “ yang mengalami proses belajar sementara mengajar

KONSTRUKTIVISME
Latar belakang : ada 3 konstruktivisme yaitu
1.        konstruktivisme Psikologis personal yang menekankan bahwa subjek sendirilah yang mngkonstruksi pengetahuan;
2.        Konsruktivisme sosiologis,masyarakatlah yang mengkonstruksi pengetahuan;
3.        Sosiokulturalisme pembentuk pengetahuan adalah msyarakat,lingkungan dan personal itu sendiri

Menurut Tobin,Tippins, & Gallard ( 1994 ) masyarakat sekarang mengalami apa yang disebut Thomas Kuhn sebagai
pengeseran nilai, mulai meninggalkan paradigma lama dan menerima paradigma konstruktivisme menurut konstruktivisme
pengetahuan adalah konstruksi atau bentukan. bukan proses transfer pengetahuan.Bahaya dari konstruktivisme adalah
mengarah pada empirisme dan relativisme
Filsafat yang mendukung dan melandasi adalah Empirisme dan Pragmatismisme.
Tokoh-tokohnya adalah Mark Baldwin,Jean Piaget,Giambatista Vico ( pencetus konstruktivisme )

Pandangan Ontologi
Konstruktivisme menolak pandangan Objektivisme ( empirisme ). Manusia dipandang sebagai tabula rasa sesuai teori
empirisme ( John Locke ),karena manusia dituntut aktif membangun dirinya sendiri

Pandangan Epistemologi
Sumber pengetahuan berasal dari luar tapi konstruksikan dalam diri individu,jadi konstruktivisme memuat 2 segi yaitu
Empirisme dan Nativisme

Kriteria kebenaran diletakkan pada viabilitasnya


Sifat Pengetahuan bersifat subjektif,tidak dapat ditransfer,merupakan proses yang terus berkembang ,dan bersifat relatif

Pandangan tentang pendidikan : pendidikan diartikan sebagai mengajar; tujuan pendidikan lebih menekankan perkembangan
konsep dan pengertian ( pengetahuan ) yang mendalam sebagai hasil konstruksi aktif si pelajar; kurikulumnya lebih sebagai
program aktivitas di mana pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksikan; metode yang digunakan adalah multi
metode;peranan guru sebagai mediator dan fasilitator yang baik

MODUL 5
KONDISI PENDIDIKAN DI INDONESIA
KONDISI PENDIDIKAN SEBELUM KEMERDEKAAN
Zaman Purba
Latar Belakang Budaya :
Kebudayaan Indonesia pada kurang lebih 1500 SM adalah kebudayaan neolitis ( kebudayaan baru ) ciri-cirinya tergolong
kebudayaan maritim,kepercayaan yang dianut animisme dan dinamisme,tata masyarakatnya egaliter,tidak ada strata sosial
yang jelas,mereka hidup bergotong royong

Kondisi Pendidikan :
Tujuan pendidikan agar generasi muda dapat mencari nafkah,membela diri,dan hidup bermasyarakat ( gotong
royong,menghormati pemimpin adat,dan taat terhadap adat )

Kurikulum pendidikannya meliputi pengetahuan,sikap,keterampilan mengenai keagamaan melalui upacara-upacara


keagamaan,keterampilan mencari nafkah,dan hidup bermasyarakat ; Pendidiknya adalah ayah dan ibunya sendiri dan secara
tidak langsung orang dewasa yang ada di kelompoknya

Zaman kerajaan Hindu – Budha


Latar belakang sosial budaya
Hubungan dagang dengan pedagang India menyebabkan pengaruh-pengaruh kebudayaan dan sisitim pemerintahan masuk ke
Indonesia.Lama kelamaan ketua adat bergeser menjadi raja seperti di India,Struktur sosial berubah,timbul 2 golongan manusia
yaitu golongan yang dijamin dan golongan yang menjamin
Kondisi Pendidikan : telah ada pendidikan informal dalam keluarga. Berkembang lembaga pendidikan berbentuk Perguruan
atau pesantren.Tujuan Pendidikan agar para peserta dididik menjadi penganut agama yang taat,mampu hidup
bermasyarakat,mampu membela diri dan membela negara.Pada zaman berkembangnya Budha terdapat Perguruan Tinggi
Agama Budha di Sriwijaya,Palembang
Kurikulum pendidikan : agama,bahasa sanskerta,kesusastraan,ketrampilan memahat candi,bela diri.Pengelolaan pendidikan
bersifat otonom di tangan para guru atau pandita

Zaman Kerajaan Islam


Melalui pedagang Islam para raja dan masyarakat pesisir banyak yang memeluk Islam.Sesuai ajaran Islam yang tidak
mengenal kasta menyebabkan feodalisme di masyarakat semakin terkikis

Kondisi Pendidikan : bertujuan menghasilkan manusia yang takwa kepada Allah SWT selamat dunia akhirat melalui
pelaksanaan iman,ilmu,dan amal. Pendidikan bersifat demokratis,tidak otokratis seperti zaman sebelumnya

Kurikulum pendidikan : tidak tertulis,berisi tentang tauhid,Alquran,Hadist,dan bahasa Arab.Pengelolaan pendidikan bersifat
otonom dikelola oleh ulama,ustad atau guru.Metode yang digunakan ceramah atau tabligh

Zaman pengaruh Portugis dan Spanyol


Kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol selain untuk berdagang juga disertai misionaris yang menyebarkan agama Katolik
Kondisi pendidikan : pengaruh dalam bidang pendidikan berkenaan dengan penyebaran agama Katolik

Kurikulum pendidikannya berisi pendidikan agama Katolik,pelajaran membaca,menulis dan berhitung

Zaman Kolonial Belanda


Latar belakang sosial budaya
Berlangsung penjajahan/kolonialisme,monopoli perdagangan dan stratifikasi sosial berdasarkan ras dan suku bangsa

Kondisi pendidikan : minimnya partisipasi pendidikan bagi kalangan Bumi Putera belakang sosial b,pendidikan bertujuan untuk
menghasilkan tenaga kerja murah dan pegawai rendahan

Sejak kebangkitan Nasional ( 1908 ) perjuangan dititikberatkan pada pendidikan melalui organisasi Budi
Utomo,Muhammadiyah,Trikoro Dharmo,Taman Siswa,dan sebagainya

Zaman pendudukan Jepang


Kondisi Sosial Budaya : Jepang menyerbu Indonesia karena kekayaan alamnya yang sangat berarti bagi kelangsungan perang
Pasifik,mereka juga mempropagandakan semboyan “ kemakmuran Asia Timur Raya” namun tujuan pendudukan Jepang
beralih menjadi penindasan

Keadaan Pendidikan
Tujuan dan isi pendidikan diarahkan demi kepentingan Perang Asia Timur Raya; Hilangnya sisitim dualisme,sekolah bersifat
terbuka untuk semua lapisan masyarakat; Sistim pendidikan menjadi lebih populis ( merakyat ),bahasa Indonesia menjadi
bahasa pengantar di sekolah

Kondisi pendidikan periode 1945 – 1969


Zaman Revolusi Fisik Kemerdekaan
beberapa bulan setelah proklamasi Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan mengeluarkan instruksi umum untuk
membuang sistim pendidikan kolonial,kemudian mengeluarkan UURI No 4 Tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan
pengajaran di sekolah dan diundangkan sebagai UU No 12 Tahun 1954

Peletakan dasar pendidikan nasional


Sekalipun terjadi pergantian bentuk konstitusi negara,tetapi dasar sistim pendidikan nasional kita adalah Pancasila dan UUD
1945 serta UU RI No 4 tahun 1950 yuncto UU RI No 12 Tahun 1954

Demokrasi Pendidikan
sesuai dengan PP No. 65 Tahun 1951 tentang kewajiban belajar sekolah dasar bagi anak-anak berumur 8 tahun maka
pemerintah mengusahakan pelaksanaan pendidikan yang demokratis

Lahirnya LPTK dan Perguruan Tinggi


dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan maka didirikan perguruan tinggi dan LPTK untuk memenuhi suplai guru
sekolah menengah lanjutan atas

Kondisi pendidikan pada PJP I : 1969 – 1993


Pendidikan mengalami banyak kemajuan antara lain : semakin luas kesempatan memperoleh pendidikan; Tersedia sarana dan
prasarana pendidikan yang lebih lengkap,disahkannya UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional beserta PP
yang menyertainya.Namun ada tantangan secara kuantitatif yaitu pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
khususnya pendidikan dasar,secara kualitatif berkenaan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan,relevansi dan efektivitas
dan efisiensi pendidikan
ALIRAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

TAMAN SISWA
Latar Belakang :
Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta
Ki Hajar Dewantara dilahirkan di Yogyakarta tanggal 2 Mei 1889 dan meninggal dunia tanggal 26 April 1969

Pada tahun 1912 Ki Hajar Dewantara bersama Douwes Dekker dan Dr Cipto Mangukusuma partai politik bernama Indische
Partij

Pada peringatan 100 tahun kemerdekaan Nederland,beliau menerbitkan tulisannya yang berjudul Als ik eens Nederlander was
yang isinya menyatakan tidak selayaknya bangsa Indonesia ikut serta merayakan kemerdekaan bangsa yang menindasnya

Karena dianggap berbahaya Ki Hajar Dewantara diinternir ke Bangka,Dr Cipto ke Banda,Dr Douwes ke Timor-Kupang . Atas
permintaan mereka akhirnya mereka bertiga dibuang ke Belanda

Oleh karena perjuangan melalui jalur politik praktis tidak efektif,maka sepulang dari Belanda,Ki Hajar Dewantara berjuang di
jalur pendidikan

Perjuangan pertama dimulai dengan mengajar di sekolah Adidarma milik kakaknya R.M. Suryopranoto ( 1921 ),setahun
kemudian tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta beliau mendirikan National Onderwijs Institut Taman Siswa yang kemudian
menjadi Perguruan Taman Siswa
Asas Taman Siswa yaitu Panca Darma Taman Siswa,yang terdiri :
-    Kebebasan atau kemerdekaan
-    Kebudayaan
-    Kodrat Alam
-    Kebangsaan
-    Kemanusiaan

Tujuan Pendidikan Perguruan Taman Siswa adalah : upaya memasukkan “ bertumbuhnya “ budi pekerti ( kekuatan
batin,karakter ),pikiran ( intellect ) dan tubuh anak – sebagai suatu kesatuan – agar dapat memajukan kesempurnaan
hidup,yakni kehidupan dan penghidupan anak yang kita didik selaras dengan dunianya

Penyelenggaraan Pendidikan :
-    Taman Lare/Taman Indria ( anak-anak di bawah 7 tahun )
-    Taman anak ( anak-anak usia 7 – 9 tahun,kelas I – III )
-    Taman Muda ( anak-anak usia 10 – 13 tahun,kelas IV – VI )
-    Kelas VII sebagai kelas masyarakat
-    Taman Dewasa ( setingkat SMP )
-    Taman Madya ( stingkat SMA )
-    Taman Guru dan Taman Ilmu ( setingkat sekolah tinggi )

Metode pendidikan Taman Siswa dengan memakai among method atau among system yang memakai cara pondok asrama
karena dengan cara ini ketiga lingkungan pendidikan dapat bekerja bersama-sama ( keluarga,perguruan dan perkumpulan
pemuda )

Pelaksanaan pendidikan di Taman Siswa berpedoman pada semboyan : Ing ngarso sung tuladha,ing madya mangun
karsa,tutwuri handayani,kalau pendidik berada di depan memberi contoh,di tengah membangun semangat,berswakarsa dan
berkreasi pada peserta didik,di belakang mengikuti dan mengarahkan agar sanggup bertanggungjawab

Tri Pusat Pendidikan menurut Taman Siswa adalah Keluarga,sekolah dan masyarakat

MUHAMMADIYAH
Latar Belakang : didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta,karena melihat gejala nyata
kristenisasi yang dilaksanakan pemerintah Belanda dan cita-cita ingin mengadakan pembaharuan dalam masyarakat menurut
tuntutan agama Islam yaitu Quran dan Hadis sebagaimana diajarkan oleh Rosulullah

Dasar dan asas pendidikan :


kemasyarakatan,Tajdid ( progressivitas ),aktivitas,kreatifitas dan optimisme

Tujuan Pendidikan : membentuk manusia muslim berakhlak mulia,cakap,percaya diri sendiri dan berguna bagi masyarakat

Penyelenggara Pendidikan : mendirikan sekolah-sekolah di seluruh Indonesia di bawah pimpinan Majelis Pengajaran
Semboyan Muhammadiyah : sedikit bicara banyak kerja

INSTITUT NASIONAL SJAFEI ( INS ) KAYUTANAM


Latar Belakang : berdiri karena rasa cinta tanah air Moh Sjafei setelah membaca tulisan-tulisan dari Tiga Serangkai yang
membuka mata beliau tentang perbedaan hidup yang tajam antara pribumi dan Belanda
Didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayutanam,Sumatra Barat

Dasar Pendidikan : a) berpikir secara logis; b) keaktifan atau kegiatan; c) pendidikan kemasyarakatan; d) memperhatikan bakat
anak; e) menentang intelektualisme

Tujuan Pendidikan : memupuk semangat bekerja dan percaya diri

Penyelenggraan pendidikan : menyelenggarakan pendidikan dari berbagai jenjang yaitu


-    Ruang rendah ( 7 tahun setara sekolah dasar )
-    Ruang dewasa ( 4 tahun setelah ruang rendah,setara sekolah menengah )

Program pendidikan lebih mengutamakan pendidikan keterampilan dan kerajinan

MODUL 6
ANTROPOLOGI PENDIDIKAN
KONSEP KEBUDAYAAN
Definisi Kebudayaan : keseluruhan sitem gagasan,tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar

Unsur-unsur universal kebudayaan : a) sitem religi dan upacara keagamaan; b) sitem organisasi kemasyarakatan; c) sistem
pengetahuan; d) bahasa; e) kesenian; f) sistem mata pencaharian; g) sistem teknologi peralatan

Wujud kebudayaan : a) wujud ideal; b) wujud sistem sosial; c) wujud fisik

Salin Hubungan antara wujud-wujud kebudayaan : kebudayaan ideal memberi arah kepada perbuatan dan karya
manusia.sebaliknya kebudayaan fisik itu membentuk satu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan
manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pola-pola perbuatan dan pikirnya

Penggolongan kebudayaan
Supardi Suparlan membedakan kebudayaan menjadi 3 yaitu : a) kebudayaan suku bangsa; b) kebudayaan umum/lokal; c)
kebudayaan nasional

Sifat atau karakteristik kebudayaan : a) organik dan super organik; b) overt ( terlihat ) dan covert ( tersembunyi ); c) ideal dan
aktual ( manifes ); d) stabil dan berubah

Fungsi kebudayan : a) pelanjut keturunan dan pengasuhan anak; b) pengembang kehidupan ekonomi; c) trasmisi budaya; d)
religi; e) pengendalian sosial; f) rekreasi

KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN


Kepribadian : susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu
manusia

Kepribadian ada dua jenis : kepribadian individu dan kepribadian bangsa

Manusia menciptakan kebudayaan dan karena kebudayaannya berbudaya


adanya hubungan antara kebudayaan dan kepribadian yaitu bahwa kebudayaan berpengaruh dalam membangun kepribadian
seseorang
unsur-unsur yang sama dan umum ini bersama-sama membentuk pola yang cukup terintegrasi yang disebut tipe kepribadian
dasar bagi masyarakat atau bangsa secara keseluruhan tipe ini sering disebut communal personality,basic personality
structure atau national character atau kepribadian suatu bangsa

Kebudayaan mempengaruhi manusia melalui enkulturasi atau internalisasi budaya yaitu proses di mana seseorang individu
menyerap cara berpikir,bertindak dan merasa yang mencerminkan kebudayaannya

Antara pendidikan kebudayaan merupakan dwitunggal secara nyata tidak dapat dipisahkan,karena pendidikan berlangsung di
masyarakat dan untuk suatu tujuan kehidupan suatu masyarakat tertentu

Pendidikan merupakan pranata kebudayaan; contoh pranata pendidikan : pengasuhan kanak-kanak,pendidikan


dasar,menengah,pemberantasan buta huruf,pendidikan agama,pers,perpustakaan

Hubungan komplementer anatara kebudayaan dan pendidikan :


a) kebudayaan berperan sebagai input pendidikan; b) pendidikan berfungsi melestarikan kebudayaan; c

Menurut antropolog ada 3 proses utama perubahan kebudayaan yaitu : a) originasi,penemuan elemen-elemen baru dalam
suatu kebudayaan; b) difusi,peminjaman elemen-elemen kebudayaan baru dari kebudayaan lain; c) reinterpretasi,modifikasi
elemen-elemen budaya yang ada untuk memenuhi tuntutan zaman
Dalam perubahan kebudayaan kadang terjadi cultural lag,kesenjangan budaya yang mengimplikasikan masalah-masalah
sosial

KARAKTERISTIK FISIK SUKU-SUKU BANGSA DI INDONESIA


Para antropolog menggolongkan manusia ke dalam 3 ras pokok,yaitu a) ras Kaukasoid ( putih ); b) ras Mongoloid ( kuning ); c)
ras Negroid ( hitam )men

Suku bangsa di Indonesia digolongkan menjadi 3 ras yaitu ;


1         ras Negroid,unsur ras ini tampak pada suku bangsa di Papua;
2         ras Vedoid,tampak pada suku bangsa Enggano,Kubu,Dayak Barito,Toala di Sulawesi,Mentawai,Nias dan sedikit suku bangsa
Batak;
3         ras Mongoloid

KARAKTERISTIK LINGKUNGAN FISIK MANUSIA DI INDONESIA


Lingkungan fisik tempat tinggal masayarakat Indonesia majemuk.Kemajemukannya dapat dilihat dari topografi lingkungan fisik
yang berupa gunung,lembah,perbukitan dataran,dan sebagainya,dilihat dari hidrologi ada yang tinggal di lingkungan
gersang,kering,lembab,dan basah; demikian juga ada yang di pperkotaan ada yang di daerah terpencil.Keadaan ini patut
disyukuri sebagai anugerah Tuhan YME

KEMAJEMUKAN SOSIAL-BUDAYA BANGSA INDONESIA


Enam unsur kebudayaan universal beberapa suku bangsa yang terdapat di beberapa daerah di Indonesia :
pola perkampungan/desa :
1         pola kampung atau desa tinier;
2         pola kampung atau desa radial;
3         pola kampung/desa di tengah-tengah ada lapangan/alun-alun
Sistem kemasyarakatan : ada sebutan-sebutan khusus untuk setiap golongan masyarakat yang menunjukkan hierarki status
sosial dari tertinggi sampai terbawah sekaligus menunjukkan perbedaan keadaan ekonominya. Dewasa ini pelapisan sosial
kriterianya ditentukan oleh tingkat pendidikan dan penghasilan

Sistem kekerabatan : terdapat keragaman menarik garis keturunan dalam masyarakat Indonesia,antara lain ; a) matrilineal b)
Patrilineal c) Dobel unilateral atau matri-patrilinial d) parental atau bilateral

Sistem mata pencaharian hidup : sebagian besar masyarakat Indonesia mengantungkan hidupnya pada sektor pertanian oleh
sebab itu negara kita disebut negara agraris

Bahasa dan kesnian : kekayaan budaya Indonesia ditinjau dari bahsa dan kesenian sangat beragam

Sistem agama dan kepercayaan : agama yang dianut masyarakat Indonesia


adalah : Islam,Kristen Protestan,Kristen Katolik,Hindu,Budha,dan Kong Hu Cu dan aliran kepercyaan lain termasuk animisme
dan dinamisme

IMPLIKASI TERHADAP DASAR DAN AKAR PENDIDIKAN


Pancasila dan UUD 1945 tergolong ke dalam wujud ideal kebudayaan bangsa atau kebudayaan nasional. Profil karakteristik
bangsa Indonesia yang beragama dan memiliki kebudayaan nasional berimplikasi pada pendidikan nasional yang hendaknya
berakar pada nilai-nilai agama dan kebudayaan nasional

IMPLIKASI TERHADAP PENGELOLAAN PENDIDIKAN


Pengelolaan pendidikan bersifat Dekonsentrasi tercermin dalam pasal 50 UU RI No. 20 Tahun 2003.Pengelolaan sistem
pendidikan nasional merupakan tanggung jawab menteri ( Menteri Pendidikan Nasional ). Pemerintah Pusat menentukan
kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan. Pemerintah mengelola kebijakan
pendidikan yang berbasis keunggulan lokal

KURIKULUM
Perlu diambil kebijakan tentang :
kurikulum nasional yang memungkinkan tetap lestarinya masyarakat yang Bhinneka Tunggal Ika,terbinanya kepribadian
bangsa,terjaminnya standar nasional mutu pendidikan dan relevansi pendidikan secara nasional

Kurikulum muatan lokal yang memungkinkan terjaminnya relevansi pendidikan secara lokal,baik dalam kaitannya dengan
lingkungan fisik dan sosial-budaya

WAJIB BELAJAR
Pada tanggal 2 Mei 1984 pemerintah mencanangkan Gerakan Wajib Belajar Sekolah Dasar 6 Tahun; Tanggal 8 Mei 1990
pemerintah menetapkan Perintisan Wajib Belajar SUP, pada tanggal 2 Mei 1994 Presiden RI mencanangkan Gerakan Wajib
Belajar Pendidikan Dasar

Wajib belajar : gerakan pendidikan nasional yang diselenggarakan di seluruh Indonesia bagi warganegara Indonesia berusia 7
samapai 15 tahun untuk mengikuti pendidikan dasar atau pendidikan yang setara sampai tamat

GERAKAN ORANG TUA ASUH


Pemerintah melalui Keputusan Menteri Sosial RI No. 52/HUK/1996 telah mengambil keputusan pembentukan Lembaga
Gerakan Nasioan Orang Tua Asuh,dikeluarkan instruksi Menteri Dalam Negeri no. 8 Tahun 1997 tentang pembentukan
Lembaga Gerakan Nasional Orang Tua Asuh

IMPILKASI KARAKTERISTIK KEBUDAYAAN TERHADAP PRAKTEK PENDIDIKAN


Pendidik harus menyelaraskan kebudayaan aktual dengan kebudayaan ideal,kemudian mendorong peserta didik agar kreatif
dan memiliki motivasi untuk melakukan perubahan dalam kebudayaan.

MODUL 7
PERUBAHAN SOSIAL DAN PENDIDIKAN

ASPEK-ASPEK PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL


Beberapa aspek yang menyebabkan perubahan sosial di Indonesia adalah 1) Demokratisasi; 2) Globalisasi; 3) Perkembangan
Ilmu Pengatehuan dan Teknologi

Kehidupan demokrasi adalah kehidupan yang menghargai akan potensi individu,yaitu individu yang berbeda dan individu yang
mau hidup bersama

Kehidupan masyarakat global ditandai dengan kehidupan yang


interdependent ( kehidupan yang saling tergantung,saling membutuhkan antara negara dan bangsa yang satu dengan yang
lainnya ), interconnected ( adanya saling berhubungan antara negara/bangsa yang satu dengan lainnya dalam berbagai
aspek kehidupan ),dan networking ( artinya antar bangsa yang satu dengan yang lain memiliki hubungan yang sangat erat
dan dekat sehingga menghilangkan batas-batas negara tersebut )

Globalisasi di bidang pendidikan dengan kaitannya dengan identitas bangsa termasuk budaya nasional dan budaya-budaya
nusantara.Di samping terpaan tentang gagasan-gagasan dalam pendidikan,globalisasi terjadi pula secara langsung menerpa
setiap individu dan manusia melelui buku, radio,televisi dan media lainnya.Sebagai contoh penggunaan antena parabola
memberi peluang masuknya film asing masuk ke rumah kiata ataupun siaran langsung terjadinya suatu peristiwa melalui
televisi. Hal ini mempengaruhi wawasan,pikiran dan bahkan perilaku manusia selanjutnya bahkan mungkin terciptanya “
budaya dunia“

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui temuan- temuan baru hasil riset secara langsung atau tidak
merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia salah satunya sangat bergantung pada Iptek
Perkembangan Iptek terkait dengan landasan Ontologis,Epistemologis dan aksiologis.Landasan Epistologis mengkaji metode
yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut metode ilmiah

Metode ilmiah mengalami perkembangan dimulai


Tonggak Aristoteles : memandang penyelidikan ilmiah sebagai suatu gerak maju dari observasi menuju pada penyusunan
prinsip umum dan kembali pada observasi

Tonggak Francis Bacon : menekankan pentingnya penggunaan instumen-instrumen ilmiah dalam pengumpulan data

Tonggak ketiga ( perkembangan abad XIX ) : penyelidikan ilmiah adalah generalisasi induktif dari hasil-hasil observasi dan
eksperimen.Sebuah hukum atau teori dikatakan benar hanya apabila evidensi sesuai dalam mendukung skema induktif.
tokohnya adalah Stewart Mill

Tonggak Keempat ( perkembangan abad XX ) : menggunakan metodologis operasionalisme yaitu metode yang menekankan
kecenderungan penelitian yang menggunakan pengukuran yang secara operasional.Tokohnya Percy Williams Bridgeman

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA


Nasionalisme adalah suatu peham yang memberi ilham kepada sebagian terbesar penduduk dan mewajibkan dirinya untuk
mengilhami anggota-anggotanya

Ada paham nasionalismen yang didasarkan atas perpaduan politik-ekonomi-sosial budaya yang dikemukakan oleh Hans Kohn
adalah paham yang menekankan kesetiaan tertinggi individu yang harus diserahkan kepada negara Kebangsaan

Sementara menurut Louis Snyder mengemukakan bahwa nasionalisme adalah hasil dari faktor-faktor politik,ekonomi,sosial
dan intelektual pada suatu tahapan sejarah

Ciri-ciri nasionalisme adalah :


a.         nasionalisme kerakyatan/persatuan yang anti penjajahan;
b.        nasionalisme kerakyatan/persatuan yang patriotik,yang relegius:
c.         nasionaliseme kerakyatan/persatuan yang berdasarkan Pancasila

Timbulnya nasionalisme Indonesia di zaman penjajahan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :
Pendidikan : melalui politik etis Belanda memberi pengaruh besar pada pendidikan Indonesia dengan lahirnya kelompok baru
dalam masyarakat yaitu kaum terpelajar yang berjuang melalui cara baru yaitu organisasi cendikiawan,yang berjuang
mencapai kemerdekaan melalui pergerakan nasional dengan mendirikan organisasi

Diskriminasi : adanya diskriminasi menimbulkan pemberontakan dari orang-orang pribumi yang diwujudkan dalam pergerakan
nasional atau disebut nasionalisme yang ditandai dengan lahirnya Budi Utomo ( 1908 )

Pengaruh Paham Baru : Revolusi yang terjadi di Eropa pada abad XIX membawa nafas baru bagi negara terjajah di Asia
termasuk Indonesia,demikian juga kemenangan Jepang atas Rusia,Revolusi Cina di bawah Dr Sun Yat Sen dan gerakan Turki
Muda dipimpin Mustafa Kemal Pasha,mengilhami Indonesia untuk bergerak melawan penjajahan melalui organisasi sehingga
lahirnya organisasi-organisasi modern

OTONOMI DAERAH
Hasil dari gelombang reformasi adalh lahirnya UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan daerah dan UU No 25 Tahun 1999
tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah

Ada tiga dasar pemikiran munculnya UU No 22 Tahun 1999 yaitu


a.         memberikan keleluasaan pada daerah menyelenggarakan Otda;
b.        penyelenggaraan Otda diharapkan dilakukan dengan prinsip demokrasi;
c.         dimaksudkan untuk menghadapi tantangan persaingan global

Ada 6 permasalahan yang harus diimplementasikan UU Pemerintahan Daerah Tahun 1999 di bidang pendidikan yaitu :
a.         kepentingan nasional;
b.        mutu pendidikan:
c.         efisiensi pengelolaa:
d.        perluasan dan pemerataan;
e.         peran serta masyarakat
f.          akuntabilitas

Langkah langkah yang perlu dirumuskan untuk mengantisipasi berbagai perubahan yang ada sejalan dengan penyelenggaraan
pendidikan di era otonomi :
a.         menyusun visi,misi,strategi,dan fungsi sehingga dapat menunjukkan arah yang jelas; 2) menginventarisasi kewenangan yang
dapat diselenggarakan oleh “ Kanwil “ sesuai kemampuan dan kebutuhan daerah;
b.        melakukan upaya pemberdayaan masyarakat

MODUL 8
SISTIM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM DAN SISTEM PENDIDIKAN

A SISTEM
Sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan
secara teratur dan merupakan satu keseluruhan

Sistem adalah sebagai satu keseluruhan dari sejumlah komponen yang saling berhubungan dan berfungsi dalam mengubah
masukan (input) menjadi hasil (output) sesuai dengan tujuan yang diharapkan

KONSEP SISTEM
Jenis-jenis sistem dapat dibedakan menurut :
wujudnya,ada 4 jenis yaitu :
a.         sistem fisik,
b.        sistem konseptual,
c.         sistem biologi,dan
d.        sistem sosial

Asal-usul kejadiannya,ada 2 jenis yaitu : sistem alamiah dan sistem buatan

Daya gerak yang ada di dalamnya,ada 2 jenis yaitu sistem mekanistik ( deterministik ) dan sistem organismik ( probabilistik )

Hubungan dengan lingkungannya,ada 2 jenis yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup

Ciri-ciri sistem adalah :
1.        hierarchy;
2.        differentiation;
3.         interrelated and interdependence;
4.         Wholism;
5.         Goal seeking;
6.        Transformation
7.        Feedback and correction;
8.        Equifinality;
9.         Suprasistem;
10.     System Boundaries;
11.     sistem yang bersifat terbuka dan tertutup

Model sistem
Model adalah suatu reprensentasi sistem yang nyata atau direncanakan ( Elias M Awad)

Menurut Murdick dan Ross,model merupakan abstraksi realitas,namun karena model tidak mampu menyajikan realitas
secara rinci atau detail maka model hanya menyajikan bagian-bagiannya saja dari realitas

Karhi Nisjar S. dan Winardi ( 1977 : 65 ) Salah satu cara menggambarkan sistem adalah dengan menekankan unsur
input,proses dan outputnya

PENDEKATAN SISTEM
Aplikasi pandangan sistem dalam upaya memahami sesuatu atau memecahkan permasalahan tertentu disebut pendekatan
sistem

Dalam arti luas dan arti umum pendekatan sistem meliputi beberapa aspek yaitu: Filsafat sistem, analis sistem dan manajemen
sistem

Filsafat sistem : cara berpikir mengenai fenomena secara keseluruhan,meliputi bagian-


bagiannya,komponennya,subsistemnya dan dengan titik berat pada interaksinya

Analisis sistem : metode atau teknik dalam memecahkan masalah atau pengambilan kebijakan

Manajemen sistem : aplikasi teori sistem dalam rangka mengelola sistem

B. PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM


Pendidikan : keseluruhan yang terpadu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi
tertentu dalam rangka membantu anak didik agar menjadi manusia terdidik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

Pendidikan ditinjau dari berbagai segi :


asal usul kejadiannya : sistem buatan manusia
wujudnya : sistem sosial
hubungan dengan lingkungannya : sistem terbuka

Suprasistem pendidikan adalah masyarakat


Karena sistem pendidikan bersifat terbuka maka sistem pendidikan memiliki ketergantungan dan saling berhubungan dengan
lingkungan atau sistem-sistem lainnya yang ada di dalam suprasistemnya
mengambil masukan dan memberikan hasilnya kepada masyarakat

Philip. H. Coombs mengelompokkan 3 jenis sumber input utama bagi sistem pendidikan,yaitu :


          Ilmu pengetahuan,nilai-nilai,dan tujuan-tujuan yang berlaku di dalam masyarakat
          Penduduk dan tenaga kerja yag tersedia
          Faktor ekonomi

Terhadap ketiga sumber utama input sistem pendidikan diadakan seleksi berdasarkan tujuan,kebutuhan,efisiensinya,dan
relevansinya bagi pendidikan

Berdasarkan hasil seleksi, input sistem pendidikan dibedakan dalam 3 jenis yaitu :
1.        Input mentah (raw input ) yaitu anak didik
2.        Input alat ( instrumental input ) seperti kurikulum,pendidik,gedung,peralatan,kegiatan belajar mengajar,metode
3.        Input lingkungan ( environmental input ) seperti keadaan cuaca,keamanan masyarakat

Philip. H. Coombs mengidentifikasikan adanya 12 komponen pokok sistem pendidikan,yaitu sebagai berikut :
1)       Tujuan dan prioritas
2)       Anak didik
3)       Pengelolaan
4)       Struktur dan jadwal
5)       Isi ( kurikulum )
6)       Pendidik
7)       Alat bantu belajar
8)       Fasilitas
9)       Teknologi
10)    Pengawasan mutu
11)    Penelitian
12)    Biaya

Dalam sistem pendidikan terjadi proses transformasi yaitu proses mengubah raw input/siswa agar manusia terdidik sesuai
tujuan yang ditetapkan
Adapun output/hasilnya adalah manusia terdidik yang diperuntukkan bagi masyarakat atau sistem-sistem lain yang ada dalam
suprasistem

Dalam proses transformasi menghasilkan feedback sebagai kontrol kualitas untuk melakukan perbaikan dalam proses
transformasi selanjutnya

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


A.PENDIDIKAN NASIONAL SEBAGAI SISTEM
Pendidikan nasional : pendidikan yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama,kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap pada perubahan zaman

Sistem pendidikan nasional : keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional

Suprasistem bagi sistem pendidikan nasional : masyarakat nasional Indonesia itu sendiri yang berada dalam konteks
hubungan dengan masyarakat internasional

Sumber input dari masyarakat internasioanal terddiri atas :


1.                pelajar dan penelitit asing yang datang untuk belajar
2.                pelajar dan peneliti yang belajar dan pulang dari luar negari
3.                pengajar dan tenaga ahli asing yang ikut membantu penyelenggaraan pendidikan
4.                pengetahuan,teknik,dan budaya

Secara umum terdapat dua bentuk transformasi di dalam sistem pendidikan nasional :
(1)     pengelolaan pendidikan,baik dalam skala makro atau pengelolaan pada tingkat nasional atau pusat,pengelolaan pada tingkat
meso atau tingkat daerah maupun tingkatan pada satuan pendidikan
(2)     Proses pendidikan,baik yang dilaksanakan pada satuan-satuan pendidikan di jalur formal,jalur non formal maupun yang
dilaksanakan pada satuan-satuan pendidikan di jalur formal

Output sistem pendidikan Indonesia adalah manusia terdidik,yaitu manusia yang lebih mampu memenuhi kebutuhan baik untuk
dirinya sendiri maupun masyarakatnya; atau manusia yang mampu melksanakan peranan-peranan yang diharapkan,baik
sebagai individu,anggota masyarakat maupun hamba Tuhan

B . DESKRIPSI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


1.                Landasan Yuridis Sistem Pendidikan Nasional,antara lain :
1)       UUD 1945
2)       UU RI No 20 Tahun 2003 tentang “ Sistem Pendidikan Nasional “
3)       Peraturan Pemerintah
          PP No 27 Tahun 1990 tentang “ Pendidikan Prasekolah “
          PP No 28 Tahun 1990 tentang “ Pendidikan Dasar “
          PP No 29 Tahun 1990 tentang “ Pendidikan Menengah “
          PP No 30 dan 31 Tahun 1990 tentang “ Pendidikan Tinggi “
          PP No 73 tahun 1991 tentang “ Pendidikan Luar Sekolah “
2.                Jalur,jenjang,jenis,dan satuan pendidikan
a.         Jalur dan Jenjang Pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik unyuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan
yang sesuai dengan tujuan pendidikan

Jalur pendidikan ada 3 yaitu : jalur pendidikan formal,non formal,dan informal

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang.

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,tujuan yang
akan dicapai,dan kemampuan yang dikembangkan

Pendidikan formal terdiri atas tiga jenjang yaitu (1) Pendidikan Dasar (2) Pendidikan Menengah (3) Pendidikan Tinggi

Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang

Pendidikan Non Formal menekankan pada penguasaan pengetahdidikan Informuan dan ketrampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional

Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan,dilakukan oleh keluarga dan lingkungan dalam bentuk
mandiri
b.        Jenis Pendidikan
Jenis pendidikan tersebut mencakup pendidikan umum,pendidikan kejuruan,pendidikan akademik,pendidikan
profesi,pendidikan vokasi,pendidikan keagamaan,pendidikan khusus ( Pasal 15 UU RI No. 20 Tahun 2003 )

c.         Satuan Pendidikan
Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal,non
formal,informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan ( Pasal 1 ayat (10) UU RI NO. 20 Tahun 2003 )

C. KEGIATAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN


1. Kegiatan Pendidikan
Kegiatan pendidikan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui masyarakat

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

2. Pengelolaan Pendidikan
Pengelolaan pendidikan dalam sistem pendidikan nasional kita bersifat dekonsentrasi,seperti tercermin dalam pasal 50 UU RI
No. 20 Tahun 2003

Yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sistem pendidikan nasional adalah Menteri Pendidikan Nasional

Pemerintah pusat menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan

Pemerintah provinsi melakukan koordinasi atas penyelenggaraan pendidikan lintas daerah Kabupaten/Kota untuk tingkat dasar
dan menengah

Pemerintah Kabupaten/Kota mengelola pendidikan dasar dan menengah serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan
lokal

Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi mengelola pendidikan di lembaganya

3. Pengelolaan Satuan Pendidikan


Pengelolaan pendidikan anak usia dini,dasar dan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan
prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah,yaitu bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan yang
dalam hal ini kepala sekolah/madrasah dan guru dibantu oleh komite sekolah dalam mengelola kegiatan pendidikan

Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi akuntabilitas,jaminan mutu dan evaluasi yang
transparan

MODUL 9
INOVASI PENDIDIKAN

Inovasi dan Difusi Inovasi Pendidikan


A. Pengertian dan ciri-ciri Inovasi
Everett M. Rogers,mendefinisikan inovasi adalah suatu ide,gagasan,praktik atau objek/benda yang disadari dan diterima
sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi

Stephen Robbins ( 1994 ),mendefinisikan inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau
memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.

Robbins lebih memfokuskan pada tiga hal utama


(1) gagasan baru
(2) produk dan jasa
(3) upaya perbaikan

Gagasan baru itu dapat berupa penemuan dari suatu gagasan pemikiran,ide,sistem,sampai pada kemungkinan gagasan
mengkristal

Produk dan jasa adalah hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan baru yang ditindaklanjuti dengan berbagai
aktivitas,kajian,penelitian dan percobaan sehingga melahirkan konsep yang lebih konkrit dalam bentuk produk dan jasa yang
siap dikembangkan dan implementasikan termasuk hasil inovasi dalam bidang pendidikan

Usaha yang sistematis untuk melakukan penyempurnaan dan melakukan perbaikan ( improvement ) yang terus menerus
sehingga buah inovasi itu dapat dirasakan manfaatnya

Suatu perubahan baru dapat dinyatakan sebagai bentuk inovasi apabila perubahan tersebut dilakukan dengan sengaja untuk
memperbaiki keadaan sebelumnya agar lebih menguntungkan dan untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik
Santoso S. Hamidjojo ,menyatakan inovasi merupakan suatu perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal
( yang ada ) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuaan guna mencapai tujuan tertentu.

Menurut Mile terdapat 4 ciri utama inovasi,termasuk inovasi pendidikan,yaitu :


Memiliki kekhasan/khusus : memiliki ciri yang khas dalam arti ide,program,tatanan,sistem,termasuk kemungkinan hasil yang
diharapkan

Memiliki ciri atau unsur kebaruan : memiliki karakteristik sebagai buah karya dan buah pikir yang memiliki kadar orisinalitas dan
kebaruan

Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana : kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan
program yang jelas dan direncanakan terlebih dulu

Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan : program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai,termasuk arah
dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut

Hubberman membagi sifat perubahan dalam inovasi ke dalam 6 kelompok : (1) Penggantian ( subtitution ); (2) Perubahan
( alternation ); (3) Penambahan ( addition ); (4) Penyusunan kembali ( restructuring ); (5) Penghapusan ( elimination ) ; (6)
Penguatan (reinforcement )

B Difusi Inovasi Pendidikan


Difusi inovasi pendidikan : penyebarluasan dari gagasan inovasi pendidikan melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan
dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu di antara anggota sistem sosial masyarakat

C. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Difusi Inovasi


Rogers memgemukakan 4 ciri-ciri penting dalam difusi inovasi :
a) Esensi inovasi itu sendiri
ada 3 hal yang berkaitan erat dalam kaitannya dengan esensi inovasi yaitu :
          teknologi,
          informasi pertimbangan ketidakpastian,dan
          reinovasi

b) Saluran komunikasi
Komunikasi dimaknai sebagai proses penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan melalui saluran
tertentu untuk tujuan tertentu.

Suatu inovasi dapat disebarkan jika ada saluran komunikasi untuk menyampaikan inovasi ke masyarakat.

Komponen saluran komunikasi merupakan medium untuk menyebarluaskan gagasan ide agar bisa diadopsi masyarakat
sebagai adopter

Ragam komunikasi antara lain :


( 1) komunikasi linear ( satu arah );
(2) komunikasi konvergen

Ciri utama komunikasi konvergen adalah


1)       adanya informasi ( information );
2)       ketidakmenentuan ( uncertainty );
3)       konvergen ( convergence );
4)       adanya saling pemahaman ( mutual understanding );
5)       adanya saling persetujuan ( mutual agreement ) kegiatan bersama ( collective action ); dan hubungan jaringan ( network
relationship )
Saluran komunikasi juga dapat diklasifikasikan pada 2 bentuk yaitu komunikasi homofil dan komunikasi heterofil

Komunikasi homofil : proses komunikasi yang dilakukan oleh dua individu atau kelompok yang dikategorikan memiliki
kesamaan satu sama lain

Komunikasi heterofil : yaitu proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih,di mana pengirim dan penerima
pesan memiliki latar belakang yang berbeda baik dilihat dari sosial budaya,pendidikan ,agama, maupun karakteristik lainnya

c) Faktor Waktu dan proses pengambilan keputusan


Tahapan dari model proses keputusan inovasi adalah :
1.                Tahap Pengetahuan ( knowledge);
2.                Tahap Bujukan ( persuasion );
3.                Tahap pengambilan keputusan ( decision making );
4.                Tahap implementasi ( implementation );
5.                Tahap konfirmasi ( confirmation )
d) Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan berbagai unit yang saling berhubungan dalam tatanan masyarakat dalam mencapai tujuan yang
diharapkan

Di samping sistem sosial, struktur sosial serta norma sosial dan difusi juga mempengaruhi proses difusi inovasi

Struktur sosial : susunan yang terpola dari berbagai unit dalam sebuah sistem
• Keuntungan adanya struktur sosial :
1.                memberi dorongan stabilitas dan ketaatan akan hukum dalam sistem sosial yang ada;
2.                memprediksi kecenderungan perilaku masyarakat dalam proses difusi inovasi di masyarakat

Norma sosial dan difusi


Dalam kadar tertentu norma dapat dipandang sebagai standar dari suatu tatanan perilaku masyarakat yang dianut,di sisi lain
juga berperan sebagai penghalang atau barriers dari suatu perubahan

Berikut ini beberapa sistem sosial yang melaksanakan kegiatan inovasi pendidikan :
Kegiatan pemeliharaan terbatas ( boundary maintenance operation ),contohnya pelaksanaan sertifikasi guru

Ukuran dan kewilayahan ( size and territoriality ) contohnya pelaksanaan penggabungan sekolah (school merger ) di tingkat
kecamatan

Fasilitas fisik ( physical facilities ),contohnya laboratorium bahasa,program CCTV yang secara nyata menuntut adanya
kelengkapan fasilitas tertentu dengan segala kualifikasi sumber daya penopangnya

Penggunaan waktu ( Time Use ) contohnya program kuliah tri semester per tahun,sistem kelas dengan dua kelompok ( double
shift program )

Tujuan yang ingin dicapai ( goals ) misalnya reformasi metode pembelajaran tertentu seperti inkuiri,belajar aktif,ataupun
pembelajaran kontekstual ( contextual learning ). Memiliki tujuan untuk meningkatkan relevansi,serta efektivitas dan efisiensi
pendidikan

Prosedur yang digunakan ( procedure ),misalnya pembelajaran dengan menggunakan multi media atau pekerjaan laboratorium
dengan sistem prosedur tertentu,pelaksanaan dual progres

Definisi peran ( role definition ),misalnya pelaksanaan team teaching,penggunaan alat bantu mengajar,penelitian tindakan
kelas yang melibatkan guru lain sebagai mitra ataupun pengamat ( collaborator )

Kondisi normatif ( normatif beliefs ) misalnya kegiatan yang berhubungan dengan disiplin kelas
Sistem struktur sosial,misalnya dibentuknya curriculum council,atau struktur organisasi inovasi lainnya seperti MBS dan Komite
sekolah atau Dewan pendidikan di tingkat kabupaten/kota

Metode sosialisasi ( socialization method ) ,misalnya program diploma II PGSD untuk para guru SD yang lulusan SPG ataupun
program penyetaraan guru MI dan MTs

Keterkaitan dengan sistem/instansi lain ( linkage with other system ),misalnya proyek community colleges melibatkan berbagai
pihak termasuk LSM dan masyarakat ataupun program pembangunan rehabilitasi gedung sekolah dasar melibatkan komite
sekolah ( School Block Grant ) dan tidak dilakukan dengan cara tender melalui pihak ketiga

Anda mungkin juga menyukai